Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL

DISKUSI TUTORIAL MINGGU KE-2

BLOK 1.4 SISTEM ORGAN 3

OLEH KELOMPOK 2A:


ASTRI SENTYANINGRUM
REZKI ZAMRI
ATIKA PUTRI HARIANDI
YUFAZ AIDI MAHESA
SILVIA RIZKA
AJENG PRAMEYSWARI PUTRI
NUR FAYDOTUS SALSABILA
ILHAM ERTANDRI
ATHAYA ZELVISENA
KARINA JULITA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
Skenario 2: GALAUNYA PERUT AMIN
Amin, 18 tahun, mahasiswa kedokteran tahun pertama mengeluhkan buang air besar
encer sejak dua hari yang lalu. Amin berobat dan berkonsultasi pada dokter PPK 1
yang ternyata adalah dosennya di kampus. Dokternya menanyakan apakah ia
mengonsumsi makanan yang berbeda dari biasanya, seperti makanan berlemak tinggi
atau karbohidrat tinggi. Amin hanya mengatakan kalau dua hari yang lalu dia ditraktir
makan es durian kesukaannya. Dokter menjelaskan bahwa durian, selain pisang dan
alpokat, merupakan salah satu makanan yang mengandung zat gizi cukup lengkap,
baik mikro maupun makronutrien. Dulu waktu SMA juga pernah belajar tentang
fungsi zat gizi tersebut.
Amin mengatakan perutnya terasa melilit dan kembung disertai mual sebelum
akhirnya buang air besar encer. Menurut dokter itu ada kaitannya dengan kerja otot
polos di saluran cerna dan sfingter yang terdapat di beberapa lokasi sepanjang saluran
cerna. Gangguan sekresi amylase, tripsin dan beberapa enzim juga mempengaruhi
pemecahan zat gizi dan pada akhirnya juga mempengaruhi gerakan peristaltik saluran
cerna. Amin berpikir, apakah ada kaitannya dengan cara makannya yang tidak
mengunyah dengan lumat? Amin juga ingin tahu apakah dengan keluhannya sekarang
berarti zat gizinya tidak terserap sama sekali. Dokternya kemudian mengingatkan
Amin, bahwa saluran cerna juga mempunyai fungsi absorpsi, yang bila digabungkan
dengan proses dari awal akan terlihat alur yang jelas dari sistim yang terganggu saat
ini.
Pertanyaan dokter lainnya kepada Amin adalah bagaimana warna buang air besarnya.
Amin pernah membaca bahwa pada beberapa gangguan di organ metabolisme utama
bisa mempunyai tampilan klinis fesesnya pucat. Amin tidak mengerti apakah itu ada
kaitannya dengan jenis makanan? Atau karena adanya sumbatan di empedu? Amin
menjadi semakin penasaran, apalagi sebelumnya dokter juga menanyakan apakah
Amin sedang punya masalah alias stress. Apakah ini ada kaitannya dengan regulasi
yang melibatkan saraf dan sekresi zat dari hipofisis? Amin juga pernah membaca
tentang manifestasi klinis seperti berak berdarah, sumbatan bahkan gangguan
menahan seperti inkontinensia alvi.
Bagaimana cara Saudara membantu Amin memahami dan menjelaskan keadaan
tersebut?

STEP 1. TERMINOLOGI

1. Dokter PPK 1 : dokter yang menangani pertama kali pasien bpjs


di tingkat pertama.
2. Mikronutrien : zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang sedikit seperti mineral dan vitamin
3. Spingter : kumpulan serabut otot yang berbentuk cincin yang
berfungsi untuk menutup atau membuka jalur
4. Amilase : enzim pemecah pati dan membentuk glukosa
5. Tripsin : enzim pencerna protein dan untuk pemecah ikatan
peptida
6. Enzim : biomolekul protein yang berfungsi sebagai katalis
dalam reaksi kimia organik
7. Gerakan peristaltik : gerakan pada otot pencernaan yang
menimbulkan gerakan bergelombang
8. Absorpsi : proses penyerapan nutrisi, mineral dan garam
mineral melalui membran sel dan jaringan
9. Stress : perasaan tidak tenang dan tertekan karena sesuatu hal
10.Regulasi : proses pengendalian atau pengaturan
11.Inkonenteninsia alvi : keadaan seseorang tidak bisa mengontrol
buang air besar

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kenapa amin harus datang terlebih dahulu ke dokter PPK 1?


2. Dampak apakah yang muncul saat makan berlemak dan
karbohidrat tinggi?
3. Apa saja contoh makronutrien dan mikronutrien? Serta
fungsinya!
4. Hubungan durian dengan perut melilit dan kembung serta BAB
encer?
5. Bagaimana kerja otot polos dan sfingter dalam saluran cerna?
6. Bagaimana peran enzim pencernaan dan gerakan peristaltik?
7. Apa faktor gangguan sekresi enzim pencernaan?
8. Apakah makan makanan yang tidak lumat memengaruhi
penyerapan gizi oleh tubuh?
9. Mekanisme proses absorpsi?
10. Apa kaitannya warna buang air besar dengan makanan yang
dikonsumsi?
11. Apakah feses pucat ada kaitannya dengan makanan yang
dikonsumsi?
12. Apa kaitannya feses pucat dengan stress?
13. Apa kaitannya regulasi saraf dan sekresi zat di hipofisis?
14. Mengapa bisa terjadi inkotinensia alvi?

STEP 3 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Amin terdaftar sebagai pasien BPJS sehingga harus menemui


dokter PPK 1, apabila belum menemukan penyelesaian
pengobatan maka dokter PPK 1 memberi rujukan ke dokter
PPK 2 dirumah sakit
2. Amin makan lemak dan karbohidrat tinggi menyebabkan
makanan tersebut sult tercerna karena lemak meningkat
sehingga kinerja usus meningkat yang menyebabkan usus
tersebut cidera apabila dibiarkan.
Karbohidrat dan lemak yang tinggi itu tidak terpecah secara
sempurna sehingga tidak bisa diserap tubuh dengan sempurna
juga yang menyebabkan gula tertinggal didalam usus yang
menyebabkan diare.
3. Makronutrien ( penghasil energi dan pembangun tubuh)
Contoh : karbohidrat, lemak, dan protein.
Mikronutrien (zat pengatur regulasi tubuh)
Contoh : vitamin dan mineral.
4. Kembung : disebabkan karena adanya kandungan karbohidrat
tinggi sehinga bakteri penghasil gas akan bekerja lebih ekstra
dan gas tersebut menyebabkan kembung.
Melilit : adanya spasme dari kinerja otot yang dipaksa secara
terus-terusan.
5. Otot polos bekerja secara volunteer untuk menyalurkan
makanan dari bagian saluran cerna proximal ke bagian distal.
Sfingter bekerja untuk membuka atau menutup jalur
pencernaan.
6. Mulut -> amilase : amilum menjadi maltosa
Lambung -> pepsin : protein menjadi pepton
Renin : menggumpalkan kasien susu
HCL : membusukkan makanan
Lipase : lemak menjadi asam lemak
Usus -> Tripsin : pepton menjadi asam amino
7. A. Keabnormalan organ penghasil enzim
b. adanya tumor di organ itu
c. adanya inhibitor enzim
8. Iya, semakin kasar makanan semakin sedikit yang diserap
tubuh dan nutrisi itu akan dimakan oleh bakteri penghasil gas
9. Proses pencernaan mekanik dimulut dan usus.
Proses kimiawi didalam mulut, lambung, dan usus halus
Diusus halus adalah penyerapan nutrisi dan diusus besar
adalah penyerapan air dan garam mineral melalui membran
sel
10. Feses normal berwarna coklat
Feses abnormal : hijau : makanan dari sayuran
Kuning : makanan yang banyak
mengandung protein
Merah : adanya darah di feses
Hitam : feses terlalu lama didalam perut
Pucat : feses tidak mengandung bilirubin
11. Ada karena pewarnaan feses adalah berasal dari bilirubin hati
yang dimana bilirubin didapatkan dari pemecahan eritrosit
yang mengandung protein
12. Tidak ada kaitannya
13.Stress merangsang keluarnya kortisol dimana kortisol memicu
AcTH penghasil lemak keluar. Ketika lemak naik maka akan
terjadi diare
14.A. Ibu hamil yang melahirkan dan menyebabkan otot anus
robek
b. makanan yang tidak mengandung serat
c. penderita wasir di operasi
d. diare
e. lansia
f. sfingter ani eksternal terganggu

STEP 4 : SKEMA

Andi, 18 tahun Saraf dan


mahasiswa FK Stress hipofisis

Inkontinensia alvi

Sel cerna
Diare Es durian
Mikronutrien
Otot
polos

Makronutrien
Sfingter PPK 1

Enzim
Lemak Karbohidrat

Gerakan
peristaltik

Fungsi absorpsi Metabolisme Empedu

Warna feses pucat


STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE

1. M3 jenis, fungsi, dan sumber mikronutrien dan makronutrien


2. M3 fungsi mekanik saluran pencernaan
3. M3 fungsi absorpsi saluran pencernaan
4. M3 fungsi sekresi saluran pencernaan
5. M3 klasifikasi dan fungsi enzim
6. M3 mekanisme defekasi saluran pencernaan
7. M3 mekanisme pengaturan saluran dan alat pencernaan oleh
saraf dan hormon
8. M3 gangguan fungsi pencernaan
9. M3 metabolisme bilirubin dan siklus enterohepatik

STEP 6 : BELAJAR MANDIRI

6. M3 MEKANISME DEFEKASI SALURAN CERNA


Didalam pencernaan terdapat bagian rectum dimana rectum selalu dalam
keadaan kosong karena adanya angulasi atau sudut diantara rectum dan kolon
sigmoid. Selain itu juga diantara rectum dan kolon terdapat sfingter yang
berfngsi dalam penutuputan atau vasokontriksi saluran. Angulasi dan sfingter
inilah yang menghambat pengosongan daripada makanan yang ada dikolon ke
dalam rectum. Namun hal ini tidak berlaku ketika terjadinya “mass movement”
yaitu gerakan mendorong sisa makanan oleh otot-otot kolon menuju ke rectum,
sehingga jalur dari angulasi dan sfinter tersebut mengalami pelebaran. Adanya
pelebaran dalam angulasi dan sfingter tersebut membuat sisa makanan masuk
kedalam rectum. Penumpukan yang terjadi menyebabkan rectum mengalami
distensi yang merangsang reseptor regangan dan timbul refleksi defekasi.

Jenis refleksi defekasi:

a. Refleksi intrinsik (lemah)


Hal ini terjadi karena adanya gerakan involunteer dari dorongan sisa
makanan yang menimbulkan gerakan peristaltik
b. Refleksi ektrinsik parasimpatis (kuat)
Memperkuat refleks defekasi karena rangsangan sensorik di dinding
rectum yang kemudian masuk ke dalam medula spinalis yang dimana
nanti akan dialirkan kedalam otak dan diproses untuk menimbulkan gerak
refleks. Rangsangan sensoris ini bisa terjadi seperti adanya strech pada
tubuh.

Feses yang dianus dapat dikeluarkan atau tetap dibiarkan tertinggal


didalam anus, karena hal ini tergantung kepada sfingter ani eksterna.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton, dan John E.Hall “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
11”. Jakarta: EGC, 2007.

Anda mungkin juga menyukai