BAB 7
a. Penetapan tujuan
Tujuan memberikan arahan bagi semua keputusan dan tindakan manajemen serta
membentuk kriteria dimana pencapaian aktual akan diukur. Setiap tindakan dari anggota
organisasi harus berorientasi pada pencapaian tujuan. Tujuan dapat ditetapkan melalui
proses penetapan tujuan tradisional atau dengan menggunakan manajemen menurut
tujuan. Dalam penetapan tujuan tradisional, tujuan ditetapkan oleh manajer puncak
kemudian diturunkan ke bawah dan menjadi subtujuan bagi setiap area organisasi.
Perspektif tradisional ini mengasumsikan bahwa manajer puncak mengetahui apa yang
terbaik karena mereka melihat gambaran besarnya dan tujuan ini diteruskan ke bawah
ke masing-masing tingkat untuk memandu setiap karyawan ketika bekerja guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dalam menetapkan tujuan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut
ini adalah lima langkah yang harus diikuti manajer saat mentapkan tujuan.
Misi adalah pernyataan yang luas yang memberikan panduan menyeluruh atas
apa yang dianggap anggota organisasi itu penting. Manajer harus mereview misi
sebelum menulis tujuan karena tujuan yang baik harus merefleksikan misi
tersebut.
Tujuan yang ingin kita capai tentu merupakan tujuan yang mungkin dicapai,
bukan tujuan yang tidak mungkin dicapai, berdasarkan sumber daya. Walaupun
tujuan harus menantang, namun tetap harus realistis. Jika sumber daya yang
bekerja tidak memungkinkan untuk mencapai tujuan, sekeras apapun kita
mencoba, sebagai manajer kita tidak boleh menetapkan tujuan tersebut. Oleh
karena itu, sebelum menetapkan tujuan hendaknya dilakukan evaluasi sumber
daya dimana tujuan dapat tercapai atau tidak.
3) Menentukan tujuan secara individu atau dengan masukan dari pihak lain
Tujuan merefleksikan hasil yang diinginkan dan harus sejalan dengan misi
organisasi serta dengan tujuan di area organisasi lainnya. Tujuan ini harus terukur
dan spesifik, serta harus mencakup kerangka waktu untuk mencapainya.
Proses pengembangan rencana dipengaruhi oleh tiga faktor kontinjensi dan oleh
pendekatan perencanaan yang mengikutinya. Tiga faktor kontinjensi yang mempengaruhi
pilihan rencana adalah tingkatan organisasi, tingkat ketidakpastian lingkungan, dan
lamanya komitmen masa depan. Ada hubungan antara tingkatan manajer dalam organisasi
(tingkatan organisasi) dan jenis perencanaan yang dilakukan. Bagi hampir semua bagian,
manajer tingkat yang lebih rendah melakukan perencanaan operasional sementara
manajer tingkat atas melakukan perencanaan strategis.