Pencernaan
a. Absorbsi Usus Halus
1. Absorbsi Karbohidrat
1. Lemak makanan dalam bentuk globulus lemak yang terdiri dari trigliserida diemulsifikasi oleh
kerja deterjen garam-garam empedu menjadi suspensi butiran-butiran halus lemak. Emulsi
lemak ini mencegah menggumpalnya butiran-butiran lemak sehingga meningkatkan luas
permukaan yang tersedia untuk diserang oleh lipase pankreas.
2. Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.
3. Produk-produk tak-larut air ini dibawa ke permukaan luminal sel epitel usus halus dalam
misel yang larut-air, yang terbentuk oleh garam empedu dan konstitiuen-konstituen empedu
lainnya. Ketika misel mendekati permukaan epitel, absorptif monogliserida dan asam lemak
meninggalkan misel dan secara pasif berdifusi menembus dari lapis lemak membran luminal.
4. Monogliserida dan asam lemak bebas disesintesis menjadi trigliserida di dalam sel
epitel yang menyatu dan dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein dan retlkulum
endoplasma untuk membentuk kilomikron yang larut air.
5. Kilomikron dikeluarkan melalul membran basal sel oleh eksositosis.
6. Kilomikron yang tidak dapat menembus membran basal kapiler darah sehingga
kilomikron masuk ke pembuluh limfe, yaitu lakteal sentral.
4. Absorbsi Besi
1. Hanya sebagian besi yang ditelan yang dapat
diserep, baik besi heme maupun besi fero (Fe 2+).
2. Besi diabsorpsi menembus mebran lumen sel
epitel usus oleh pembawa heme dan Fe 2+ yang
dependen dengan energi yang berbeda.
3. Besi dalam diet yang diserap ke dalam sel
epitel usus halus, segera dibutuhkan untuk
poduksi sel darah merah untuk pindahkan ke
dalam darah oleh transporter besi membran, yaitu
feraportin.
4. Di darah, besi yang diserap diangkut ke sumsum
tulang dalam bentuk terikat ke transferin, yaitu
suatu pembawa protein plasma.
5. Besi dalam makanan yang diserap tetapi tidak
segera digunakan disimpan di sel epitel sebagai
feritin, yang tidak dapat dipindahkan ke dalam
darah.
6. Besi yang tidak digunakan ini keluar melalui tinja
sewaktu sel-sel epitel yang mengandung feritin
tersebut terlepas.Besi dalam makanan yang tidak
dapat diserap juga akan keluar melalui tinja
5, Absorbsi Kalsium
1. Kalsium memasuki membran luminal sel epitel usus halus menuruni gradien elektrokimianya
melewati saluran Ca2+ khusus, yang dihantarkan dalam sel oleh protein pengikat kalsium,
kalbindin, dan keluar dari membran basolateral melalui dua mekanisme dependen-energi:
pompa Ca2+, ATPase, transpor aktif primer dan antiporter Na+ - Ca2+transpor aktif sekunder.
2. Vitamin D meningkatkan langkah ini pada absorpsi kalsium dan diaktifkan di hati dan ginjal,
dikarenakan suatu proses yang didorong oleh hormon paratiroid. Karena itu, sekresi hormon
paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan konsentrasi Ca 2+ dalam darah.
3. Dalam keadaan normal, dari sekitar 1000 mg Ca2+ yang dikonsumsi setiap hari, hanya dua
pertiga yang diserap di usus halus dan sisanya keluar melalui tinja.
b. Absorbsi usus besar
1. Absorpsi dan Sekresi Elektrolit dan Air.