PADA ANAK
Disusun oleh :
Olyana Wolff - 112019102
Florensia Niwele - 112019193
Andrew Timothy Fane - 112019189
Pembimbing :
dr. Jeanne Laurensie S, Sp.A
dr. Adi Sentosa, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 5 JULI – 11 SEPTEMBER 2021
RUMAH SAKIT FAMILY MEDICAL CENTER BOGOR
Demam Tifoid
• Suatu penyakit infeksi sistemik akut Salmonella typhi
• Demam paratifoid Gejala klinis sama dengan demam tifoid namun biasanya
lebih ringan
• Salmonella enteriditis serotipe paratyphi A, paratyphi B (S.Shcotmuelleri),
paratyphi C (S.Hirschfeldii)
• Demam entrik
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Etiologi
Salmonella Typhi :
• Bakteri gram (-)
• Memiliki flagella
• Tidak berkapsul-tidak membentuk spora
• Fakultatif anaerob
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Epidemiologi
• Demam tifoid merupakan penyakit endemis di
Indonesia yang disebabkan oleh infeksi sistemik
Salmonella typhi.
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Manifestasi klinik
• Periode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-rata antara 10-14
hari.
• Pada awal penyakit demam tifoid semua penderita Demam
• Step-ladder Temperature Chart timbul demam insidius,kemudian naik secara
bertahap tiap harinya dan mencpai titik tertinggi pada akhir minggu pertama.
• Setelah itu demam akan bertahan tinggi, dan pada minggu ke -4 demam turun
perlahan secara lisis (kecuali kolesistitis, abses jaringan lunak demam menetap)
• Demam lebih tinggi saat sore dan malam hari.
• Saat demam tinggi Gejala SSP kesadaran delirium, penurunan kesadaran
apatis-koma.
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Manifestasi klinik
• Gejala lain menyertai :
• Nyeri kepala
• Malaise
• Anoreksia
• Nausea
• Mialgia
• Nyeri perut
• Radang tenggorokan
• Pada kasus lebih berat, pada saat demam tinggi pasien akan
tampak sakit berat.
• Syok hipovolemik kurang asupan cairan/makanan
• Gejala gastrointestinal (bervariasi) diare,lidah tampak kotor,
meteorismus,hepatomegaly.
• Rose spot (maculopapular) merah, ukuran 1-5mm, abdomen,
toraks,ekstremitas dan punggung. Muncul pada hari ke 7-10
dan bertahan selama 2-3 hari
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Diagnosis
Pada pemeriksaan, gambaran diagnosis kunci adalah:
• Demam >7 hari
• Terlihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas
• Nyeri perut,
• kembung,
• mual, muntah,
• diare, konstipasi
• Delirium
• Hepatosplenomegali
• Pada demam tifoid berat penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus
• Dapat timbul dengan tanda yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai penyakit demam akut dengan
disertai syok dan hipotermi.
Pocket Book of Hospital Care for Children. Second Ed. WHO. 2013. P:180-182
Pemeriksaan Penunjang
Darah tepi perifer:
• Anemia, pada umumnya terjadi karena karena supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau
perdarahan usus.
• Leukopenia, namun jarang kurang dari 3000/ul
• Limfositosis relatif
• Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
Pemeriksaan serologi:
• Serologi Widal: kenaikan titer S. typhi titer O 1:200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke
fase konvalesens.
• Kadar IgM dan IgG (Typhi-dot)
Pedoman Pelayanan Medis IDAI. Edisi 1. 2009.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan biakan Salmonela:
• Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit
• Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke-4
Pemeriksaan radiologik:
• Foto toraks, apabila diduga terjadi komplikasi pneumonia
• Foto abdomen, apabila diduga terjadi komplikasi intraintestinal seperti perforasi
usus atau perdarahan saluran cerna.
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Tatalaksana
Antibiotik
• Kloramfenikol (DOC) 50-100 mg/kgbb/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10-
14 hari.
• Amoksisilin 100 mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama 10 hari.
• Kotrimoksasol 6 mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari.
• Seftriakson 80 mg/kgbb/hari, intravena atau intramuskular, sekali sehari, selama 5 hari.
• Sefiksim 10 mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 10 hari.
Suportif
• Demam tifoid ringan dapat dirawat di rumah
• Tirah baring
• Isolasi memadai
• Kebutuhan cairan dan kalori dicukup
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Pencegahan
• Memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang di konsumsi
• Tingkat kesadaran diri terhadap hygiene pribadi
• Imunisasi aktif : menekan angka kejadian
Buku ajar infeksi pediatri tropis IDAI- Demam Tifoid. Edisi 2. 2008. Hal 338-346
Vaksin Demam Tifoid
Identitas Pasien
Nama Lengkap : An. MA
Agama : Islam
Pendidikan : -
1 Hari SMRS Demam (+), naik turun, meningkat pada malam hari
Mual dan muntah (+)
Batuk (+), dahak (-)
Nafsu makan menurun
Sakit kepala dan badan terasa lemas
Sulit BAB
2 Hari SMRS Demam (+), naik turun, meningkat pada malam hari
Mual dan muntah (+)
Batuk (+), dahak (-)
Nafsu makan menurun
3 Hari SMRS Demam (+), naik turun, meningkat pada malam hari
Mual dan muntah (+)
Batuk (+), dahak (-)
Nafsu makan menurun
4 Hari SMRS Demam (+), naik turun, meningkat pada malam hari
Mual dan muntah (+)
Batuk (+), dahak (-)
Nafsu makan menurun
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Demam dengan gejala yang sama 4 bulan yang lalu
• DBD 1 tahun yang lalu
HB0 7 hari
BCG 1 bulan
• Mata : Cekung (-), edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek
cahaya (+/+) normal
• Telinga : Serumen (-), edema (-), hiperemis (-), sekret (-), nyeri tarik aurikula (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan mastoid (-)
• Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-), bibir pecah-pecah (-), cheilitis (-), thypoid tongue (+)
• Tenggorokan : Dinding faring hiperemis (-), T1-T1 hiperemis (-), detritus (-), crypta melebar (-)
• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordistidak terlihat
• Auskultasi : HR: 86 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-)
• Palpasi : Thrill tidak teraba
• Perkusi: redup, batas jantung dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-)
• Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
• Lipat paha : Pembesaran KGB (-)
• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT < 3 detik
• Kulit : Rumple leed test (-)
Status Neurologis
Fungsi motorik
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Klonus - -
Reflek patologis - - - -
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah rutin 13 April 2015
• Hb : 13,7 g/dl
• Leukosit : 5,9x103/µL
• Trombosit : 173x103/µL
• Hematokrit : 39,8%
• Diff count : 0/1/69/19/11
Follow Up
Tanggal Follow up Pengobatan
S/
16/11/2016 demam (+), batuk (+) kering IVFD KAEN 1B gtt XVI /m
Inj. Ampicilin 3x500mg
O/
Keadaan umum Paracetamol 3x500 mg
Sensorium : compos mentis Thiamphenicol 3x1 tab
Temperatur : 37,7oC
Pulse rate : 88 x/m
Respiratory rate : 22 x/m
Keadaan spesifik
Kepala : NCH (-), sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (-), faring hiperemis (-),
tonsil T1-T1 hiperemis (-), typhoid tounge
(-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, Wh (-) , Rh (-)
Cor : BJ 1 dan 2 normal, murmur (-),
galllop(-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tak
teraba, nyeri tekan epigastrium (+), BU (+)
normal
Extremitas : akral hangat (+), CRT < 3”
A/
Demam typhoid
Diagnosis
• Diagnosis banding
• Demam dengue
• Diagnosis kerja
• Demam tifoid
Tatalaksana
• Supportif
• Tirah baring sampai 7 hari bebas demam, lalu mobilisasi secara bertahap
• Diet: bebas serat, tidak merangsang, tidak menimbulkan gas, mudah dicerna, tidak dalam jumlah
yang banyak.
• IVFD KAEN 1B gtt XVI/menit
• Edukasi
• Higiene perorangan dan lingkungan seperti tidak jajan di sembarang tempat, mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, pengamanan pembuangan limbah feses (tinja), pemberantasan lalat,
penyediaan air minum yang memenuhi syarat
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia at bonam
• Quo ad functionam : dubia at bonam
• Quo ad sanationam : dubia at bonam
TERIMA KASIH