Anda di halaman 1dari 43

ASPERGILLOMA

Disusun Oleh :
dr. Nirmalasari
Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K)
PENDAHULUAN
Aspergiloma paru adalah infeksi jamur saprofit berupa
kolonisasi  di dalam kavitas paru yang dapat disebabkan oleh
berbagai panyakit dasar

Aspergiloma sering ditemui pada pasien-pasien pasca infeksi


tuberkulosis paru baik yang baru sembuh maupun yang
telah sembuh dalam periode waktu yang lama. Kepustakaan
melaporkan kavitas paru pada aspergiloma sebagian besar
(>60%) disebabkan oleh tuberkulosis.
Aspergilloma merupakan bentuk fungus ball (mycetoma)
yang paling umum. Gambaran radologi menunjukkan
gambaran massa yang bulat dengan kavitas (diameter 3
sampai 5 cm) dengan dikelilingi gambaran radioluscent
berbentuk crescent (bulan sabit).
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
DEFINISI
Aspergilloma disebut juga sebagai
mycetoma atau bola jamur (fungus ball),
adalah koloni jamur yang terdapat dalam
kavitas paru-paru. Mycetoma biasanya
terdiri dari Aspergillus fumigatus (spesies
aspergillus yang paling sering ditemukan),
dan merupakan bentuk non-invasif
aspergillosis paru.
ETIOLOGI

Organ tubuh paling umum terkena aspergilloma


adalah paru-paru. Aspergillus fumigatus,
biasanya hidup sebagai mikrospora (2-3 um).
Namun orang yang telah memiliki kelainan paru
yang ditandai dengan adanya kavitas yang
biasanya disebabkan oleh tuberkulosis, berisiko
untuk menderita aspergilloma.
PATOFISIOLOGI
Hifa jamur Aspergillus memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan jamur
lainnya. Dengan pewarnaan perak, akan terlihat hifanya bercabang 54
derajat yang tumbuh pesat pada suhu tubuh normal manusia. Sistem immun
alamiah akan berusaha menyingkirkan spora mulai dari lapisan mukosa dan
gerakan silia pada saluran pernafasan. Selanjutnya jika spora sudah
terlanjur masuk, akan ada perlawanan dari makrofag dan neutrofil melalui
fagositosis. Beberapa spesies aspergillus memproduksi metabolit toksin
yang menghambat proses fagositosis ini.
DIAGNOSIS
Anamnesis
dan
Pemeriksaan
Fisis

Pemeriksaan
Laboratorium

Pemeriksaan
Radiologi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• FOTO POLOS
Apergilloma biasanya muncul sebagai massa
tipis jaringan lunak bulat atau bulat lonjong yang
terletak di dalam sekitar kavitas dan digariskan
oleh suatu crecent of air. Dengan mengubah
posisi pasien biasanya menunjukkan bahwa
massa tersebut dapat bergerak, sehingga
dapat mengkonfirmasikan diagnosis.
Gambar 1.1 : Tuberkulosis
dengan gambaran kavitas
terkait dengan aspergilloma,
menunjukkan rongga di
lobus atas kiri (panah hitam)
dengan area jaringan lunak
opag (panah putih solid).
Hiperlusen pada area bulan
sabit (panah terbuka)
merupakan sisa udara dalam
rongga dan disebut sebagai
the air crescent sign (tanda
bulan sabit udara)
Gambar 1.2 : Foto Thorax posisi Gambar 1.3 : Foto Thorax posisi antero-
postero-anterior memperlihatkan posterior menunjukkan lesi kavitas di lobus
aspergilloma di apex kiri paru. atas paru bagian kanan dengan gambaran air
crescent sign.
Gambar 1.4 .Foto Thorax posisi postero-anterior
memperlihatkan kavitas di lobus atas kanan paru
yang berisi massa intrakavitas.
Gambar 1.5 : Foto Thorax posisi postero- Gambaran 1.6 : Foto chest x-ray
anterior menunjukkan lesi cavitas yang berisi memperlihatkan kavitas besar yang berisi
massa yang solid dengan gambaran air cresent aspergilloma di lobus atas paru kanan.
sign di lobus atas kanan.
CT SCAN THORAK

Gambar 1.8 : Aspergilloma di dalam kavitas. Gambar 1.9 : CT Scan Thorax, kavitas
Udara yang berbentuk bulan sabit yang bilateral dengan fungus ball yang
mengelilingi aspergilloma yang dikenal sebagai bergantung pada posisi.
the Monod sign
Gambar 2.0 : CT Scan Thorax, memperlihatkan Gambar 2.1 : CT Scan Thorax posisi prone
fungus ball diantara ruang kosong. memperlihatkan massa solid yang
bergerak di dalam kavitas
Gambar 2.2 : Tampak gambaran bulla pada Gambar 2.3 : CT Scan memperlihatkan
penyakit paru interstisial akibat paparan asbes aspergillus ball di dalam kavitas.
sebelumnya. Salah satu dari bulla tersebut telah
membentuk koloni oleh aspergillus.
Gambar 2.4 : CT Scan Thorax memperlihatkan Gambar 2.5 : CT Scan Thorax sebelum
air crescent sign dan invasi ke parenkim dan pengobatan memperlihatkan kavitas dengan
pleura dinding yang tebal yang berisi aspergilloma
DIAGNOSA BANDING

ABSES PARU

Gambar 2.6 : Foto Thorax posisi anterior


posterior. Tampak kavitas berdinding tebal di
lobus medial kiri paru, disertai gambaran air
fluid level didalamnya
Gambar 2.7 : CT Scan thorax
potongan axial, tampak
gambaran cavitas di lobus kiri
bawah paru dengan
permukaan dinding yang
tebal,cavitas mempunyai garis
permukaan yang halus yang di
dalamnya terdapat air fluid
level. Terdapat reaksi inflamasi
pada paru (panah kuning).
KISTA PARU

Gambar 2.8 : Kista echinococcal paru


terdiri dari tiga lapisan : exocyst, yang
merupakan membran pelindung,
endocyst yang menghasilkan kista.
Kista echinococcal paru dibatasi oleh
massa jaringan yang lembut dan tidak
memiliki dinding kalsifikasi. Jika kista
ini pecah maka udara akan terlihat
disekitar pinggiran kista dan
menghasilkan tanda meniscus sign atau
tanda bulan sabit sampai dengan air
fluid level
Gambar 2.9 : CT Scan Thorax potongan axial
memperlihatkan kista hydatid dengan gambaran air
fluid level yang terlihat sebagai iceberg sign.
TUBERKULOSIS PARU

Gambar 3.2 : Foto Thorax posisi Gambar 3.3 : CT Scan Thorax


antero-posterior memperlihatkan area memperlihatkan kavitas besar dengan
konsolidasi,nodul centrilobular, dan dinding tipis di lobus atas paru kiri.
kavitas.
TUMOR PARU

Gambar 3.4 Foto Thoraks Posterioranterior Gambar 3.5.Squamous cell carsinoma


dengan kavitas
dengan gambaran massa bulat dan irreguler
PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA

SURGICAL
PROGNOSIS
Apapun pengobatannya, prognosisnya sangat
tergantung pada penyakit kronis yang
mendasarinya. Kebanyakan pasien tidak perlu
untuk dioperasi dan hanya dilakukan terapi
konservatif. Namun, angka kematian pada
pasien ini bisa mencapai 50-55% dibandingkan
dengan tingkat kematian setelah terapi
pembedahan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

Nama : Ny. NIRA


Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk RS : 12/03/2019
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ANAMNESIS

Keluhan utama : Batuk Campur Darah

Pasien masuk dengan keluhan batuk campur darah dialami sejak 3


hari yang lalu, warna kemerahan bercampur dengan lendir. Riwayat
batuk darah berulang sejak 2 tahun yang lalu bersifat hilang timbul.
Pasien pernah batuk darah 300 cc dalam sehari. Sesak tidak ada,
nyeri dada ada terutama saat batuk dan menarik napas. Demam
tidak ada, riwayat demam ada, keringat malam ada, menggigil
kadang-kadang. Mual dan muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada,
nyeri perut tidak ada. Nafsu makan menurun, penurunan berat
badan ada sekitar 10 kg dalam 3 bulan terakhir.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Riw. OAT : kategori 1 pasien tidak mengetahui tahun berapa mulai
pengobatan, kategori 2 tahun 2017 tuntas.

RPS : Asma (-), HT (-), DM (+) sejak 10 tahun yang lalu, tidak berobat
teratur, Peny. Jantung (-), Peny. Keganasan (-)

RPK : Asma (-), HT (-), DM (-), Peny. Jantung (-), Peny. Keganasan (-)
Riw. Sosial :
- Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
- Riwayat merokok : tidak ada
- Memasak menggunakan Kompor Gas
- Riwayat minum alkohol : (-)
- Riwayat seks bebas (-), narkoba (-)
- Pembiayaan rawat inap: BPJS
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Dada : Venektasi (-)
Kesadaran : Compos mentis
Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-),
TD : 110/70 mmHg
gallop (-)
FN : 88 x/menit , reguler, kuat angkat
Paru : I : Simetris Kanan dan Kiri
FP : 20 x/menit, reguler, torakalabdominal
P : Vocal Fremitus sama kedua lapangan paru
Suhu 36,5°C,
Sp O2 98% tanpa modalitas P : Sonor kedua lapangan paru
A : vesikuler menurun pada paru kiri atas,
BB 33 kg,150 TB cm , IMT 14.6 (Under Rhonki ada di lapangan paru atas dan
Weight) Wheezing tidak ada.
Kepala : Bentuk kepala normal Abdomen : Supel, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
Mata : konjungtiva pucat (+/+), pembesaran hepar dan limpa, bising usus
normal
sklera tidak ikterik
Ekstremitas : akral hangat, edema tidak ada
Mulut : kebersihan mulut baik
Leher : JVP 5-2 cmH2O, trakea tidak
ada deviasi, KGB tidak teraba
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan 9/3/2019 11/3/2019 13/3/2019 14/3/2019 18/3/2019 Normal
WBC 7.4 8.6 6.79 7.6 6.3 4.00 – 10.00
HB 9.4 8.6 7.4 11.4 9.7 12.0-16.0
PLT 320 284 246 285 268 150-400
NEUT 57.9 80.5 82.0 74.30 62.9 52.0-75.0
LYMP 32.3 129 12.7 17.7 26.9 20.0-40.0
UREUM 12 - - - - 10-50
CREATININ 0.44 - - - - L < 1.3;
P<1.1
SGOT 14 - - - - <38
SGPT 8 - - - - <41
NATRIUM 135 - - - 133 136-145
KALIUM 2.9 - - - 3.3 3.5-5.1
KLORIDA 102 - - - 102 97-111
ALBUMIN 3.6 - - - - 3.5-5.0
GDS 304 - - - 181 140
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan 26/2/2019 Normal


PT 11.9 10-14
INR 1.16 -
APTT 24.0 22.0-30.0
HBsAg Non Reactive Non Reactive
Anti HCV Non Reactive Non Reactive

Tanggal 14/03/2019
GDP : 191
GD2PP : 281
HbA1c : 7.4
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Tanggal 13-03-2019

SPUTUM BTA 3X
Pewarnaan BTA 1 : Negatif
Pewarnaan BTA 2 : Negatif
Pewarnaan BTA 3 : Negatif

Tanggal 05-03-2019

MIKROBIOLOGI Hasil
Spesimen Bilasan Bronkus
Tes Cepat Molekuler Tidak terdeteksi
Tes Rifampicin -
Pewarnaan BTA Negatif
PEMERIKSAAN BRONKOSKOPI
Tanggal 4/3/2019

Kesimpulan :
Peradangan kronis di paru kiri, tidak terdapat tumor intralumer. Tidak
menyingkirkan suatu abses paru, lobus atas kiri : orificium menyempit
dan mudah berdarah, dilakukan sikatan dan bilasan bronkus. Orificium
segmen B4 dan B5 edematous dan hiperemis.
Sitologi Cairan Bronkus (5/3/2019)

Mikroskopik :
- Diterima cairan berwarna merah sebanyak 10 cc
- Sediaan apusan sikatan dan bilasan terdiri dari
beberapa sel epitel silindris respiratorius,
diantaranya tampak struktur hifa tebal, bercabang,
dan bersepta dengan latar belakang sel-sel radang
netrofil padat dan eritrosit.
Kesimpulan : Lesi Inflamasi Supuratif dengan
Aspergilloma
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (Foto Thoraks)

Pada Foto thoraks ini Tampak


gambaran opaque di lapangan
atas paru kiri, bentuk bulat
dan berbatas tegas disertai
lesi kavitas di lobus atas paru
bagian kiri dengan gambaran
air crescent sign.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (CT Scan Thoraks)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (CT Scan Thoraks)
Expertisi MSCT-SCAN THORAKS :
 
• Tampak multiple cavitas berbatas tegas, berdinding tebal,
tepi reguler, dengan ukuran terbesar +/- 5.7x4.1x 3.8 cm
disertai lesi isodens memberikan gambaran monod sign
disertai garis-garis fibrosis pada lobus superior paru kiri
• Tampak dilatasi bronchus dengan gambaran signet ring
pada segmen anterior lobus superior paru kiri
• Tampak patchy consolidation yang memberikan gambaran
tree in buds pada segmen anterior lobus superior paru
kanan dan segmen superior.
 
Kesan : TB Paru Lama Aktif lesi luas disertai multiple
Cavitas dan gambaran Aspergilloma Lobus Superior
Paru Sinistra
DIAGNOSIS & TATALAKSANA

Diagnosis Kerja : Tatalaksana :


- Natrium Klorida 0.9% /20tetes/menit
- Hemoptisis masif et Causa
- Asam Traneksamat 500 mg/ 8 jam /
Aspergilloma
intravena
- Bekas Tuberkulosis Paru
- Adona 1 ampul/ 8 jam/ drips
- Diabetes Melitus tipe 2 Non Obese -
Codein 10 mg/ 8 jam /oral
Masalah : - Itrakonazole 200 mg / 12 jam / oaral
- Hemoptisis Berulang - KSR 600 mg/ 12 jam / oral
- Hipokalemia - Paracetamol 500 mg// 8 jam / oral
- Anemia Rencana :
- Evaluasi Batuk Darah / 24 jam
- Edukasi Batuk Darah
- Awasi Tanda Vital
- Transfusi PRC 2 bag
- Konsul Endokrin Metabolik
- Konsul BTKV (Spirometri dan AGD)
DISKUSI
Berdasarkan Anamnesis pasien dengan keluhan batuk darah sekitar > 300 cc.
Pasien ini memiliki riwayat penyakit infeksi tuberkulosis dua tahun sebelumnya
dan telah mendapatkan pengobatan selama enam bulan. Kolonisasi jamur
saprofit pada umumnya akan terbentuk pada kavitas yang telah ada pada lobus
atas dan kemudian membentuk fungus ball.

Pada pemeriksaan rontgen toraks didapatkan gambaran opaque di lapangan


atas paru kiri, bentuk bulat dan berbatas tegas disertai lesi kavitas di lobus
atas paru bagian kiri dengan gambaran air crescent sign.

CT scan toraks didapatkan tampak multiple cavitas berbatas tegas,


berdinding tebal, tepi reguler disertai lesi isodens memberikan gambaran
monod sign disertai garis-garis fibrosis pada lobus superior paru kiri.
Pemeriksaan Sitologi dari bilasan bronkoskopi ditemukan beberapa sel epitel
silindris respiratorius, diantaranya tampak struktur hifa tebal, bercabang, dan
bersepta dengan latar belakang sel-sel radang netrofil padat dan eritrosit.
Kesimpulan : Lesi Inflamasi Supuratif dengan Aspergilloma

ASPERGILLOMA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai