Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS 1

STROKE HEMORAGIK

08/18/2021
Muhammad Rizki, S.Ked
NIM : 150611029
 
Preseptor :
dr. Basli Muhammad, Sp. S

BAGIAN/KSM ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA ACEH UTARA
2021
PENDAHULUAN 2

08/18/2021
 Stroke termasuk salah satu masalah kesehatan global karena berkontribusi besar dalam
menyebabkan morbiditas, mortilitas, dan disabilitas.WHO mendefinisikan stroke sebagai
suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak (fokal atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
 Prevalensi stroke di Amerika Serikat mencapai 795.000 kejadian setiap tahun. Pada tahun
2013: setiap 40 detik terdapat satu orang yang didiagnosis stroke dan rata-rata menyebabkan
kematian setiap 4 menit. Negara berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian
akibat stroke di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1000
penduduk.
 Diagnosis stroke sebanyak 92% dapat ditegakkan dari anamnesis dan riwayat munculnya
gejala klinis. Pasien dengan gejala stroke selanjutnya dilakukan pemeriksaan neuroimaging
berupa CT Scan kepala atau MRI
2.1 Identitas Pasien BAB 2
Nama : Ny. Salamah Abas LAPORAN KASUS
3
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Wanita

021
08/18/2
MR : 16.95.09
Alamat : Tanah Luas
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Aceh
Ruangan : Multazam
Tanggal pemeriksaan : 9 Agustus 2021
2.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran.


Keluhan tambahan : mulut merot.
4

08/18/2021
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RSU Cut Meutia oleh keluarga dengan penurunan kesadaran yang terjadi 3
jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan os terjatuh dari pohon rambutan. Disertai
mulut merot tidak ada jejas. Diketahui pasien pernah mengalami stroke kurang lebih 7 tahun yang
lalu.
5

08/18/2021
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat stroke dan hipertensi sejak 7 tahun yang lalu
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat anggota keluarga yang menderita diabetes melitus, asma,
hipertensi, dan penyakit jantung tidak ada.
Riwayat pemakaian obat : Riwayat mengkonsumsi obat-obatan hipertensi
2.3Pemeriksaan Fisik 1. Kepala :
A. Status Generalis  Bentuk : Normochepali, simetris 6
 Keadaan umum : Lemah  Deformitas : (-)

08/18/2021
 Kesadaran : Somnolen 2. Mata :
 Eksoptalmus : (-)
 GCS : E3 M4 Vx
 Kelopak mata : Normal
 Tekanan darah : 150/80 mmHg
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Frekuensi nadi : 70 x/menit  Sklera : Ikterus (-/-)
 Frekuensi nafas : 24 x/menit  Kornea : Reflex cahaya (+/+).
 Suhu : 37,0 ̊C  Pupil : Isokor,
7

08/18/2021
3. Hidung :  Telinga :
 Mukosa : normal  Hiperemis : (-)
 Perdarahan : (-)  Pendengaran : normal
 Sekret : (-)  Tragus Sign : (-)
 Konka inferior: eutrofi
8
5. Mulut :

08/18/2021
 Oral ulcer : (-)
 Tonsil : (T1/T1) 6. Thoraks :

 Pharynx : Hiperemis (-) , granul (-)


 Inspeksi : Pergerakan Simetris kiri dan
kanan, spider nevi (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Paru kiri dan kanan (sonor),
 Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler
bunyi tambahan WH/RH : -/-
9

08/18/2021
8. Abdomen: 7. Jantung:
 Inspeksi : distensi (-), tampak simetris,  Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
dan ikut gerak napas  Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V mid
 Palpasi : soepel clavicula sinistra
 Perkusi : timpani  Perkusi : Pekak, batas jantung kesan
normal
 Auskultasi : Peristaltik usus normal
9x/menit  Auskultasi : Bunyi jantung I>II murni
reguler
Bunyi tambahan : Gallop (-) Murmur (-)
10. Ekstremitas:
10
 Akral dingin (-)

08/18/2021
 Palmar eritema (-)
 Edema (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS  Fungsi Motorik
1. GCS E2 V1 M4 = 7  Kekuatan otot
2. Pupil : isokor
3. TRM :
1111 2222
Lazigue: +/+ 1111 3333
Bradzinskie II : +/+
4. Pemeriksaan N. Cranialis
 N.I : Normosmia
 Tonus otot: Eutonus
 N.II : Lapang Pandang DBN  Trofi otot : Eutrofi
 N.III: Sulit Dinilai
 N.IV: Sulit Dinilai
 N.V : Membuka Mulut (+)
 N.VI : Sulit Dinilai
 N.VII : Sulit Dinilai
 N.VIII : Tidak dilakukan pemeriksaan
 N.IX : Tidak dilakukan pemeriksaan
 N.X : Menelan (+)
 N.XI : Menoleh (+)
 N.XII : Sulit Dinilai
 Reflex Fisiologis
 Biseps : +2/+2  Fungsi Sensorik
 Triseps : +2/+2  Exteroseptif

 Patella  Rasa raba : kanan = kiri


: +2 /+2
 achilles  Rasa nyeri : kanan = kiri
: Sulit Dinilai
 Reflex Patologis
 Fungsi Autonom
 Babbinski : -/-  BAK : Inkontinensia Urine (-) Retensi (-) Anuria (-)
 Chaddock : -/-  BAB : Inkontinensia Alvi (-) Retensi (-) Keringat: (DBN)
 Oppenheim : -/-
 Gordon : -/-
 Schaeffer : -/-
Pemeriksaan Lab Laboraturium (06 Agustus 2021)

Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hasil
 
Satuan
 
Nilai Rujukan
 
13
Hematologi Rutin      
Hemoglobin 11.73 g/dL 13~18
Eitrosit 3.81 juta/mm^3 4.5~6.5

08/18/2021
Hematokrit 31.01 % 37.0-47.0
MCV 81.44 fL 79-99
MCH 30.82 pg 27-31.2
MCHC 37.84 % 33~37
Leukosit (WBC) 14.54 Ribu/uL 4.0-11.0
RDW-CV 19.32 % 11.5-14.5
Trombosit 132 ribu/mm3 150~450
HITUNG JENIS LEUKOSIT      
Basophil 1.66 % 0-1.7
Eosinaphil 0.34 % 0.60-7.30
Nitrofil segmen 81.21 % 39.3-73.7
Limfosit 13.13 % 18.0-48.3
Monosit 3.65 % 4.40-12.7
NLR 6.18 Cutoff 0-3.13
AlC 1909.10 Juta/L 0-1500
Golongan Darah B -  
KIMIA DARAH      
Fungsi Ginjal      
Ureum 35 mg/dl <50
Kreatinin 0.98 mg/dl 0.60-1.00
Asam Urat 4.3 mg/dl 3.4-7.0
KIMIA KLINIK      
Glukosa Sewaktu 134.0 mg/dL <180
Laboraturium (07 Agustus 2021)

Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan


14

08/18/2021
KIMIA DARAH      

Glukosa Darah      

Gula Stik 137 mg/dl 70-125


Foto Thoraks (9 Agustus 2021)
15

08/18/2021
Kesan : Cardiomegaly (LV,LA)
Gambaran Bronchopneumonia
16

08/18/2021
2.7 Resume
Pasien seorang wanita berusia 56 tahun dibawa oleh keluarga ke IGD RSU Cut
Meutia pada hari Jumat, 06 Agustus 2021 dengan keluhan penurunan kesadaran sejak
3 jam sebelum masuk rumah sakit, Keluarga mengatakan os terjatuh dari pohon
rambutan. Disertai mulut merot tanpa adanya jejas. Pasien mempunyai riwayat stroke
dan hipertensi sejak 7 thun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD 150/80
mmHg, Frekeunsi Nadi, 70x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, dan suhu. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan kelemahan anggota gerak bagian kanan. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan hasil lab Hb 11,73 g/dL, KGDS 134 mg/dL
Terapi
 Diagnosis
17
 O2 4 liter (k/p)
 Diagnosa klinis : Stroke hemoragik  Infus : IVFD Asering 20gtt/i

08/18/2021
 Diagnosa etiologi: Perdarahan intraserebral  Infus PCT 500ml/12 jam
 Diagnosis topis : Piramidal  Injeksi : Citicolin 500 mg/ 12 jam
 Diagnosis patologis : Haemorhage  Omeprazole 40mg/12 jam
 Oral : Amlodipin 1x10mg

2.9 Prognosis
Ad vitam : dubia at bonam
Ad sanationam : dubia at malam
Ad functionam : dubia ad malam
18

08/18/2021
19

08/18/2021
20

08/18/2021
21

08/18/2021
TINJAUAN PUSTAKA 22

08/18/2021
STROKE: manifestasi klinis dari
gangguan fungsi otak, baik fokal maupun Gangguan aliran darah otak mengakibatkan gangguan
global (menyeluruh), yang berlangsung fungsional otak fokal: tampak seperti hemiparesis atau
cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau hemiparalisis yang kontralateral terhadap lesi.
sampai menyebabkan kematian, tanpa Gangguan global: gangguan kesadaran sampai koma.
penyebab lain selain gangguan vaskuler
EPIDEMIOLOGI 23

08/18/2021
 Stroke terjadi terutama pada
orang – orang dengan usia di
atas 45 tahun, dengan dua per
tiga kejadian terjadi pada usia
di atas 65 tahun
 Laki – laki lebih rentan
dibanding perempuan

 AHA: angka kematian penderita stroke di Amerika setiap


tahunnya adalah 50-100 dari 100.000 orang penderita
 ASEAN: masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian.
Dari data South East Asian Medical Information Centre ke matian
stroke terbesar terjadi di Indonesia kemudian diikuti secra
berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand
EPIDEMIOLOGI 24

08/18/2021
Indonesia, stroke yang paling banyak
adalah stroke iskemik yaitu sebesar 52,9%,
kemudian diikuti stroke hemoragik yaitu
perdarahan intraserebral (38,5%), emboli
(7,2%) dan perdarahan subarachnoid (1,4%).
DEFINISI STROKE 25
HEMORAGIK

08/18/2021
 Sekitar 15% sampai 20% dari semua stroke
dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan
STROKE ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke
dalam jaringan otak.
HEMORAGIK  Mekanisme lain pada stroke hemoragik adalah
pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-
zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan
perdarahan intraserebrum atau subarachnoid
26
KLASIFIKASI STROKE

08/18/2021
HEMORAGIK
1 Penyebab dari perdarahan intraserebral
PERDARAHAN adalah berkaitan dengan beberapa
INTRASEREBRAL perubahan dinding pembuluh darah
arteri serebral yang dapat dijumpai
pada penyakit arteri degeneratif,
atherosklerosis, dan angipati amiloid.

2
Terjadi karena pecahnya aneurisma.
PERDARAHAN
Predileksi aneurisma umumnya di
SUBARACHNOID pembuluh darah besar otak, dimana
sirkulasi serebri anterior lebih banyak
terjadi daripada serebri posterior.
ETIOLOGI STROKE HEMORAGIK
PATOGENESIS STROKE HEMORAGIK 28

08/18/2021
Fase initial hemmorhage terjadi
akibat rupturnya arteri serebral. Pada fase peri hematom edem,
hipertensi kronis, akan defisit neurologis, yang mulai
menyebabkan perubahan Fase hematoma expansion, tampak pada fase hematoma
patologi dari dinding pembuluh gejala-gejala klinis mulai timbul expansion, akan terus
darah. Kenaikan tekanan darah seperti peningkatan tekanan berkembang. Kerusakan pada
dalam jumlah yang mencolok intracranial. Meningkatnya parenkim otak, akibat volume
dan meningkatnya denyut tekanan intracranial akan perdarahan yang relatif banyak
jantung, dapat menginduksi mengganggu integritas jaringan- akan mengakibatkan peninggian
pecahnya aneurisma, sehingga jaringan otak dan blood brain- tekanan intracranial dan
dapat terjadi perdarahan. barrier. Perdarahan intraserebral menyebabkan menurunnya
Perdarahan awal dari timbulnya lama kelamaan akan tekanan perfusi otak serta
gejala-gejala klinis (fase menyebabkan terjadinya terganggunya drainase otak.
hematoma expansion) inflamasi sekunder dan
terbentuknya edema serebri (fase
peri-hematoma edema).
MANIFESTASI KLINIS STROKE
HEMORAGIK 29

08/18/2021
GEJALA PERDARAHAN
INTRASEREBRAL

NYERI KEPALA YANG


DIIKUTI DENGAN
TERJADI PADA ADANYA RIWAYAT
WAKTU AKTIF
MUNTAH DAN
HIPERTENSI KRONIS
PENURUNAN
KESADARAN

NYERI TELINGA, HEMIPARESE


AFASIA KONTRALATERAL
MANIFESTASI KLINIS STROKE
HEMORAGIK 30

08/18/2021
GEJALA PERDARAHAN
SUBARACHNOID

NYERI KEPALA YANG


HILANGNYA
HEBAT DAN FOTOFOBIA
KESADARAN
MENDADAK

TANDA TANDA
MUAL
MENINGISMUS RANGSANGAN
MUNTAH MENINGEAL
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK
31
1

08/18/2021
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

3 4
PEMERIKSAAN GAMBARAN
NEUROLOGI LABORATURIUM

5
GAMBARAN
RADIOLOGI
GEJALA NEUROLOGI TERGANTUNG PADA
ARTERI YANG TERKENA 32
Sirkulasi terganggu Sensomotorik Gejala klinis lain
Sindrom Sirkulasi Anterior
Serebri media (total) Hemiplegia kontralateral (lengan lebih berat dari tungkai) Afasia global (hemisfer dominan), Hemi-neglect

08/18/2021
hemihipestesia kontralateral. (hemisfer non-dominan), agnosia, defisit
visuospasial, apraksia, disfagia
Serebri media (bagian atas) Hemiplegia kontralateral (lengan lebih berat dari tungkai) Afasia motorik (hemisfer dominan), Hemi-negelect
hemihipestesia kontralateral. (hemisfer non-dominan), hemianopsia, disfagia
Serebri media (bagian bawah) Tidak ada gangguan Afasia sensorik (hemisfer dominan), afasia afektif
(hemisfer non-dominan), kontruksional apraksia
Serebri media dalam Hemiparese kontralateral, tidak ada gangguan sensoris Afasia sensoris transkortikal (hemisfer dominan),
atau ringan sekali visual dan sensoris neglect sementara (hemisfer
non-dominan)
Serebri anterior Hemiplegia kontralateral (tungkai lebih berat dari lengan) Afasia transkortikal (hemisfer dominan), apraksia
hemiestesia kontralateral (umumnya ringan) (hemisfer non-dominan), perubahan perilaku dan
personalitas, inkontinensia urin dan alvi
Sindrom Sirkulasi Posterior
Basilaris (total) Kuadriplegia, sensoris umumnya normal Gangguan kesadaran samapi ke sindrom lock-in,
gangguan saraf cranial yang menyebabkan diplopia,
disartria, disfagia, disfonia, gangguan emosi
Serebri posterior Hemiplegia sementara, berganti dengan pola gerak chorea Gangguan lapang pandang bagian sentral,
pada tangan, hipestesia atau anestesia terutama pada prosopagnosia, aleksia
tangan
Pembuluh Darah Kecil
Lacunar infark Gangguan motorik murni, gangguan sensorik murni,  
hemiparesis ataksik, sindrom clumsy hand
PENCEGAHAN STROKE HEMORAGIK 33

08/18/2021
 Mengatur pola makan yang sehat
 Melakukan olah raga yang teratur
 Menghentikan rokok
 Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
 Pemakaian antiplatelet
Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan meliputi pengendalian faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor risiko yang dapat
dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA, dislipidemia, dan
sebagainya
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK 34

08/18/2021
 Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah komplikasi yang paling
ditakutkan pada perdarahan intraserebral.
 Perburukan edem serebri sering mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama.
Perdarahan awal juga berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan
dari hematoma tersebut adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam
3 jam pertama.
 Kejang setelah stroke dapat muncul
 Disabilitas permanen.
PROGNOSIS STROKE HEMORAGIK 35

08/18/2021
 Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan stroke dan lokasi serta
ukuran dari perdarahan. Skor dari GCS yang rendah berhubungan dengan prognosis
yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
 Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume
hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk
dengan tingkat mortalitas yang tinggi.
 Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat
KESIMPULAN 36

08/18/2021
Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 64 tahun dengan diagnosa
stroke hemoragik yaitu intracranial hemorrhage. Pasien memiliki faktor risiko
terjadinya stroke yaitu hipertensi. Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
Laboratorium darah rutin dan Head CT scan non kontras. Pada kasus ini diberikan
terapi suportif, medikamentosa dan operasi.
Hal yang terpenting dalam penatalaksanaan stroke adalah penatalaksanaan awal
dan mengedukasi pasien agar tidak terjadinya stroke berulang. Tatalaksana awal
sangat penting dilakukan untuk mengurangi angka disabilitas, morbiditas dan
mortalitas pada pasien. Pada pasien – pasien yang memiliki lebih dari faktor risiko
dapat mengubah gaya hidup dan juga menghentikan kebiasaan merokok. Selain itu,
dapat juga dilakukan fisioterapi yang nantinya akan membantu pergerakan dari
kelemahan anggota gerak yang dialami pasien.

Anda mungkin juga menyukai