Disusun Oleh :
dr. Nirmalasari
Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K)
PENDAHULUAN
Aspergiloma paru adalah infeksi jamur saprofit berupa
kolonisasi di dalam kavitas paru yang dapat disebabkan oleh
berbagai panyakit dasar
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan
Radiologi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• FOTO POLOS
Apergilloma biasanya muncul sebagai massa
tipis jaringan lunak bulat atau bulat lonjong yang
terletak di dalam sekitar kavitas dan digariskan
oleh suatu crecent of air. Dengan mengubah
posisi pasien biasanya menunjukkan bahwa
massa tersebut dapat bergerak, sehingga
dapat mengkonfirmasikan diagnosis.
Gambar 1.1 : Tuberkulosis
dengan gambaran kavitas
terkait dengan aspergilloma,
menunjukkan rongga di
lobus atas kiri (panah hitam)
dengan area jaringan lunak
opag (panah putih solid).
Hiperlusen pada area bulan
sabit (panah terbuka)
merupakan sisa udara dalam
rongga dan disebut sebagai
the air crescent sign (tanda
bulan sabit udara)
Gambar 1.2 : Foto Thorax posisi Gambar 1.3 : Foto Thorax posisi antero-
postero-anterior memperlihatkan posterior menunjukkan lesi kavitas di lobus
aspergilloma di apex kiri paru. atas paru bagian kanan dengan gambaran air
crescent sign.
Gambar 1.4 .Foto Thorax posisi postero-anterior
memperlihatkan kavitas di lobus atas kanan paru
yang berisi massa intrakavitas.
Gambar 1.5 : Foto Thorax posisi postero- Gambaran 1.6 : Foto chest x-ray
anterior menunjukkan lesi cavitas yang berisi memperlihatkan kavitas besar yang berisi
massa yang solid dengan gambaran air cresent aspergilloma di lobus atas paru kanan.
sign di lobus atas kanan.
CT SCAN THORAK
Gambar 1.8 : Aspergilloma di dalam kavitas. Gambar 1.9 : CT Scan Thorax, kavitas
Udara yang berbentuk bulan sabit yang bilateral dengan fungus ball yang
mengelilingi aspergilloma yang dikenal sebagai bergantung pada posisi.
the Monod sign
Gambar 2.0 : CT Scan Thorax, memperlihatkan Gambar 2.1 : CT Scan Thorax posisi prone
fungus ball diantara ruang kosong. memperlihatkan massa solid yang
bergerak di dalam kavitas
Gambar 2.2 : Tampak gambaran bulla pada Gambar 2.3 : CT Scan memperlihatkan
penyakit paru interstisial akibat paparan asbes aspergillus ball di dalam kavitas.
sebelumnya. Salah satu dari bulla tersebut telah
membentuk koloni oleh aspergillus.
Gambar 2.4 : CT Scan Thorax memperlihatkan Gambar 2.5 : CT Scan Thorax sebelum
air crescent sign dan invasi ke parenkim dan pengobatan memperlihatkan kavitas dengan
pleura dinding yang tebal yang berisi aspergilloma
DIAGNOSA BANDING
ABSES PARU
MEDIKAMENTOSA
SURGICAL
PROGNOSIS
Apapun pengobatannya, prognosisnya sangat
tergantung pada penyakit kronis yang
mendasarinya. Kebanyakan pasien tidak perlu
untuk dioperasi dan hanya dilakukan terapi
konservatif. Namun, angka kematian pada
pasien ini bisa mencapai 50-55% dibandingkan
dengan tingkat kematian setelah terapi
pembedahan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
RPS : Asma (-), HT (-), DM (+) sejak 10 tahun yang lalu, tidak berobat
teratur, Peny. Jantung (-), Peny. Keganasan (-)
RPK : Asma (-), HT (-), DM (-), Peny. Jantung (-), Peny. Keganasan (-)
Riw. Sosial :
- Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
- Riwayat merokok : tidak ada
- Memasak menggunakan Kompor Gas
- Riwayat minum alkohol : (-)
- Riwayat seks bebas (-), narkoba (-)
- Pembiayaan rawat inap: BPJS
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Dada : Venektasi (-)
Kesadaran : Compos mentis
Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-),
TD : 110/70 mmHg
gallop (-)
FN : 88 x/menit , reguler, kuat angkat
Paru : I : Simetris Kanan dan Kiri
FP : 20 x/menit, reguler, torakalabdominal
P : Vocal Fremitus sama kedua lapangan paru
Suhu 36,5°C,
Sp O2 98% tanpa modalitas P : Sonor kedua lapangan paru
A : vesikuler menurun pada paru kiri atas,
BB 33 kg,150 TB cm , IMT 14.6 (Under Rhonki ada di lapangan paru atas dan
Weight) Wheezing tidak ada.
Kepala : Bentuk kepala normal Abdomen : Supel, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
Mata : konjungtiva pucat (+/+), pembesaran hepar dan limpa, bising usus
normal
sklera tidak ikterik
Ekstremitas : akral hangat, edema tidak ada
Mulut : kebersihan mulut baik
Leher : JVP 5-2 cmH2O, trakea tidak
ada deviasi, KGB tidak teraba
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan 9/3/2019 11/3/2019 13/3/2019 14/3/2019 18/3/2019 Normal
WBC 7.4 8.6 6.79 7.6 6.3 4.00 – 10.00
HB 9.4 8.6 7.4 11.4 9.7 12.0-16.0
PLT 320 284 246 285 268 150-400
NEUT 57.9 80.5 82.0 74.30 62.9 52.0-75.0
LYMP 32.3 129 12.7 17.7 26.9 20.0-40.0
UREUM 12 - - - - 10-50
CREATININ 0.44 - - - - L < 1.3;
P<1.1
SGOT 14 - - - - <38
SGPT 8 - - - - <41
NATRIUM 135 - - - 133 136-145
KALIUM 2.9 - - - 3.3 3.5-5.1
KLORIDA 102 - - - 102 97-111
ALBUMIN 3.6 - - - - 3.5-5.0
GDS 304 - - - 181 140
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 14/03/2019
GDP : 191
GD2PP : 281
HbA1c : 7.4
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Tanggal 13-03-2019
SPUTUM BTA 3X
Pewarnaan BTA 1 : Negatif
Pewarnaan BTA 2 : Negatif
Pewarnaan BTA 3 : Negatif
Tanggal 05-03-2019
MIKROBIOLOGI Hasil
Spesimen Bilasan Bronkus
Tes Cepat Molekuler Tidak terdeteksi
Tes Rifampicin -
Pewarnaan BTA Negatif
PEMERIKSAAN BRONKOSKOPI
Tanggal 4/3/2019
Kesimpulan :
Peradangan kronis di paru kiri, tidak terdapat tumor intralumer. Tidak
menyingkirkan suatu abses paru, lobus atas kiri : orificium menyempit
dan mudah berdarah, dilakukan sikatan dan bilasan bronkus. Orificium
segmen B4 dan B5 edematous dan hiperemis.
Sitologi Cairan Bronkus (5/3/2019)
Mikroskopik :
- Diterima cairan berwarna merah sebanyak 10 cc
- Sediaan apusan sikatan dan bilasan terdiri dari
beberapa sel epitel silindris respiratorius,
diantaranya tampak struktur hifa tebal, bercabang,
dan bersepta dengan latar belakang sel-sel radang
netrofil padat dan eritrosit.
Kesimpulan : Lesi Inflamasi Supuratif dengan
Aspergilloma
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (Foto Thoraks)
ASPERGILLOMA
TERIMA KASIH