Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan IBS

A. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialaminya, kemudian
menyarankan pasien untuk melakukan perubahan pola diet yaitu:1,2
1. Mengurangi proses inflamasi saluran gastrointestinal dengan
menghindari stimulan alergen atau zat kimia seperti benzoat, alkohol,
metilxantin, dan kafein yang memicu keluarnya mediator inflamasi.
2. Makan tiga kali dalam sehari, tidak mengkonsumsi makanan olahan,
makan makanan segar yang mengandung biji-bijian, serat, vitamin dua
hingga tiga kali sehari.
3. Pasien IBS dan defisiensi lactase harus menghindari produk
mengandung susu. Pasien yang kembung dan peningkatan gas (flatus)
harus menghindari makanan seperti kacang, bawang, wortel, pisang.
Direkomendasikan makanan yang mengandung vinegar, mustard,
tomat.
4. Membatasi konsumsi makanan tinggi lemak, dan meningkatkan
aktivitas fisik.
Selain itu perlu perlu juga memperhatikan keadaan psikologi dari pasien,
dimana faktor pikologi sendiri merupakan salah etiologi dari penyakit IBS. Jika
pasien mengalami stres maka dapat disarankan untuk pasien untuk melakukan
relaksasi atau dapat pula dilakukan hypnoterapi pada pasien. 2
B. Penatalaksanaan Farmakologi
Target terapi IBS adalah mengurangi gejala sehingga meningkatkan kualitas
hidup pasien, oleh karena itu maka dapat diberikan obat kepada pasien untuk
mengobati gejala pada pasien seperti nyeri abdomen, mengatasi konstipasi,
mengatasi diare dan antiansietas. Untuk mengatasi nyeri abdomen sering
digunakan antispasmodik yang memiliki efek kolinergik dan lebih bermanfaat
pada nyeri perut setelah makan. Obat-obatan antispamodik antara lain
mebeverine 3x135 mg, hyocine butylbromide 3x10 mg, chlordiazepoksid 5 mg,
klidinium 2,5 mg 3x1 tablet dan alverine 3x30 mg. Untuk IBS konstipasi, maka
dapat diberi tegaserod dengan dosis 2 x 6 mg selama 10-12 minggu. Untuk IBS
tipe diare beberapa obat juga dapat diberikan diantaranya loperamid dengan
dosis 2-16 mg per hari. 1,2
Antibiotik jangka pendek direkomendasikan untuk mengatasi kembung pada
IBS. Penggunaan antibiotic non absorbent seperti rifaksimin, mengatasi sensasi
tidak nyaman abdomen, namun penggunaannya dapat menyebabkan relaps
yang tinggi. Beberapa obat yang pernah diteliti seperti naloxone, fedotozine,
clonidine, neomycin, colpermin, chinese herbal medicine, lactobacillus
plantarum dan beidelliticmontmorillonite. 2
Antidepresan trisiklik (tricyclic antidepressant, TCA) dan penghambat ambilan
serotonin selektif (selective serotonin reuptake inhibitor, SSRI) dapat
digunakan sebagai terapi IBS karena efek hiperalgesianya. Pada pasien IBS-D,
penggunaan TCA imipramine memperlambat migrasi di jejunum dan
memberikan efek inhibisi motorik. SSRI paroxetine/ fluoxetine mempercepat
transit makanan orocaecal, sehingga sangat berguna pada pasien dengan gejala
utama konstipasi. Tinjauan sistematik dan metaanalisis efi kasi TCA dan SSRI
pada terapi IBS hasilnya efektif mengatasi gejala IBS. 1

Referensi:
1. Jacobus DJ. IBS pdf [Internet]. c2018. [cited on maret 2018]. Avalaible
from:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_221CME-
Irritable%20Bowel%20Syndrome-
Diagnosis%20dan%20Penatalaksanaan.pdf
2. Anandita NS. IBS pdf [Internet]. c2018. [cited on maret 2018].
Avalaible from:
http://www.juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/dow
nload/529/530

Anda mungkin juga menyukai