Anda di halaman 1dari 29

KEGAWATDARURATAN

SISTEM PERKEMIHAN

Oleh :
Kelompok 3
Machfud Saifudin (2127018)
Amiatun (2127003)
Kistia Rita S (2127015)
Anatomi Sistem Urinaria
Kegawatdaruratan urinaria
merupakan kegawatan di bidang
urologi yang bisa disebabkan oleh
karena trauma maupun bukan trauma.
Urology Emergency
 Non – Trauma
Urosepsis

Retensio Urine
Kolik Ureter atau Kolik Ginjal
Hematuri

 Trauma

Trauma Ginjal
Ruptur Buli
Trauma Penis
Urosepsis

 Urosepsis adalah sepsis yang disebabkan oleh mikrobakteria yang


berasal dari saluran urogenitalia. Bakteri lebih mudah masuk ke
dalam peredaran darah terutama jia pasien mengalami penurunan
sistem kekebalan tubuh, diantaranya adalah pasien: diabetes
melitus, lansia, penderita keganasan, HIV, dan gangguan imunitas
lainya.

Bakteri yang berada dalam peredaran darah akan mengeluarkan


endotoksin yang dapat memacu terjadinya rangkaian septic
cascade. Keadaan ini menimbulkan sindroma respon inflamasi
sistemik (systemic inflamation response syndrome)
Urosepsis
 Urosepsis
timbul karena adanya obstruksi saluran kemih sehingga
kemampuan urine untuk mengeliminasi kuman dari saluran kemih
terganggu.
 Keadaan ini menyebabkan kuman dengan mudah berkembang biak
didalam saluran kemih, menembus mukosa saluran kemih, dan
masuk kedalam sirkulasi darah, sehingga menyebabkan bakterimia.
 Keadaan urologi yang dapat mengakibatkan urosepsis antara lain
batu saluran kemih, hiperplasia prostat, dan keganasan saluran
kemih yang menyebabkan timbulnya hidronefrosis dan bahkan
pionefrosis.
Urosepsis
Gejala klinis
 Gejala klinis pasien urosepsis tergantung pada kelainan organ
urogenitalia yang menjadi sumber infeksi dan sampai seberapa
jauh proses sepsis telah berlangsung. Gambaran klinis yang didapat
antara lain : Demam, Mengigil, Hipotensi, Takikardi, Takipneu
 Sebelumnya didahului oleh gejala kelainan saluran kemih; sistitis,
pielonefritis, epididimitis, prostattitis akut, nyeri pinggang,
keluhan miksi, pasca kateterisasi uretra, atau pasca pembedahan
saluran kemih

•  Sepsis yang telah berlanjut memberi gejala atau tanda-tanda


gangguan bebrapa fungsi organ tubuh, antara lain gangguan pada
fungsi ginjal, kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, dan susunan
saraf pusat.
Urosepsis
Kardiovaskuler
 Perubahan pada sistem hemodinamik dimulai dari fase pre
syok, fase syok awal, atau warm shock, dan syok lanjut
atau cold shock. Timbulnya syok ini adalah akibat dari
menurunya resistesi arteriol. Hingga pada fase syok awal
pasien masih demam dan curah jantung normal, tetapi
pada syok lanjut tampak pasien dalam keadaan letargi,
dingin, dan curah jantung menurun.

Ginjal
Syok yang berkelanjutan akan menimbulkan nekrosis akut pada tubulus
ginjal yang ditandai dengan azotemia, oliguria, hingga anuria. Tampak
adanya gangguan elektrolit dan asidosis metabolik
Urosepsis
Pencernaan
 Terjadi disfungsi hepar yang ditandai dengan ikterus akibat
kolestasis, peningkatan serum bilirubin sampai 10 g/dl
dengan 80% berupa bilirubin direk, dan peningkatan fosfatase
alkali. Manifestasi lain pada saluran cerna adalah perdarahan
saluran cerna akbat stress ulcer dan gangguan perfusi pada
mukosa saluran cerna.

Pernafasan
Tanda awal dari gangguan SSP
pernafasan adalah takipneu, Perubahan status mental
bila tidak segera ditangani antara lain asien menjadi
dapat terjadi distres nafaas bingung, letargi, dan akhirnya
hingga acute respiratory sopor dan koma.
distress syndrome
Tindakan
Urosepsis
 Penanganan urosepsis harus dilakukan secara komperhensif dan
ditujukan terhadap poin-poin berikut:
Penanganan infeksi (eradikasi kuman penyebab infeksi &
Diagnosis
menghilangkan sumber infeksi)
 Untuk menegakkan diagnosis dari urosepsis harus dibuktikan
Akibat
bahwa lanjutyang
bakteri dariberedar
infeksi (SIRS,
didalamsyok sepsis,
darah multiple
(kultur organ
darah) sama
failure)
dengan bakteri yang ada dalam saluran kemih (kulltur urine).
Toksin atau mediator yang dikeluarkan oleh bakteri.
Retensio Urine
Definisi
 Definisi dari retensio urine adalah keadaan penderita yang
tidak dapat berkemih walaupun kandung kemih penuh.
 Pada sumber lain disebutkan bahwa definisi retensio urine
adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan
urine yang terkumpul didalam buli-buli hingga kapasitas
maksimal buli terlampaui.
 Proses miksi terjadi karena koordinasi harmonik antara otot
destrusor buli sebagai penampung dan pemompa urine dengan
uretra yang bertindak sebagai pipa untuk menyalurkan urine.

Etiologi
•  Adanya penyumbatan pada uretra, kontraksi buli-buli yang tidak
adekuat, atau adanya miskoordinasi antara buli-buli dengan uretra
dapat menimbulkan terjadinya retensi urine.
Retensio Urine

Kelemahan Inkoordinasi
Obstruksi
Otot Saraf
Uretra

Kelainan medulla Cedera kauda Benign Prostate


spinalis equina Hyperplasia

Batu Uretra
Kelainan saraf
perifer Fimosis

Parafimosis

Ruptur Uretra

Striktur Uretra

Tumor Uretra
Tindakan
 Tujuan utama tindakan pada retensio urine adalah untuk

dengan cara pemasangan kateter atau cystostomy. Intertvensi

 Untukkasus tertentu tidak perlu pemasangan kateter terlebih dulu,


melainkan dapat langsung dilakukan tindakan definitif terhadap

eksternum atau meatal stenosis, fimosis dan parafimosis dilakukan


sirkumsisi atau dorsumsisi.
Kolik Ureter atau Kolik Ginjal

Kolik ureter atau kolik ginjal adalah nyeri pinggang hebat


yang datangnya mendadak, hilang timbul (intermiten) yang
terjadi akibat spasme otot polos untuk melawan suatu
hambatan. Keluhan nyeri ini bersifat gawat darurat sehingga
harus didiagnosis dengan cepat dan penatalaksanaan yang
tepat.

Serangan kolik harus segera diatasi dengan medikamentosa ataupun


dengan tindakan lain. Obat-obat yang sering dipakai untuk mengatasi
serangan kolik adalah antispasmodik dan analgetik. Namun terapi
konservatif dengan analgetik tidak dianjurkan untuk pasien dengan
resiko urosepsis, obstruksi lama, nyeri persisten, atau adanya
infeksi.
Hematuria

Hematuria berarti didapatkannya sel darah merah pada urine,


pada umumnya dikategorikan baik gross maupun mikroskopik.
Untuk mikroskopik hematuria
Hematuria dapat disebabkan oleh faktor renal (infeksi,
kongenital anomali, tumor, trauma, batu dll.)

Diagnosis pada saat awal adalah dengan memastikan adanya


sel darah merah pada urine. Hal ini penting oleh karena
warna darah pada urine bisa disebabkan oleh:
hemoglobinuria, myoglobinuria, pigmen makanan, zat
pewarna makanan, obat-obatan
Trauma Ginjal

Sebagian besar trauma (ruptur) ginjal terjadi akibat trauma


tumpul. Secara umum, trauma ginjal dibagi dalam tiga kelas :
laserasi ginjal, kostusio ginjal, dan trauma pembuluh darah
ginjal. Semua kelas tersebut memerlukan indeks pengetahuan
klinik yang tinggi dan evaluasi serta penanganan yang cepat.
Ada 2 penyebab utama dari trauma ginjal, yaitu
  1. Trauma tajam

  2. Trauma tumpul
Manifestasi Trauma Ginjal

 Pada trauma tumpul dapat ditemukan jejas di daerah


•  Fraktur
lumbal, costae bagian
sedangkan bawah sering
pada trauma menyertai
tajam tampak cedera
luka. Pada
ginjal. Bila
palpasi hal ini ditemukan
didapatkan sebaiknya
nyeri tekan diperhatikan
daerah lumbal,
keadaan
ketegangan paru apakah sedangkan
otot pinggang, terdapat massa
hematothoraks
jarang
atau pneumothoraks
teraba.
  Nyeri abdomen
•  Hematuria umumya ditemukan
makroskopik merupakanditanda
daerah pinggang
utama cedera
atau perut
saluran bagianDerajat
kemih. atas, dengan intenitas
hematuria tidaknyeri yang
berbanding
bervariasi. Bila kerusakan
dengan tingkat disertai ginjal.
cederaPerluhepar atau limpa
diperhatikan bila
ditemukan adanya tanda
tidak ada hematuria, perdarahancedera
kemungkinan dalam berat
perut.seperti
Bila
terjadi cedera
putusnya traktus
pedikel daridigestivus
ginjal atauditemukan
ureter dariadanya
pelvis tanda
ginjal.
rangsang peritoneum.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda shock.
Pemeriksaan Diagnostik

  Laboratorium : Pemeriksan urinalisis diperhatikan


kekeruhan, warna, pH urin, protein, glukosa dan sel-sel.
Radiologi
  Intravenous Pyelography (IVP)
  Ultrasonografi (USG)
  Angiografi
  Computed Tomography (CT)
  MRI
Trauma Buli
 Pada waktu lahir hingga usia anak, buli-buli terletak di rongga
abdomen, namun seiring bertambahnya usia, tempatnya turun dan
terlindung di dalam kavum pelvis, sehingga kemungkinan mendapat
trauma dari luar jarang terjadi
Trauma Buli
Etiologi
 Kurang lebih 90% trauma adalah akibat fraktur pelvis. Fiksasi buli-
buli pada tulang pelvis oleh fascia endopelvik dan diafragma pelvis
sangat kuat sehingga cedera deselerasi terutama jika titik fiksasi
fascia bergerak pada arah berlawanan (seperti pada fraktur
pelvis), dapat merobek buli-buli.
 Robekan buli-buli karena fraktur elvis juga dapat terjadi akibat
fragmen tulang pelvis merobek dinding buli.
Trauma Buli
 Secara klinis cedera buli-buli dibedakan menjadi kontusio buli
cedera buli ekstraperitoneal, dan cedera buli intraperitoneal. Pada
kontusio buli hanya terdapat memar pada dindingnya, mungkin
terdapat hematom periversikal, namun tidak terjadi ekstravasasi
urine ke luar buli.
 Cedera intraperitoneal merupakan 25-45% dari seluruh kejadian
trauma buli . Sedangkan cedera buli ektraperitoneal + 45-60% dari
seluruh trauma buli.

 Terkadangcedera buli intraperitoneal terjadi bersama dengan


cedera buli ekstraperitoneal (2-12%). Jika tidak mendapat
perawatan dengan segera 10-20% trauma buli dapat berakibat
kematian karena peritonitis atau sepsis.
Trauma Buli

Tanda & gejala


Riwayat trauma pada bagian bawah abdomen
Nyeri supra simfisis
Hematuria

Retensi urine

 Gambaran klinis lain tergantung dari etiologi trauma, nagian buli


yang mengalami cedera (intra/ekstra), adanya organ lain yang
mengalami cedera, serta penyulit yang terjadi akibat trauma
(fraktur pelvis, syok, hematoma perivesika, sepsis, peritonitis,
atau abses perivesika)
Trauma Penis

Trauma yang mencederai penis dapat berupa trauma tumpul,


trauma tajam, terkena mesin pabrik, ruptur tunika
albuguinea, atau strangulasi penis.Pada trauma tumpul atau
terkena mesin, jika tidak terjadi amputasi total, penis cukup
dibersihkan dan dilakukan penjahitan primer. Jika terjadi
amputasi penis total) dan bagian distal dapat diidentifikasi,
dianjurkan dicuci dengan larutan garam fisiologis kemudian
disimpan di dalam kantung es, dan dikirim ke pusat rujukan.
Jika masih mungkin dilakukan replantasi (penyambungan)
secara mikroskopik.
Diagnosa Keperawatan Yang
Mungkin Muncul

 Nyeri berhubungan dengan adanya laserasi/luka


diabdomen lateral
 Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan
kantong fascia meluas sampai ureter (trauma)
 Ketidak efektifan perfui jaringan berhubungan
dengan perdarahan hebat pada dinding anterior
aorta dan vena kava inferior
Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan,
menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan pedoman atau prosedur tekhnis yang telah
ditentukan.

Evaluasi
 
Pengukuran efektifitas intervensi askep yang telah disusun
dan tujuan yang ingin dicapai ada 3 kemungkinan:
 Tujuan tercapai
 Tujuan tercapai sebagian
 Tujuan tidak tercapai

Anda mungkin juga menyukai