1, NO 3, JULI 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Elsa Susanti
Bagian/KSM Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin, Banda
Aceh
ABSTRAK
Pilocytic Astrocytoma (PA) merupakan tumor otak paling sering terjadi pada pediatrik yaitu diatas 25 % dan jarang
terjadi pada orang dewasa. Lokasi tumor paling sering adalah bagian tengah serebri, batang otak dan serebellum.
Menurut klasifikasi WHO, Pilocytic Astrocytoma (PA) masuk dalam kategori grade 1 yaitu jinak. WHO 2003,
insidensi sekitar 4,8 per 1 juta per tahun pada tahun 2003. PiloA hanya menunjukkan aktivitas proliferatif yang rendah,
beberapa jaringan dapat menunjukkan peningkatan aktivitas proliferatif bukan disebabkan oleh perubahan inflamasi.
Meskipun demikian, peningkatan aktivitas proliferatif bukanlah tanda pasti keganasan.
ABSTRACT
Pilocytic astrocytoma is the most common pediatric tumor which can be found around 25% in pediatric and rarely
found in adult. This tumor located mostly in the middle part of cerebrum, brain stem and cerebellum. Pilocytic
astrocytoma is a benign brain tumor, WHO grade I. the incident of this tumor was 4,8 in one million in 2003 according
to WHO. Pilocytic astrocytoma depicts slow proliferation activity. Despite this, increasing in proliferative activity does
not necessarily a sign of malignancy.
Gambar 1. CT Scan kepala Tomi, laki-laki, 30 tahun Gambar 2. CT Scan kepala M. Renaldi, laki-laki, 19
glioma ini, astrositoma merupakan tumor
Pada hasil CT Scan kepala saudara
laki-lakinya atas nama hendri didapatkan lesi yang paling sering dan mencakup lebih dari
isodens di area infratentorial yang menekan 50% tumor ganas primer di otak.3 Istilah
ventrikel IV, ventrikel lateralis kanan dan astrositoma pertama kali diperkenalkan pada
kiri, ventrikel III tampak membesar kesan abad ke-19 oleh Virchow. Gambaran
massa diserta dengan hydrocephalus. histopatologi tumor ini diperkenalkan oleh
Bailey dan Cushing pada tahun 1926.4
PEMBAHASAN Pilocytic Astrocytoma (PA) merupakan tumor
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari otak paling sering terjadi pada pediatrik yaitu
tumor pada sistem saraf, di samping tumor diatas 25 % dan jarang terjadi pada orang
spinal dan tumor saraf perifer. Salah satu dewasa. Lokasi tumor paling sering adalah
tumor yang merupakan frekuensi terbesar dari bagian tengah serebri, batang otak dan
semua jenis tumor di otak adalah glioma. serebellum. Menurut klasifikasi WHO,
Insidens dari glioma besarnya 5 per 100.000 Pilocytic Astrocytoma (PA) masuk dalam
penduduk.2 Menurut Badan Kesehatan kategori grade 1 yaitu jinak. WHO 2003,
Sedunia (World Health Organization/ WHO) insidensi sekitar 4,8 per 1 juta per tahun pada
terdapat tiga jenis glioma yang dapat tahun 2003. PiloA hanya menunjukkan
dibedakan dari pemeriksaan histopatologis aktivitas proliferatif yang rendah, beberapa
yaitu astrocytoma, oligendroglioma dan jaringan dapat menunjukkan peningkatan
mixed oligoastrocytoma. Dari ketiga jenis aktivitas proliferatif bukan disebabkan oleh
dilakukan reseksi total. Jika terjadi relaps mutasi IDH, dan ini mungkin dikaitkan
setelah reseksi total, dilakukan dengan efek hipermetilasi DNA global dari
pembedahan dan selanjutnya radiasi harus oncometabolite 2HG.4
dilakukan. Tumorigenesis astrositoma pilocytic
3. Kemoterapi telah terbukti berpusat di sekitar aktivasi
Pentingnya kemoterapi pada low grade MAPK yang menyimpang jalur dimana
astrocytoma kurang dipahami. Hal ini tugasnya ialah mengatur berbagai substrat
merupakan pilihan pada pasien yang dari faktor transkripsi ke protein kinase
mengalami relaps tumor setelah tambahan yang mengontrol proliferasi sel,
pembedahan dan atau radiasi. pertumbuhan, diferensiasi dan apoptosis.
Secara khusus, mutasi titik aktivasi (BRAF,
Prognosis pasien ini adalah malam KRAS) atau inaktivasi (NF1) dan gen fusi
oleh karena pasien dengan diagnosis pasti yang melibatkan anggota jalur ini telah
astrocytoma grade I /Low grade astrocytoma terbukti menjadi lesi genetik yang paling
(LGA) mempunyai kecenderungan untuk umum. Studi terbaru telah mengidentifikasi
mengalami transformasi maligna menjadi gen fusi BRAF dan RAF1 yang timbul dari
Anaplastic Astrocytoma (AA) dan bahkan duplikasi tandem hingga 80% dari PA.
Glioblastoma Multiforme (GBM). Sebanyak lima varian fusi berbeda untuk
Transformasi maligna LGA menjadi AA rata- KIAA1549-BRAF dan dua untuk SRGAP3-
rata terjadi dalam rentang waktu 4-5 tahun. RAF1 telah diidentifikasi hingga saat ini.
LGA juga mempunyai kecenderungan Studi yang disajikan di sini memperluas
mengalami rekurensi pada 50-75%, meskipun spektrum perubahan MAPK dalam PA, dan
telah mendapatkan terapi yang mengungkapkan bukti lebih lanjut bahwa gen
adekuat. Median survival rate LGA adalah 6- fusi RAF kinase adalah mekanisme
10 onkogenik dalam mengaktifkan secara aktif
Identifikasi mutasi pada isocitrate pensinyalan MAPK dalam entitas ini.
dehydrogenase 1 dan 2 (IDH1 dan gen IDH2) Menerapkan LDI-PCR sebagai cara yang kuat
dalam WHO Grades II, III, dan glioma IV dan andal untuk mendeteksi mitra fusi baru
telah mengarahkan perhatian pada peran jalur dalam DNA genom, kami mengidentifikasi
metabolisme abnormal ini dalam patogenesis mitra fusi BRAF baru, FAM131B, yang saat
dan perkembangan tumor otak primer ini. ini tidak ditandai dan belum pernah terlibat
Tidak seperti IDH3, yang berpartisipasi dalam tumorigenesis. Selain itu, data aCGH
dalam siklus Krebs, IDH1 dan IDH2 bersifat menunjukkan bahwa gen fusi novel ini
sitosolik; dengan demikian mutasi terbatas dihasilkan dari penghapusan interstitial pada
pada situs aktif dan menghasilkan perubahan 7q34, daripada duplikasi tandem seperti yang
fungsi yang menghasilkan D 2- terlihat dengan sebelumnya.5
hydroxyglutarate (2HG) daripada produk Pada penatalaksanaan dugaan glioma
normal NADPH (nicotinamide adenine derajat rendah (LGGs) secara historis
dinucleotide phosphate [bentuk tereduksi]) kontroversial dalam bedah saraf dan bedah
dan a-ketoglutarate. Diperkirakan bahwa saraf. Mayoritas tumor glial tingkat rendah
2HG mengubah program genetika dan ditandai dengan infiltrasi otak difus dan tidak
epigenetik seluler, seperti demetilasi histone, dapat disembuhkan dengan pembedahan.
penginderaan hipoksia, dan induksi Meskipun pasien didiagnosis dengan LGG
hipermetilasi DNA, yang mengarah ke infiltrasi (Kelas II) hidup lebih lama daripada
tumorigenesis. Metilasi protein perbaikan pasien dengan glioma tingkat tinggi (Kelas III
DNA O6-metilguanin DNA-metiltransferase dan IV), ada heterogenitas substansial dalam
(MGMT) promotor gen berkorelasi dengan hasil, bahkan pada pasien yang memiliki
Diterbitkan oleh: Ikatan Alumni Kedokteran Unsyiah 149
diagnosis awal yang sama. Menurut laporan 12. Natalia, Erlina. Space Occupying Lession.
seri terbaru dan besar telah melaporkan Available from: http://www.scribd.
com/doc/83155983/Space-Occupying-
kelangsungan hidup lebih lama dan waktu Lession. Accessed Oktober 20, 2017.
untuk tumor jenis ganas jika reseksi total 13. Maxine A.P, Stephen J.M. Current Medical
tumor tercapai.4 Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill.
2013.
DAFTAR PUSTAKA 14. Rowland, Lewis P. Merritt’s Neurology.
1. Adam and Victors. Intracranial Neoplasms Lippincott Williams and Wilkins. 11th
and Paraneoplastic Disorders. In: Manual of Edition. 2005.
Neurology. Ed 10. McGraw Hill. New York. 15. Lange S. Cerebral and Spinal Computerized
p.258-263. 2014. Tomography. Second edition. 1989.
2. Behin A, Hoang-Xuan K, Carpentier AF, 16. Weiner RL. Astrocytomas. Available from:
Delattre J. Primary Brain Tumors in Adults. http://www.irsa.org. Accessed November 15,
The Lancet. 2003. 2017.
3. Batchelor T, Nishikawa R, Tarbell N, Weller 17. Stuer, C, et al. Frequent Recurrence and
M. Oxford Textbook of Neuro-Oncology. Progression in Pilocytic Astrocytoma in
Oxford University Press. 2017 Adults. 2017. Department of Neurosurgery,
4. Mac Donald T. Excerpt from Astrocytoma. University of Bonn Medical Center, Bonn,
Available from URL:http://www. Germany
emedicine.com/ped/byname/astrocytoma.ht 18. Jones, T.1.D, et al. MAPK pathway
m. Accessed October 21, 2017. activation in pilocytic astrocytoma. 2012.
5. Cavenee WK, Bigner DD, Newcomb EW, Cellular and Molecular Life Sciences Vol(69)
Paulus W, Kleinhues P. Diffuse 1799–1811
Astrocytomas. In: Pathology & Genetics 19. Collins, V.P., Jones, T.1.D., Giannini, C.
Tumors of The Nervous System. Lyon, Pilocytic astrocytoma: pathology,
France: International Agency for Cancer molecular mechanisms and markers. 2015.
Research; p. 2-9. 2006. Acta Neuropathol Vol (129):775–788
6. Bailey P, Cushing H. A Classification of 20. Chen, R., et al. Molecular features assisting
Tumors of The Glioma Group on A in diagnosis, surgery, and treatment
Histogenetic Basis with A Correlation Study decision making in low-grade gliomas.
of Prognosis. Philladelphia: Lippincott, 2001. 2015. Department of Neurology, Clinical
7. Eka J.W. Astrositoma. Tumor Otak. Fakultas Neurosciences Center. Neurosurg Focus 38
Kedokteran Universitas Pelita Harapan. (3)
Lippo Karawaci. September, 2006. 21. Chin, H., et al. Oncogenic FAM131B–
8. Aninditha, Tiara. Tumor Otak Primer. Buku BRAF fusion resulting from 7q34 deletion
Ajar Neurologi. Departemen Neurologi. comprises an alternative mechanism of
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. MAPK pathway activation in pilocytic
RSCM. Jakarta. 2017. astrocytoma. 2011. Division of Molecular
9. Bruce J.N. Astrocytoma. Available from: Genetics, German Cancer Research. Acta
http://emedicine.medscape.com. Accessed Neuropathol (121) : 763–774
November 18, 2017.
10. Schiff D, Kesari S, Wen PY. Cancer
Neurology in Clinical Practice. Neurologic
Complication and its Treatment. Humana
Press. 2008
11. Mak K, Lieberman G. Imaging in
Glioblastoma Multiforme: Diagnosis,
Treatment, and Follow Up. Harvard Medical
School BIDMC. 2008.