Preseptor:
Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp. THT-KL(K), FICS
Oleh :
Berlianisa 1810311014
Nur Indah Gusnari 1810311058
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Your Picture Here
>
ETIOLOGI
Insert the title of your subtitle Here
01 02 INFEKSI 03
TRAUMA SISTEMIK TUMOR
PENY.
04 KARDIO 05 KELAINAN 06 KELAINAN
VASKULER DARAH KONGENITAL
Perubahan
Gangguan
udara atau
Hormonal
tekanan
Anamnesis
• Derajat keparahan, frekuensi, dan durasi epistaksis;
• Sisi yang mengalami pendarahan: satu sisi atau kedua sisi hidung;
• Riwayat trauma, epistaksis sebelumnya, mudah lebam, hipertensi, penyakit
hati, leukimia, atau penyakit sistemik lainnya;
• Pada anak-anak, eksplorasi kemungkinan benda asing dalam hidung;
• Penggunaan obat-obatan, terutama antitrombosit atau antikoagulan harus
dipertanyakan
Pemeriksaan Fisik
• Nilai keadaan umum dan tanda vital
• Gunakan lampu kepala, spekulum hidung dan alat penghisap
• Dewasa : Posisi duduk, setengah duduk atau tidur dengan posisi
kepala tinggi monitor perdarahan
• Anak-anak : Posisi duduk dipangku, badan dan tangan dipeluk,
kepala dipegangi agar tetap tegak dan tidak bergerak
• Cari sumber perdarahan dan kemungkinan faktor penyebab per-
darahan
• Pasang tampon sementara : kapas yang dibasahi adrenalin
1/5.000-1/10.000 dan pantokain atau lidokain 2% Biarkan
tampon selama 10-15 menit
• Lihat apakah perdarahan dari bagian anterior atau posterior
Pemeriksaan Penunjang Insert Your Image
Mencegah beru-
Perbaiki Keadaan langnya epistaksis
Umum
Menghentikan Perdarahan
1. Penekanan Langsung Pada Ala Nasi
Penanganan pertama dimulai dengan penekanan langsung
ala nasi kiri dan kanan bersamaan selama 10 – 15 menit.
Gambar 5. Penekanan Langsung Pada Ala Nasi (a) Benar, (b) Salah. 10
2. Kauterisasi
Bila sumber perdarahan
terlihat di kaustik dengan Perak
Nitrat 30%, Asam Triklorasetat
30%, atau Polikresulen selama
2 – 3 detik. Lalu area tersebut Your Picture Here
3. Tampon Hidung
-Tampon Anterior
-Tampon Posterior
Tampon Anterior
Tampon Boorzalf atau tampon sinonasal
atau tampon pita (ukuran 1,2 cm x 180
cm) : tampon dari kassa gulung yang
diberi vaselin putih (petrolatum) dan
asam borat 10%, atau menggunakan
salep antibiotik (Oksitetrasiklin 1%)
dimasukkan 2-4 buah, disusun teratur
dan harus dapat menekan sumber per-
darahan, dilepas dalam 2x24 jam.
Gambar 6. Skema Pemasangan
Bila masih berdarah pasang tampon Tampon Hidung Anterior (Tampon
Boorzalf).10
baru.
Tampon Posterior
Tampon posterior/tampon bellocq -> bila perdarahan tidak berhenti dengan
tampon anterior. Tampon dibuat dari kasa padat dibentuk kubus atau bulat
dengan diameter 3 cm. Pada tampon terikat 3 utas benang.
• Ikatkan 2 benang tampon, Tarik kembali melalui hidung hingga benang tampak
Cara Pemasangan :
• Dorong tampon dengan bantuan jari telunjuk agar dapat melewati palatum mole
ke nasofaring
• bila masih ada pendarahan, tambahkan tampon anterior ke dalam kavum nasi
• kedua benang yang keluar dari hidung diikat pada sebuah gulungan kain kasa
didepan nares anterior
• seutas benang yang keluar dari mulut diikatkan secara longgar pada pipi pasien
untuk menarik tampon keluar melalui mulut setelah 2-3 hari
4. Ligasi Arteri
Pemilihan pembuluh darah yang akan diligasi bergantung pada lokasi
epistaksis. Pembuluh darah yang dipilih antara lain: arteri karotis ek-
sterna, arteri maksila interna atau arteri etmoidalis.
5. Embolisasi
dilakukan pada arteri maxilaris interna dan externa. Angiografi
postembolisasi dapat digunakan untuk menilai tingkat oklusi.
Komplikasi
• Akibat perdarahan yang hebat -> aspirasi darah ke dalam salu-
ran napas bawah, syok, anemia, dan gagal ginjal.
• Turunnya tekanan darah secara mendadak -> hipotensi,
hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner sampai infark
miokard sehingga dapat menyebabkan kematian.
• Komplikasi pemasangan tampon -> rhinosinusitis, hinosinusitis,
Otitis Media, Hemotimpanum, Septikemia/ toxic shock
syndrome, Sinekia, perforasi septum nasi, Bloody tears.
Prognosis