Oleh
Dea Oktoviani
Pembimbing
dr. Elfahmi, Sp. THT-KL
Latar Belakang
Rinoskopi Anterior
Pemeriksaan harus dilakukan dengan
teratur dari anterior ke posterior.
Vestibulum, mukosa hidung dan septum
nasi, dinding lateral hidung dan konka
inferior harus diperiksa dengan cermat.
Rinoskopi Posterior
Pemeriksan nasofaring dengan rinoskopi
posterior penting pada pasien dengan
epistaksis berulang dan sekret hidung
kronik untuk menyingkirkan neoplasma.
Penatalaksanaan
Perdarahan Anterior :
Pada epistaksis anterior yang tidak berhenti
sendiri, dapat dicoba dihentikan dengan
menekan hidung dari luar selama 10-15
menit, cara ini seringkali berhasil. Bila
sumber perdarahan dapat terlihat, dapat
dikauterisasi dengan larutan Nitrat Argenti
(AgNO3) 25-30%. Bila perdarahan masih
berlangsung, maka perlu dilakukan
pemasangan tampon anterior yang dibuat
dari kapas atau kasa yang diberi pelumas
vaselin atau salep antibiotik.
Tampon dimasukkan sebanyak 2-4
buah, disusun dengan teratur dan
harus dapat menekan asal
perdarahan. Tampon dipertahankan
selama 2x24 jam, harus dikeluarkan
untuk mencegah infeksi. Bila
perdarahan belum berhenti, dapat
dipasang tampon baru. Pasien juga
harus diberikan antibiotik spektrum
luas untuk mencegah infeksi akibat
pemasangan tampon(Iskandar, 2006).
Pada anak yang sering mengalami
epistaksis ringan, perdarahan dapat
dihentikan dengan cara duduk dengan
kepala ditegakkan, kemudian cuping
hidung ditekan ke arah septum selama
beberapa menit (Metode Trotter).
Medika Mentosa
Pada pasien yang dipasang tampon anterior, berikan
antibiotik profilaksis.
Vasokonstriktor topikal : Oxymetazoline 0,05%.
-Menstimulasi reseptor alfa-adrenergik sehingga terjadi
vasokonstriksi.
-Dosis : 2 3 spray pada lubang hidung setiap 12 jam
Anestesi lokal : lidokain 4%
-Digunakan bersamaan dengan oxymetazolin
-Menginhibisi depolarisasi, memblok transmisi impuls
saraf
Salep antibiotik : mopirocin 2% (Bactroban nasal)
-Menghambat pertumbuhan bakteri
-Dosis : 0,5 g pada setiap lubang hidung selama 5 hari
Perdarahan Posterior : Dapat
dilakukan pemasangan tampon
Bellocq. Tampon ini terbuat dari kasa
padat dibentuk kubus atau bulat
dengan diameter 3 cm. Pada tampon
ini terikat 3 buah benang, 2 di satu sisi
dan 1 di sisi yang lain. Sebagai
pengganti tampon Bellocq, dapat
digunakan kateter Folley dengan
balon.
Masukkan kateter karet melalui nares
anterior sampai tampak di orofaring
dan kemudian ditarik keluar melalui
mulut. Ujung kateter kemudian diikat
pada dua buah benang yang terdapat
pada satu sisi tampon Bellocq dan
kemudian kateter ditarik keluar
hidung. Benang yang telah keluar
melalui hidung kemudian ditarik,
sedang jari telunjuk tangan yang lain
membantu mendorong tampon ini ke
arah nasofaring.
Jika masih terjadi perdarahan dapat
dibantu dengan pemasangan tampon
anterior, kemudian diikat pada kain kasa
yang diletakkan ditempat lubang hidung
sehingga tampon posterior terfiksasi.
Sehelai benang lagi pada sisi lain tampon
Bellocq dikeluarkan melalui mulut (tidak
boleh ditarik terlalu kencang) dan
diletakkan pada pipi. Benang ini berguna
untuk menarik tampon keluar melalui
mulut setelah 2-3 hari. Setiap pasien
dengan tampon Bellocq harus dirawat.
Ligasi Arteri Karotis Eksterna
Tindakan ini dapat dilakukan dibawah
anastesi lokal. Dibuat insisi horizontal
sekitar dua jari dibawah batas mandibula
yang menyilang pinggir anterior muskulus
sternokleidomastoideus. Setelah flap
subplatisma dielevasi, muskulus
sternokleidomastoideus di retraksi ke
posterior dan diseksi diteruskan ke arah
bawah menuju selubung karotis. Lakukan
identifikasi bifurkatio karotis kemudian
arteri karotis eksterna dipisahkan.
Dianjurkan untuk melakukan ligasi dibawah
arteri faringeal asendens, terutama apabila
Ligasi Arteri Maxillaris Eksterna
-Thankyou-