Anda di halaman 1dari 44

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN ANAK DAN REMAJA


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Perempuan Usia 1 Tahun 8 Bulan dengan Kejang


Demam Sederhana ec. Otitis Eksterna
PEMBIMBING :
DR. ARIETA R. KAWENGIAN, SP.A
disusun oleh:
Gladys Suwanti
FAA 113 010
2

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Kegawatdaruratan Gangguan SSP

2-4% anak berumur


6 bulan – 5 tahun Penelitian di RSUP RD
Kandou Manado : usia
< 24 bln & (69,3%) 2-10% penderita kejang
keluarga riw. kejang demam  mjd epilepsi

American Academy of
Pediatrics ↓ IQ, ↑ risiko
epilepsi, risiko kejang Manajemen dan
demam berulang, &
kematian
Observasi

3 JIC.2016
Kakalang JP, Masloman N, Manoppo
4

LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
5

Anamnesis dilakukan pada hari Senin, 21 Januari 2019,


pukul 17.00 WIB dengan ibu kandung pasien (allo-
anamnesis)

IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. NVR
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal lahir : 20 Mei 2017 (1 th 8 bln)
 No. RM : 31.30.11
 Pend. terakhir : Belum sekolah
KELUHAN UTAMA
6

Kejang ± 30 menit sebelum MRS


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
7

 Kejang ±30 menit sebelum MRS

 Lengan & tungkai kaku, mata melihat ke ↑, tdk


sadar saat kejang
 Demam dirasakan sejak ±1 hari sebelum MRS

 Nafsu makan pasien ↓ dlm ±1 hari terakhir

 Riwayat muntah 1 kali saat di rumah dlm ±1 hari


terakhir, berisi makanan & cairan kekuningan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
8

 Ibu os sering mengorek telinga os, nyeri telinga


kanan & kiri sejak 2 hari SMRS
 Keluhan lainnya, seperti keluar cairan dari telinga (-),
batuk dan pilek (-), nyeri menelan (-)
 Nyeri berkemih (-), nyeri otot (-), nyeri perut (-),
mencret (-)
 Perdarahan (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB
hitam (-), BAK berwarna kuning
RIWAYAT PERKEMBANGAN

Kesan perkembangan :
Empat domain sesuai usia

RIWAYAT IMUNISASI
Kesan imunisasi dasar lengkap sesuai usia

9
RIWAYAT MAKANAN
10

Usia Makanan
0–6
ASI diberikan setiap bayi menangis
bulan
ASI + bubur tim atau nasi lunak, sayuran, dan hati
7 – 12
ayam/daging ikan yang dilunakkan 3 kali sehari,
bulan
mangkok kecil dihabiskan
1 – saat
ASI + menu makanan keluarga 3 kali sehari
ini
TANDA-TANDA VITAL
11

 Keadaan umum : tampak rewel


 Kesadaran : CM (GCS : E4M6V5)
 Laju nadi : 114 x/menit, kuat angkat,
tunggal, & regular
 Laju napas (RR) : 22 x/menit, pernapasan
thorako-abdominal
 Suhu : 36,7oC di axilla
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
12

BB aktual BB aktual
BB/U = × 100% BB/TB = × 100%
BB ideal BB untuk TB ideal

9 9 kg
BB/U = × 100% BB/TB = × 100% = 82,56%
10,9 kg
10,6
= 84,90%

NORMAL GIZI CUKUP


PENGUKURAN LINGKAR KEPALA
13
14

PEMERIKSAAN
ANTROPOMETRI
BB : 9 kg
TB : 84 cm
LK : 47 cm
Stat. gizi : Gizi cukup
PEMERIKSAAN GENERALISATA

 Kepala : normosefal
 Mata : mata cekung -/- CA -/-, SI -/-
 Hidung : sekret (-)
 Telinga: nyeri tekan tragus (+), MEA
tampak serumen seboroik (+), dinding
MEA tampak hiperemis (+) ADS
 Mulut : labium oris pucat (-), kesan dens
lengkap, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1.
 Leher : Pembesaran KGB / tiroid (-)
15
THORAX
Inspeksi Simetris kiri = kanan, ictus cordis tidak terlihat
 Fremitus vokal kanan=kiri
Palpasi
 Ictus cordis teraba di ICS V LMCS
 Sonor di semua lapang paru
Perkusi  Batas paru-hepar normal di ICS VI LMCD
 Batas paru-lambung normal di ICS V LMCS
 Vesicular basal sound +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Auskultasi  S1-S2 tunggal dan regular, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi Tampak datar
Auskultasi Bising usus 8x/menit
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

Perkusi Timpani, pekak hepar teraba


16
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
17

Extrem. superior dextra Extrem. superior sinistra


 AH, CRT <2 det, sianosis (-)  AH, CRT <2 det, sianosis (-)
 Pucat palmar (-)  Pucat palmar (-)
 Motorik : 5  Motorik : 5
 Sensorik dalam batas normal  Sensorik dalam batas normal

Extrem. inferior dextra Extrem. inferior sinistra


 AH, CRT <2 det, sianosis (-)  AH, CRT <2 det, sianosis (-)
 Pucat plantar (-)  Pucat plantar (-)
 Motorik : 5  Motorik : 5
 Sensorik dalam batas normal  Sensorik dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Extremitas Superior Extremitas Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan + + + +
Tonus Normal Normal Hipotonik Hipotonik
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Klonus - - - -
Refleks Ref. biseps (+) Ref. biseps (+)
Ref. patella (+) Ref. patella (+)
Fisiologis Ref. triseps (+) Ref. triseps (+)
Babinsky (-), Babinsky (-)
Chaddock (-) Chaddock (-)
Refleks Ref. Hoffman (-) Refl.Hoffman (-)
Oppenheim (-) Oppenheim (-)
patologis Ref. Tromner (-) Ref. Tromner (-)
Schaeffer (-) Schaeffer (-)
Gordon (-) Gordon (-)
Sensibilitas + + + +

18
DIAGNOSA BANDING
19

Otitis Eksterna

Infeksi Saluran
Telinga
Non
Malaria Otitis Media
Demam
Infeksi Virus
Malaria
DIAGNOSA BANDING
20

Kejang Demam
Sederhana (KDS)
Ekstrakranial
Kejang Demam
Infeksi Kompleks (KDK)
Kejang Meningitis
Intrakranial

Non infeksi
Ensepalitis
Inbalance Elektrolit
DIAGNOSA KERJA
21

 Kejang Demam Sederhana (KDS) e.c. Otitis


Eksterna ADS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah lengkap → leukositosis dgn neutrofilia
 Hiponatremia ringan
TATALAKSANA
22

 IVFD D5¼NS 10 tpm


Injeksi :
 Fenobarbital 75 mg (IM)
 Cefotaxime 3 x 300 mg (IV)
 Gentamisin 3 x 15 mg (IV)
 Metilprednisolon 3 x 12,5 mg (IV)
 Fenobarbital 2 x 15 mg (IV)
 Peroral : Paracetamol 3 x 0,9 cc
23

TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM
24

DEFINISI

Bangkitan kejang yg tjd pd pe↑ suhu tubuh (↑


38˚C)  ekstrakranial

Usia 6 bulan – 5 tahun

Chang YC, Huang CC, Huang SC.2008.


ETIOLOGI
25

GENETIK EKSTRAKRANIAL

 ISPA
 Perubahan
 OMA
Kromosom
 Roseola
 Pola Autosomal  ISK
Dominan  Infeksi Saluran Cerna

Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016


Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.2007
Kejang Demam
Kejang Demam
Sederhana
Komplek (KDK)
(KDS)

• Berlangsung < 15 menit • Kejang > 15 menit


• Berbentuk umum • Kejang fokal/parsial
tonik/klonik • Berulang > 1x dlm 24
• Tdk berulang dlm 24 jam jam

Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter


Anak Indonesia. 2016
26
TATALAKSANA
27

 Antipiretik  Pengobatan Jangka


Parasetamol 10-15 Panjang
mg/kgBB/kali diberikan  Fenobarbital 3-4
4 kali sehari & tidak lebih mg/kgBB/hari
dari 5 kali pemberian dibagikan dalam 1 – 2
 Anti kejang dosis
Diazepam oral dgn dosis  Asam valproat 15-40
0,3 - 0,5 mg/kgBB mg/kgBB/hari
setiap 8 jam dibagikan dalam 2 – 3
dosis
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016
OTITIS EKSTERNA
28

DEFINISI ETIOLOGI

 Inflamasi di seluruh Streptokokus Klabsiela


pneumonia
meatus acusticus
externus
 CDC th 2003 – 2007, Proteus
mirabilis
Pseudomonas
aeroginosa

insdensi OEA 8,1 per


1.000 populasi
 90% OEA  infeksi
S. Candida dan
epidermidis Aspergillus

bakteri
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW,
Robertson PJ.2014
DIAGNOSIS
29

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang

Nyeri tragus Otoskopi pneumatik


Nyeri telinga
a
Gatal-gatal Edema MEA Timpanometri

Tuli Edema Membran Kultur


Timpani

Otitis Elsterna

McWilliams CJ, Smith CH, Goldman RD. Child Health .2012


Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW, Robertson PJ.2014
TATALAKSANA
30

 Antimikroba topikal
 Ear toilet (suction, dry mopping, irigasi, & mengambil
serumen obstruktif/benda asing)
 Antibiotik topikal
Ciprofloxacin 0,2%/0,3%/ofloxacin 0,3%, Neomycin-
Polymyxin B/Asam asetat 2,0%

Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW,
Robertson PJ.2014
31

PEMBAHASAN
Anamnesis
32

TEORI KASUS
 Usia 6 bln – 5 thn
 > 15 menit  Usia 1 th 8 bln
 Sifat umum, frek. Kejang tdk
> 4x dlm setahun  Lama kejang < 5 menit
 Timbul dlm 16 jam pertama
setelah demam  Kejang pertama kali, tdk
 Pem. Saraf sebelum & sesudah berulang dlm 24 jam
kejang  Normal
 Pem. EEG tdk menunjukkan  Didahului oleh demam
kelainan

Dari anamnesis, keluhan pasien memenuhi gejala


Kejang Demam Sederhana (kriteria Livingstone)
PEMERIKSAAN FISIK
33

TEORI KASUS
 Kesadaran  Demam sejak 1 hari
 Suhu tubuh sebelum MRS
 Tanda-tanda rangsang  Otitis eksterna
meningeal
 Tanda p↑ TIK
 Tanda-tanda infeksi di
luar SSP
 Pemeriksaan neorologis
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016
PEMERIKSAAN PENUNJANG
34

TEORI KASUS

 Laboratorium  Leukositosis dgn


(elektrolit serum & neutrofilia
kadar gula darah  Hiponatremia ringan
sewaktu)

Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016


Tanto C, Liwang F, Hanifati S, dkk..2014
TATALAKSANA
35

TEORI KASUS
Injeksi :
 Antipiretik  Fenobarbital 75 mg (IM)
Parasetamol 10-15  Cefotaxime 3 x 300 mg (IV)
mg/kgBB/kali diberikan 4  Gentamisin 3 x 15 mg (IV)
kali sehari & tidak lebih dari 5  Metilprednisolon 3 x 12,5 mg
(IV)
kali pemberian
Peroral :
 Anti kejang  Fenobarbital 2 x 15 mg
Diazepam oral dgn dosis 0,3 - (PO)
0,5 mg/kgBB setiap 8 jam  Paracetamol 3 x 0,9 cc
(PO)
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.2007
OTITIS EKSTERNA

TEORI KASUS
 Nyeri telinga  Kebiasaan mengorek
 Gatal-gatal telinga
 Tuli konduktif  Nyeri telinga
 Edema MEA  Nyeri tekan tragus
 Membran timpani sulit  MEA tampak serumen
dinilai seboroik
 Edema periaurikuler  Dinding MEA tampak
hiperemis
McWilliams CJ, Smith CH, Goldman RD. Child Health .2012
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW, Robertson PJ.2014 36
TATALAKSANA OTITIS EKSTERNA
37

TEORI KASUS
 Antimikroba topikal Otilan eardrops 2 x III
 Ear toilet (suction, dry gtt
mopping, irigasi, &
mengambil serumen Olfloxacin 0,3% (otilan) 
obstruktif/benda asing) gol. Kuinolon selama 7 hari
 Antibiotik topikal
Ciprofloxacin
0,2%/0,3%/ofloxacin
0,3%, Neomycin-
Polymyxin B/Asam asetat
2,0%
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW,
Robertson PJ.2014
KESIMPULAN
38

 Pasien An. NVR (1 tahun 8 bulan) dari anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
didiagnosa Kejang Demam Sederhana (KDS) ec. Otitis
Eksterna ADS.

 Tatalaksana untuk pasien adalah pemberian antipiretik


dan anti kejang.
39

TERIMA KASIH
Pertanyaan Dokter Muda
40
1. Sampai kapan pemberian 1. Selama 1 th bebas kejang
rumatan diberikan? 2. Menganggu keasaman &
(Anggini Tsamaratul Qolby) kelembaban MEA krn sifat
2. Bagaimana kebiasaan serumen yg lipofilik
mengorek telinga dapat menghilang ketika serumen
menyebabkan terjadinya dikorek/dikeluarkan scr
otitis eksterna? (Doddy reguler  barier pertama
Indra Atmaja) melawan infeksi telinga luar
3. Indikasi rawat inap pada menurun.
pasien ini? Apa saja yang 3. Semua px kejang pertama
harus di monitoring? (Dwi kali, hiperpireksia, usia di
Anggraeny) bwh 6 bln, & trdpt kelainan
neurologis.
Pertayaan dr. Rurin Dwi Septiana, Sp. A., M. Biomed
41

1. Penegakkan diagnosis 1. Anamnesis : usia 1 th 8 bln,


< 1 menit, bentuk umum
KDS pada pasien ini? tonik tanpa gerakan fokal,
kejang pertama kali, tdk
b’ulang dlm 24 jam,
didahului demam Pemfis :
tanda2 infeksi di luar SSP,
telinga : NT tragus (+), MEA
tampak serumen seboroik
(+), dinding MEA tampak
hiperemis (+) ADS, suhu :
38.1C Pem. Penunjang : lab :
leukositosis dgn neutrofilia
42
1. Indikasi diberikan terapi 1. Indikasi : kejang b’langsunng
rumatan, apa yang > 15 menit, adanya kelainan
diberikan, dan sampai neurologis s’blm & s’sdh
kejang, kejang fokal, kejang
kapan? berulang 2x/lbh dlm 24 jam,
kejang demam tjd pd by < 12
bln, kejang demam >=
4x/thn
Pengobatan :
fenobarbital/asam valproat
15-40 mg/kg/hr di bagi dlm
2 dosis
Selama 1 th bebas kejang
43

1. Faktor risiko yang 1. Trdpt kelainan neurologis,


menyebabkan kejang demam kompleks,
terjadinya kejang riw. Epilepsi pd org tua/
saudara kandung, kejang
berulang?
demam b’ulang 4x dlm
setahun
Pertayaan dr. Enny Karyani, Sp. A
44
1. Bagaimana mengetahui 1. Tgkt kesadaran, saraf
ada tidaknya defisit kranial
neurologis pada pasien 2. Hiponatremia rg jrg 
ini? kejang
2. Apakah kejang pada 3. Kejang demam yg tdk khas
pasien ini bukan karena pd anak usia > th/kejang
hiponatremi ringan? fokal
Inbalance elektrolit apa
saja yang bisa
menyebabkan kejang?
3. Kapan dilakukan EEG?

Anda mungkin juga menyukai