Definisi
Diversi urin adalah suatu tindakan membuat lubang pada abdomen untuk
mengalihkan aliran urin dari ginjal ke permukaan abdomen, tindakan ini dilakukan karena
adanya kanker kandung kemih, trauma, sistatis kronis (peradangan pada kandung kemih)
(Potter&Perry). Diversi urin adalah suatu prosedur tindakan untuk mengalihkan keluarnya
urin dari kandung kemih ketempat keluarnya urin yang baru, biasanya melalui lubang yang
dibuat lewat pembedahan pada kulit (stoma).
Diversi urin pernah dilakukan dalam penatalaksanaan malignansi pelvis, defek lahir,
striktur kondisi uretra menyempit sehingga menghambat pengeluaran urin) dan trauma pada
ureter serta uretra, kandung kemih neurologik, infeksi kronis yang menyebabkan kerusakan
ureter serta ginjal yang berat dan sistitis interstisialis yang membandel (Ponterieri-Lewis V
and Vates T Postoperative management of patients undergoing radical cystectomy and
urinary diversion. Medsurg nurs 1993 oct; 2(5):369-374).
Berbagai perdebatan mengenai metode yang terbaik untuk pembuatan diversi urine
yang permanen dari saluran kemih. Usia, kondisi kandung kemih, derajat obesitas, derajat
dilatasi ureter, status fungsi renal dan kemampuan belajar pasien serta keinginannya untuk
berpartisipasi dalam perawatan pasca operatif, semua keadaan tersebut harus
dipertimbangkan dalam menentukan prosedur bedah yang tepat. Indikasi yang mungkin
untuk dilakukannya diversi urinarius
Kanker kandung kemih adalah tumor ganas atau pertumbuhan jaringan yang
abnormal (tumor) pada dinding kandung kemih. Penyakit ini biasanya dijumpai
pada psien yang berusia diatas 50 tahun dan lebih banyak menyerang pria
daripada wanita (Brunner&suddarth, 2001).
b. Trauma
g. Sistisis kronis
Sistitis kronis adalah infeksi kandung kemih berulang dengan berbagai tanda
dan gejala terdiri dari rasa sakit saat berkemih (disuria), frekuensi sedikit
banyaknya berkemih, terjadi mendesak dan kadang adanya nyeri pada daerah
tulang kemaluan. Bakteri Escherichia coli(E. coli) merupakan penyebab utama
terjadinya sistitis.
Klasifikasi
Terdapat dua klasifikasi diversi urin yaitu, diversi ureter oentero kutaneus (bagian dari
intestinum di gunakan untuk membuat tempat penampungan urine yang baru) dan diversi
kutaneus (urine di alihkan oleh sebuah lubang yang di buat pada dinding abdomen).
a. Saluran konvenstional
Ureter dicangkongkan pada suatu bagian ileum terminalis yang sudah diisolir
(ileal conduit) dan kemudaian salah satu lintasan dihubungkan dengan dinding
abdomen. Ureter dapat pula dicangkokakn pada kolon sigmoid yang melintang
(colon conduit) atau pada jejunum pars proksimal (jejunal `conduit). (Razor B.
Continent urinary reservoirs. Semin Oncol Nurs 1993 Nov; 9(4):272-285)
c. Uretero sigmoidostomi
Ureter dimasukkan pada sigmoid dan dengan demikian urin dapat mangalir
lewat kolon serta keluar dari rektum. (Razor B. Continent urinary reservoirs.
Semin Oncol Nurs 1993 Nov; 9(4):272-285)
2. Diversi kutaneus
a. Ureterostomi kutaneus
b. Vesikostomi
Kandung kemih dijahit pada dinding abdomen dan dibuat lubang (stoma)
lewat dinding abdomen serta kandung kemih untuk pengaliran keluar (drainase)
urin. (Razor B. Continent urinary reservoirs. Semin Oncol Nurs 1993 Nov;
9(4):272-285)
c. Nefrostomi
Kateter disisipkan kedalam pelvis renis lewat luka insisi pada pinggang atau
dengan pemasangan kateter perkutan kedalam ginjal. (Razor B. Continent urinary
reservoirs. Semin Oncol Nurs 1993 Nov; 9(4):272-285.
Pemeriksaan penunjang
Prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan kandung kemih menggunakan
sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena serta dapat melihat
kondisi anatomis dari ginjal untuk melihat adanya terjadi kelainan berupa batu
ginjal, pembesaran prostat, tumor pada ginjal, ureter dan kandung kemih
d. CT Scan : Mendefinisikan sel tumor dalam urine ( untuk menentukan adanya dan
tipe tumor).
e. Endoskopi : Tindakan non bedah yang digunakan untuk mengevaluasi usus untuk
di gunakan sebagai saluran.
f. Konduitogram : Mengkaji panjang dan kemampuan mengosongkan saluran dan
adanya struktur,obstruksi,refluks,angulasi, tumor ( mungkin rumit atau
kontraindikasi untuk diversi urin )
Komplikasi
1. Kerusakan anatomosis
2. Sepsis
3. Pembentukan fistula
5. iritasi kulit
Biasanya terjadi karena pemasangan kantung stoma yang tidak benar dan juga
perawatannya yang tidak baikdapat menyebabkan kebocoran sehingga bisa
mengiritasi kulit. Iritasi kulit mungkin juga terjadi oleh karena folikulitis
peristomal, dermatitis kontak / alergi.
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Praoperatif
b. Penatalaksanaan Pascaoperatif
Kateter dan alat drainase dipantau dengan ketat.Volume urin, patensi system
drainase, dan warna drainase dicatat. Penurunanvolume urin atau peningkatan
drainase mendadak segera dilaporkan mungkin. Selang nasogastrik dimasukkan
selama pembedahan untuk menekan traktus gastrointestinal dan untuk mengurangi
tekanan pada anastomosis intestinal. Segera setelah usus berfungsi kembali,yang
dimanifestasikan dengan bising usus,aliran flatus, dan abdomen lunak,maka cairan
dapat diberikan. Berikan infus cairan dan elektrolit. Pasien dibantu untuk ambulasi
sesegera mungkin. Analgesic diberikan sesuai resep untuk meningkatkan
kenyamanan pasien dan kemampuan untuk miring, batuk, dan napas dalam tanpa rasa
nyeri dan idak nyaman berlebihan
DAFTAR PUSKATA