Anda di halaman 1dari 23

Akut Abdomen

Ialah kegawatan di rongga perut kondisi di mana gejala utamanya nyeri perut, terjadi secara tiba-
tiba dan untuk penanggulangannya biasanya tindakan pembedahan perlu dilakukan.
Tabel: Proses patologik yang menyebabkan gawat abdomen
Penyebab Contoh
Radang Appendicitis akut, perforasi apendiks, perforasi
tukak lambung, perforasi usus akibat typhoid,
pankreatitis akut, kolesisitisis akut, adneksitis
akut
Ileus Obstruktif Hernia inkaserata, volvulus usus
Iskemia Hernia strangulate, volvulus, kelainan atau
penyumbatan vascular
Perdarahan Kehamilan ektopik, aneurisma yang pecah
Cedera Perforasi organ berongga, perdarahan limpa
atau hati

Tabel: Diagnosis banding abdomen akut


Abdomen kanan atas Abdomen kiri atas
Kolesistisis akut Rupture limpa
Pankreatitis akut Perforasilambung
Perforasi tukak peptic Pankreatitis akut
Hepatitis akut Aneurisma aorta pecah
Kongestif hepatomegaly akut Perforasi kolon
Abses hati Pneumonia dengan reaksi pleura
Pneumonia dengan reaksi pleura Pielonefritis akut
Pielonefritis akut MCI
Angina pectoris
Abdomen kanan bawah Abdomen kiri bawah
Endometriosis Diverticulitis
KET Adneksitis/endometriosis
Kista ovarium terpuntir KET

1 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Puntiran apendises epiploicae Kista ovarium terpuntir
Hernia inkaserata Hernia inkaserata
Diverticulitis Perforasi kolon/sigmoid
Ileitis regional Abses psoas
Perforasi caecum Batu ureter
Abses psoas
Batu ureter
Adenitis mesenteric
Periumbilikal
Obstruksi usus
Apendisitis
Pankreatitis akut
Okulsi pembuluh darah mesenterial
Hernia stangulasi
Rupture aneurisma aorta
Diverticulitis
Tanda pemeriksaan fisik pada berbagai gambaran gawat abdomen
Keadaan Tanda klinis penting
Awal perforasi saluran cerna / saluran lain Perut tampak cekung (awal), tegang: bunyi
usus kurang aktif (lanjut). Pekak hati hilang.
Nyeri tekan, defans muskuler
Peritonitis Penderita tidak bergerak, bunyi usus hilang
(lanjut), nyeri batauk, nyeri gerak, nyeri lepas,
defans muscular, tanda infeksi umum, keadaan
umum menurun
Massa infeksi atau abses Nyeri pada massa, uji local (psoas sign), tanda
umum radang
Obstruksi usus distensi perut; peristaltic hebat yang tampak di
di dinding perut, terdengar (borborigmi), dan
terasa (oleh penderita yang bergerak) ; tidak
ada rangsangan peritoneum

2 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Ileus paralitik Distensi, bunyi peristaltic kurang atau hilang,
tidak ada nyeri tekan local. Pada
iskemia/strangulasi distensi tidak jelas, bunyi
usus mungkin ada, nyeri hebat sekali, nyeri
tekan kurang jelas, jika kena usus mungkin
keluar darah dari rectum, tanda toksik
Perdarahan Pucat, syok, mungkin distensi, berdenyut jika
aneurisma aorta, nyeri tekan local pada
kehamilan ektopik, cairan bebas (pekak),
anemia.

Peritonitis
Definisi peradangan pada peritoneum
Gambaran klinis
Gejala: Tanda:
 Demam tinggi  Distensi abdomen
 Nausea, vomiting  Nyeri tekan difus
 Nyeri abdomen  Defans muscular
 Perut kembung  Pekak hepar menghilang  pada
 Tidak dapat flatus dan defekasi  ileus perforasi usus
 Rectal touche: penurunan tonus
sphincter anal
Pemeiksaan penunjang
─ Pemeriksaan laboratorium : leukositosis
─ Pemeriksaan radiologi :
 Lemak pre-peritoneal tidak terlihat jelas
 Daerah lusen pada subdiafragma
Terapi
 Pemasangan NGT
 Pemasanga katater
 Rehidrasi
3 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-
 Pemberian antibiotic
 Operasi
Ileus obstruksi
Definisi gangguan pasase usus akibat adanya sumbatan/hambatan lumen usus akibat perlekatan
atau massa tumor. Adanya sumbatan ini akan menyebabkan peristaltic usus meningkat sebagai
usaha untuk mengatasi hambatan.
Gambaran Klinis
1. Subjektif
 Sakit perut hebat yang sifatnya hilang timbul
 Anoreksi, nausea, dan vomitus. Pada ileus obstruktif tinggi, muntah lebih sering terjadi
 Tidak bisa flatus dan defekasi
 Adanya riwayat laparotomy sebelumnya  obstruksi akibat adhesi pasca laparotomy
 Adanya riwayat gangguan pola defekasi, BAB campur darah / lender, penurunan berat
badan, anemia  obstruksi akibat neoplasma
2. Pemeriksaan fisik
 Penderita kesakitan / gelisah, hingga dehidrasi / syok
 Tampak gambaran kontur usus (darm contour) dan gerak peristaltic usus (darm steifung)
pada dinding abdomen
 Bising usus meninggi terdengar sampai metallic sound
 Colok dubur: ampula rekti kolaps pada obstruksi rendah
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium: Analisis gas darah dan elektrolit (melihat adanya gangguan
keseimbangan asam basa)
 Pemeriksaan radiologi: Foto polos abdomen tiga posisi terlihat gambaran usus step ledder
pettern dan air fluid level. Bagian distal kolon tidak terisi udara  adanya sumbatan.
Penanganan
Penanganan awal:
 Perbaiki keadaan umum
 Pemasangan infus untuk rehidrasi
 Koreksi elektrolit / asam basa

4 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Pemasangan katater urin  monitoring cairan
 Berikan antibiotic
 Pemasangan pipa lambung  mengurangi tekanan intraabdominal
 Bila jelas disebabkan oleh obstruksi, maka penanganan selanjutnya adalah dengan
tindakan laparotomy eksplorasi untuk menghilangkan penyebab sumbatan.
Trauma Abdomen
Indikasi laparotomy pada orang dewasa
1. Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan dugaan perdarahan intrabdominal secara
klinis
2. Trauma tumpul abdomen dengan FAST (+) ataupun DPL (+)
3. Hipotensi pada luka tusuk tembus abdomen
4. Luka tembak menyebrang rongga peritoneum
5. Eviserasi omentum atau usus
6. Perdarahan dari gaster, rectum, atau traktus urogenital pada luka tusuk
7. Adanya peritonitis
8. Udara bebas, udara retroperitoneal, atau rupture diagfragma pada trauma tumpul
9. CT Scan dengan kontras memperlihatkan ruptur saluran cerna, cedera buli-buli
intraperitoneal, cedera pembuluh darah ginjal, ataupun kerusakan parenkim viscera
sesudah trauma tumpul atau tajam
Penilaian dengan trauma abdomen
Anamnesis
Mekanisme trauma
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : adanya jejas, laserasi, luka tusuk, bagian usus / omentum yang keluar, status
kehamilan
Auskultasi : mendengarkan bising usus
Darah bebas di peritoneum atau gastrointestinal dapat mengakibatkan ileus  bising usus hilang
Perkusi : redup bila terjadi hemoperitoneum
Palpasi : nyeri tekan abdomen  tanda-tanda peritonitis
Evaluasi luka tusuk
Menilai stabilitas pelvis

5 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Pemeriksaan penis, vagina, perineum, dan rectum
Pemeriksaan gluteus
Pemeriksaan Penunjang
Pengambilan sampel darah dan urin
Pemeriksaan radiologi X-Ray, pemeriksaan X-ray dengan kontras, DPL, FAST, CT Scan
Rupture Limpa
Diagnosis
Anamnesis: riwayat trauma
Pemeriksaan fisik:
Tanda fisik yang ditemukan pada rupture limpa bergantung pada ada tidaknya organ lain yang
ikut cedera, banyak sedikitnya perdarahan, da nada tidaknya kontaminasi rongga peritoneum.
o Nyeri pada perut bagian atas
o Penderita pada umumnya berada dalam berbagai tingkat renjat hipovelemia
o Terdapat jejas di pinggang kiri atau perut kiri atas
o Patah tulang iga kiri bawah
o Tanda umum perdarahan (hipotensi, takikardi, anemia)
o Tanda massa di perut kiri atas
o Tanda cairan bebas di dalam rongga perut
o Tanda iritasi peritoneum local (Kher*) atau iritasi umum
*Tanda Kehr  nyeri alih (referred pain) melalui n.frenikus ke puncak bahu kiri jika ada
rangsangan pada permukaan baah peritoneum atau diafragma
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan darah lengkap  anemia, leukositosis
 Pemeriksaan hematocrit berulang
 Pemeriksaan foto abdomen  mungkin tampak gambaran patah tulang iga kiri,
peninggian diafragma kiri, bayangan limpa yang membesar, dan adanya desakan terhadap
lambung kea rah garis tengah
 Paresentesis abdomen  dilakukan jika gejala klinis rupture limpa diragukan

6 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Penanganan
 Transfuse darah
 Splenografi, pembungkusan, atau splenektomi dengan transplantasi
 Observasi
Trauma Hepatobilier
Gejala Klinis
Gejala klinis trauma hepar adalah perdaraha intraabdominal
Tanda sistemik: gejala hipovolemik, pucat, oligouri, takikardi, hipotensi, kesadaran menurun
Tanda local: nyeri perut difus, defans muscular, nyeri tekan, peristaltic menurun
Komplikasi
Perdarahan, infeksi, kebocoran empedu, hemobilia traumatic.
Hemobilia traumatic adalah perdarahan ke dalam saluran empedu karena cedera. Trias
hemobilia:
o Tanda perdarahan saluran cerna bagian atas (hematemesis dan melena)
o Icterus
o Nyeri perut kanan atas
Terapi
Trauma tumpul  konservatif. Terapi konservatif harus dihentikan bila terdapat tanda-tanda
perdarahan yang terus-menerus meski telah dilakukan koreksi terhadap penyakit penyebab
koagulopati dan jika terdapat tanda generalized peritonitis.
Penanganan konservatif
o Bedrest
o Transfuse darah
o Koagulan
o Antibiotic
─ Trauma tajam  eksplorasi abdomen
Penanganan operatif: control perdarahan dengan ligase, tampon sementara, drainase.
Indikasi operasi:
o Syok yang belum teratasi dengan tindakan konservatif
o Bila leakage / ascites klinis terlihat distensi abdomen, febris, dan ikterik.
o USG: intraperitoneal fluid

7 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Kolelitiasis
penyakit batu empedu yang dapat ditemukan dalam kandung empedu atau di dalam kandung
empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedauanya.
Tiga jenis batu empedu:
Batu kolesterol
Batu pigmen atau batu biluru
Kolesistisis Akut
Reaksi inflamasi kandung empedu dengan/tanpa adanya batu, akibat infeksi bacterial akut yang
disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nteri tekan dan panas badan.
Anamnesis
Nyeri epigastrium atau perut kanan atas yang dapat menjalar ke daerah pundak skapula kanan
(berlangsung 60 menit tanpa reda)
Demam
Nyeri dirasakan tengah malam/ pagi hari
Penjalaran dapat kesisi kiri menstimulasi angina pectoris
Nyeri timbul diprepitasi oleh makanan tinggi lemak
Palpasi abdomen/yawning
Pemeriksaan Fisik

Apendisitis Akut
Peradangan pada apendiks
Diagnosis
Riwayat sakit:
Sakit di sekitar umbilicus dan epigastrium disertai anoreksia, nausea, dan sebagian dengan
muntah. Beberapa jam kemudian diikuti oleh sakit perut kanan bawah disertai kenaikan suhu
tubuh.
Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung:
 Nyeri kanan bawahpada tekanan kiri (rovsing sign)
 Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskan (blumberg sign)
 Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti napas dalam, berjalan, mengedan.

8 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Nyeri saat batuk (Dunphy Sign)
Pemeriksaan Fisik
Demam ringan dengan suhu 37,5˚C – 38,5˚C. Bila suhu lebih tinggi mungkin sudah perforasi.
Inspeksi perut: kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan
perut kanan bawah bisa dilihat pada massa/abses periapendikular.
Palpasi: nyeri terbatas pada region iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. Nyeri tekan pada perut
kanan bawah (region mc. Burney)
Rovsing sign: nyeri perut kanan bawah. Jika pekak hilang  perforasi
Auskultasi: peristaltic usus sering normal. Dapat juga menghilang akibat adanya ileus paralitik
pada peritonitis generalisata yang disebabkan oleh appendicitis perfotrata.
Rectal Touché
Nyeri pada pukul 10-11  pada apendisitis pelvika.
Sfingter ani longgar  pada peritonitis
Uji tambahan:
Psoas sign  rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif
sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila appendiks yang meradang
menempelpada otot psoas mayor, tindakan ini akan menimbulkan nyeri.
Obturator sign -> fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Nyeri timbul bila
appendiks yang meradang bersentuhan dengan otot abturator interna  nyeri pada appendicitis
pelvika.
 Keadaan umum penderita terlihat sakit
 Suhu tubuh naik ringan pada apendisitis sederhana. Suhu tubuh meninggi dan menetap
sekitar 37,5˚C atau lebih bila terjadi perforasi.
 Dehidrasi ringan sampai berat tergantung derajat sakitnya. Dehidrasi berat pada
apendisitis perforasi dengan peritonitis umum.
 Abdomen: tanda-tanda rangsang peritoneal kuadran kanan bawah. Pada perforasi lebih
jelas, seperti defans muscular, nyeri ketok dan nyeri tekan.
 Tanda-tanda obstruksi usus paralitik akibat proses peritonitis local atau umum.
Pemeriksaan Radiologi
 Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran perselubunga, mungkin terlihat
“ileal atau caecal ileus” (gambaran garis permukaan cairan-udara di sekum atau ileum).
9 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-
 Patognomonik bila terlhat gambaran fekolit.
 Foto polos pada apendisitis perforasi:
a. Gambaran perselubungan lebih jelas dan dapat tidak terbatas di kuadran kanan bawah;
b. Penebalan dinding ususdi sekitar letak apendiks, seperti sekum dan ileum.
c. Garis lemak pra peritoneal menghilang
d. Scoliosis ke kanan
e. Tanda-tanda obstruksi usus seperti garis-garis permukaan cairan akibat paralisis usus-
usus local di daerah proses infeksi.
Laboratorium
Pemeriksaan darah: lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana. Lebih dari 13.000/mm3
umumnya pada apendisitis perforasi. Hitung jenis: terdapat pergeseran ke kiri.
Terapi
Apendisitis perforasi
Persiapan prabedah: pemasangan sonde lambung dan tindakan dekompresi. Rehidrasi.
Penurunan suhu tubuh. Antibiotika spectrum luas dosis cukup, diberikan secara intravena.
Apendisitis dengan penyulit peritonitis umum
Persiapan prabedah:
─ Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
─ Pemasangan katater untuk control produksi urin
─ Rehidrasi
─ Antibiotika dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena
─ Obat-obat penurun panas
Pembedahan
Pembedahan dilakukan bila rehidrasi dan usaha penurunan suhu tubuh telah tercapai. Suhu tubuh
tidak melebihi 38˚, produksi urin berkisar 1-2 ml kg/jam. Nadi di bawah 120 kali per menit.
Komplikasi
Massa periapendikular  riwayat klasik apedisitis akut yang diikuti dengan adanya massa
yang nyeri di region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa atau
abses periapendikuler.
Appendicitis perforate  peritonitis purulent yang ditandai dengan:
 Demam tinggi

10 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Nyeri makin hebat yang meliputi seluruh perut
 Perut menjadi tegang dan kembng
 Nyeri tekan dan defans muskuler terjadi di seluruh perut
 Perut menjadi tegang dan kembung
 Nyeri tekan dan defans muscular terjadi di seluruh perut, mungkin disertai dengan
pungtum maksimum di region iliaka kanan
 Peristaltic usus dapat menurun sampai menghilang akibat adanya ileus paralitik
Appendicitis kronik ditegakkan bila semua syarat ini dipenuhi:
 Riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu
 Terbukti terjadi radang kronik appendiks baik secara makroskopik maupun mikroskopik
 Keluhan menghilang pasca appendektomi
Kriteria mikroskopik:
o Fibrosis menyeluruh pada dinding apendiks
o Sumbatan parsial atau total pada lumen apendiks
o Adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa
o Infiltrasi sel inflamasi kronik
Karsinoma Kolorektal
Gambaran klinis
Anamnesis :
─ Perubahan pola buang air besar
Karsinoma kolon kanan  obstruksi tumor yang menyebabkan perubahan pola buang air
besar lambat terjadi diakibatkan oleh lumen yang lebih besar, bentuk tumor yang tidak
sirkuler, konsistensi fases yang masih cair.
Karsinoma kolon kiri  perubahan pola buang air besar sangat menonjol berupa
konstipasi hingga obstruksi total
─ Perdarahan
Karsinoma kolon kanan  perdarahan yang terjadi berlangsung sedikit-sedikit dan sukar
dilihat dengan mata telanjang (occult bleeding)  pasien anemis tanpa diketahui
penyebabnya. Anemia berlangsung lama  pasien lemah, anoreksia, gangguan
pencernaan  berat badan menurun.
Karsinoma kolon kiri  perdarahan per rektal
11 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-
─ Nyeri
Karsinoma kolon kanan  nyeri berasal dari daerah epigastrium
Karsinoma kolon kiri  nyeri berasal dari daerah di bawah umbilicus
─ Perasaan buang air besar tidak puas  karsinoma rektal
Nyeri di daerah perianal muncul jika tumor sudah infiltrasi ke bagian posterior yaitu
pleksus sakralis.
Pemeriksaan Fisik:
─ Palpasi
─ Karsinoma kolon kanan : tampak massa pada fossa iliaca dextra
─ Karsinoma kolon kiri : biasanya tidak teraba massa karena meskipun ukuran tumor masih
kecil dan tidak teraba, penderita sudah datang mencari pertolongan karena tanda-tanda
obstruksi.
─ Rectal touché : karsinoma rektal  tumor dapat mudah diraba pada 75% kasus
Pemeriksaan penunjang
─ Barium enema (colon inloop)  melihat letak tumor tetapi kurang efektif untuk tumor di
atas rektosigmoid
─ Barium Double Contrast  lebih sensitive
─ Rektosigmoidioskopi
─ Kolonskopi  untuk melihat mukosa kolon secara keseluruhan
─ Carcinoembryonic antigen (CEA)  tidak spesifik untuk karsinoma kolorektal. Kadar
CEA meninggi pada kasus-kasus keganasan pada traktus gastrointestinal.
Terapi
─ Tumor caecum/kolon ascenden  hemikolektomi dextra dilanjutkan anastomosis end to
end
─ Tumor sigmoid  reseksi kolon sigmoid
─ Tumor rectum 1/3 proksimal  reaksi dengan mempertahankan sfingter anus
─ Tumor rectum 1/3 distal  amputasi rectum melalui reseksi abdominoperianeal Quenu-
Miles. Anus turut dikelurkan.
Hernia
Merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan.

12 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Klasifikasi hernia
Berdasarkan Berdasarkan letak Berdasarkan Berdasarkan arah
terjadinya gambaran klinis penonjolan
Kongenital Hernia ingunalis Hernia reponibilis Hernia eksterna
Akuisita Hernia femoralis Hernia ireponibilis Hernia interna
Hernia diafragmatica
Hernia umbilicalis
o Hernia reponibilis  isi hernia dapat masuk.usus keluar ketika mengedan atau berdiri,
dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk perut. Selama hernia masih
reponibilis. Tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
o Hernia ireponibilis  isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut.
o Hernia akreta  terdapat perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
o Hernia inkaserata & strangulate  terjadi bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga
isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya
terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis, hernia istilah hernia inkaserata
dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai gangguan pasase. Hernia strangulate
digunakan untuk menyebut hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.
o Hernia richter  hernia yang disertai dengan strangulasi namun strangulasi hanya
menjepit sebagian dinding usus. Ileus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan
benjolan hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosis waktu laparotomy.
Fimosis
Definisi
Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke
korona glandis.
Gambaran Klinis
1. Gangguan aliran urin berupa sulit kencing, pancaran urin megecil, menggelembungnya
penis saat miksi, dan menimbulkan retensi urin.
2. Hygiene local yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi yaitu posititis,
balanitis, balanopstitis.
Dapat terjadi corpus smegma yaitu timbunan smegma di dalam sakus prepusium penis.
Terapi

13 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan, karena dapat menimbulkan luka
dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sehingga akan terbentuk fimosis sekunder.
 Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi
atau infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi, dimana pada fimosis
disertai balanitis / postitis harus diberikan antibiotika terlebih dahulu.
Parafimosis
Definisi
Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis di belakang sulkus koronarius.
Terapi
1. Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara normal dengan teknik memijat glans
selama 3-5 menit. Diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan prepusium
dikembalikan pada tempatnya.
2. Jika tidak berhasil maka dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat
dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses inflamasi menghilang, pasien
dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi.

Varikokel
Definisi
Pelebaran atau dilatasi pembuluh darah vena yang abnormal dari pleksus venosus pampiniformis
di daerah funikulus spermatikus dan di testis/epididymis akibat gangguan aliran darah balik vena
spermatica interna
Gejala Klinis
Benjolan pada skrotum (skrotum membesar)
Rasa nyeri, kurang enak, ngilu atau rasa berat pada sisi yang terkena
Beberapa pasien asimptomatik juga datang dengan keluhan infertile setelah beberapa tahun
kawin.
Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis

14 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Pemeriksaan fisis dilakukan dalam posisi pasien berbaring dan berdiri dengan melihat dan
meraba adanya pembesaran skrotum yang teraba seperti meraba cacing dalam kantong (bag of
worms)
Secara klinis varikokel dibagi dalam 4 grade :
Grade I : Varikokel yang teraba sesudah melakukan maneuver valsava (mengedan kuat) dalam
posisi berdiri
Grade II : Varikokel terlihat dan teraba sesudah melakukan maneuver valsava dalam posisi
berdiri tetapi hilang dalam posisi berbaring
Grade III : dalam posisi berdiri, varikokel terlihat dan teraba dengan jelas, posisi berbaring masih
terlihat dengan jelas.
Grade IV : Sama dengan grade III tetapi biasanya sudah disertai keluhan rasa berat, ngilu, dan
nyeri.
Pemeriksaan penunjang
USG Doppler dan venografi (jarang dilakukan karena dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis
biasanya sudah dapat ditegakkan diagnosis).
Terapi
─ Konservatif
Grade I dan II yang tidak bergejala diobservasi dan diberi obat penenang. Perlu juga
dilakukan analisa sperma. Jika terjadi oligozoospermi sebaiknya operasi. Pada orang
dengan pekerjaan banyak resiko misalnya tentara, polisi, pekerja kasar sebaiknya operasi
untuk mencegah hematokel akibat perdarahan dari trauma.
─ Operatif
Indikasi : mengatasi infertilitas dan mencegah perdarahan serta mengurangi gejala yang
dialami pasien seperti rasa nyeri dan ngilu.
Tindakan bedah : memotong dan mengikat pembuluh darah vena spermatica interna atau
cabang dari pleksus pampiniformis.
Hidrokel
Definisi penimbunan cairan berlebihan dalam rongga tunika vaginalis atau prossesus
vaginalis.termasuk kelainan pada rongga skrotum yang menyebabkan pembesaran skrotum.
Klasifikasi
Terdapat tiga tipe hidrokel :

15 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


1. Hidrokel kongenital. Terjadi sejak lahir akibat prossesus vaginalis yang tidak
berobliterasi secara sempurna.
2. Hidrokel
Sering terjadi dan penyebabnya belum jelas. Diduga akibat adanya rangsangan pada lamina
visceralis yang menyebabkan sekresi cairan berlebihan
3. Hidrokel simptomatik (sekunder). Terjadi akibat adanya penyakit lain misalnya orkitis,
epididymitis, tumor testis atau torsio testis yang merangsang tunika vaginalis mensekresi
cairan dalam rongga tersebut.
Menurut lokalisasi, hidrokel terbagi menjadi :
1. Hidrokel testikularis
2. Hidrokel funikularis atau funikulokel
3. Hidrokel inguinalis
4. Hidrokel dengan hernia di atasnya
Gejala klinis
─ Pembengkakan skrotum kiri atau kanan
─ Kongenital dna idiopatik/primer  asimptomatik
Sekunder  kelainan pada testis atau epididymis yang menyebabkan terganggunya sisitem
sekresi atau resorbsi cairan di kantong hidrokel
Diagnostic
Pemeriksaan Fisis
Tes transiluminasi (+)  skrotum tembus cahaya dengan senter.
Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan aspirasi cairan dan dilakukan pemeriksaan : BTA, sitology, kultur, dan tes
sensitivitas, dan jika dicurigai kasus filarial dapat dilakukan pemeriksaan darah untuk mikro
filaria.
Terapi
─ Hidrokel kongenital  kadang hilang spontan terabsorbsi jika hingga 1 tahun tidak
hilang atau tambah besar  operasi
Dapat dilakukan aspirasi dan jika setelah dilakukan aspirasi dan timbul lagi  operasi.
─ Hidrokel idiopatik

16 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Harus dilakukan operasi kecuali pada orang tua atau keadaan umum jelek. Dapat dilakukan
aspirasi untuk mengurangi ketegangan dan dilakukan berulang-ulang sampai keadaan
memungkinkan untuk operasi.
─ Hidrokel simptomatik
Pengobatan terutama ditujukan kepada penyakit yang mendasari.
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)
Definisi terjadi pembesaran/hyperplasia kelenjar periurethral yang mendesak jaringan prostat ke
perifer
Diagnosis
IPSS  sistem skor yang terstandarisasi yang berfungsi untuk menilai dan memantau keadaan
pasien dengan BPH
Pemeriksaan Fisik
─ Pemeriksaan fisik daerah suprapubik  melihat adanya distensi buli-buli akibat retensi
urin.
─ Pemeriksaan colok dubur  menilai pembesaran prostat, konsistensi prostat, dan adanya
nodul yang merupakan tanda dari keganasan prostat.
Jika terdapat nyeri tekan pada prostat  prostatitis
Konsistensi prostat kenyal  kemungkinan jinak/BPH.
Konsistensi prostat keras atau berbenjol-benjol  dicurigai suatu keganasan
Gejala Klinis
Obstrukif Iritatif
Hesitancy  perlu waktu bila mau miksi Frecuency (miksi >8x/hari) karena
Straining  miksi mengejan pengosongan vesika urinaria tidak sempurna,
Weak Stream  pancaran miksi lemah pembesaran prostat ke vesika urinaria,
hipertrofi m.detrusor
Prolonged Micturition  miksi perlu waktu Urgency  non kordinasi antara kontraksi
lama m.detrusor dengan relaksasi m.sphincter
Retensi urin Urge incontinence  tidak bisa menahan
miksi
Inkontinensia paradox Disuria
Pemeriksaan Penunjang

17 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


─ Urinalisis  meniali leukosituria dan hematuria
─ PSA (Prostate Specific Antigen)  membedakan suatu keganasan atau tumor jinak. PSA
sangat penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya karsinoma prostat.
─ Catatan urinarius bagia bawah  dengan mencatat kapan dan berapa volume asupan
cairan serta kapan dan berapa volume urin.
─ Uroflometri  noninvasive, digunakan untuk menilai obstruksi saluran kemih bagian
bawah
─ Residual urin, invasive  kataterisasi, noninvasive  USG
─ Pencitraan traktus urinarius (IVP dan USG)
Jarang dilakukan pada BPH kecuali jika pada pemeriksaan awal didapatkan (a) hematuria
(b) infeksi saluran kemih (c) insufisiensi renal (d) riwayat batu ginjal (e) riwayat pernah
melakukan operasi pada saluran urogenitalia
─ Uretrositoskopi
Pemeriksaan invasive dan dilakukan pada saat akan dilakukan tindakan bedah untuk
menentukan tindakan bedah mana yang akan dilakukan (TUIP, TURP, atau prostatektomi
terbuka). Pemeriksaan ini dapat mengetahu keadaan uretra pars prostatika dan buli-buli.
─ Urodinamik  lebih bagus dibandingkan uroflometri karena dapat membedakan
pancaran urin yang lemah disebabkan oleh kelemahan kontraksi otot detrusor atau
obstruksi buli-buli atau uretra.
Batu Saluran Kemih
Definisi batu saluran kemih (BSK) merupakan suatu kondisi didapatkannya batu di dalam
saluran kemih (mulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior).
Gambaran Klinis
Tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit/komplikasi yang telah terjadi.
Penyakit BSK dapat memberikan gejala klinis yang sangat bervariasi, dari yang tanpa keluhan
sampai dengan keluhan yang sangat berat.
Keluhan umum pasien dengan BSK:
 Nyeri pinggang yang dapat bersifat kolik ataupun bukan kolik. Nyeri tersebut terasa
mulai dari pinggang menjalar ke depan dan ke arah kemaluan
 Nausea dan muntah
 Dysuria

18 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Hematuria
 Retensi urin  batu pada uretra atau leher buli buli.
 Keluhan ini dapat disertai dengan penyulit berupa demam, tanda-tanda gagal ginjal
Demam  merupakan urosepsis dan ini merupakan kedaruratan Urologi.
Batu Pelvis Ginjal:
Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus
dan hebat karena adanya pielonefrosis.
Batu Ureter
Nyeri kolik yang disebabkan karena sumbatan pada ureter. Nyeri disertai mual dengan atau tanpa
muntah dengan nyeri alih khas. Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama kolik
akan terjadi berulang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada urin yang lewat.
Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.
Batu Kandung Kemih
Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher kandung kemih, aliran urin yang
mula-mula lancer secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri.

Batu Uretra
Batu uretra merupakan batu yang berasal dari ureter dan kandung kemih yang oleh aliran urin
seaktu miksi terbawa ke uretra. Gejala yang ditimbulakan antara lain miksi tiba-tiba berhenti,
menjadi menetes, dan nyeri.
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik pasien BSK dapat bervariasi mulai tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda
sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan.
Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok
Pemeriksaan fisik khusus urologi
o Sudut kosta vertebra : nyeri tekan, nyeri ketok, pembesaran ginjal
o Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh
o Genitalia eksterna : teraba batu di uretra
o Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:

19 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Pemeriksaan sedimen urin menunjukkan adanya leukosituria, hematuria, dan dijumpai
Kristal-kristal pembentuk batu.
 Pemeriksaan fungsi ginjal  mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal
dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto IVP.
 Pemeriksaan elektrolit  yang diduga sebagai faktor penybab timbulnya batu saluran
kemih, antara lain kadar dari kalsium, oksalat, fosfat, maupun asam urat di dalam darah
maupun urin.
Radiologi:
 Foto polos abdomen  melihat kemungkinan adanya batu radio-opak di saluran kemih.
(batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat)
 Pemeriksaan Intra Vena Pielografi (IVP)  menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang
tidak dapat terlihat oleh foto polos perut.
 Pielografi Retrogard
 USG
 Scintigraphy
Terapi
Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adanya jka batu telah
menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus dilakukan pengangkatan karena sesuatu indikasi
sosial.
Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena diharapkan batu
dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri (NSAID),
memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretic, dan minum banyak supaya dapat
mendorong batu keluar dari slauran kemih.
ESWL
ESWL menggunakan gelombang kejut menghancurkan batu menjadi pecahan kecil sehingga bisa
keluar bersama urin.
Batu dengan komposisi kalsium oksalat dihidrat, asam urat, dan ammonium magnesium fosfat 
lebih lunak dan mudah dihancurkan dengan ESWL
Batu dengan komposisi kalsium oksalat monohidrat dan batu sistin lebih susah dihancurkan.
20 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-
Kontra indikasi absolut adalah : infeksi saluran kemih akut, gangguan perdarahan yang tidak
terkoreksi, kehamilan, sepsis serta obstruksi batu distal
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran
kemih, yaitu berupa tindakan memecah batu dan mengeluarkannya dari saluran kemih melalui
alat yang dimasukkan langsung dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara
mekanik, dengan memakai energy hidrolik, energy gelombang suara atau dengan energy laser.
1. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)  yaitu mengeluarkan batu yang berada dalam
saluran ginjal, dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalies melalui insisi
pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-
fragmenkecil.
2. Litotripsi  yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat
pemeecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan
evakuator Elik.
3. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
Bedah Laparoskopi
Bedah terbuka  dilakukan jika belum terdapat fasilitis yang memadai untuk tindkaan
endrourologi, laparoskopi, maupun ESWL.
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah:
1. Pielolitotomi atau Nefrolitotiotomi
2. Ureterolithotomi
3. Vesicolithotomi
4. Urethrolithiotomi
Nefrektomi
Komplikasi
1. Obstruksi: hidroureter, hidronefrosis
2. Infeksi: sistisis, pionefrosis, urosepsis
3. Gagal ginjal akut dan kronis
INFORMASI TAMBAHAN
Pemeriksaan IVP tidak boleh dilakukan pada pasien-pasien berikut :

21 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


 Dengan alergi kontras media
 Dengan level kreatinin serum >2mg/Dl
 Dalam pengobatan metformin
 Dengan myelomatosis
Torsio Testis
Definisi
Terpuntirnya testis pada funikulus spermaticus atau mesorchim pada epididymis. Hal ini
merupakan suatu keadaan emergency di bidang urologi. Karena jika tidak cepat dikenali dan
ditindaki, dapat terjadi nekrosis dan atrofi testis akibat gangguan suplai darah.
Gejala Klinis
Rasa nyeri yang hebat di daerah srotum dan timbul secara tiba-tiba. Nyeri menjalar sampai
daerah inguinal dan perut bagian bawah sampai pinggang
Mungkin timbul demam yang awalnya subfebris
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Tampak skrotum bengkok, kemerahan, dan nyeri tekan
Pemeriksaan spesifik
Deming’s sign  testis pada daerah torsio letaknya lebih tinggi
Angel’s  testis pada daerah torsio letaknya lebih horizontal
Phren’s sign  jika skrotum diangkat melewati pubis ke atas maka akan bertambah sakit karena
maneuver tersebut menarik funikulus spermatikus yang akan membuat puntiran lebih kencang
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis : tidak ada keluhan
Ultrasonografi Doppler dan sintigrafi testis  tidak ada aliran darah ke testis
Terapi
Distorsi manual
Dilakukan pada torsio testis yang baru berlangsung beberapa jam (1-2 jam) dengan terlebih
dahulu diberikan anestesi local.
Tindakan detensi manual merupakan tindakan mengembalikan posisi testis ke asalnya dengan
cara memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio.
Operatif

22 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-


Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi testis pada arah yang benar dan
setelah itu dinilai apakah testis yang mengalammi torsio masih viable atau sudah nekrosis. Jika
testis masih hidup, dilakukan orkidopeksi pada testis kontralateral.
Orkidopeksi dilakukan dengan menggunakan benang yang tidak diserap pada tiga tempat,
sedangkan pada testis yang sudah nekrosis dilakukan orkidektomi.
Orkitis
Definisi
Infeksi pada testis
Infeksi dapat mencapai testis melalui hematogen, vasa limfatikus, dan juga vas deferens.
Gejala Klinis
Pasien merasakan nyeri pada skrotum, skrotum tampak bengkok dan kemerahan.
Umumnya ada riwayat parotitis (jika penyebabnya virus Mumps), demam
Pemeriksaan Penunjang
Lab : Leukositosis, urinalisis normal
Terapi
Antibiotik broad spectrum, analgetik dan anti inflamasi
Bila sudah terjadi kerusakan pada testis  orkidektomi
Bila ragu dengan diagnose torsio testis  eksplorasi

23 Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. –Ali bin Abi Thalib-

Anda mungkin juga menyukai