Anda di halaman 1dari 18

ANURIA, RETENSI URIN, & HEMATURIA

dr. Hasroni Fathurrahman, SpU


Departemen Bedah RSUD
Pirngadi
Oliguria & anuria

• Oliguria  produksi urin <400cc/24 jam


• Anuria  produksi urin <200cc/24 jam
• Penyebab:
• Prerenal  keadaan hipoperfusi  dehidrasi, luka bakar, diare, pendarahan, sepsis
• Renal  nekrosis tubuler akut, glomerulonephritis akut, riwayat DM dan HT
• Post renal  obstruksi post renal

• Anuria obstruktif  anuria yang terjadi akibat obstruksi post renal 


obstruksi bilateral, atau obstruksi unilateral pada kasus ginjal tunggal atau
ginjal kontralateral tak berfungsi
• Penyebab: batu ginjal, batu ureter, stenosis ureter, trauma ureter,
keganasan
Patofisiologi
• Hidronefrosis yang terjadi akibat obstruksi dapat ringan sampai berat
 mempengaruhi faal dan merusak ginjal
• Terjadi peningkatan tekanan pada sistem kolekting dan berkurangnya
aliran darah ke ginjal  atropi dan nekrotik
• Semakin berat obstruksi  semakin berat kerusakan yang terjadi
Diagnostik Anuria Obstruksi
• Tidak BAK atau BAK <200cc/24 jam
• Nyeri pinggang  batu di ginjal/ureter
• Demam atau menggigil  hidronefrosis terinfeksi
• Lemas, mual muntah, sesak nafas
• Teraba massa pada pinggang & NK CVA positif
• Riwayat peny dahulu, operasi, trauma
• Peningkatan fungsi ginjal
• Terdapat hidronefrosis
Management

• Atasi Obstruksi
• PNS (percutaneus nefrostomy)
• URS (ureterorenocopy)
• Operasi terbuka Eksplore
• Bisa kemungkinan memerlukan Hemodialisa sebelum atau sesudah
tindakan/operasi
RETENSI URIN
Retensi Urin: ketidakmampuan untuk berkemih atau mengeluarkan urin yang terkumpul didalam buli-buli hingga kapasitas
maksimal buli terlampaui.

patofis / causa : - bladder outflow obstruction


- kontraktilitas buli yg berkurang  kelemahan destrusor
- kombinasi

Retensi Urin Akut Retensi Urin Kronik


• Mendadak • Painless distention
• Nyeri • Masih dpt berkemih
• Painless jarang  sering • Sering dg LUTS minimal
mrpk sekunder dr kelainan • Residual urin ≥ 300 cc
neurologis • Painfull tjd pd Akut On
Kronik Retensi (residual urin
≥ 800 cc )
Statistik / Epidemiologi
- paling banyak tjd pd pria > 60 th
- resiko pd dekade 70 : 40 adl 6x lipat ( 10% : 1.6% ) – olmsted.USA
- male : female ratio 13 : 1
- jarang tjd pd pria muda, wanita dan anak

Patogenesis

Bladder Outflow Obstruction Impaired Detrusor Contractility


• Obstruksi Statis/mekanik • Overdistension
• PH/CaP/Striktur uretra • Diuretik/anestesia
• Fimosis/Clot/Batu • Obat-obatan
• Benda asing/Pelvic mass • Antikolinergik/ opioid
• Hematocolpos/konstipasi • Inhibisi Refleks Detrusor
• Obstruksi Dinamis • Painfull anorectal stimuli
• PH/Bladder neck dysynergia • Gangguan inervasi sensorik / motorik pd
• Fowler’s syndrome buli
• aktivitas α-adrenergik • Lesi lobus frontal/sistopati diabetik
• Herpes zoster S2-4
Retensi Urin Akut pd Wanita & Anak

Anak Wanita
• Sistitis/post operative • Sistitis/post operative
• Overdistensi • Kompresi ekstrinsik
• Obstruksi kongenital ( konstipasi/kista ovarium/tumor
gin/ prolap uteri/ hymen
( post uretral valve/polip uretra/ imperforata+hematocolpos/ abses
hidrometrocolpos ) skene’s gland )
• Obstruksi dapatan ( clot/adesi post • Obstruksi intrinsik
surgery )
( meatal stenosis/ ca uretra/
• Neurogenic bladder divertikel uretra/ caruncula/
• Trauma/abses ( app-perianal ) Fowler’s syndrome )
• Tumor ( sarcoma botryoides ) • Neurogenic ( DM/ kompresi spinal )
• hipermagnesia • Psikogenik-histeria
Diagnostik pada Retensi urin

• Rasa tidak nyaman hingga nyeri hebat


Px Fisik
• “tumor” pada perut bagian bawah
• Tanda vital
• Tidak dapat BAK
• Status Hidrasi ( JVP, postural BP
• Kadang urin keluar sedikit2, tanpa disadari, tanpa change, gallop, edema )
bisa ditahan  inkontinensia overflow
• Tanda uremia ( pucat, overload,
Riwayat
kussmaul’s, pericardial friction
• LUTS / Hematuria / faktor pemicu rub )
• Peny. Urologi / Ginekologi • Abdomen ( palpasi+perkusi
• Drugs ( opioid, antikolinergik, simpatomimetik ) bladder )
• Gejala neurologik ( pain, ggn sensorik-moorik, • Genitalia externa ( meatal stenosis,
sexual/bowel disfungsi ) fimosis, bekas trauma/operasi )
• Gejala uremia ( malaise, letargi, sesak aktivitas, • RT ( prostat, CaP, konstipasi )
gatal, anorexia, mual-muntah )
• VT ( MUE, massa pelvis, prolap )
Diagnostik pada Retensi urin

• Foto polos Abdokmen dan genitalia:


• Terlihat bayangan buli-buli yang penuh dan
membesar
• Adanya batu (opaque) di urethra dan orifisium
internum

• Urethrografi:
• Dapat terlihat adanya striktur, rupture urethra
atau tumor urethra

• USG:
• volume buli-buli >>>, adanya batu, adanya
pembesaran kelenjar prostat
Penatalaksanaan
Catheterize : per uretra atau SPC (suprapubic catheter) ? Is debatable
• Per Uretra : mudah, cepat & familier bg kebanyakan petugas
• Keuntungan SPC ( dibanding per uretra ):
• Less likely to cause UTI atau striktur uretra
• Relatif tidak mengganggu aktivitas seksual
• Pd TWOC tinggal klem ( pd per uretra harus aff dan pasang lagi jika pasien gagal
berkemih )
• Komplikasi SPC :
• Salah insersi
• Peritonitis akibat ekstravasasi urin terinfeksi atau perforasi colon
• Seeding tumor pd Ca Buli
• Kontraindikasi relatif SPC :
• Ca Buli dan Riwayat Operasi Pelvis / abdomen distal
• Indikasi klinis praktis SPC :
• Per uretra gagal / Pemakaian kateter yg lama
• Kontraindikasi per uretra : strktur / trauma pd uretra
POD : Post Obstructive Diuresis

Patofisiologi :
• Klinis berupa diuresis + natriuresis  bersifat menguntungkan e.c tjd koreksi thd overload extraseluler
• 90 % self-regulated  10 % beresiko tjd “overshoot hipovolemia “ : < 1 % prolong diuresis s/d syok ( terkait
disfungsi berat pd tubulus )

• Monitoring ketat s/d Status hidrasi stabil


• BB harian, Tekanan darah berdiri : berbaring tiap 4 jam, JVP dan tanda CHF
• Urine output : > 200mL/ jam dlm 12 jam pertama memerlukan rehidrasi intravena dg NaCl 0.9% s/d normovolemia
• Kalium plasma ( N : tinggi pd obstruksi  turun pasca kateterisasi )
• Drainage perlahan / bertahap utk minimalisasi efek POD atau cegah hematuria : iritasi akibat penurunan tekanan
intravesica yg mendadak pd mukosa buli yg sembab ( congestif )
: perlunya drainase bertahap masih “debatable” sebab :
• Keluarnya 60 cc urin pd retensi sudah akan mengakibatkan penurunan tekanan intravesika yg besar
• Klem intermiten hanya akan menyulitkan monitoring
• Hematuria ex vacuao merupakan kasus yg jarang dan bersifat self-limiting
HEMATURIA

• Yaitu didapatnya sel darah merah pada urin. Dapat dikategorikan menjadi
mikroskopik hematuria dan makroskopik hematuria (gross hematuria)
• Dapat dibagi 3
• Inisial hematuria  penyebabnya ada di bawah spingter externa
• Terminal hematuria  penyebabnya ada di proksimal urethra atau leher/dasar buli-buli
• Total hematuria: penyebabnya ada di buli-buli, ureter atau ginjal
• Idiopatik hematuria  hematuria yang penyebabnya tidak dapat ditemukan
(20% kasus hematuria)
• False/pseudo hematuria: diskolorasi dari urin karena pigmen dari pewarna
makanan dan myoglobulin
• Factitious hematuria: terdapatnya sel darah merah dalam urin oleh penyebab
diluar traktus urinarius
• Penyebab :
1. Yang paling sering  infeksi, batu,
keganasan (buli, ginjal, prostat), BPH,
trauma, post op
2. yang jarang  sistitis radiasi, sickle cell disease, Glomerulonefritis,
coagulopathy

Diagonosis:
• Urinalisa utk memastikan adanya sel eritrosit dalam darah
• Sitologi urin: mencari kemungkinan keganasan
• IVP: kecuali pada Pasien anak-anak hematuria mikroskopik persisten,
dimana kemungkinan besar karena glomerulonephritis
• Urethrocystoscopy  terutama pada gross hematuria, dicari sumber
pendarahan kemudian diatasi
• Ureterorenoskopi kelainan pada trasktus urinarius atas
Penatalaksanaan

• Semua px dengan hematurua harus di follow up walaupun


pendarahannya ternyata berhenti spontan
• Jika gross hematuria + retensi  pasang 3way kateter,
• Spolling manual untuk mengeluarkan clot
• Jika diperlukan dpt diirigasi dengan NaCl 0,9% steril
• Berikan obat anti pendarahan  transamin
• Cari/Atasi penyebab hematuria
• Konsul urologi untuk penanganan lanjutan
MANAGEMENT

• Jika gross hematuria  pasang 3way kateter,


• Spolling manual untuk mengeluarkan clot
• Jika diperlukan dpt diirigasi dengan NaCl 0,9% steril
• Berikan obat anti pendarahan  transamin
• Cari/Atasi penyebab hematuria
• Konsul urologi untuk penanganan lanjutan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai