Anda di halaman 1dari 20

Epistaksis Posterior ec Hipertensi

Steviany Stezan (102013470)


Dino Herdanto (102015249)
Jane Josephine Chandra (102016032)
Sapto (102016273)
Jessica Nathalia (102016087)
Joshua Armando Sitompul (102016103)
Elisa Violeta Siman (102016137)
Della Nabila (102016190)
Nor Shahirah Binti Ismail (102016260)
Skenario 3
 Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke instalasi gawat
darurat dengan keluhan mimisan.

 Istilah yang tidak diketahui : -


 Rumusan Masalah : laki-laki 50 tahun mengalami mimisan
 Hipotesis : laki-laki 50 tahun diduga epistaksis posterior ec
hipertensi
Mind Map
Patofisiologi &
Anamnesis Epidemiologi Penatalaksanaan
kalsifikasi

PF & PP
Menghentikan
perdarahn

Anatomi
Mencegah
RM perdarahan
Working berulang
diagnosis
Komplikasi dan
Differential pencegahan
diagnosis

Kesimpulan
Etiologi Prognosis
Anamnesis
 Sejak 3 hari yang lalu
 Riwayat hipertensi
 Dirumah sudah di sumbat dengan kasa tapi tidak berhenti
 Obat: -
 Tidak ada pilek, hidung tersumbat, serta tidak ada riwayat
mimisan sebelumnya.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang

 TD: 160/100 mmHg  Darah Lengkap


 Kesadaran : Compos  Bleeding time
mentis  Rontgen sinus
 Tampak darah di cavum  Ct scan, MRI
nasi kanan dan kiri
 Tenggorok: tampak post
nasal bleeding
Anatomi Vaskuler Hidung
 Anatomi Vaskuler
dinding lateral hidung

Anatomi vaskuler
septum hidung
Plexsus Kiesselbach
Working diagnosis
 Adalah Perdarahan yang mengalir keluar dari hidung yang
berasal dari rongga hidung atau nasofaring. Epistaksis
bukan suatu penyakit melainkan gejala dari suatu kelainan.
 Hampir 90% epistaksis dapat berhenti sendiri.

Epistaksis Posterior Ec
Hipertensi

 Darah kebanyakan mengalir ke tenggorok. Pasien


menelannya dan kemudian memiliki vomitus “ warna kopi”
dapat disalah artikan dengan hematemesis
Hubungan Hipertensi dengan Epistaksis
Menurut Herkner dkk:

 Pasien dengan hipertensi yang lama memiliki kerusakan


pembuluh darah yang kronis. Hal ini berisiko terjadi epistaksis
terutama pada kenaikan tekanan darah yang abnormal.

 Pasien epistaksis dengan hipertensi cenderung mengalami


perdarahan berulang pada bagian hidung yang kaya dengan
persarafan autonom yaitu bagian pertengahan posterior dan
bagian diantara konka media dan konka inferior.
Differential Diagnosis

Epistaksis anterior Epistaksis Posterior


Insiden Lebih sering Lebih jarang
Letak Kebanyakan dari little’s area atau Kebanyakan dari bagian
bagian anterior dinding lateral posterosuperior kavum nasi; letak
perdarahan sering sulit dilokalisir

Usia Kebanyakan terjadi pada anak- Setelah usia 40 tahun


anak atau dewasa muda
Penyebab Kebanyakan trauma Spontan; sering karena hipertensi
atau ateriosklerosis

Perdarahan Biasanya ringan, dapat dengan Perdarahan berat membutuhkan


mudah dikontrol dengan tekanan MRS, tampon posterior sering
lokal atai tampon anterior diperlukan.
Etiologi
Epistaksis dapat disebabkan oleh kelainan lokal pada hidung
atau kelainan sistemik

trauma, kelainan anatomi, kelainan


pembuluh darah, infeksi lokal, benda
asing, tumor, pengaruh udara
lingkungan

Kelainan sistemik seperti penyakit


kardiovaskuler, kelianan darah, infeksi
sistemik, perubahan tekanan atmosfer,
kelainan hormonal, dan kelainan
kongenital.
Epidemiologi
 Amerika serikat : 1 dari 7 penduduk.
 Epistaksis anterior : anak dan dewasa muda
 Epistaksis posterior : orang tua dengan riwayat hipertensi
 Prevalensi pria : wanita  sama
 Usia : <20 tahun dan > 40 tahun

Harkner dkk : dari 213 datang ke UGD dengan epistaksis,


33 orang pasien (15,5%) dengan peningkatan tekanan
darah.
 sekitar 10% dari epistaksis adalah epistaksis posterior.
Hal ini menunjukkan resiko membahayakan jalan
pernapasan, aspirasi, dan kesulitan dalam mengendalikan
perdarahan.
Patofisiologi dan kalsifikasi Epistaksis

Epistaksis
Anterior

Epistaksis
Posterior
Penatalaksanaan
Epistaksis

Observasi
Observasi keadaan
keadaan uum
uum dan
dan tanda
tanda vital
vital
Keadaan
Keadaan umum
umum lemah
lemah
atasi
atasi /perbaiki tanda vital
/perbaiki tanda vital
Keadaan
Keadaan umum
umum baik
baik dan
dan stabil
stabil

Identifikasi
Identifikasi sumber/
sumber/ lokasi
lokasi perdarahan
perdarahan (Hisap
(Hisap bekuan
bekuan darah,
darah,
tampon adrenalin & lidokaine)
tampon adrenalin & lidokaine)
1. Perbaiki Keadaan
Lokasi tidak umum
Lokasi diketahui
diketahui 2. Cari sumber
Perdarahan
-- Tampon
3. Hentikan Perdarahan
Tampon Anterior
Anterior 2x24
2x24 jam/lebih
jam/lebih -- Kaustik
Kaustik AgNO3/
AgNO3/
-- Kalau
Kalau perlu
perlu tampon
tampon posterior
posterior
4. Cari faktor penyebab
As,
As, triklorasetat
triklorasetat
(rawat)
(rawat) Kalterisasi utuk mencegah
Kalterisasi elektrik
elektrik
Obs.
Obs. Tanda
Tanda hipoksia
hipoksia -- Jika
Jika perlu ::
perlu berulangnya
-- Jika
Jika perlu: lab
perlu: lab darah
darah tepi,
tepi, cari
cari +
+ tampon
tampon anterior
anterior perdarahn
kausa
kausa && terapi
terapi kausa
kausa -- Koagulansia
Koagulansia oral/sistemik
oral/sistemik
Cari
Cari komplikasi
komplikasi & & terapi
terapi
komplikasi
komplikasi
Angkat Tampon
Perdarahan (-)
Perdarahan (+)

-Tampon Ulang 2x24 jam/lebih


-jika belum dikerjakan, lakukan :
-lab.darah tepi
Cari kausa & terapi kausa
Cari komplikasi & terapi komplikasi

Angkat Tampon

Perdarahan (-)
Perdarahan (+)

Intervensi Bedah :
- Ligasi arteri
- SMR/Septoplasti
- Angiografi?Embolisasi
Menghentikan perdarahan
 Perdarahan Anterior

Menekan Alae Nasi/ Cuping hidung 5-15 menit, untuk epistaksis pada
kiesselbach  Berhenti

Prosedur penatalaksanaan
epistaksis
• Lampu kepala
• Spekulum hidung Hartmann
• Pinset bayonet
• Kapas
• Tampin hidung (bervaseline)
• Lidokain 2 % cum efedrin 1%
dan spay xylocain 10 %
• Tampon tang, kateter, mouth
spreader, tampon ballocque
Menghentika perdarahan
 Perdarah Posterior

Bila setelah dipasang tampon hidung anterior perdarah masih aktif, maka
dipasang tampon ballocque ( anterior- posterior nasal pack)

Bila perlu : ligasi Arteri : A. Ethmoidalis anterior/posterior, A. Maxillaris externa


atau A. carotis externa
Komplikasi dan pencegahan

aspirasi darah kedalam saluran napas bawah, juga dapat


menyebabkan syok,Turunnya tekanan darah secara mendadak
dapat menimbulkan hipotensi, hipoksia  Infise/transfue darah

Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadi infeksi,


sehingga perlu diberikan antibiotic.

Pemasangan tampon dapat menyebabkan rinosinusitis, otitis


media, septicemia atau toxic shock syndrome

Pemasangan tampon posterior (tampon Belloq) dapat


menyebabkan laserasi palatum mole atau sudut bibir
Mencegah perdarahan berulang
Pemasangan Tampon

Cari Penyebab

Pemeriksaan Laboratorium darah lengkap, pemeriksaan fungsi hepar, dan ginjal,


gula darah, homostasis.

Foto polos/ CT scan sinus bila dicurigai (sinusitis)

Konsul ke penyakit dalam / kesehatan anak bila dicurigai adanya kelaian


sistemik.
Prognosis

 90% kasus epistaksis anterior dapat berhenti sendiri. Pada


pasien hipertensi dengan/tanpa arteriosklerosis, biasanya
perdarahan hebat, sering kambuh dan prognosisnya buruk.
Kesimpulan
 Epistaksis (perdarahan dari hidung) adalah suatu gejala dan
bukan suat penyakit, yang disebabkan oleh adanya suatu
kondisi kelainan atau keadaan tertentu.
 Epistaksis dibedakan menjadi dua berdasarkan lokasinya
yaitu epistaksis anterior dan epistaksis posterior.
 Prinsip penanganan epistaksis adalah menghentikan
perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah
berulangnya epistaksis.

Anda mungkin juga menyukai