Anda di halaman 1dari 14

Hipotermia merupakan salah satu penyebab utama tingginya

angka morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. Hipotermia


pada bayi baru lahir disebabkan belum sempurnanya pengaturan
suhu tubuh bayi, maupun pengetahuan yang kurang tentang
pengelolaan bayi baru lahir yang benar.
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh mengalami
penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia terjadi
apabila suhu tubuh di bawah 36,5˚C.

Hipotermia terjadi akibat ketidakseimbangan antara produksi


panas dan kehilangan panas.
 Evaporasi
 Konduksi
 Radiasi
 Konveksi
 Kurang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh
bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat
mungkin.
 Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan premature.
 Multisistem : malnutrisi, sepsis, shock, gangguan hati
dan ginjal.
 Luka bakar dan kelainan kulit eksfoliatif (mengelupas).
 Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi
pakaian, tutup kepala dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera
didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya.

 Bayi berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi
dengaan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit
keriput.

 Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat.

 Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.

 BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi
kedinginan
 Bayi tidak mau menetek/minum
 Bayi tanpak mengatuk dan lesu
 Tubuh bayi terba dingin
 Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit
bayi mengeras
 Bayi menggigil
 Kulit pucat
 Aktifitas berkurang
 Tangisan melemah
 kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
 Kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin
 Bibir kaku kebiruan
 Pernapsan lambat
 Pernapasan tidak teratur
 Bayi jantung lambat
 Selanjutnya timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic
 Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh
dengan menggunakan selimut hangat atau menempatkan pasien
di ruangan yang hangat, atau letakkan anak langsung pada dada
atau perut ibunya.
 Terapi yang bisa diberikan untuk kondisi hipotermia, yaitu jalan
nafas harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.
 Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu meningkat
menjadi 36,5 0c atau lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu
tubuh tiap setengah jam.
 Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut,
terutama pada malam hari
 Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia
 Keringkan bayi dengan seksama, pastikan tubuh bayi
dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan
panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada bayi.
 Selimutin bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
 Topi sangat membantu untuk mengurangi kehilangan panas.
 Pertahankan suhu ruangan antara 24-26 Celcius.
 Upaya perawatan metode kanguru selama 24 jam sehari, sama
efektifnya dengan menggunakan incubator/alat pemanas
eksternal dalam menghadapi udara dingin.
 Periksa suhu agar bayi secara teratur suhu dijaga sekitar 36,5-
37,5 celcius.
 Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusuin bayinya.
 Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
karena bayi barulahir cepat dan mudah kehilagan panas
tubuhnya.
 Hipotermi dapat dicegah dengan menggunakan infant warmer.
1. Ai Yeyeh R. Asuhan Neonatus Bayi Baru Lahir Dan Anak Balita.
Trans Info Media. Jakarta, 2010.
2. Yulianti Lia. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Trans Info
Medika. Jakarta, 2010.
3. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.
Jakarta : Wold Heakth Organization, 2009.

Anda mungkin juga menyukai