Nama Kelompok :
Kandung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran ber
otot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah
hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas
60 cm'. Lapisan empedu terdiri dari lanie,luar serosa/parietal, lapi
san otot bergaris, lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga me
mbran mukosa.
Duktus sistikus, panjangnya ±3½ cm yang berjalan dari lekuk e
mpeduberhubungan dengan duktus hepatikus membentuk salur
an empedu ke duodenum. Sterkobilin memberi warna feses dan
sebagian diabsorpsi kembali olehdarah dan membuat warna pad
a urine yang disebut urobilin.
Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelen
jar ludah, panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duod
enum sampai ke limpa, danberatnya rata-rata 60-90 gram. Pankre
as terbentang pada vertebra lumbalis I dan IIdi belakang lambun
g.
Pengaturan hormon
Hormon diekstraksikan dari dinding usus halus, dinamakan sekretin
.Sel-sel GIyang menyekresi hormon tidak mengelompok melainkan
membantu sel tunggalyang tersebar sepanjang epitel lambung dan
usus halus.Rangsangan berbagaibahan kimia dalam kimus menyeb
abkan dilepaskannya hormon di permukaanbasal yang kemudian b
erdifusi ke dalam kapiler untuk sampai ke sel sasarannyamelalui jal
ur sirkulasi.Hormon GI dilepaskan terutama sebagai respons terhad
apperubahan lokal tertentu dari isi lumen.
Gastrin
Hormon ini terdapat pada dinding lateral kelenjar, antrum mukosa
lambinemerupakan reseptor yang menjadi perantara respons gastri
n terhadap perubahisi lambung pada mikrofilus mukosa lambung.
Kolesistokinin-pankreozimin (CCK-PZ)
Sel ini dalam mukosa usus halus bagian atas, menyekresi hormon tunggal
yangmemiliki dua keaktifan CCK yaitu kolesitokinin dan pankreozimin. Selai
n didalam sel endokrin, usus halus bagian atas CCK juga ditemukan pada s
araf ileumdistal, kolon, neuron di otak terutama bagian korteks dan tempa
t lain.
Sekretin
Hormon ini disekresi oleh sel-sel yang letaknya jauh dalam kelenjar mukos
a usushalus bagian atas.Efek sekretin meningkatkan sekresi bikarbonat ole
h sel saluranpankreas dan saluran empedu yang menimbulkan sekresi liur
pankreas yangencer dan bersifat alkalis sehingga menimbulkan potensial e
fek CCK terhadapsekresi pankreas yang banyak enzimnya, menurunkan sek
resi asam lambung, dankontraksi sfingter pilorus.
Gerakan mencampur
Gerakan ini menjaga agar isi usus sungguh-sungguh tercampur s
etiap waktu. Bila pergerakan maju maka is usus dihambat oleh s
ebuah sfingter sehingga gelombang peristaltik dapat mengaduk
isi usus dan bukan mendorong ke depan.
Fase sefalik
Dimulai oleh perangsangan reseptor di kepala, rangsangannya berupa p
englihatan, penghidu, pengecapan, dan pengunyah serta berbagai kead
aan emosional.Serat ini mengaktifkan neuron dalam pleksus saraf, mem
engaruhi kegiatan sekresi dan kontraksi.
Fase gastrik
Merupakan pengatúran refleks yang dimulai oleh rangsangan yang dibe
rikan pada dinding lambung.Saat makanan mencapai lambung, rangsan
gannya berupa peregangan, asam dan peptida (hasil pencernaan protei
n) melalui perantara pleksus saraf refleks pendek, saraf ekstremitas panj
ang dan pelepasan hormon (gastrin).
Fase intestinal
Dinulai dari rangsangan dalam lumen usus dengan peregangan, keasam
an, osmolaritas dan berbagai hasil pencernaan seperti karbohidrat, lema
k, dan protein.Fase ini berlangsung dengan perantaraan refleks saraf pa
njang dan pendek dengan pelepasan hormon sekretin dan CCK, berlang
sung secara berurutan kecuali permulaan makan.
Proses Pencernaan Makan
Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh intrinsik lapar da
n jenis makanan yang ditentukan selera.Mekanisme ini merupak
an sistem pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menj
aga persediaan makanan yang adekuat untuk tubuh.
• Mengunyah
• Menelan (deglusi)
Makan yang baru terletak dekat permukaan esofagus dan paling akhir t
erletak dekat dinding lambung secara progresif menampung sejumlah
makanan sampai batas sempurna.
Getah lambung disekresi oleh kelenjar gastrik yang menutupi hampir sel
uruh dinding korpus lambung.Saat lambung berisi makanan, gelombang
konstriktor peristaltik yang lemah disebut gelombang pencampur, mulai
timbul di bagian tengah dinding lambung dan bergerak ke arah antrum
sepanjang dinding lambung sekitar 15-20 detik.
Pengosongan lambung
Terjadi karena peristaltik yang kuat pada antrum lambung. Walaupun ter
edapat kontraksi tonik sfingter pilorus, biasanya air dan cairan dikosong
kan dari lambung dengan mudah. Fungsi sfingter pilorus pada pengend
alian pengosongan lambung kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi pilo
ris.Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh sinyal lambung dan du
odenum.
Faktor refleks duodenum
Refleks saraf dinding duodenum melewati lambung dan melambatkan
pengosongan lambung, diperantarai oleh:
a. Langsung dari duodenum ke lambung melalui sistem enterik lambun
g
b. Melalui saraf ekstrinsik yang mengarah ke ganglia simpatik dan kem
bali kelambung melalui serat saraf simpatik
c. Melalui nervus vagus ke batang otak menghambat sinyal eksutatorik
Defekasi
Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum sehingga s
ecara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi
rektum dan refleksi sfingter anus.
Pencernaan karbohidrat
Karbohidrat dalam bentuk polisakarida, disakarida, dan monosakarida.P
olisakarida yang dapat dimetabolisme adalah zat pati dari tanaman dan
glikogen dari hewani termasuk polimer glukosa.Pencernaan dimulai dari
mulut tempat amilase, saliva memecahnya menjadi polimer glukosa yan
g lebih pendek yaitu maltosa dan dekstrin.
Pencernaan lemak
Lemak tidak dicerna di mulut dan di lambung. Proses pencernaan dimu
lai di dalam duodenum. Di sini sifat fisik globul lemak diubah dengan
mengemulsi kerja empedu. Proses ini memecah globul dan meningkatk
an permukaan daerah dengan enzim lipase dari pankreas. Lipase meme
cah lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang diabsorpsi dari usus h
alus.Dalam sel usus halus, lemak dibuat kembali dan dibentuk menjadi
partikel kecil disertai protein yang disebut kilomikron.Zat ini diabsorpsi
ke dalam sistem limfatik usus halus dan diambil ke dalam aliran darah.
Pencernaan protein
Protein tidak dicerna dalam mulut.Dalam lambung kerja asam hi
droklorida mengubah sifat fisik protein dengan membuat lebih
mudah dicerna. Proses pencernaan protein dimulai dari lambun
g di bawah kerja enzim pepsin. Pepsin diproduksi dalam bentuk
inaktif, disebut pepsinogen yang diaktifkan menjadi pepsin kare
na kerja asam klorida.Pepsin memecah protein makromolekular
menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptida. Proses
pencernaan protein berlanjut di dalam duodenum.
KLASIFIKASI BAHAN MAKANAN
A. Protein dapat dibagi menurut jenisnya, yaitu protein hewani dan nab
ati
Protein Kelas A adalah semua protein hewani
Miosin dalam daging dan ikan
Albumim dalam putih telur, alumim laktat dari susu, albumim darah yang
terkandung dalam daging,
Kaseinogen terdapat dalam susu bila sudah di bekukan dan didalam keju
.
Globulin, sejenis globulin darah
Vitelin, zat mirip globulin terdapat dalam kunging telur
Protein Kelas B adalah protein yang tak lengkap yang kekurangan asam
amino penting tertentu, dan terutama berasal dari tumbuh tumbuhan
Gluten, ialah protein dari gandum dan sejenisnya
Legumen, misalnya kacang kapri buncis dan kacang kedelai
Gelatin, ialah protein hewani yang tidak lengkap diambil dari jaringan he
wani seperti tulang dan jaringan ligamen
B. Hidrat Karbon, mengandung zat karobon dalam ikatan dengan hidro
gen dan oksigen dalam perbandingan yang ada adalam air. Kelompo
k makanan ini menyediakan panas dan energi kepada tubuh. Karbon
bersama dengan oksigen membentuk karbon dioksida dan menghasil
kan energi. Hidrat karbon menghasilkan 4,1 kalori untuk setiap gram
terpakai dalam jaringan.
C. Gula, Kecuali laktosa atau gula susu, semua gula diambil dari alam ( t
umbuh-tumbuhan ) Sukrosa, gula tebu, gula ubi – ubian, Dekstrosa,
gula buah – buahan, madu Glukosa, gula buah – buahan , madu Malt
osa, ialah disakarida yang terbentuk karena hidrolisis zat tepung
D. Zat tepung, terutama diambil dari tanaman hijau dan kemudian disi
mpan dalam batang akar dan biji bijian
Bulir – bulir ( sereal ), gandung, jagung dan terigu, jewawut, beras, dan s
agu.
Akar ubi ubian khususnya kentang masak, mengandung banyak zat tepu
ng
Selulosa, ialah contoh jenis zat tepung yang dijumpai dalam batang dan
tangkai tanaman.
E. Glikogen adalah zat tepung hewani yang terdapat dalam otot dan h
ati.
Monosakarida ialah sakarida tunggal,misalnya fruktosa dan galaktosa.
Disakarida atau sakarida rangkap dua, misalnya sukrosa, maltosa, laktosa
.
Polisakarida, ialah hidrat karbon seperti zat tepung dan selulosa.
Semua hidrat karbon yang telah dicernakan diubah menjadi kelompok s
akarida tunggal, yang merupakan satu satunya kelompok yang dapat di
gunakan jaringan tubuh.
Glikogen, ialah hasil perubahan larutan sakarida tunggal dalam tubuh yn
ag menjadi zat tepung hewani dan merupakan bentuk hidrat karbon ya
ng dapat disimpan dalam hati dan otot sampai saat diperlukan. Dalam k
eaadaan itu glikogen hati dapat diubah kembali menjadi monosakarida
biasa.
F. Lemak, diambil dari sumber hewani dan nabati.lemak terdiri atas kar
bon, hidrogen, dan oksigen dan disimpan sebagai zat majemuk asa
m lemak dan gliserin.
Contoh lemak hewani ialah lemak daging dan hasil peternakan, sperti su
su, mentega, keju, dan kuning telur.
Seperti susu, mentega, mentega dan kuning telur, lemak hewani merup
akan bagian penting dalam makan kita kerna mengandung vitamin A da
n D. Dari lemak nabati yang paling dikenal ialah minyak kelapa dan min
yak dari kacang-kaacangan.
Jenis Diet
Diet hati I
Diet hati II
Diet hati III
Diet hati IV
Askep Sirosis hepatis
Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan dif
us dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degen
erasi dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susuna
n parenkim hati (Mansjoer, FKUI, 2001)
4. Pemeriksaan Fisik
i. Tampak lemah
j. Peningkatan suhu, peningkatan tekanan darah (bila ada kele
bihan cairan)
k. Sclera ikterik, konjungtiva anemis
l. Distensi vena jugularis dileher otot
e. Dada : 1) Ginekomastia (pembesaran payudara pada laki-laki) 2) Penur
unan ekspansi paru 3) Penggunaan otot-otot asesoris pernapasan 4) Disr
itmia, gallop 18 5) Suara abnormal paru (rales)
f. Abdomen : 1) Perut membuncit, peningkatan lingkar abdomen 2) Penu
runan bunyi usus 3) Ascites/ tegang pada perut kanan atas, hati teraba k
eras 4) Nyeri tekan ulu hati
g. Urogenital : 1) Atropi testis 2) Hemoroid (pelebaran vena sekitar rektu
m) h. Integumen : Ikterus, palmar eritema, spider naevi, alopesia, ekimosi
s i. Ekstremitas : Edema, penurunan kekuatan
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium Menurut Smeltzer & Bare (2001) yaitu:
1) Darah lengkap Hb/ Ht dan SDM mungkin menurun karena perdar
ahan. Kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme da
n defisiensi besi. Leukopenia mungkin ada sebagai akibat hiperplenis
me.
2) Kenaikan kadar SGOT, SGPT
3) Albumin serum menurun
4) Pemeriksaan kadar elektrolit : hipokalemia
5) Pemanjangan masa protombin
6) Glukosa serum : hipoglikemi
7) Fibrinogen menurun
8) BUN meningkat
b. Pemeriksaan diagnostik Menurut smeltzer & Bare (2001) yaitu:
1) Radiologi Dapat dilihat adanya varises esofagus untuk konfirmasi hi
pertensi portal.
2) Esofagoskopi Dapat menunjukkan adanya varises esofagus.
3) USG
4) Angiografi Untuk mengukur tekanan vena porta.
5) Skan/ biopsi hati Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis, kerusakan jarin
gan hati.
6) Partografi transhepatik perkutaneus Memperlihatkan sirkulasi sistem
vena portal.
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan ya
ng dapat ditemukan pada klien sirosis hepatis me
nurut Doenges (2000) antara lain: