Hematospermia
Hematospermia atau hemospermia adlah adanya darah di dalam
ejakulat, biasa ditemukan pada pasien usia usia 30-40 tahun. Kurang
lebih 85-90% mengeluhkan hematospermia berulang. Hematospermia
paling sering disebabkan oleh kelainan pada prostat dan vesikula
seminalis. Paling banyak hematospermia tidak diketahui penyebabnya
dan dapat sembuh sendiri. Hematospermia sekunder dapat
disebabkan oleh paska biopsi prostat, adanya ingeksi vesikula
seminalis atau prostat, atau oleh karsinoma prostat.
Cloudy urine
Cloudy urine adalah urine bewarna keruh dan berbau
busuk akibat adanya infeksi saluran kemih.
Keluhan pada skrotum dan isinya
Keluhan pada daerah ini yang menyebabkan pasien
datang berobat ke dokter adalah, pembesaran buah
akar, varikokel, atau kriptorkismus. Pembesaran
skrotum dapat disebabkan tumor testis, hidrokel,
spermatokel, hematokel atau hernia skrotalis.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien meliputi
pemeriksaan tentang keadaan umum pasien dan
pemeriksaan urologi. Kalainan-kelainan pada
sistem urogenitalia dapat memberikan manifestasi
sistemik, atau tidak jarang pasien-pasien dengan
kelainan di bidang urogenitalia kebetulan
menderita penyakit lain. Hipertensi, edema
tungkai, dan ginekomasti dapat merupakan tanda
dari kelainan sistem urogenitalia.
Pemeriksaan Ginjal
Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau
abdomean sebelah atas harus diperhatikan saat
melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran ini
dapat disebabkan oleh hidronefrosis atau tumor pada
daerah retroperitonial. Palpasi dilakukan secara
bimanual (dengan dua tangan). Tangan kiri
diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat
ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan meraba ginjal
dari depan. Perkusi, yaitu dengan pemeriksaan ketok
ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada
sudut kostovertebra.
Pemeriksaan Buli-buli
Pemeriksaan buli buli harus memperhatikan adanya
benjolan atau jaringan parut bekas irisan/operasi di
suprasiimfisis. Mass di daerah tersebut dapat merupakan
tumor ganas buli buli atau adanya buli buli yang terisi
penuh oleh adanya retensi urine. Dengan palpasi dan
perkusi dapat ditentukan batas atas buli buli.
Pemeriksaan genetalia eksterna
Pada inspeksi genetalia eksterna diperhatikan ada
kelainan penis seperti mikropenis, makropensi,
hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus uretra
eksterna, fimosis, fistel uretro kutan, dan tumor penis.
Striktura uretra anterior yang berat dapat menyebabkan
fibrosis korpus spongiosum yang teraba pada palpasi di
sebelah ventral penis, berupa jaringan keras yang dikenal
sebagai spongiofibrosis.
Pemeriksaan skrotum dan isinya
Perhatikan adanya pembesaran pada skrotum,
perasaan nyeri saat diraba, atau adanya hipoplasia
pada kulit skrotum yang sering dijumpai pada
kriptokismus. Untuk membedakan antara massa
padat dengan massa kistus pada isi skrotum dapat
dilakukan pemeriksaan transiluminasi pada isi
skrotum.
Colok dubur (Rectal Toucher)
Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari
telunjuk (yang sudah diberikan pelicin) ke dalam
lubang dubur. Pada pemeriksaan ini, dinilai (1) tonus
sfingter ani dan refleks bulbo-kavernous (BCR), (2)
adanya massa di lumen rektum, dan (3) menilai
keadaan prostat. Penilaian refleks bulbo-kavernosus
dinilai dengan merasakan adanya reflek jepitan ani
pada jari akibat rangsangan sakit yang diberikan pada
glans penis. Pada wanita yang sudah berkeluarga
dapat dilakukan pula colok vagina untuk menilai
kemungkinan adanya kelainan pada alat kelamin
wanita, seperti massa di serviks, darah di vagina, dan
massa di buli-buli.