Anda di halaman 1dari 41

KMB II

Nama Kelompok :

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makana


n luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan pros
es pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzi
m dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi d


ua macam yaitu: proses mekanis dan proses kimiawi.
1) Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah
serta peremasan makanan yang terjadi didalam lambung.
2) Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar m
enjadi molekul yang berukuran kecil.
Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1) Ingesti: pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.
2) Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3) Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4) Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5) Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6) Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berg
una untuk tubuh melalui anus.
SISTEM PENCERNAAN

Susunan saluran pnecernaan terdiri dari:


Oris (mulut)
Faring (tekak)
Esofagus (Kerongkongan)
Ventrikulus (lambung)
Intestinum minor (usus halus):
Duodenum (usus 12 jari)
Jejenum
Ileum
Intestinum mayor (usus besar)
Sekum
Kolon asendens
Kolon transversum
Kolon desendens
Kolon sigmoid
Rektum
Anus
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
 
Mulut
Geligi
Lidah
Kelenjar ludah
Faring
Esofagus
Lambung
Usus halus
Duodenum
Jejunum dan Ileum
Mukosa usus halus
Usus Besar
Sekum
Kolon asendens
Apendiks (usus Buntu)
Kolon transversum
Kolon desendens
Kolon sigmoid
Rektum
Anus
Fungsi Kandung empedu
Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu me
njadi kental
Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati, ju
mlah tiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc. Sekresi
digunakan untuk mencerna lemak.

Kandung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran ber
otot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah
hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas
60 cm'. Lapisan empedu terdiri dari lanie,luar serosa/parietal, lapi
san otot bergaris, lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga me
mbran mukosa.
Duktus sistikus, panjangnya ±3½ cm yang berjalan dari lekuk e
mpeduberhubungan dengan duktus hepatikus membentuk salur
an empedu ke duodenum. Sterkobilin memberi warna feses dan
sebagian diabsorpsi kembali olehdarah dan membuat warna pad
a urine yang disebut urobilin.
Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelen
jar ludah, panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duod
enum sampai ke limpa, danberatnya rata-rata 60-90 gram. Pankre
as terbentang pada vertebra lumbalis I dan IIdi belakang lambun
g.

Hasil sekresi pankreas:


1. Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam
darah tanpamelewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan i
nsulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan dari sel-se
l ini berbentuk seperti pulau-pulauyang disebut pulau langerhans.
2. Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini
termasukkelenjar eksokrin. Gętah pankreas ini dikirim ke dalam d
uodenum melaluiduktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada
papila vateri yang terletakpada dinding duodenum.
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien


(zat yangsudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat maka
nan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi.Zat mak
anan merupakan sumber energybagi tubuh seperti ATP yang dibut
uhkan sel-sel untuk melaksanakan tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencer
naan, makasaluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, el
ektrolit dan zat makanan yang terus menerus.
Untuk ini dibutuhkan:
1. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan
2. Sekresi getah pencernaan dan pencernaan
3. Absorpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa za
t yangdiabsorpsi
5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormone
Ion kalsium dan kontraksi otot
Kontraksi otot gastrointestinal terjadi sebagai respons terhadap ma
suknya kalsiumke dalam serat otot.lon-ion kalsium bekerja melalui
mekanisme kontrol kalmodulin yang mengaktifkan filamen-filamen
miosin dalam serat yang menimbulkangaya tarik menarik antara lu
men miosin dan filamen aktin yang mengakibatkanotot berkontrak
si.

Pengaturan hormon
Hormon diekstraksikan dari dinding usus halus, dinamakan sekretin
.Sel-sel GIyang menyekresi hormon tidak mengelompok melainkan
membantu sel tunggalyang tersebar sepanjang epitel lambung dan
usus halus.Rangsangan berbagaibahan kimia dalam kimus menyeb
abkan dilepaskannya hormon di permukaanbasal yang kemudian b
erdifusi ke dalam kapiler untuk sampai ke sel sasarannyamelalui jal
ur sirkulasi.Hormon GI dilepaskan terutama sebagai respons terhad
apperubahan lokal tertentu dari isi lumen.

Gastrin
Hormon ini terdapat pada dinding lateral kelenjar, antrum mukosa
lambinemerupakan reseptor yang menjadi perantara respons gastri
n terhadap perubahisi lambung pada mikrofilus mukosa lambung.
Kolesistokinin-pankreozimin (CCK-PZ)
Sel ini dalam mukosa usus halus bagian atas, menyekresi hormon tunggal
yangmemiliki dua keaktifan CCK yaitu kolesitokinin dan pankreozimin. Selai
n didalam sel endokrin, usus halus bagian atas CCK juga ditemukan pada s
araf ileumdistal, kolon, neuron di otak terutama bagian korteks dan tempa
t lain.

Sekretin
Hormon ini disekresi oleh sel-sel yang letaknya jauh dalam kelenjar mukos
a usushalus bagian atas.Efek sekretin meningkatkan sekresi bikarbonat ole
h sel saluranpankreas dan saluran empedu yang menimbulkan sekresi liur
pankreas yangencer dan bersifat alkalis sehingga menimbulkan potensial e
fek CCK terhadapsekresi pankreas yang banyak enzimnya, menurunkan sek
resi asam lambung, dankontraksi sfingter pilorus.

Glukosa insulin tropik


Ditemukan dalam mukosa duodenum dan jejunum. Efek glukosa insulin tr
opik antara lain menghambat sekresi dan motilitas lambung selama fase g
astrik dan merangsang sekresi insulin untuk mencerna lemak dan glukosa
dalam duodenum. Vasoactive insulinopeptide (VIP) ditemukan dalam saraf
saluran gastrointestinal, merangsang sekresi elektrolit dan air dalam usus,
menimbulkan dilatasi pembuluh darah tepi, menghambat sekresi asam lam
bung. Hormon ini antara lain motilin yang merangsang pepsin, somatostat
in, histamin intestinal gastrin, dan serotinin
Gerakan fungsional gastrointestinal

Gerakan propulsif (peristaltik)


Gerakan ini menyebabkan makanan bergerak maju sepanjang sal
uran dengan kecepatan yang sesuai untuk terjadinya pencernaan
dan absorpsi. Pergerakan dinding usus akan merangsang sistem
saraf enterik untuk menimbulkan kontraksi usus yang dapat men
imbulkan gerakan peristaltik.

Gerakan mencampur
Gerakan ini menjaga agar isi usus sungguh-sungguh tercampur s
etiap waktu. Bila pergerakan maju maka is usus dihambat oleh s
ebuah sfingter sehingga gelombang peristaltik dapat mengaduk
isi usus dan bukan mendorong ke depan.

Aliran darah gastrointestinal


Semua darah yang melewati usus, limpa, dan pankreas segara m
engalir ke dalam hati melalui vena porta.Dalam hati darah meng
alir melewati berjuta-juta sinusoid hati kemudian hati melalui ve
na hepatika dan berakhir dalam vena kava dari sirkulasi sistemik.
Fase pengendalian gastrointestinal

Fase sefalik
Dimulai oleh perangsangan reseptor di kepala, rangsangannya berupa p
englihatan, penghidu, pengecapan, dan pengunyah serta berbagai kead
aan emosional.Serat ini mengaktifkan neuron dalam pleksus saraf, mem
engaruhi kegiatan sekresi dan kontraksi.

Fase gastrik
Merupakan pengatúran refleks yang dimulai oleh rangsangan yang dibe
rikan pada dinding lambung.Saat makanan mencapai lambung, rangsan
gannya berupa peregangan, asam dan peptida (hasil pencernaan protei
n) melalui perantara pleksus saraf refleks pendek, saraf ekstremitas panj
ang dan pelepasan hormon (gastrin).

Fase intestinal
Dinulai dari rangsangan dalam lumen usus dengan peregangan, keasam
an, osmolaritas dan berbagai hasil pencernaan seperti karbohidrat, lema
k, dan protein.Fase ini berlangsung dengan perantaraan refleks saraf pa
njang dan pendek dengan pelepasan hormon sekretin dan CCK, berlang
sung secara berurutan kecuali permulaan makan.
Proses Pencernaan Makan
Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh intrinsik lapar da
n jenis makanan yang ditentukan selera.Mekanisme ini merupak
an sistem pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menj
aga persediaan makanan yang adekuat untuk tubuh.
• Mengunyah
• Menelan (deglusi)

Pengaturan saraf pada tahap menelan


Impuls dari faring ke daerah lain melalui bagian sensorik saraf tr
igeminal dan glosofaring ke dalam daerah medula oblongata. I
mpuls motorik menyebabkan penelanan dijalankan ke saraf kran
ial V, IX, X dan XII dan beberapa saraf servikal superior. Seluruh
tahap siklus penelanan di faring mengganggu proses pernapasa
n hanya sekejap saja dalam siklus respirasi.

Tahap menelan di esofagus


Esofagus hanya berfungsi untuk menyalurkan makanan dari fari
ng ke lambung, gerakan diatur secara khusus yaitu,
Makanan di lambung
Isi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim prote
olitik. Kontraksi tonik dari sfingter esofagus bagian bawah akan memba
ntu mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.

Makan yang baru terletak dekat permukaan esofagus dan paling akhir t
erletak dekat dinding lambung secara progresif menampung sejumlah
makanan sampai batas sempurna.

Getah lambung disekresi oleh kelenjar gastrik yang menutupi hampir sel
uruh dinding korpus lambung.Saat lambung berisi makanan, gelombang
konstriktor peristaltik yang lemah disebut gelombang pencampur, mulai
timbul di bagian tengah dinding lambung dan bergerak ke arah antrum
sepanjang dinding lambung sekitar 15-20 detik.

Pengosongan lambung
Terjadi karena peristaltik yang kuat pada antrum lambung. Walaupun ter
edapat kontraksi tonik sfingter pilorus, biasanya air dan cairan dikosong
kan dari lambung dengan mudah. Fungsi sfingter pilorus pada pengend
alian pengosongan lambung kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi pilo
ris.Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh sinyal lambung dan du
odenum.
Faktor refleks duodenum
Refleks saraf dinding duodenum melewati lambung dan melambatkan
pengosongan lambung, diperantarai oleh:
a. Langsung dari duodenum ke lambung melalui sistem enterik lambun
g
b. Melalui saraf ekstrinsik yang mengarah ke ganglia simpatik dan kem
bali kelambung melalui serat saraf simpatik
c. Melalui nervus vagus ke batang otak menghambat sinyal eksutatorik

Pergerakan usus halus


Gerakan usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan.Frek
uensi maksimal kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh
frekuensi gelombang lambat dalam dinding usus.Kontraksi segmentasi
menjadi lemah bila aktivitas perangsangan sistem saraf enteril dihamba
t oleh antropin.
Gerakan kolon
Kolon mengabsorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan baha
n feses sampai dapat dikeluarkan. Pergerakan kolon secara normal sang
at lambat dan mempunyai karakteristik yang sama dengan gerakan usus
halus yaitu gerakanmencampur dan gerakan mendorong.
Gerakan mencampur :Pada saat yang sama terkumpul 3 pita longitudina
l yang disebut tenia koli. Kontraksi gabungan ini menyebabkan usus bes
ar membentuk seperti kantong yang disebut haustrea.Kontraksi puncak
30 detik, kemudian menghilang 60 detik, Kontraksi bergerak lambat ke a
rah anus.Karena bergerak lambat maka terjadi pemutaran dan pengaduk
an dalam usus besar.

Defekasi
Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum sehingga s
ecara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi
rektum dan refleksi sfingter anus.

Sistem sekresi saluran pencernaan


Sekresi kelenjar terbentuk sebagai respons terhadap adanya makanan d
alam saluran pencernaan.Kelenjar sekretori mempunyai dua fungsi yaitu
enzim pencernaan yang disekresi sebagian besar rongga mulut sampai
ujung distal ileum dan kelenjar mukus dari rongga mulut sampai ke anu
s.
Prinsip dasar sekresi saluran cerna:
a. Permukaan epitelium traktus gastrointestinal memiliki berjuta-j
uta kelenjar mukus yang berfungsi merespons perangsangan epi
telium bekerja sebagai pelumas dan melindungi permukaan pen
cernaan.
b. Curuk (krista lieberkuch), permukaan traktus gastrointestinal di
kelilingi oleh curuk yang mengandung sel sekretori khusus, meru
pakan invaginasi dari epitel ke dalam submukosa.
c. Kelenjar tubular, dalam lambung bagian duodenum menyekres
i asam dan pepsinogen.
d. Kelenjar saliva pankreas dan hati berhubungan dengan salura
n cerna menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsi mak
anan.
Prinsip sekresi sel kelenjar:
1. Zat nutrisi yang dibutuhkan harus berdifusi secara aktif dari
kapiler ke dalam sel kelenjar.
2. Banyak mitokondria sel menggunakan energi oksida untuk m
embentuk adenosin trifostat(ATP).
3. Energi dari ATP bersama dengan zat-zat yang sesuai disedia
kan oleh zat nutrisi yangdigunakan dalam sintesis organik dala
m retikulum endoplasma.
4. Bahan sekretori dibawa melalui tubulus retikulum endoplasm
ik (rongga sitoplasma) disepanjang vesikel dari kompleks golgi.
5. Dalam kompleks golgi zat tersebut dimodilikasi dan dikeluar
kan ke dalam sitoplasmadalam bentuk vesikel sekretoris.
6. Vesikel, tetap tersimpan sampai sinyal pengontrol saraf atau
sinyal hormonalmenyebabkan sel mengeluarkan isi vesikular.
Metabolisme Zat Makanan
Makanan adalah salah satu kebutuhan esensial tubuh.Substansi yang d
apat berfungsi sebagai makanan untuk tubuh adalah substansi yang da
pat digunakan sebagai bahan untuk pembakaran, pembangun untuk m
emperbaiki jaringan yang rusak dan pertumbuhan jaringan.

Pencernaan karbohidrat
Karbohidrat dalam bentuk polisakarida, disakarida, dan monosakarida.P
olisakarida yang dapat dimetabolisme adalah zat pati dari tanaman dan
glikogen dari hewani termasuk polimer glukosa.Pencernaan dimulai dari
mulut tempat amilase, saliva memecahnya menjadi polimer glukosa yan
g lebih pendek yaitu maltosa dan dekstrin.

Pencernaan lemak
Lemak tidak dicerna di mulut dan di lambung. Proses pencernaan dimu
lai di dalam duodenum. Di sini sifat fisik globul lemak diubah dengan
mengemulsi kerja empedu. Proses ini memecah globul dan meningkatk
an permukaan daerah dengan enzim lipase dari pankreas. Lipase meme
cah lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang diabsorpsi dari usus h
alus.Dalam sel usus halus, lemak dibuat kembali dan dibentuk menjadi
partikel kecil disertai protein yang disebut kilomikron.Zat ini diabsorpsi
ke dalam sistem limfatik usus halus dan diambil ke dalam aliran darah.
Pencernaan protein
Protein tidak dicerna dalam mulut.Dalam lambung kerja asam hi
droklorida mengubah sifat fisik protein dengan membuat lebih
mudah dicerna. Proses pencernaan protein dimulai dari lambun
g di bawah kerja enzim pepsin. Pepsin diproduksi dalam bentuk
inaktif, disebut pepsinogen yang diaktifkan menjadi pepsin kare
na kerja asam klorida.Pepsin memecah protein makromolekular
menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptida. Proses
pencernaan protein berlanjut di dalam duodenum.
KLASIFIKASI BAHAN MAKANAN

A. Protein dapat dibagi menurut jenisnya, yaitu protein hewani dan nab
ati
Protein Kelas A adalah semua protein hewani
Miosin dalam daging dan ikan
Albumim dalam putih telur, alumim laktat dari susu, albumim darah yang
terkandung dalam daging,
Kaseinogen terdapat dalam susu bila sudah di bekukan dan didalam keju
.
Globulin, sejenis globulin darah
Vitelin, zat mirip globulin terdapat dalam kunging telur

Protein Kelas B adalah protein yang tak lengkap yang kekurangan asam
amino penting tertentu, dan terutama berasal dari tumbuh tumbuhan
Gluten, ialah protein dari gandum dan sejenisnya
Legumen, misalnya kacang kapri buncis dan kacang kedelai
Gelatin, ialah protein hewani yang tidak lengkap diambil dari jaringan he
wani seperti tulang dan jaringan ligamen
B. Hidrat Karbon, mengandung zat karobon dalam ikatan dengan hidro
gen dan oksigen dalam perbandingan yang ada adalam air. Kelompo
k makanan ini menyediakan panas dan energi kepada tubuh. Karbon
bersama dengan oksigen membentuk karbon dioksida dan menghasil
kan energi. Hidrat karbon menghasilkan 4,1 kalori untuk setiap gram
terpakai dalam jaringan.

C. Gula, Kecuali laktosa atau gula susu, semua gula diambil dari alam ( t
umbuh-tumbuhan ) Sukrosa, gula tebu, gula ubi – ubian, Dekstrosa,
gula buah – buahan, madu Glukosa, gula buah – buahan , madu Malt
osa, ialah disakarida yang terbentuk karena hidrolisis zat tepung
D. Zat tepung, terutama diambil dari tanaman hijau dan kemudian disi
mpan dalam batang akar dan biji bijian
Bulir – bulir ( sereal ), gandung, jagung dan terigu, jewawut, beras, dan s
agu.
Akar ubi ubian khususnya kentang masak, mengandung banyak zat tepu
ng
Selulosa, ialah contoh jenis zat tepung yang dijumpai dalam batang dan
tangkai tanaman.

E. Glikogen adalah zat tepung hewani yang terdapat dalam otot dan h
ati.
Monosakarida ialah sakarida tunggal,misalnya fruktosa dan galaktosa.
Disakarida atau sakarida rangkap dua, misalnya sukrosa, maltosa, laktosa
.
Polisakarida, ialah hidrat karbon seperti zat tepung dan selulosa.
Semua hidrat karbon yang telah dicernakan diubah menjadi kelompok s
akarida tunggal, yang merupakan satu satunya kelompok yang dapat di
gunakan jaringan tubuh.
Glikogen, ialah hasil perubahan larutan sakarida tunggal dalam tubuh yn
ag menjadi zat tepung hewani dan merupakan bentuk hidrat karbon ya
ng dapat disimpan dalam hati dan otot sampai saat diperlukan. Dalam k
eaadaan itu glikogen hati dapat diubah kembali menjadi monosakarida
biasa.
F. Lemak, diambil dari sumber hewani dan nabati.lemak terdiri atas kar
bon, hidrogen, dan oksigen dan disimpan sebagai zat majemuk asa
m lemak dan gliserin.
Contoh lemak hewani ialah lemak daging dan hasil peternakan, sperti su
su, mentega, keju, dan kuning telur.
Seperti susu, mentega, mentega dan kuning telur, lemak hewani merup
akan bagian penting dalam makan kita kerna mengandung vitamin A da
n D. Dari lemak nabati yang paling dikenal ialah minyak kelapa dan min
yak dari kacang-kaacangan.

G. Garam, Terdapat berbagai garam di dalam tubuh yang juga merupa


kan isi mineral kebanyakan makanan,
Kalsium (zat kapur) disediakan susu, keju, kuning telur, dan banyak sayu
ran, kususnya kol dan wortel. Ini diperlukan semua jaringan dibawa ole
h darah dan penggunanya diatur oleh sekresi paratiroit, dan kususnya di
perlukan untuk pembentukan tulang, gigi, dan untuk pembekuan darah.

H. Vitamin, adalah unsur yang penting untuk hidup, kesehatan, dan pe


rtumbuhan. Diperlukan utnuk kesehatan metabolisme tubuh. Vitamin
-vitamin diklarifikasikan menurut larutannya, yaitu vitamin yang dapa
t larut dalam lemak dan yang dapat larut dalam air. Umumnya vitam
in diserap dalam usu halus.
Vitamin yang larut dalam lemak mencakup A, D, E, dank K.
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
1. Gastritis
2. Konstipasi
3. Pankreasitis
4. Diare
5. Flatus

PENDIDIKAN KESEHATAN SIROSIS HEPATIS


Pengertian
sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang menyebabkan destruksi sel d
an fibrosis (jaringan parut) dan jaringan hepatic. Akibatnya terjadi gangg
uan fungsi hati, yang diantaranya terjadi gangguan dalam pengolahan z
at gizi dan menetralkan racun, termasuk obat-obatan yang membahayak
an.
Tujuan diet
tujuan diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan memperta
hankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati deng
an cara:
– Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah ke
rusakan lebih lanjut
– Meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
– Mencegah katabolisme protein
– Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan b
erat badan bila kurang
– Mencegah atau mengurangi asites, verises, dan hipertens
i portal
– Mencegah koma hepatik

Jenis Diet

Diet hati I
Diet hati II
Diet hati III
Diet hati IV
Askep Sirosis hepatis
Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan dif
us dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degen
erasi dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susuna
n parenkim hati (Mansjoer, FKUI, 2001)

Anatomi dan Fisiologi


Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh, beratnya sekitar 1500 gra
m. Letaknya dikuadaran kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan terl
indungi oleh tulang rusuk (costae). Hati dibagi menjadi 4 lobus dan setiap
lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang k
edalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit kecil,
yang disebut lobulus.
Fungsi metabolik hati:
1. Metabolisme glukosa
2. Konversi amonia
3. Metabolisme protein
4. Metabolisme lemak
5. Penyimpanan vitamin dan zat besi
6. Metabolisme obat
7. Pembentukan empedu
8. Ekskresi bilirubin

Etiologi Menurut FKUI (2001), penyebab sirosis hepatis antara lain :


1. Malnutrisi
2. Alkoholisme
3. Virus hepatitis
4. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
5. Penyakit Wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan)
6. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)
7. Zat toksik

Ada 3 tipe sirosis atau pembetukan parut dalam hati :


1. Sirosis Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara k
has mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kro
nis. 2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yan
g lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi se
belumnya. 3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terja
di dalam hati disekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier
yang kronis dan infeksi (kolangitis).
Patofisiologi
Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosi
s, konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penye
bab yang utama. Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi p
ada peminum minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan p
enurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan hati pad
a sirosis, namun asupan alkohol yang berlebihan merupakan fakt
or penyebab yang utama pada perlemakan hati dan konsekuensi
yang ditimbulkannya. Namun demikian, sirosis juga pernah terja
di pada individu yang tidak memiliki kebiasaan minum minuman
keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi dengan kon
sumsi alkohol yang tinggi (Smeltzer & Bare, 2001).
Manifestasi Klinis Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi kl
inis dari sirosis hepatis antara lain:
1. Pembesaran Hati
2. Obstruksi Portal dan Asites
3. Varises Gastrointestinal
4. Edema
5. Defisiensi Vitamin dan Anemia
6. Kemunduran Mental
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan menurut Tarigan (2001) adalah:


1. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup dilakukan kontrol yan
g teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori tinggi protein, lemak
secukupnya.
2. 2. Pasien sirosis dengan penyebab yang diketahui seperti :
a. Alkohol dan obat-obatan dianjurkan menghentikan penggunaannya.
b. Hemokromatis Dihentikan pemakaian preparat yang mengandung besi/ tera
pi kelasi (desferioxamine). Dilakukan vena seksi 2x seminggu sebanyak 500cc s
elama setahun.
c. Pada hepatitis kronik autoimun diberikan kortikosteroid.
3. Terapi terhadap komplikasi yang timbul
G. Komplikasi Komplikasi sirosis hepatis menurut Tarigan (2001) a
dalah:
1. Hipertensi portal
2. Coma/ ensefalopaty hepatikum
3. Hepatoma
4. Asites
5. Peritonitis bakterial spontan
6. Kegagalan hati (hepatoselular)
7. Sindrom hepatorenal H. Pengkajian Pengkajian pada pasien sir
osis hepatis menurut Doenges (2000) sebagai berikut:
1. Demografi a. Usia : diatas 30 tahun 16 b. Laki-laki beresiko l
ebih besar daripada perempuan c. Pekerjaan : riwayat terpapar
toksin
2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat hepatitis kronis b. Penyakit ga
ngguan metabolisme : DM c. Obstruksi kronis ductus coleduc
us d. Gagal jantung kongestif berat dan kronis e. Penyakit aut
oimun f. Riwayat malnutrisi kronis terutama KEP
3. Pola Fungsional
a. Aktivitas/ istirahat Gejala : Kelemahan, kelelahan. Tanda : Le
targi, penurunan massa otot/ tonus.
b. b. Sirkulasi Gejala : Riwayat Gagal Jantung Kongestif (GJK) k
ronis, perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker (malfun
gsi hati menimbulkan gagal hati), disritmia, bunyi jantung e
kstra, DVJ; vena abdomen distensi.
c. c. Eliminasi Gejala : Flatus. Tanda : Distensi abdomen (hepat
omegali, splenomegali, asites), penurunan/ tak adanya bisin
g usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap, pekat.
d. d. Makanan/ cairan Gejala : Anoreksia, tidak toleran terhad
ap makanan/ tak dapat mencerna, mual/ muntah. Tanda : P
enurunan berat badan/ peningkatan (cairan), kulit kering, t
urgor buruk, ikterik : angioma spider, napas berbau/ fetor h
epatikus, perdarahan gusi.
e. Neurosensori Gejala : Orang terdekat dapat melaporkan pe
rubahan kepribadian, penurunan mental. Tanda : Perubaha
n mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat/ tak jela
s.
f. Nyeri/ kenyamanan Gejala : Nyeri tekan abdomen/ nyeri ku
adran kanan atas. Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, fo
kus pada diri sendiri.
g. Pernapasan Gejala : Dispnea. Tanda : Takipnea, pernapasan
dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas (asit
es), hipoksia.
h. Keamanan Gejala : Pruritus. Tanda : Demam (lebih umum pa
da sirosis alkohlik), ikterik, ekimosis, petekie. i. Seksualitas G
ejala : Gangguan menstruasi, impoten. Tanda : Atrofi testis,
ginekomastia, kehilangan rambut (dada, bawah lengan, pubi
s)

4. Pemeriksaan Fisik
i. Tampak lemah
j. Peningkatan suhu, peningkatan tekanan darah (bila ada kele
bihan cairan)
k. Sclera ikterik, konjungtiva anemis
l. Distensi vena jugularis dileher otot
e. Dada : 1) Ginekomastia (pembesaran payudara pada laki-laki) 2) Penur
unan ekspansi paru 3) Penggunaan otot-otot asesoris pernapasan 4) Disr
itmia, gallop 18 5) Suara abnormal paru (rales)
f. Abdomen : 1) Perut membuncit, peningkatan lingkar abdomen 2) Penu
runan bunyi usus 3) Ascites/ tegang pada perut kanan atas, hati teraba k
eras 4) Nyeri tekan ulu hati
g. Urogenital : 1) Atropi testis 2) Hemoroid (pelebaran vena sekitar rektu
m) h. Integumen : Ikterus, palmar eritema, spider naevi, alopesia, ekimosi
s i. Ekstremitas : Edema, penurunan kekuatan
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium Menurut Smeltzer & Bare (2001) yaitu:
1) Darah lengkap Hb/ Ht dan SDM mungkin menurun karena perdar
ahan. Kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme da
n defisiensi besi. Leukopenia mungkin ada sebagai akibat hiperplenis
me.
2) Kenaikan kadar SGOT, SGPT
3) Albumin serum menurun
4) Pemeriksaan kadar elektrolit : hipokalemia
5) Pemanjangan masa protombin
6) Glukosa serum : hipoglikemi
7) Fibrinogen menurun
8) BUN meningkat
b. Pemeriksaan diagnostik Menurut smeltzer & Bare (2001) yaitu:
1) Radiologi Dapat dilihat adanya varises esofagus untuk konfirmasi hi
pertensi portal.
2) Esofagoskopi Dapat menunjukkan adanya varises esofagus.
3) USG
4) Angiografi Untuk mengukur tekanan vena porta.
5) Skan/ biopsi hati Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis, kerusakan jarin
gan hati.
6) Partografi transhepatik perkutaneus Memperlihatkan sirkulasi sistem
vena portal.
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan ya
ng dapat ditemukan pada klien sirosis hepatis me
nurut Doenges (2000) antara lain:

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi par


u, asites.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake ina
dekuat.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ascites, edema.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi garam em
pedu pada kulit
Intervensi dan Rasional Menurut Doenges (2000) pada klien
sirosis hepatis ditemukan diagnosa keperawatan dengan int
ervensi dan rasional sebagai berikut:

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi par


u, asites.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola nafas
menjadi efektif. Kriteria hasil :
a. Melaporkan pengurangan gejala sesak nafas.
b. Memperlihatkan frekuensi respirasi yang normal (12-18 x/ menit) tanpa ter
dengarnya suara pernapasan tambahan.

Intervensi : 1) Awasi frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan. Rasional : Pe


rnapasan dangkal cepat/ dispnea mungkin ada hubungan dengan
akumulasi cairan dalam abdomen.
2) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi, posisi miring. Rasional : Memudahk
an pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma.
3) Ubah posisi dengan sering, dorong latihan nafas dalam, dan batuk. Rasional
: Membantu ekspansi paru dan memobilisasi sekret.

Anda mungkin juga menyukai