Anda di halaman 1dari 33

PENCERNAAN DAN

MERTABOLISME
Oleh Amalia Azhari Jannah,
1506726845
FKM Kesehatan Masyarakat

Proses Pencernaan

Mekanik
Proses perubahan makanan dari bentuk besar atau
kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia
dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.

Kimiawi
Proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang
dihasilkan oleh tubuh (kelenjar pencernaan) yang
berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh.

Gerakan dalam Proses


Pencernaan

Ingesti masuknya
Ingesti
makanan
kemasuknya
dalam mulut
makanan ke dalam mulut

Mekanik pemotongan
Mekanik
pemotongan
atau
penggilingan
atau
penggilingan
makanan yang dilakukan
makanan
yang dilakukan
oleh
gigi
oleh gigi

Peristalsis gelombang
Peristalsis
polos
gelombang
kontraksi
otot
kontraksi otot
involunteer
yangpolos
involunteer
yang
menggerakkan
makanan
menggerakkan
makanan
tertelan melalui saluran
tertelan melalui saluran
pencernaan
pencernaan

Digesti hidrolisis kimia


Digesti hidrolisis
(penguraian)
molekul kimia
(penguraian)
molekul
besar
menjadi molekul
besar
menjadi
molekul
kecil
sehingga
absorpsi
kecil
sehingga
absorpsi
dapat berlangsung
dapat berlangsung

Absorpsi penggerakan
Absorpsi
pencernaan
penggerakan
produk
akhir
produk
akhir
pencernaan
dari
lumen
saluran
dari lumenke
saluran
pencernaan
dalam
pencernaan
dalam
sirkulasi
darahke
adan
sirkulasi
darah
adan
limfatik sehingga dapat
limfatik sehingga
dapat
digunakan
oleh tubuh
digunakan oleh tubuh

Egesti (defekasi) proses


Egesti (defekasi)
yang
proses
eliminasi
zat-zat sisa
eliminasi
zat-zat
tidak
tercerna,
jugasisa yang
tidak tercerna,
juga
bakteri,
dalam bentuk
bakteri,
feses
dari dalam
saluranbentuk
feses
dari
pencernaan saluran
pencernaan

STRUKTUR LAPISAN
Dinding saluran pencernaan memiliki struktur umum yang
sama di seluruh panjangnya dari esofagus sampai anus,
dengan beberapa variasi lokal khas untuk masing-masing
bagian. Namun secara umum dinding lapian saluran cerna
terdiri dari mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan
serosa.

Mukosa
Memiliki tiga lapisan :
1.

2.

3.

Membran mukosa : suatu lapisan epitel yang berfungsi sebagai


permukaan protektif. Membran mukosa juga mengandung sel kelenjar
endokrin untuk sekresi hormon pencernaan serta sel epitel untuk
menyerap nutrien.
Lamina proparia : lapisan tengah tipis jaringan ikat tempat epitel
berada. Lapisan ini mengandung gut-associated lymphoid tissue (GALT)
yang penting dalam pertahanan terhadap bakteri usus penyebab
penyakit.
Muskularis mukosa : lapisan otot polos yang jarang yang letaknya terluar
dari lapisan mukosa dan bersebelahan dengan lapisan submukosa.

Submukosa

Lapisan tebal jaringan ikat yang menentukan daya regang dan


elastisitas saluran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh
darah besar dan pembuluh limfe yangbercabang ke dalam
(lapisan mukosa) dan ke luar (lapisan otot). Di dalam submukosa
juga terdapat anyaman saraf yang dikenal sebagai pleksus
submukosa


Muskularis eksterna

Selubung otot polos utama yang mengelilingi submukosa.


Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan; lapisan sirkular
dalam dan lapisan longitudinal luar. Jika serat-serat otot
berkontraksi maka akan mengurangi diameter lumen, sementara
kontraksi serat di lapisan luar dapat memperpendek saluran.
Bersama-sama akitivitas kontraktil kedua otot polos ini
menghasilkan gerakan mendorong dan mencampur.

Serosa

Jaringan ikat paling luar dan mengeluarkan cairan encer licin


(cairan serosa) yang melumasi serta mencegah gesekan antara
organ dan lapisan visera di sekitarnya. Serosa bersambungan
dengan mesentrium yang menggantung organ pencernaan dari
dinding dalam abdomen. Perlekatan ini menghasilkan fiksasi
relatif, yaitu menopang organ pencernaan di posisi yang benar,
sementara tetap memberi organ pencernaan kebebasan untuk
melakukan gerakan mencampur dan mendorong.

Bagian

Zat yang
Dicerna

Enzim

Sumber
Enzim

Molekul
yang
dihasilkan

Rongga
Mulut

Karbohidr
at

Amilase

Kelenjar
Ludah

Maltosa

Gaster

Protein

Pepsin

Kelenjar
Lambung

Peptida

Disakarid
a
(terutama
maltosa)

Disakarid
ase
(Maltase,
sukrase,
laktase)

Sel epitel
usus
halus

Monosaka
rida
(terutama
glukosa)

Protein

Aminopep Sel epitel


tidase
usus
halus

Asam
amino

Tripsin

Pankreas

(memeca
h
rangkaian
peptida)

Lipase

Pankreas

Asam
lemak +

Usus
Pencernaan
Halus
Enzimatik
pada tiap-tiap
saluran
pencernaan

Lemak

Conditioned Salivary Reflex

Sekresi air liur tanpa stimulasi oral


Hanya dengan mendengar, melihat, atau
mencium makanan dapat memicu pengeluaran
air liur (saliva) dengan refleks ini
Saraf simpatetis dan parasimpatetis yang
mengatur sekresi liur tidak bekerja antagonistik
Simpatetis : Volume saliva lebih sedikit, pekat
oleh mukosa
Parasimpatetis : Volume saliva lebih banyak,
pekat oleh enzim
Satu-satunya sekresi yang diatur oleh persarafan

Simple Salivary Reflex

Terjadi ketika kemoreseptor dan reseptor


tekanan di dalam rongga mulut merespon
keberadaan makanan
Saat aktivasi, reseptor ini memicu impuls
di fiber saraf aferen yang membawa
informasi ke salivary center
Salivary center kemudian mengirim
impuls lewat saraf otonom ekstrinsik
kepada kelenjar saliva (ludah) untuk
meningkatkan pengeluaran saliva

Proses Menelan

Bermula dari fase volunter (oral): bolus


makanan didorong ke dalam faring oleh
kontraksi dari lidah.
Bolus mengaktivasi reseptor sensoris orofaring
menginisiasi fase involunter (faringeal dan
esofageal), atau disebut juga refleks deglutisi.
Tahap volunter: mencetuskan proses menelan
Tahap involunter:

Tahap faringeal, membantu jalannya makanan


melalui faring ke dalam esofagus
Tahap esofageal, mempermudah jalannya makanan
dari faring ke lambung.

Metabolisme Gaster
Pengaturan Sekresi Lambung
1.

2.

3.

Fase sefalik:
Sekresi terjadi sebelum makanan sampai lambung.
Makin kuat nafsu makan makin banyak sekresinya
Fase Gastrik
Rangsang regangan dinding lambung dan kimiawi makanan merangsang
nukleus motorik dorsalis vagus dan sekresi gastrin
Kimiawi khusus merangsang gastrin: alkohol, kafein
Rangsang vagus: sekresi pepsin, gastrin dan asam
Rangsang gastrin: meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin
Fase intestinal: keberadaan makanan pada bagian usus kecil
merangsang sejumlah kecil gastrin

Pengosongan Lambung
. Dirangsang oleh: n.vagus, penurunan simpatis, alkohol, kafein, protein yang tercerna
sebagian peningkatan kontraksi pompa pilorus penurunan resistensi sfinkter pilorus
peningkatan pengosongan lambung
. Dihambat oleh: penurunan vagus, peningkatan simpatis, distensi duodenum, adanya
lemak, antasid kontraksi pompa pilorus peningkatan resistensi sfinkter pilorus
penurunan pengosongan lambung

Gastric
Phase

Saat makanan
pertama kali
mencapai lambung,
gastric phase dimulai
Neural and hormonal
mechanism
meregulasi gastric
phase pencernaan
untuk meningkatkan
gastric secretion dan
gastric mortality

Enterogastric Reflex

Source: http://www.austincc.e

Kim -> Duodenum

Saat makanan mencapai pylorus


(lambung), mixing wave mendorong 3 ml
kim ke duodenum melalui pyloric
sprincter . Fenomena ini disebut dengan
gastric emptying
Kebanyakan dari kim terdorong kembali
ke lambung namun ketika mixing wave
berlanjut pergerakan selanjutnya
mendorong kim kembali ke duodenum

Proses Penyerapan Hasil


Pencernaan Karbohidrat

urce: http://www.austincc.edu/

Proses Penyerapan Hasil


Pencernaan Protein

Proses Penyerapan Hasil


Pencernaan Lemak

Proses Penyerapan
Vitamin

Transportasi Nutrien ke Seluruh


Tubuh

Nutrien yang samapai di bagian tubuh tertentu kemdian akan masuk ke sel seluruh
tubuh dengan tranpor aktif atau pasif yang kemudian akan digunakan nantinya
untuk proses metabolisme atau pekembangan sel/jaringan (tumbuh)

Fungsi Nutrien

Nutrien yang sudah sampai ke darah akan didistribusikan


ke seluruh bagian tubuh sebagai makanan (nutrisi) yang
diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme atau tumbuh.

Pengeluaran sisa
pencernaan
Setelah usus
Setelah
besar usus
besar
mengabsorbsi
mengabsorbsi
air dan
air dan
elektrolit,
elektrolit,
terbentuk
terbentuk
kimus
dari
kimus
cairandari
cairan
menjadi
menjadi
massa
semi
massa
padatsemi
padat

Bakteri pada
Bakteri
pada
usus
besar
usus
besar
dapat
dapat
mencerna
mencerna
sejumlah
kecil
sejumlah
selulosa kecil
selulosa

Rektum
Rektum
membuka
ke
membuka
eksterior di ke
eksterior
di
anus
anus

Feses
Feses
dikeluarkan
dikeluarkan

Feses normal berwarna kekuningan:


Warna kekuningan berasal dari bilirubin yang dimetabolisme oleh
bakteri. Hasilnya adalah stercobilin. Tanpa adanya stercobilin, feses
akan berwarna keabu-abuan atau putih. Bau yang berasal dari feses
dihasilkan oleh bakteri.

Proses metabolisme

Metabolisme anaerob

Setelah glikolisis, terjadi:


Respirasi oksidatif, kedua asa piruvat teroksidasi secara lengkap menjadi CO2 dan H2O
elama reaksi siklus asam sitrat
Fermentasi, jika jumalh oksigen tidak mencukupi, piruvat akan tereduksi menjadi asam
aktat. Molekul laktat dpat diubah menjadi molekul piruvat dalam sel jika tersedia oksigen
atau dapat ditranspor ke hati menjadi glikogen untu disimpan

Metabolisme aerob

Metabolisme aerob

Whole-Body Metabolism
Rate
Adalah pengukuran laju metabolism tubuh
seseorang dalam menghasilkan energy dari
katabolisme berbagai zat sumber energi
Dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Menggunakan kalorimeter yang mengukur kalor
yang dilepaskan dari tubuh
2. Menggunakan penghitungan energy
equivalent oksigen whole-body metabolism rate
juga dapat ditentukan dari laju penggunaan
oksigen karena lebih dari 95 persen energi yang
dikeluarkan tubuh merupakan hasil reaksi oksigen
dengan berbagai zat sumber energi

Basal Metabolic Rate

Adalah laju pengeluaran energi dari


tubuh seseorang pada kondisi
terstandarisasi tertentu untuk mencegah
pengaruh dari variable-variable yang
dapat mengubah laju metabolic sebagai
jumlah energy minimal untuk
melangsungkan proses-proses hidup
(reaksi kimia, dll)

Hormon Regulator Metabolisme

HIPERGLIKEMIA

Suatu kondisi di mana jumlah glukosa


yang berlebihan beredar dalam plasma
darah.
2 tipe Hiperglikemia yang mungkin
terjadi
Hiperglikemia pusat saat gula darah dari 90130 mg/dL Setelah puasa selama ini minimal
8 jam.
Hiperglikemia Postprandial atau setelah
makan saat gula darah lebih besar dari 180
mg/dL

KETOGENESIS

REFERENSI

Carroll, Robert G. (2007). Elseviers Integrated Physiology.


Philadelphia: Mosby Elsevier.
Guyton, Arthur C., dan John E. Hall. (2006). Textbook of
Medical Physiology. Philadelphia:Elsevier Saunders.
Heymann, Georgianne H., & Carol M. Porth. (2004).
Pathophysiology: Concepts of Altered Helath States.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Sherwood, Lauralee. (2009). Human Physiology: From Cells to
System 6th Edition (Terj. Oleh dr. Brahm U). Jakarta: EGC.
Porth, Carol Mattson dan Glenn Matfin. (2009).
Pathophysiology: Concepts of Altered Health States
8thEdition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Vender dkk. (2001). Human Physiology: The Mechanism of
Body Function, Eighth Edition. New York:The McGrawHill
Companies.
Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan Fisiologi . Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai