ABSES PARU
Disusun oleh:
Silvia Suminto
Pembimbing:
Abses yang multiple dan kecil -> necrotizing pneumonia/ gangren paru
Saat ini insidens dan kematian akibat abses berkurang karna ketersediaan
antibiotik
Anatomi paru
Superior
Fissura
mayor
Kanan Medius
Fissura
minor
Paru Inferior
Superior
Fissura
Kiri
mayor
Inferior
Gambar 1. Pembagian Segmen pada Lobus Paru
Moore KL, Arthur FD. Clinically Oriented Anatomy, 6 ed. US: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
Anatomi pleura
Kejang
Alkoholik
Disfagia
Anamnesa
Gejala: malaise, demam, batuk dengan suput (berbau busuk),
hemoptisis/ pleuriti
Pemeriksaan fisik
Bervariasi tergantung pada kondisi terkait
Demam ringan
Temuan Konsolidasi (suara nafas menurun, redup pada perkusi,
ronki kasar)
Pleural friction rub
Diagnosis
Laboratorium
Leukosit (shift to the left)
LED meningkat
Kultur
Pemeriksaan sputum
Uji kepekaan antibiotik
Pemeriksaan radiologis - konvensional
Herring W. Learning Radiology: recognizing the basics, 3 ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Gambar 3. Seorang laki-laki usia 44 tahun dengan keluhan batuk dan demam. Tampak kavitas
berdinding tebal pada lobus atas paru kanan disertai air fluid level didalamnya. Perhatikan
bahwa kavitas memiliki bentuk dan ketinggian air fluid level yang sama pada foto PA maupun
lateral
Herring W. Learning Radiology: recognizing the basics, 3 ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Pemeriksaan radiologis - USG
2. Ultrasound
Bukan pemeriksaan rutin
Dapat membedakan abses paru dengan empiema
Abses : lesi hipoechoic dengan outer margin
Hung Jen et al: Identifikasi pembuluh darah sekitar lesi dengan Color
doppler paling spesifik
Gambar 4. Ultrasonografi penderita abses paru. Abses (A) tampak sebagai lesi hipoechoik
bulat dalam daerah konsolidasi paru (C). Aorta desendens (Ao); diafragma (D); efusi pleura
(Pl).
Bouhemad B, Mao Z, Qin L, Jean-Jacques R. Clinical review: Bedside lung ultrasound in critical care practice. CritCare 2007; 11(1): .
Gambar 5. (a) Laki-laki 32 tahun dengan empiema pada lobus kanan atas. Pemeriksaan USG menunjukkan
adanya lesi hipoechoic dengan efusi bersepta didalamnya (panah), atelekstasis pasif (kepala panah) dengan
permukaan yang licin. Ultrasound Color Doppler tidak menunjukkan adanya sinyal pembuluh darah
disekitar lesi. (b) Laki-laki 64 tahun dengan abses pada lobus kanan bawah. Pemeriksaan USG
menunjukkan lesi hipoechoic dengan permukaan bagian dalam yang irreguler, disertai dengan konsolidasi
paru. Ultrasound Color Doppler menunjukkan adanya sinyal pembuluh darah disekitar lesi.
Chen HJ, Yu YH, Tu CY. Ultrasound in peripheral pulmonary air fluid lesion. CHEST 2009; 135
Pemeriksaan radiologis - CT scan
CT scan:
Pemeriksaan paling sensitif dalam diagnosa abses paru
Gambaran kavitas dinding tebal dengan penyangatan kontras di perifer
Dinding abses tebal, dengan permukaan luminal yang reguler
Pembuluh darah bronkial dan bronchus dapat ditelusuri hingga hilang
pada dinding abses
Sering ditemukan pada segmen posterior lobus superior dan segmen
superior lobus inferior
Membentuk sudut akut dengan dinding dada (claw sign)
Abses di perifer -> dapat disertai penebalan pleura/ empiema
Gambar 6. a) Claw sign menunjukkan lesi yang membentuk sudut akut dengan parenkim
sekitar. b) CT scan reformat coronal pada pasien dengan abses paru menunjukkan kavitas
berdinding tebal dengan air fluid level didalamnya yang membentuk sudut akut dengan
dinding thorax
Herring W. Learning Radiology: recognizing the basics, 3 ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Gambar 7. Abses paru. CT scan thorax dengan kontras memperlihatkan kavitas pada lobus
inferior paru kiri dengan dinding relatif tebal (panah hitam), smooth inner margin dan air fluid
level (panah putih). Terdapat reaksi inflamasi disekitarnya (panah kuning) . Abses membentuk
sudut akut dengan dinding posterior dari thorax
Herring W. Learning Radiology: recognizing the basics, 3 ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Gambaran lain abses pada CT
Furuya K, Yasumori K, Takeo S, Sakino I, uesugi N, Momosaki S, et al. Lung CT: Part I, Mimickers of Lung Cancer –
Spectrum of CT fndings with pathologic correlation. AJR 2012; 199:455-63
Gambar 10. Multiple abses dengan air fluid level pada wanita 45 tahun dengan
imunokompromi.
Mansharamani N, Balachandran D, Delaney D, Zibrak JD, Silvestri RC, Koziel H. Lung abscess in adults: clinical comparison of immunocompromised
to non-immunocompromised patients. Respiratory Medicine 2002; 96: 170-85
Pemeriksaan radiologis - MRI
Liszewski MC, Gorkem S, Sodhi KS, Lee EY. Lung magnetic resonance imaging for pneumonia in children. Pediatr RAdiology 2017; 47
Bronkoskopi
Pemeriksaan sputum
Histopatologi
Diawali dengan nekrosis yang terus berkembang di dalam segmen,
membentuk area supuratif
Kavitas = rongga berisi udara, yang tampak sebagai area lusen atau
area dengan atenuasi rendah, didalam nodul, massa atau area
konsolidasi parenkim
Gafoor K, Patel S, Girvin F, Gupta N, Naidich D, Machnicki S, et al. Cavitary Lung Diseases: A Clinical-Radiologic Algorithmic Approach. CHEST 2008
Lesi yang menyerupai kavitas
Lesi menyerupai Definisi atau gambaran radiologi CT scan
kavitas
Kista Lusensi parenkim yang bulat dengan
dinding tipis (<2mm)
Gafoor K, Patel S, Girvin F, Gupta N, Naidich D, Machnicki S, et al. Cavitary Lung Diseases: A Clinical-Radiologic Algorithmic Approach. CHEST 2008
Lesi yang menyerupai kavitas
Lesi menyerupai Definisi atau gambaran CT scan
kavitas radiologi
Bullae terinfeksi Adanya penyakit bullae
sebelumnya (area lusen dengan
dinding <1mm) disertai air fluid
level didalamnya
Gafoor K, Patel S, Girvin F, Gupta N, Naidich D, Machnicki S, et al. Cavitary Lung Diseases: A Clinical-Radiologic Algorithmic Approach. CHEST 2008
1. Empiema
Abses paru Empiema
Biasanya berbentuk kavitas yang bulat dengan Bentuk lentiformis, terdapat perbedaan ar fluid
air fluid level yang sama pada proyeksi foto level pada foto AP/lateral
frontal/lateral
Membentuk sudut tajam dengan dinding dada Membentuk sudut tumpul dengan dinding dada
Tidak terjadi kompresi paru sekitarnya Dapat terjadi kompresi paru sekitarnya
Dinding tebal, permukaan reguler Dinding tebal (> 15 mm) dengan permukaan
irreguler/ spiculated
Dalam followup ukuran tidak membesar Dalam followup ukuran membesar/ disertai
konsolidasi/ nodul lain
Herring W. Learning Radiology: recognizing the basics, 3 ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
3. Infeksi tuberkulosis
Abses paru Infeksi tuberkulosis
Lokasi biasa di segmen posterior lobus Lokasi biasa di daerah segmen apikal lobus
superior dan segmen superior lobus inferior superior atau segmen superior lobus inferior
Parkar AP, Kandiah P. Differential diagnosis of cavitary lung lesion. Journal of Belgian Society of Radiology 2016; 100(1)
4. Granulomatosis dengan polyangitis
Gafoor K, Patel S, Girvin F, Gupta N, Naidich D, Machnicki S, et al. Cavitary Lung Diseases: A Clinical-Radiologic Algorithmic Approach. CHEST 2008
Tatalaksana
Konservatif
Clindamisin, penicillin-metronidazole
Perbaikan klinis 4-7 hari, perbaikan foto thorax 2 bulan
Operatif
Indikasi:
Abses > 6 cm atau menetap > 12 minggu
Komplikasi: empiema, hemoptisis masif, fistula bronkopleura
Pengobatan penyakit yang mendasari: karsinoma obstruktif primer/metastasis,
pengeluaran benda asing, dll
Drainase melalui chest tube, bronkoskopi atau perkutan dengan paduan USG/ CT
Reseksi
Gambar 17. Foto Thorax menunjukkan gambaran radiologis abses paru setelah mendapatkan
penanganan antibiotik selama 1 bulan
Kuhadja L, Zarogoulidis K, Tsirgogianni K, Tsavlis D. Lung abscess-etiology, diagnostic and treatment options. Annals of Translational MEdicine 2015
Komplikasi
Empiema
Hemoptisis masif
Parkar AP, Kandiah P. Differential diagnosis of cavitary lung lesion. Journal of Belgian Society of Radiology 2016; 100(1)
Laporan Kasus
Identitas
Nama : Ny N
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : Guru
Anamnesa
Riwayat Penyakit
Pasien mengeluhkan batuk dan nyeri dada yang hilang timbul sejak 2
bulan SMRS, disertai lendir berwarna hijau. Pasien juga
mengeluhkan demam hilang timbul. Pasien menyangkal adanya
keringat malam, atau penurunan berat badan. Pasien memiliki
riwayat infeksi pada gigi. Riwayat TB atau keganasan pada pasien
maupun keluarga pasien disangkal. Pasien memiliki riwayat
mengkonsumsi antibiotik, namun keluhan tidak menghilang
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : Sakit Sedang / Gizi cukup / Sadar
Pernapasan 20 x/menit
Nadi 90 x/menit
Suhu 37,7OC
Thorax
• Tampak konsolidasi disertai air-bronchogram sign pada lobus medius paru kanan
• Tampak kavitas (11HU) berdinding tebal (-/+ 5mm), inner margin smooth, dengan air
fluid level didalamnya berukuran -/+ 5.2 x 6.2 x 6.9 cm pada segmen medial lobus
medius paru kanan dengan sedikit penyangatan pada tepi lesi
• Trachea berada di midline
• Kedua main bronchus dalam batas normal
• Tidak tampak pembesaran KGB paratrachea, subcarina dan peribronchial
• Cor, aorta dan pembuluh darah besar lainnya dalam batas normal
• Hepar, gaster dan lien yang terscan dalam batas normal
• Tulang-tulang intak
Tatalaksana
Rencana drainase (pasien menolak)
Keluhan: batuk lendir warna hijau, demam, nyeri dada hilang timbul selama
2 bulan -> gejala non spesifik infeksi
Tatalaksana: indikasi untuk drainase (keluhan > 2 bulan dan lesi > 6
cm) -> pasien menolak
TERIMAKASIH