Anda di halaman 1dari 53

Sistem Pencernaan

dan
Metabolisme
Nur Chrysanti Monita
1606833444
IBD-A7
Universitas Indonesia
2016

Organ Pada Sistem Pencernaan dan Fungsinya


Organ
Pencerna
an

Motilita
s

Sekresi

Digesti

Absorpsi

Mulut dan
kelenjar
liur

Menguny
ah

Saliva
Amilase
Mukus
Lisozim

Pencernaan
karbohidrat
dimulai

Makanan
tidak;
beberapa
obat,
misalnya
nitrogliserin

Faring dan
esofagus
lambung

Menelan;
Relaksasi
reseptif;
peristalti
s

Mukus
Getah Lambung
HCl
Pepsin mukus
Faktor intrinsik

Tidak ada
Pecernaan
karbohidrat
berlanjut di
korpus lambung;
pencernaan
protein dimulai di
atrium lambung

Tidak ada
Makanan
tidak;
beberapa
bahan larut
lemak,
misalnya
alkohol dan
aspirin

Pankreas
eksokrin

Tidak
ada

Enzim pencernaan
pankreas
Tripsin,
kimotripsin,
karboksipeptidas

Enzim-enzim
Tidak ada
pankreas ini
menyelesaikan
pencernaan di
lumen duodenum

Organ
Pencernaa
n

Motilitas

Sekresi

Digesti

Absorpsi

Hati

Tidak ada

Empedu
Garam empedu
Sekresi basa
Bilirubin

Empedu tidak mencerna


apapun, tetapi garam
empedu mempermudah
pencernaan dam
penyerapan lemak di lumen
duodenum

Tidak ada

Usus Halus

Segmentasi;
kompleks motilitas
bermigrasi

Sukus enterikus
Mukus
Garam
(Enzim-enzim usus halus,
disakaridase dan
aminopeptidas, tidak
disekresikan tetapi
berfungsi di dalam
membran brush-border)

Di lumen, di bawah
pengaruh enzim pankreas
dan empedu, pencernaan
karbhidrat dan protein
berlanjut dan pencernaan
lemak telah tinta; di brush
border, pencernaan
karbohidrat dan protein
selesai

Semua nutrien,
sebagian besar
elektrolit, dan air

Usus Besar

Kontraksi haustra,
pergerakan massa

Mukus

Tidak ada

Garam dan air,


mengubah isi
menjadi tinja

Proses Dasar Pencernaan


SE
KR
ESI

MOTI
LITA
S

DI
GE
STI

ABS
ORP
SI

MOTILITA
S

Merujuk pada kontraksi otot yang


mencampur dan mendorong maju isi saluran
cerna.
Meskipun otot polos di dinding saluran cerna merupakan otot
polos fasik yang memperlihatkan lonjakan kontraksi yang
terinduksi oleh potensial aksi, otot ini juga mempertahankan
kontraksi berkadar rendah dan kontan yang dikenal tonus.
GERAKAN PROPULSIF

Mendorong isi maju melalui saluran


cerna, dengan kecepatan pergerakan
bervariasi bergantung pada fungsi yang
diakukan oleh berbagai bagian saluran
cerna.

GERAKAN
MENCAMPUR

Memiliki fungsi ganda:


1. Mencampur makanan dengan getah
pencernaan, gerakan ini meningkatkan
pencernaan makanan.
2. Mempermudah penyerapan makanan
dengan memajankan semua bagian isi
saluran cerna ke permukaan serap
sauran cerna.

TIPE DASAR
MOTILITAS
FASIK DALAM
SALURAN
CERNA

SEKRESI

Sistem pencernaan menghasilkan sekresi


endokrin dan eksokrin.
Sel kelenjar eksokrin pencernaan adalah
sel epitel khusus yang ditemukan pada
permukaan saluran cerna dan di dalam
organ pencernaan tambahan seperti
kelenjar eksokrin pankreas yang
menyekresikan getah pencernaan ke dalam
lumen saluran cerna melalui stimulasi
hormonal atau neutral yang spesifik.
Setiap sekresi pencernaan terdiri dari
air, elektrolit, dan konstituen organik
spesifik yang penting dalam proses
pencernaan, misalnya enzim, garam
empedu, atau mukus.

DIGESTI

Manusia mengonsumsi tiga kategori uatma bahan


makanan kaya energi: karbohidrat, protein dan
lemak.
Molekul-molekul besar ini tidak dapat melewati
membran plasma secara utuh untuk diserap dari
lumen saluran cerna ke dalam darah atau limfa.
Oleh sebab itu, tujuan digesti adalah untuk
menguraikan struktur kompleks makanan secara
kimiawi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil
dan dapat diserap melalui proses-proses.

ABSORP
SI

Di usus halus, pencernaan telah tuntas


dan terjadi sebagian besar penyerapan.
Melalui proses absorpsi, unit-unit kecil
makanan yang dapat diserap yang
dihasilkan oleh pencernaan, bersama
dengan air, vitamin dan elektrolit,
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke
dalam darah atau limfe.

Fase Pada Proses


Pencernaan

Martini, F.H. 2006. Fundamental of Anatomy & Phisiology. 9th Edition.


San Francisco: Pearson

Penelanan Volunter dan


Involunter

Martini, F.H. 2006. Fundamental of Anatomy & Phisiology. 9


San Francisco: Pearson

Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and

Physiology. Twelfth Edition. Asia: Wiley

Proses Pencernaan
Mekanis dan Enzimatik

Pencernaan
Mekanis
Pencernaan
Mekanis
Pencernaan mekanis adalah proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan.
Organ yang membantu gigi, lambung, dan usus.
Gigi seri (untuk memotong makanan), taring (untuk merobek makanan, geraham
untuk menghaluskan makanan).
Tidak merubah susunan molekul bahan makanan yang akan dicerna.
Diperlukan adanya bantuan agar proses mekanik menjadi lebih mudah, dengan
menggunakan Saliva (air ludah) dan HCl (getah lambung).
Terdapat gerakan pada saluran pencernaan yang memungkin makanan terdorong
masuk ke saluran pencernaan kemudian diremas dan dicampur dengan enzim
pencernaan (pengadukan), meliputi :
Gerak peristaltik
Gerak segmentasi
Gerak ayun (pendular)

Pencernaan
Kimiawi
Pencernaan
Kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah proses pencernaan makanan dengan bantuan zat kimia
tertentu (enzim).
Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul
bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana.
Enzim memiliki sifat yaitu :
- Bekerja pada substrat tertentu.
- Memerlukan suhu dan pH tertentu.
Macam-macam enzim pencernaan yaitu Amilase, ptyalin, maltase, pepsin,
tripsin, renin, lipase.
Asam lambung (HCl) dan getah empedu juga berperan dalam proses pencernaan
kimiawi.
Fungsi empedua yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih
halus sehingga membentuk suatu emulsi yang selanjutnya dicerna menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

Gerakan Pada Proses


Pencernaan

SIlverthorn, D.U. (2012). Human physiology: An integrated approach. 6th ed. San

SIlverthorn, D.U. (2012). Human physiology: An integrated approach. 6th ed. San Francisco:

Martini, F.H. 2006. Fundamental of Anatomy & Phisiology. 9th


Edition.

Susunan Otot Polos yang


Mempengaruhi Gerakan
Pencernaan

Dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4


proses dasar, yaitu motilitas, digesti, absorpsi dan sekresi

1. MOTILITAS
Motilitas
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus.
Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran
pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar
secara permanen setelah mengalami distensi.

Ada dua gerakan yaitu gerakan yang terjadi di motilitas, yaitu propulsif dan
gerakan mencampur:
Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran
pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana
gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai
dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang
mendorong makanan melalui esofagus.
Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi
yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah
penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna
suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi
submukosa.
Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu
lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar.
Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi
saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi.
Kontraksi

serat-serat

di

lapisan

luar

yang

berjalan

secara

longitudinal

menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini


menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

Proses Pencernaan Makromolekul

Mekanisme Adsorpsi Molekul

Penyerapan
Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat

Penyerapan
Lemak

Penyerapan
Protein

Penyerapan Besi

Sirkulasi Enterohepatik Garam Empedu


usus

hati

Sebagian besar garam empedu didaur ulang antara hati dan usus kecil melalui sirkulasi enterohepatic yang
(panah biru). Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan lemak , sebagian besar garam empedu
direabsorpsi oleh transpor aktif di ileum terminal dan dikembalikan melalui vena portal hepatika ke hati, yang
kembali mensekresikannya ke dalam empedu

Intrinsik
REFLEKS
DEFEKASI

Parasimpatis

Refleks
Defekasi
Refleks
Defekasi
IntrinsikIntrinsik
Proses terjadinya yaitu :
1. Transpor feces ke dalam rektum.
2. Rektum yang penuh mengakibatkan ketegangan (distensi rektum).
3. Terjadi rangsangan refleks defekasi pada pleksus mesentrikus.
4. Impuls ditransmisikan ke medula spinalis pars sakralis.
5. Otot usus lain berkontraksi, terjadi peristaltik di kolon asendens,
sigmoid, dan rektum.
6. Feses akan terdorong ke anus.
7. Sfingter internal melemas tetapu sfingter eksternal (m. Levator)
relaksasi secara volunter, dan tekanan oleh otot-otot abdomen.

Refleks Defekasi Parasimpatis


Refleks Defekasi Parasimpatis
Proses terjadinya yaitu :
1. Feses masuk ke dalam rektum.
2. Terjadi rangsang pada saraf rektum.
3. Rangsangan ditransmisikan di sepanjang
sakralis medula spinalis.

saraf parasimpatis aferen menuju pars

4. Pesan aferen ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis aferen untuk


mencapai kerja otot.
5. Menghasilkan kombinasi refleks dan usaha volunter yaitu :
- Terjadi relaksasi sfingter anus.
- Kontraksi otot kolon.
- Dasar panggul naik.
- Terjadi defekasi.
- Sfingter berkontraksi mengeluarkan feses.

R
E
F
L
E
K
S
D
E
F
E
K
A
S
I

P
A
R
A
S
I
M
P
A
T
I
S

Keseimbangan Energi
Keseimbangan Energi adalah hubungan antara energi
dalam (kalori makanan yang diambil ke dalam tubuh
melalui makanan dan minuman) dan energi keluar
(kalori yang digunakan dalam tubuh untuk kebutuhan
energi kita sehari-hari)

Masukan energi tubuh berasal dari makanan


yang masuk
Energi kimia tersimpan dalam molekul
nutrien
Sel-sel menyerap sebagian dari energi
nutrien dalam ikatan fosfat berenergi tinggi
ATP
Energi yang berasal dari proses biokimiawi
makanan digunakan untuk kerja biologis atau
disimpan dalam tubuh saat tidak terjadi
penceranaan dan penyerapan makanan
Pengeluaran Energi:
Kerja Eksternal
Adalah energi yang dikeluarkan ketika otot
rangka berkontraksi untuk memindahkan
benda eksternal atau menggerakan tubuh
dalam hubungannya dengan lingkungan
Kerja Internal
Semua bentuk pengeluaran energi biologis
lain yang tidak melakukan kerja mekanis di
luar tubuh

Proses Pembentukan Energi


Dalam Tubuh dan Proses
Metabolisme Aerobik dan
Anaerobik

MetabolismeMetabolisme
Aerobik : membutuhkan oksigen dalam prosesnya
Terjadi saat piruvat masuk ke mitokondria, lalu senyawa ini teroksidasi dan berubah menjadi karbon
dioksida dan air
Dalam proses metabolisme menggunakan lemak, protein dan karbohidrat dan dapat terus tanpa batas
Ketika molekul glukosa diubah menjadi karbon dioksida dan air melalui metabolisme aerobik,
menghasilkan 39 molekul ATP

Anaerobik : tidak membutuhkan oksigen


Saat piruvat memasuki cairan, atau sitoplasma, sel dan berubah menjadi asam laktat melalui proses
yang disebut glikolisis
Dalam prosesnya hanya menggunakan karbohidrat dan tidak berlangsung lama
Jumlah energi yang dihasilkan oleh metabolisme anaerobik kurang dari sepersepuluh dari apa yang
dihasilkan oleh metabolisme aerobik. Ketika satu molekul glukosa diubah menjadi asam laktat dalam
metabolisme anaerobik, tiga molekul ATP yang dihasilkan

Kecepatan Metabolisme Tubuh


dan Metabolisme Basal Tubuh

Kecepatan Metabolisme Tubuh


Laju pemakaian energi oleh tubuh selama kerja eksternal
dan internal dikenal sebagai laju metabolik.
Laju metabolik = pengeluaran energi/satuan waktu
Karena sebagian besar pengeluaran energi tubuh akhirnya
muncul sebagai panas maka laju metabolik normalnya
dinyatakan sebagai laju produksi panas dalam kalori per
jam.

BMR
Laju metabolik basal (basal metabolic rate, BMR) adalah
cerminan dari "kecepatan langsam" (idling speed)
tubuh, atau laju pengeluaran energi internal minimal
saat terjaga.

BMR
BMR diukur di bawah kondisi khusus berikut:
Yang bersangkutan harus beristirahat secara fisik,
beristirahat setelah olahraga paling sedikit 30 menit
unruk menghilangkan kontribusi kontraksi otot terhadap
produksi panas.
Yang bersangkutan harus beristirahat secara mental untuk
memperkecil tonus otot rangka (orang menjadi "tegang"
jika cemas) dan mencegah peningkatan epinefrin, suatu
hormon yang dikeluarkan sebagai respons terhadap stres
yang meningkatkan laju metabolik.

BMR
Pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang
nyaman sehingga yang bersangkutan tidak mengigigil.
Menggigil akan sangat meningkatkan laju metabolik.
Yang bersangkutan jangan makan makanan apapun
dalam 12 jam sebelum pengukuran BMR untuk
menghindari termogenesis makanan atau peningkatan
wajib laju metabolik yang terjadi sebagai konsekuensi
asupan makanan.

Faktor Yang Mempengaruhi BMR


Olahraga
Hormon
Sistem saraf
Suhu tubuh
Pencernaan makanan
Umur
Faktor lain (gender, iklim/cuaca, lama waktu tidur,
malnutrisi)

Metabolisme Saat Setelah Makan


Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang
kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini digunakan dalam
jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi segera.
Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi kebutuhan energi tubuh
dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan. Selama
periode dari permulaan absorpsi sampai absorpsi selesai, kita berada dalam
keadaan kenyang atau keadaan absorptif.

Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida oleh enzim pencernaan.

Monosakarida kemudian diserap oleh sel epitel usus dan dilepaskan ke dalam vena
porta hepatika. Sesampainya di hati, sebagian glukosa dioksidasi dalam jalur-jalur yang
menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi segera sel-sel hati.
Sebagian lagi diubah menjadi glikogen dan triasilgliserol. Simpanan glikogen dalam hati

mencapai maksimum sekitar 200-300 gram. Setelah simpanan glikogen mulai penuh,
hati mengubah glukosa yang diterimanya menjadi triasilgliserol.
Triasilgliserol dikemas bersama protein, fosfolipid, dan kolesterol dalam bentuk

kompleks lipoprotein yang dikenal sebagai lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL)
yang kemudian disekresikan ke dalam aliran darah. Asam-asam lemak VLDL sebagian
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sel, tetapi sebagian besar disimpan
sebagai triasilgliserol di jaringan adiposa.

Protein
Protein dalam makanan dicerna menjadi asam-asam amino, yang kemudian
diserap ke dalam darah. Asam amino mungkin mengalami oksidasi untuk
menghasilkan energi atau digunakan oleh jaringan untuk biosintesis. Sebagian
besar asam amino yang digunakan untuk biosintesis diubah menjadi protein.
Lemak
Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan. Bahan ini dicerna menjadi
asam-asam

lemak

dan

2-monoasilgliserol,

yang

disintesis

ulang

menjadi

triasilgliserol di dalam sel epitel usus, kemudian dikemas dalam kilomikron, dan
disekresikan melalui limfe ke dalam darah. Dalam keadaan kenyang, terbentuk
dua jenis lipoprotein, kilomikron dan VLDL.

Metabolisme Saat Puasa


Glukosa merupakan bahan bakar utama untuk jaringan misalnya otak dan susunan saraf,
serta satu-satunya bahan bakar bagi sel darah merah. Kadar glukosa darah memuncak
pada sekitar 1 jam setelah makan, dua jam setelah makan, kadar kembali ke rantang
puasa (antara 80-100 mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi
bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Penurunan glukosa menyebabkan penurunan
sekresi insulin. Hati berespon terhadap hal ini dengan memulai degradasi simpanan
oksigen dan melepaskan glukosa dalam darah. Namun, apabila kita terus-terusan berpuasa
selama 12 jam, kita masuk ke status basal yang juga dikenal sebagai keadaan pasca
absorptif. Seseorang umumnya dianggap pada keadaan basal setelah berpuasa semalam,
tidak makan lagi sejak malam terkahir.

Daftar Pustaka
Mac donald, I., Carbohydrates : Metabolism of Sugar. In Encyclopedia of
Food Sciences & Nutrition, 2nd Edition, Caballero, B. Trugo, L.C., & Finglas,
P.M.,Eds,. Academic Press. 2003
Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy and
Physiology 9th Edition. USA: Pearson.
Sherwood L. Human Physiology From Cells to Systems. Edisi 5. USA:
Brooks/Cole-Thomson Learning. 2004. Hal 279, 726-8.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.
Tortora GJ, Derrickson B. 2012. Principle of Anatomy and Physiology. 13 th ed.
USA: John Wiley & Sons Ltd.
https://www.academia.edu/10204401/sistem_pencernaan
http://www.slideshare.net/dealarascynthia/eliminasi-alvi-bab
http://www.slideshare.net/ShiAddung/fisiologi-sistem-pencernaan-33123328
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/metabolisme.pdf

Anda mungkin juga menyukai