PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
American Academy of
Pediatrics ↓ IQ, ↑ risiko
epilepsi, risiko kejang Manajemen dan
demam berulang, &
kematian
Observasi
3 JIC.2016
Kakalang JP, Masloman N, Manoppo
4
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
5
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. NVR
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 20 Mei 2017 (1 th 8 bln)
No. RM : 31.30.11
Pend. terakhir : Belum sekolah
KELUHAN UTAMA
6
Kesan perkembangan :
Empat domain sesuai usia
RIWAYAT IMUNISASI
Kesan imunisasi dasar lengkap sesuai usia
9
RIWAYAT MAKANAN
10
Usia Makanan
0–6
ASI diberikan setiap bayi menangis
bulan
ASI + bubur tim atau nasi lunak, sayuran, dan hati
7 – 12
ayam/daging ikan yang dilunakkan 3 kali sehari,
bulan
mangkok kecil dihabiskan
1 – saat
ASI + menu makanan keluarga 3 kali sehari
ini
TANDA-TANDA VITAL
11
BB aktual BB aktual
BB/U = × 100% BB/TB = × 100%
BB ideal BB untuk TB ideal
9 9 kg
BB/U = × 100% BB/TB = × 100% = 82,56%
10,9 kg
10,6
= 84,90%
PEMERIKSAAN
ANTROPOMETRI
BB : 9 kg
TB : 84 cm
LK : 47 cm
Stat. gizi : Gizi cukup
PEMERIKSAAN GENERALISATA
Kepala : normosefal
Mata : mata cekung -/- CA -/-, SI -/-
Hidung : sekret (-)
Telinga: nyeri tekan tragus (+), MEA
tampak serumen seboroik (+), dinding
MEA tampak hiperemis (+) ADS
Mulut : labium oris pucat (-), kesan dens
lengkap, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1.
Leher : Pembesaran KGB / tiroid (-)
15
THORAX
Inspeksi Simetris kiri = kanan, ictus cordis tidak terlihat
Fremitus vokal kanan=kiri
Palpasi
Ictus cordis teraba di ICS V LMCS
Sonor di semua lapang paru
Perkusi Batas paru-hepar normal di ICS VI LMCD
Batas paru-lambung normal di ICS V LMCS
Vesicular basal sound +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Auskultasi S1-S2 tunggal dan regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi Tampak datar
Auskultasi Bising usus 8x/menit
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
18
DIAGNOSA BANDING
19
Otitis Eksterna
Infeksi Saluran
Telinga
Non
Malaria Otitis Media
Demam
Infeksi Virus
Malaria
DIAGNOSA BANDING
20
Kejang Demam
Sederhana (KDS)
Ekstrakranial
Kejang Demam
Infeksi Kompleks (KDK)
Kejang Meningitis
Intrakranial
Non infeksi
Ensepalitis
Inbalance Elektrolit
DIAGNOSA KERJA
21
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap → leukositosis dgn neutrofilia
Hiponatremia ringan
TATALAKSANA
22
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM
24
DEFINISI
GENETIK EKSTRAKRANIAL
ISPA
Perubahan
OMA
Kromosom
Roseola
Pola Autosomal ISK
Dominan Infeksi Saluran Cerna
DEFINISI ETIOLOGI
bakteri
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW,
Robertson PJ.2014
DIAGNOSIS
29
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
Otitis Elsterna
Antimikroba topikal
Ear toilet (suction, dry mopping, irigasi, & mengambil
serumen obstruktif/benda asing)
Antibiotik topikal
Ciprofloxacin 0,2%/0,3%/ofloxacin 0,3%, Neomycin-
Polymyxin B/Asam asetat 2,0%
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW,
Robertson PJ.2014
31
PEMBAHASAN
Anamnesis
32
TEORI KASUS
Usia 6 bln – 5 thn
> 15 menit Usia 1 th 8 bln
Sifat umum, frek. Kejang tdk
> 4x dlm setahun Lama kejang < 5 menit
Timbul dlm 16 jam pertama
setelah demam Kejang pertama kali, tdk
Pem. Saraf sebelum & sesudah berulang dlm 24 jam
kejang Normal
Pem. EEG tdk menunjukkan Didahului oleh demam
kelainan
TEORI KASUS
Kesadaran Demam sejak 1 hari
Suhu tubuh sebelum MRS
Tanda-tanda rangsang Otitis eksterna
meningeal
Tanda p↑ TIK
Tanda-tanda infeksi di
luar SSP
Pemeriksaan neorologis
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016
PEMERIKSAAN PENUNJANG
34
TEORI KASUS
TEORI KASUS
Injeksi :
Antipiretik Fenobarbital 75 mg (IM)
Parasetamol 10-15 Cefotaxime 3 x 300 mg (IV)
mg/kgBB/kali diberikan 4 Gentamisin 3 x 15 mg (IV)
kali sehari & tidak lebih dari 5 Metilprednisolon 3 x 12,5 mg
(IV)
kali pemberian
Peroral :
Anti kejang Fenobarbital 2 x 15 mg
Diazepam oral dgn dosis 0,3 - (PO)
0,5 mg/kgBB setiap 8 jam Paracetamol 3 x 0,9 cc
(PO)
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.2007
OTITIS EKSTERNA
TEORI KASUS
Nyeri telinga Kebiasaan mengorek
Gatal-gatal telinga
Tuli konduktif Nyeri telinga
Edema MEA Nyeri tekan tragus
Membran timpani sulit MEA tampak serumen
dinilai seboroik
Edema periaurikuler Dinding MEA tampak
hiperemis
McWilliams CJ, Smith CH, Goldman RD. Child Health .2012
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW, Robertson PJ.2014 36
TATALAKSANA OTITIS EKSTERNA
37
TEORI KASUS
Antimikroba topikal Otilan eardrops 2 x III
Ear toilet (suction, dry gtt
mopping, irigasi, &
mengambil serumen Olfloxacin 0,3% (otilan)
obstruktif/benda asing) gol. Kuinolon selama 7 hari
Antibiotik topikal
Ciprofloxacin
0,2%/0,3%/ofloxacin
0,3%, Neomycin-
Polymyxin B/Asam asetat
2,0%
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, Huang WW, Heskell HW,
Robertson PJ.2014
KESIMPULAN
38
TERIMA KASIH
Pertanyaan Dokter Muda
40
1. Sampai kapan pemberian 1. Selama 1 th bebas kejang
rumatan diberikan? 2. Menganggu keasaman &
(Anggini Tsamaratul Qolby) kelembaban MEA krn sifat
2. Bagaimana kebiasaan serumen yg lipofilik
mengorek telinga dapat menghilang ketika serumen
menyebabkan terjadinya dikorek/dikeluarkan scr
otitis eksterna? (Doddy reguler barier pertama
Indra Atmaja) melawan infeksi telinga luar
3. Indikasi rawat inap pada menurun.
pasien ini? Apa saja yang 3. Semua px kejang pertama
harus di monitoring? (Dwi kali, hiperpireksia, usia di
Anggraeny) bwh 6 bln, & trdpt kelainan
neurologis.
Pertayaan dr. Rurin Dwi Septiana, Sp. A., M. Biomed
41