TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi prostat
Definisi
keadaan histopatologis dengan adanya hiperplasia
sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat. Benign
Prostatic Hyperplasia (BPH) secara histologis
didefinisikan sebagai pembesaran dari zona prostat
transisional/periuretra yang dikaitkan dengan
androgen, remodelling jaringan yang melibatkan
epitel dan stroma fibromuskular
5
Epidemiologi
pria berusia lanjut, 50% di Rumah Sakit Cipto
pria yang berusia 60 tahun Mangunkusumo (RSCM)
dan kurang lebih 80% pria adalah 3.804 kasus tahun
yang berusia 80 tahun. 1994-2014
7
Faktor Risiko
• Peningkatan usia
• Fungsi testis
• Riwayat keluarga
• Sindroma metabolik
• Obesitas
• Riwayat DM
• Faktor diet
• Merokok dan aktivitas fisik
8
Patofisiologi
• Pembesaran prostat penyempitan lumen • Tekanan intravesikal yang tinggi
uretra pars prostatika dan menghambat diteruskan ke seluruh bagian vesika
aliran urin peningkatan tekanan urinaria termasuk pada kedua muara
intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan ureter. aliran balik urine dari vesika
urin, vesika urinaria harus berkontraksi urinaria ke ureter (refluks vesico-ureter).
lebih kuat melawan tahanan Kontraksi hidroureter, hidronefrosis gagal
yang terus menerus hipertrofi otot ginjal.
detrusor, trabekulasi terbentuknya
selula, sakula, dan divertikel buli-buli
Perubahan ini dirasakan oleh pasien sebagai
keluhan pada saluran kemih bawah atau
lower urinary tract symptoms (LUTS)
9
Gejala
Obstruktif Iritatif
Hesitancy:perlu waktu miksi keluar Frekuensi (miksi > 8x/ hari) karena
pengosongan vesika urinaria tidak
sempurna, pembesaran prostat ke vesika
urinaria, hipertrofi m.detrusor.
Straining:miksi mengejan Urgency: non koordinasi antara kontraksi
m. detrusor dengan relaksasi m.sfingter.
Weak stream:pancaran miksi lemah Nokturia (miksi > 2x pada malam hari)
Prolonges micturition:miksi perlu Urge incontinence: tidak bisa menahan
waktu lama miksi
Emptying incomplete:miksi tidak Disuria
puas
Inkontinensia paradoks
10
Diagnosis
PSA
Anamnesis Prostate Spesific
Antigen
IPSS RT BNO-IVP
International Prostatic
Symptom Score
QOL USG
12
IPS-Score dan QOL
13
DINILAI :
Rectal Toucher • Konsistensi prostat (pada hiperplasia
prostat konsistensinya kenyal)
• Adakah asimetris/simteris
• Adakah nodul pada prostat
• Apakah batas atas dapat diraba
• Sulcus medianus prostat
• Adakah krepitasi
15
Diagnosis Banding
• Striktur uretra
• Batu buli-buli
• Kanker
• Neurogenic bladder
• Prostatitis akut
16
Tatalaksana
17
18
Observasi
• keluhan ringan (skor IPSS < 7).
• Edukasi :
• Jangan banyak minum dan minum kopi atau alkohol setelah makan malam
• Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi buli-buli
(kopi atau coklat)
• Membatasi penggunaan obat-obatan influenza yang mengandung
dekongestan
• Jangan menahan kencing terlalu lama
• Setiap 6 bulan, kontrol dan periksa kembali skor IPSS, perubahan keluhan, laju
pancaran kencing, dan residual urin.
19
Medikamentosa
• keluhan ringan (skor IPSS > 7).
• Alpha blocker : terazosin, doksazosin, alfuzosin, dan tamzulosin
menghambat kontraksi otot polos prostat sehingga mengurangi resistensi
tonus otot polos kandung kemih dan uretra
• 5-alpha-reductase inhibitors : finasteride dan dutasteride menginduksi
proses apoptosis sel epitel prostat
• Antagonis reseptor muskarinik : fumarate, propiverine HCl, solifenacin
succinate, dan tolterodine I-tartrate menghambat atau mengurangi
stimulasi reseptor muskarinik sehingga dapat mengurangi kontraksi sel otot
polos kandung kemih
• Phospodiesterase 5 inhibitor : sildenafil, vardenafil, dan tadalafil
mengurangi tonus otot polos detrusor, prostat, dan uretra dengan cara
meningkatkan konsentrasi dan memperpanjang aktivitas dari cyclic
guanosine monophosphate (cGMP) intraselular
20
21
Transurethral Resection of the Prostate
• TURP menggunakan metal cutting loop
untuk menyingkirkan jaringan prostat
penyebab obstruksi. TURP merupakan
standar baku emas untuk tata laksana
pasien BPH, dengan volume prostat 30-
80 mL
• pasien BPH yang dilakukan TURP
mengalami penurunan skor LUTS
sebanyak rata-rata 15 setelah 10 bulan
pasca TURP dan kenaikan urinary flow
rates sebanyak 8 mL/s setelah 16 bulan
dilakukan operasi TURP
22
Transurethral Incision of the Prostate
• insisi leher kandung kemih (bladder
neck insicion) direkomendasikan
pada prostat yang ukurannya kecil
(kurang dari 30 ml) dantidak
terdapat pembesaran lobus medius
prostat
23
Prostatektomi terbuka
24
Komplikasi
• Inkontinensia Paradoks
• Batu Kandung Kemih
• Hematuria
• Sistitis
• Pielonefritis
• Retensi Urin Akut Atau Kronik
• Hidroureter
• Hidronefrosis
• Gagal Ginjal
25
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama No. RM
Tn.H 00.83.84.67
Tanggal periksa
Tanggal lahir
06/03/1945 13/12/2019
Alamat
Tabing
27
Keluhan Utama Seorang pasien 74 th dirawat
di Bangsal Bedah Pria RSUP
BAK lewat kateter sejak Dr.Mdjamil Padang
+1 bulan ini
28
Riwayat Penyakit Sekarang
29
Riwayat Penyakit Dahulu
30
Riwayat Pekerjaan,
Riwayat Penyakit Sosial, Ekonomi,
Riwayat pengobatan Kejiwaan dan kebiasaan
Keluarga
• Pasien rutin meminum • Tidak ada anggota • Pasien tidak bekerja
obat antihipertensi keluarga yang • Pasien merupakan
mengalami keluhan mantan perokok
yang sama dengan dengan (IB : sedang)
pasien
31
Riwayat Alergi : Riwayat Seksual
- ada, tapi tidak tau - Tidak ada kelainan
32
Pemeriksaan IPSS
Score
Incomplete 3 Kesimpulan : Score 21 (kategosi
emptying sedang)
Frequency 3
Intermittency 3
Urgency 5
Weak Stream 3
Straining 1
Nocturia 3
QoL : Score 5 33
Pemeriksaan Fisik
34
Status Generalisata
Kepala : Normocephal, rambut tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+)
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, mukosa tidak
hiperemis, sekret tidak ada, tidak ada deviasi septum
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-)
Mulut : Sianosis, perdarahan gusi (-), lidah tidak kotor, faring
tidak hiperemis
Leher : Tidak ada deviasi trakhea, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan getah bening, JVP tidak meningkat
35
Thorax
• Paru:
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Taktil fremitus simetris kanan-kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapangan paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
• Jantung :
inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V.
Perkusi : Batas atas sela iga II LMCS
Batas kanan sela iga V garis sternal kanan
atas kiri 1 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : Bunyi jantung I – II murni, murmur (-), gallop (-)
36
Abdomen :
Inspeksi : Perut tidak nampak membuncit
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), nyeri lepas (-),
defans muskuler (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior : Sianosis (-), oedem (-), ikterik (-)
Inferior : Sianosis (-), oedem (-), ikterik (-)
37
Pemeriksaan Penunjang
Hb = 9.3 g/dL
Leukosit = 9.76
Hematokrit = 30%
Trombosit = 527
PSA = 15.98
38
Diagnosis Kerja
Non retensio urin ec Benign Prostate Hyperplasia (BPH)
Diagnosis Banding
- Striktur urethra
- Karsinoma prostat
- Prostatitis
39
Terapi
TUR-P + Biopsi
Pemberian obat-obatan:
-Avodart 1x1 mg
USG urologi
40
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
41
•
DISKUSI
• Seorang laki—laki, 74 tahun datang ke RSUP Dr. M.Djamil Padang
dengan keluhan utama pasien mengeluhkan buang air kecil tidak
lancar dan pakai kateter sejak 1 bulan ini
• Sebelumnya pasien tidak bisa BAK + selama 5 jam, lalu
dilakukannya pemasangan kateter kepada pasien hingga 8 minggu
ini.
• Sebelumnya pasien merasakan tidak puas saat BAK. Pasien sering
BAK pada malam hari dan terbangun lebih dari 3 kali dan selain itu
pasien juga merasakan pancaran BAK lebih lemah dari biasanya
43
Kebanyakan pada usia lanjut yang diatas 50 tahun,
gejala ini biasanya diakibatkan oleh adanya
pembesaran prostat
• Pada kasus ini dapat ditemukan gejala Lower Urinary Tract Syndrom
(LUTS). Gejalanya meliputi gejala obstruktif dan gejala iritatif yang
sering disebut sebagai sindroma prostatismus dimana pasien
mengeluhkan saat BAK pancarannya lemah, merasakan tidak puas
setelah berkemih, dan sering bangun dimalam hari untuk buang air
kecil.
44
• Menurut IPSS (International Prostate Symptoms Score), pasien ini
mempunyai skor 21 yaitu severely symptomatic dengan kualitas hidup
tidak bahagia (5)
• Skor diklasifikasikan menjadi 0-7 ringan, 8-19 sedang dan 20-35 berat.
Jadi pasien ini termasuk dalam kategori simtomatis berat
45
• Dari pemeriksaan fisik status lokalis didapatkan regio anal, pada
inspeksi anus didapatkan benjolan (-), laserasi (-), dari pemeriksaan RT
didapatkan sfingter ani menjepit, mukosa licin dan ampulla rekti
normal, pool atas tidak teraba. Konsistensinya kenyal, permukaan rata
dan tidak ada nodul, sulcus medianus tidak teraba , handschoon:
darah, lendir dan feses tidak ada.
• Jika pada RT ditemukan konsistensi yang keras dan noduler,
permukaan berbenjol-benjol maka dapat dicurigai suatu keganasan
prostat.
46
• Pemeriksaan laboratorium berperan dalam menentukan ada tidaknya
komplikasi.
• Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya sedimen urin untuk mencari
kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran kemih,
kultur urine untuk uji sensitivitas antibiotik, faal ginjal untuk mencari
kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih atas, gula
darah untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus
yang dapat menimbulkan kelainan persarafan vesika urinaria.
• Jika dicurigai adanya keganasan prostat diperiksa penanda tumor
Prostate Spesific Antigen (PSA)
47
Pada pasien memiliki nilai PSA yang melebihi batas normal (15.98)
PSA merupakan suatu molekul glikoprotein yang dihasilkan di kelenjar prostat.
Peningkatan kadar PSA bisa terjadi pada beberapa keadaan, seperti
• usia yang semakin tua,
• infeksi saluran kemih,
• aktivitas seksual seperti ejakulasi,
• Benign Prostate Hyperplasya (BPH),
• prostatitis,
• kanker kelenjar prostat,
• olahraga seperti bersepeda yang dapat
• meningkatkan resiko trauma kelenjar prostat,
• pemeriksaan Digital Rectal Examination (DRE),
• Biopsi dan obat-obatan.
48
49
• Jadi dari anamnesis, pemerikaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
mendukung diagnosis kerja kearah suspek BPH.
50
• MEDIKAMENTOSA
Harnal OCAS adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala yang
berkaitan dengan pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia).
Harnal OCAS tablet 0.4 mg mengandung zat aktif tamsulosin hidroklorida,
yang bekerja untuk merelaksasi otot-otot di prostat dan uretra serta
membuat urin keluar lebih mudah dan membantu buang air kecil. Dosis obat
0.2-0.4 mg/hari
-
51
Avodart 1x1 mg
52
THANK YOU