Anda di halaman 1dari 42

REFERAT

TAHAP T1A

INFEKSI SALURAN KEMIH


(KLASIFIKASI, PENEGAKAN DIAGNOSIS
DAN PENATALAKSANAAN)

Oleh : dr. Steaphani (1850912320003)


Pembimbing : dr. Ihya Ridlo Nizomy, M.kes. SpOG(K)

DEPARTEMEN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
RSUD ULIN BANJARMASIN 2019
PENDAHULUAN

Pembiayaan
kesehatan
USA : 8,6 jt
(rawat jalan) 
23% dari IGD

Pertumbuhan janin
terhambat
Pre eklampsia 90-100/100.000
penduduk
Persalinan SC 180rb kasus
baru/tahun
Persalinan prematur
Definisi

MESIR • Sensasi panas dari kantung kemih


1550 SM8

ISK Saat • Infeksi pada bagian manapun saluran kemih 6


• Respon inflamasi urothelium terhadap invasi
Ini9 bakteri7

• Respon inflamasi invasi mikrobiologi (bukti

IUGA3,10* mikrobiologis)
• Sensasi berkemih, urgensi, frekuensi, disuria, inkontinensia
urin, nyeri pada saluran kemih bawah

* International Urogynecology Association


Prevalensi
Dunia11 • 150 juta orang/tahun

• 10,5 juta kunjungan klinik


AS (2007) 11
• 2-3 juta kunjungan IGD

• 60% minimal 1 kali


Wanita12,13 • Sekitar 10% wanita di AS  1 kali per tahun
• Terutama usia 18-24 tahun dan aktif secara seksual

Wanita • 4-10%
• Dapat mengalami komplikasi seperti sistitis akut dan
hamil14 pielonefritis akut
KLASIFIKASI3,4,6
Berat ringan
Anatomi Gejala klinis
penyakit

Faktor risiko
Lain-lain
(ORENUC)
• Pyelonefritis
ISK-atas
• Ureteritis
ANATOMI
• Uretritis
ISK - bawah
• Sistitis

ISK Simtomatik
Gejala Klinis
ISK Asimtomatik
• Sistitis
Akut non • Pyelonefritis
Berat Ringan komplikata • ISK Berulang

Penyakit • ISK karena kateter


Komplikata • ISK pada pria
• Urosepsis
O – Faktor risiko tidak R – ISK berulang tanpa
diketahui penyerta

Wanita pre menopause Perilaku seksual


Penggunaan KB
Defisiensi hormonal pasca
menopause
DM terkontrol

E – ISK diluar urogenital N – Ggn nefropati dengan


dengan penyerta penyerta

Kehamilan Insufisiensi renal


Pria Polikistik nefropati

Diabetes melitus tidak terkontrol

Penggunaan imunosupresan
U – Ggn urologi dengan penyerta C –Penggunaan kateter
yang membaik dg terapi permanen

Penggunaan kateter jangka


Obstruksi uretra
panjang
Kateter jangka pendek
Obstruksi urinal yang tak terobati
Bakteriuria asimtomatik
Ggn neurogenik VU tidak
Ggn neurogenik VU terkontrol terkontrol

Operasi urologi
FAKTOR RISIKO – Kongenital 3,15

• Refluks vesikoureter
Kandung kemih • Ektopik ureter
• Obstruksi mega ureter

Panggul • Obstruksi Pelvic-Urethra junction

Sistem saraf • Meningomyelocele


pusat • Sindrom tethered
FAKTOR RISIKO – Acquired
Trauma Inflamasi Metabolik Obat-obat
• Operasi • Vulvouretritis • Kalkuli • Siklofosfamid
• Hubungan/ • Inflamasi kronik • Diabetes • Asam
kekerasan • Sistitis mellitus tiaprofenik
seksual interstitial
• Benda asing
(kateter/stent)
• Kontrasepsi
diafragma

Anatomi Fungsional Keganasan


• Sistokel • Hipotoni destrusor • Tumor kandung
• Divertikulum uretra • Dissinergia destrusor kemih
• konstipasi • Tumor lain panggul
ETIOLOGI 1,5,16,17

Bakteri gram Bakteri gram


Virus Jamur
negatif positif

Staph.
adeno
E. coli safrofi Candida
virus
tikus
Non komplikata16

• Escherichia Coli (80%)


• Staph.safrofitikus (10-15%)
• K.Pneumoniae
• E.Faekalis
• Streptokokus grup B
• Proteus mirabilis
• P. aeruginosa
Komplikata5

• Escherichia Coli
• Enterococcus sp.
• Klebsiella pneumoniae
• Candida sp.
• Staph.aureus
• Proteus mirabilis
PATOGENESIS18,19,20,22,23,24
Proses terjadinya infeksi

Ascending

Hematogen
Faktor penyebab Infeksi

Lingkungan Pejamu

Mikroba

Proses inflamasi
Lingkungan18,19,20

Kolonisasi flora
usus (E.coli) 
pH vagina
introitus vagina
dan periuretral

Ekologi vagina Penurunan


Hubungan seksual peristaltik uretra

Penyebab lainnya
Pejamu20,22

Genetik kemampuan Polimorfisme Lap.GAG Lain – lain


mengikat IL-8 CXCR1 rusak
bakteri  rentan
uropatogenik ISK
Mikroba18,21,23

tergantung strain Ekspresi faktor


penyebab virulensi

Mikroorganisme yang
memecah lapisan di
kandung kemih
Inflamasi18,20,24
Tekanan dan nyeri pada VU

Nyeri pada perut bawah, punggung, panggul uretra

Nyeri pada vagina/ vulva/ perineum

Nyeri pada skrotum, testis, penis

Rasa ingin kencing (>8x/hari)


Penegakkan Diagnosis1,18,30,31

Anamnesis Pemeriksaan
dan Gejala Fisik dan
klinis Penunjang
Frekuensi Urgensi

ANAMNESIS
Nokturia Nyeri

Hematuria
Anamnesis
Frekuens
i

• Berapa kali seseorang berkemih selama terjaga


• Normal : 4-7x/hari
Frekuensi diurnal pada populasi simptomatik31
Usia (tahun) Rerata frekuensi (kali) n
5-14 6,00 5
15-24 4,48 41
25-34 5,47 176
35-44 6,31 364
45-54 6,05 513
55-64 5,87 361
65-74 5,63 263
75-84 5,04 137
85-94 5,93 33
    Total 1893

Jumlah pasien klinik Urodinamik di King College Hospital, London antara Januari 1993 sampai September 1994
Nokturia

• Berapa kali seseorang bangun dari tidur untuk berkemih


• Batas normal berubah sesuai usia, <70 tahun umumnya 1x pada
malam hari, dan meningkat seiring usia
Jumlah berkemih pada malam hari berdasarkan usia 31

Usia (th) Rerata berkemih / malam (kali) Nokturia (%) n


5-14 0,8 0 5
15-24 1,24 17 41
25-34 1,79 27 176
35-44 1,83 38 364
45-54 1,53 30 513
55-64 1,94 31 361
65-74 2,20 47 263
75-84 2,55 46 137
85-94 2,69 58 33

Jumlah pasien klinik Urodinamik di King College Hospital, London antara Januari 1993 sampai September 1994
Urgensi

• Keluhan mendesak ingin berkemih, tiba-tiba, dan sulit ditunda


• Tidak normal bila terjadi >1x/minggu
Nyeri

• Nyeri/tidak nyaman/tertekan, bila terjadi pada awal urinasi


– patologi uretra, nyeri pada akhir urinasi – berasal dari
VU33
• Dapat berupa nyeri pada uretra, VU (suprapubik/
retropubik), atau nyeri pinggang yang menjalar33
Hematuria

• Darah dalam urin yang berasal dari saluran


kemih33,34
• Dapat berupa gross hematuria atau mikroskopik
hematuria (min. ≥2 RBC/LPB)33,35
Pemeriksaan Fisik18,33,34

Palpasi perut
dan panggul

Palpasi uretra
Pemeriksaan
dan dinding
panggul
vagina
Diagnosa banding wanita dengan disuria12
Pemeriksaan
Diagnosis Gejala Anamnesis fisik Laboratorium

Frekuensi, urgensi, Riw. Hubungan Piuria (+),


Sistitis hematuria sex/ faktor Nyeri tekan bakteriuria dan
makroskopis + resiko suprapubik nitri (+)

Pielonefritis Frekuensi, urgensi, Nyeri tekan Kultur urin >105


subklinis hematuria Faktor resiko suprapubik + CFU/mL
makroskopis +
Ada gejala Nyeri tekan Piuria (+)
Pielonefritis Mual/muntah, sistitis sudut dikelilingi sel
akut demam, nyeri flank sebelumnya kostovertebra darah putih
Gejala muncul Riw. Hubungan Peradangan Apusan uretra
Urethritis terlambat/tidak sex tanpa pelvis  nyeri (+) sel dapah
ada gejala perlindungan suprapubis + putih
Sel darah putih
Usia paruh (-) pada
Sistitis 20% hematuria baya, gejala Nyeri tekan urinalisis,
interstitial makroskopis lama suprapubic +
sistoskopi 
gromerulasi (+)
Pemeriksaan laboratorium1,18,33,36
 Kriteria CDC:
1. Kultur urin ≥150.000 CFU/mL
2. Tidak didapatkan lebih dari dua spesies mikroorganisme
3. Ada satu gejala sistitis dengan penyebab yang tidak diketahui
Urin dipstik

• Skrining : nitrit dan LE


• Murah, namun tidak selalu akurat
• Sensitifitas 75% pada pasien
>100.000CFU/mL
Mikroskopik

• Memeriksa bakteri, leukosit, dan eritrosit


• Piuria : >10leukosit/mL atau >3 leukosit/LPB
• Hematuri terjadi pada 40-60% kasus, spesifik
untuk sistitis pd wanita
Kultur urin

• Sebelumnya merupakan GOLD STANDARD


• Mahal, lama hasilnya, sulit pemeriksaannya
• Sensitifitas 95% dan spesifisitas 85%
UJI Indikasi
USG • Studi awal pencitraan

Pemeriksaan radiografi9
• Berguna u/ pasien dengan alergi kontras dan hamil
• Dapat mengukur volume residu urin
Ro abdomen Paling baik untuk kasus urolithiasis
polos
CT abdomen dan • Evaluasi hematuria
pelvis dengan/ • ISK rekuren
tanpa kontras (CT • Pielonefritis komplikata
urografi)
CT abdomen dan Bila curiga urolithiasis
pelvis tanpa
kontras
Sistoskopi Gejala miksi, hematuria, ISK rekuren, kekhawatiran
diverticula uretra, kanker kandung kemih, sistitis
interstitial/ sindrom nyeri kandung kemih
Urografi intravena Untuk evaluasi hematuria bila tidak ada CT urografi
MRI abdomen dan Paling bagus untuk pielonefritis komplikata, sangat
pelvis membantu namun tidak disarankan

9. Mittal S, Kumar A, Govil N. Urinary Tract Infection: General Consideration. Pt. B.D. Sharma PGIMS Rohtak; Published 26 Desember 2015
Algoritme
penegakan diagnosis
dan terapi untuk
wanita dengan akut
disuria36
Tatalaksana
• Pilihan primer untuk sistitis non komplikata untuk
Florokuinolon4,20,25 area dengan resistensi tinggi
• Lebih efektif dari TMP-SMX dan beta laktam

• Hasil mirip florokuinolon, TMP-SMX dan beta


Fosfomisin laktam
trometamol4
• Efek samping lebih sedikit

• Resistensi tinggi thd E.coli


Beta laktam 4,27
• Kurang efektif
Trimethoprim/ • Lini pertama ISK sebelum florokuinolon
sulfamethoxazole • Sering muncul efek samping berat
(TMP-SM)4,26 • Efektif pada 90% uropatogen

• Kemampuan penetrasi jaringan rendah, efek samping


Nitrofurantoin20,28 rendah
• Sering muncul ES GIT seperti mual dan muntah

Asam • Efek primer dan efek sekunder


Hyaluronat39,40 • Cukup efekti f untuk ISK berulang
Kesimpulan

 ISK (IUGA) : respon inflamasi terhadap invasi mikrobiologi  sensasi


berkemih, urgensi, frekuensi, dysuria

 Klasifikasi ISK : anatomi, gejala klinis, faktor risiko, berat ringannya


penyakit, dan lain-lain.

 Pemeriksaan ISK terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


laboratorium, pemeriksaan radiologik

 Terapi ISK terdiri dari terapi antibiotik dan non antibiotik sesuai
kebutuhan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai