Disusun oleh
Fikri Alfarobi
892310001
ARS UNIVERSITY
2023
1. DEFINISI PENYAKIT
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis
ginjal dan kalises. Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respons
fisiologis terhadap gangguan aliran urine. Meskipun hal ini sering
disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa kasus, seperti
megaureter sekunder untuk refluks pralahir, sistem pengumpulan mungkin
membesar karena tidak adanya obstruksi (Arif Muttaqin dan Kumala Sari,
2012).
Hidronefrosis adalah pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi
aliran keluar urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter
sehingga pelvis membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan ginjal
(Gibson, 2003). Hal ini akan menyebabkan ginjal menggembung dan
menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhinya, tekanan hidronefrosis
yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal sehingga
secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.
2. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi fisiologi perkemihan terdiri dari dua ginjal sbegai
penghasil urin, dua ureter sebagai penghantar urin dari ginjal ke vesika
urinaria,satu vesika urinaria sebagai penampuung urin sebelum dibuang,
satu uretra sebagai saluran pembuangan urin dari vesika urinaria keluar
dari tubuh.
a. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang
peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga
otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan
psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada
orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-
3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat
kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih
beratnya antara 120-150 gram.
Fungsi Ginjal :
1) Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa
metabolisme tubuh.
2) Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3) Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang
dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
4) Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh
5) Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan
mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
Hemostasis Ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan
komposisi air dalam darah.
b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan
gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam
kandung kemih. Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah lapisan otot polos
3) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
4) Vesika urinaria (kandung kemih)
c. Vesika Urinaria
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak 3 sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis ( tulang
kemaluan ). Vesika urinaria mempunyai dua fungsi yaitu :
1) Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan
tubuh.
2) Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar
tubuh. Didalam vesika urinaria mampu menampung urin antara
170 - 230 ml.
d. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari
kandung kemih sampai keluar tubuh. Pada wanita uretra pendek dan
terletak didekat vagina. Pada uretra laki – laki mempunyai panjang
15 – 20 cm
e. Proses Terbentuknya Urin
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-
1,2 juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal.
Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler
glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan
tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus
pengumpul. (Price, 1995) Unit nephron dimulai dari pembuluh
darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus,
darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga
terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira
170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang
disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter,
kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra. Nefron
berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa
cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor.
Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
3. ETIOLOGI
Menurut Parakrama & Clive (2005) penyebab yang bisa
mengakibatkan hidronefrosis adalah sebagai berikut:
a. Hidronefrosis Unilateral
Obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih pada umumnya
disebabkan oleh proses patologik yang letaknya proksimal terhadap
kandung kemih. Keadaan ini berakibat hidronefrosis dan dapat
menyebabkan atrofi serta kehilangan fungsi salah satu ginjal tanpa
menyebabkan gagal ginjal. Penyebab obstruksi unilateral adalah:
1) Obstruksi sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter
dan pelvis renalis)
a) Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke
dalam pelvis renalis terlalu tinggi
b) Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal
bergeser ke bawah
c) Batu di dalam pelvis renalis
d) Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau
vena yang letaknya abnormal, dan tumor
2) Obstruksi adanya penyumbatan dibawah sambungan
ureteropelvic
a) Batu di dalam ureter
b) Tumor di dalam atau di dekat ureter
c) Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi,
terapi penyinaran atau pembedahan
d) Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau
ureter
e) Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling
ureter akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan
(terutama metisergid)
f) Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam
kandung kemih)
g) Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau
organ panggul lainnya
h) Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari
kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat,
peradangan atau kanker
i) Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat
bawaan atau cedera
j) Infeksi saluran kemih yang berat yang untuk sementara
waktu menghalangi kontraksi ureter
3) Penyakit ureter kongenital
4) Penyakit ureter yang didapat
b. Hidronefrosis Bilateral
1) Hyperplasia prostat pada usia lanjut
2) Adanya katup uretra posterior congenital
3) Pasien paraplegia dengan kandung kemih neurogenic
4) Fibrosis retroperitoneum dan keganasan
5) Disfungsi otot ureter yang timbul pada masa kehamilan
4. MANIFESTASI KLINIK
Pasien mungkin asimtomatik jika terjadi secara bertahap. Obstruksi
akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi
infeksi maka terjadi disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria
akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada.
Manifestasi klinis yang sering muncul pada hidronefrosis unilateral,
diantaranya (smeltzer dan Bare,2002):
a. Aliran urin berkurang
b. Jika infeksi, gejala yang muncul yaitu disuria, menggigil dan nyeri
tekan serta pyuria
c. Nyeri kolik pada sisi ginjal yang terkena
d. Mual, muntah, abdomen terasa penuh
e. Nyeri hebat ginjal atau nyeri samar dibagian dipanggu dan pinggang
f. Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis
renalis
g. Air kemih dari 10% penderita mengandung darah
Jika kedua ginjal terkena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan
muncul, seperti:
a. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium);
b. Gagal jantung kongestif;
c. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi);
d. Pruritis (gatal kulit);
e. Butiran uremik (kristal urea pada kulit);
f. Anoreksia, mual, muntah, cegukan;
g. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang;
h. Amenore, atrofi testikuler.(Smeltzer dan Bare, 2002)
5. PATOFISIOLOGI
Obstruksi total akut ureter pada binatang percobaan menyebabkan
pelebaran mendadak dan peningkatan tekanan lumen bagian proksimal
tempat obstruksi. Filtrasi glomerulus tetap berlangsung dengan
peningkatan filtrasi pada tubulus dan penumpukan cairan di ruang
interstisium. Peningkatan tekanan interstisium menyebabkan disfungsi
tubulus. Kerusakan nefron ireversibel terjadi dalam waktu kira-kira 3
minggu. Pada obstruksi parsial, kerusakan ireversibel terjadi dalam waktu
yang lebih lama dan bergantung pada derajat obstruksi. Sebagian besar
penyebab obstruksi saluran kemih yang diuraikan diatas menyebabkan
obstruksi parsial lambat terhadap aliran urine. Keadaan ini menyebabkan
hidronefrosis dan atrofi korteks ginjal progresif akibat kerusakan nefron
yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Hanya
hidronefrosis bilateral yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Statis urine
akibat obstruksi meningkatakan insidensi pielonefritis akut dan
pembentukan batu saluran kemih yang keduanya dapat memperberat
obstruksi.
Obstruksi ureter akut oleh batu, bekuan darah, atau kerak papila
renalis akan menyebabkan kolik ureter akibat peningkatan peristalsis
ureter. Kolik ureter merupakan nyeri intermitten yang sering kali sangat
berat pada sudut ginjal posterior dan menjalar disekitar pinggang (flank)
menuju daerah pubis. obstruksi unilateral kronis biasanya asimtomatik
bahkan pada obstruksi total dan umumnya berlanjut dengan kerusakan
ginjal permanen sebelum terdeteksi. Obstruksi parsial bilateral kronis
memberikan gambaran gagal ginjal kronis progresif, meliputi hipertensi,
kegagalan fungsi tubulus (poliuria, asidosis tubulus renalis, dan
hiponatremia), dan timbulnya batu saluran kemih atau pielonefritis akut.
Penanganan pasien tersebut dapat mengembalikan fungsi tubulus menjadi
normal bila dilakukan secara dini. Obstruksi bilateral total meneyebabkan
gagal ginjal akut tipe pascaginjal dan selanjutnya dengan cepat menuju
ekmatian bila tidak segera dikoreksi. Oleh karena itu, keadaan ini
termasuk kegawatdaruratan medis (Kimberly, 2011).
Sedangkan menurut Vinay Kumar, dkk (2007) Obstruksi bilateral
total menyebabkan anoria, yang menyebabkan pasien segera berobat.
Apabila obstruksi terletak dibawah kandung kemih, gejala dominant
adalah keluhan peregangan kandung kemih. Secara paradoks, obstruksi
bilateral inkomplit menyebabkan poliuria bukan oliguria, akibat
terganggunya kemampuan tubulus memekatkan urin dan hal ini dapat
menyamarkan sifat asli kelainan ginjal. Sayangnya, hidronefrosis
unilateral dapat tetap asintomatik dalam jangka lama, kecuali apabila
ginjal yang lain tidak berfungsi karena suatu sebab. Ginjal yang membesar
sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemerksaan fisik rutin.
Kadang-kadang penyebab dasar hidronefrosis, seperti kalkulus ginjal atau
tumor obstruktif, menimbulkan gejala yang secara tidak langsung
menimbulkan perhatian ke hifronefrosis. Dihilangkanya obstruksi dalam
beberapa minggu biasanya memungkinkan pemulihan total fungsi, namun
seiring dengan waktu perubahan menjadi ireversibel
Kehamilan Tumor, Batu ginjal Kongenitall Infeksi Refluk air
kanker saluran kemih
kemih
Pembesaran
uterus Dilatasi
Terbentuk ureter
jaringan
Membentuk parut
masa di
saluran kemih
Obstruksi saluran
kemih
HIDRONEFROSIS
Hydronefrosis
hypertermi