Sistem Pencernaan
I. Tujuan
1. Mengenal anatomi organ yang terlibat dalam sistem pencernaan
2. Memahami proses yang terjadi pada sistem pencernaan
3. Memahami peran dan kerja beberapa jenis enzim yang terlibat dalam
proses pencernaan dan beberapa metode pengujian kerja enzim ini
II. Prinsip
1. Berdasarkan organ yang terlibat dalam sistem pencernaan
2. Berdasarkan peran dan kerja enzim
III. Teori
1. Gigi
Terdapat empat macam gigi, yaitu gigi seri (insisor = I) , gigi taring
(caninus =C), geraham depan (premolar = Pm), dan geraham belakang (molar =
M). Makanan dipotong dengan gigi seri, dirobek gigi dengan taring dan dikunyah
dengan gigi geraham.Pada orang dewasa, gigi yang lengkap terdiri atas 32 buah.
Gigi memiliki tiga bagian utama meliputi:
1. mahkota gigi yang terletak menonjol di atas tulang;
2. leher gigi;
3. akar gigi, tertanam di dalam tulang rahang.
Sebagian besar gigi tersusun atas tetapi mahkota gigi dilapisi email yang
sangat keras. Rongga pada gigi (pulpa) berisi pembuluh darah dan pembuluh
saraf.Bagian yang menutup dan mengelilingi leher gigi disebut gusi.
2. Lidah
Lidah sebagian besar terdiri atas otot. Pada permukaan atas lidah banyak
terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut dengan papilla, yang banyak terdapat
rangkaian kompleks saraf yang membentuk alat indra pengecap dan peraba. Pada
permukaan atas papilla terdapat selaput lendir.Lidah seseorang berbentuk bulat
memanjang.Dalam keadaan tertentu, lidah dapat dijulurkan memanjang.
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar
ludah. Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat
merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
3. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah
dalam mulut ada tiga pasang, yaitu:
Setelah makanan kita kunyah dalam mulut, makanan akan masuk menuju
kerongkongan. Sebelum ke kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring)
terdapat bagian yang memiliki katup dinamakan epiglotis.Epiglotis berfungsi
mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh.
Saat kita menelan makanan, laring bergerak ke atas sehingga tertutup oleh
epiglotis dan tidak ada makanan yang masuk ke dalam batang tenggorokan
(trakea).Namun, terkadang partikel kecil makanan atau air dapat masuk ke dalam
laring atau trakea. Akibatnya, secara otomatis kita akan mengalami batuk atau
tersedak.
Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya
makanan menuju lambung.Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung
dengan diameter 2 cm. Dinding kerongkongan tersusun atas epitelium berlapis
pipih.
Selain itu, pada kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot
melingkar dan otot longitudinal. Apabila otot tersebut berkontraksi, kerongkongan
akan bergerak. Gerakan demikian disebut gerak peris taltik. Gerak peristaltik
pada kerongkongan ialah gerakan mendorong dan mere mas-remas makanan
menuju lambung.Gerak an ini terdiri atas fase kontraksi dan relaksasi.
C. Lambung
kali agar makanan menjadi lebih lembut, sehingga akan meringankan beban
lambung untuk melumatkan makanan tersebut.
Semakin lumat makanan yang masuk lambung, maka semakin cepat
melintasi lambung. Jenis makanan lemak dan sayuran hijau akan lebih lama
berada di dalam lambung sehingga orang akan merasa kenyang lebih lama.
Makanan yang masuk pada lambung bertahan selama 2-5 jam. Makanan dalam
lambung mengalami serangkaian proses kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1
2 liter yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar, antara lain HCl, enzim pepsin, enzim
renin, lipase, mukus (lendir), dan faktor intrinsik.
Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim
renin akan mencerna protein susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan
mengemulsikan lemak dalam makanan. Jadi, perlakuan kimiawi protein pertama
kali dilakukan di dalam lambung.Selain mendapat perlakuan kimiawi, makanan
oleh enzim-enzim tersebut juga ada HCl yang membantu dalam proses-proses
pencernaan.
Fungsi HCl, antara lain:
a. membunuh kuman pada makanan yang dimakan;
b. mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin;.
c. mempercepat reaksi antara air, protein, dan pepsin;
d. mengendorkan pilorus, karena HCl bersifat asam dengan pH kurang
lebih 1-3
Mukus (lendir) berfungsi sebagai lapisan pelindung yang dapat melindungi
lambung dari asam lambung.Sedangkan faktor intrinsik berfungsi untuk
menghasilkan vitamin B12 yang diperlukan untuk membentuk sel-sel darah dan
membantu saraf berfungsi dengan baik.Dengan adanya faktor intrinsik ini pula,
maka vitamin B12 di dalam lambung dilindungi dari asam lambung sehingga
tidak rusak.Khim ini bersifat asam, dan menjadi netral ketika masuk ke dalam
usus 12 jari, karena dinetralkan oleh getah basa yang dihasilkan kelenjar pankreas
yang terdapat di dalam usus dua belas jari.
Setelah mendapatkan perlakuan tersebut, makanan kemudian bercampur
dengan getah lambung membentuk khim seperti bubur yang lembut.Kemudian
khim sedikit demi sedikit dikeluarkan menuju usus dua belas jari. Otot pylorus
berelaksasi karena rangsangan asam dari makanan tiba di pilorus depan,
menyebabkan pintu pilorus terbuka sehingga makanan keluar menuju usus dua
belas jari. Apabila makanan asam menyentuh pilorus bagian belakang, maka
pilorus akan menutup kembali. Demikianlah prosesnya. Setelah makanan sampai
di usus dua belas jari, maka makanan yang sifatnya asam akan merangsang usus
dua belas jari mensekresikan hormone sekretin yang dapat memacu pankreas
mengeluarkan getah pankreas yang bersifat basa sehingga mengakibatkan pilorus
menutup. Lambung yang dijelaskan di atas dapat juga bermasalah di antaranya
adalah penyakit maag dan kanker lambung.Penyakit maag ini dapat timbul karena
kelebihan HCl. Produksi HCl ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman,
misalnya makanan pedas, alkohol, kopi, dan nikotin.Selain itu, juga dapat dipicu
oleh tekanan pikiran (stress). Asam lambung yang berlebihan ini dapat mengikis
dinding lambung, gejala penyakit ini biasanya nyeri di bagian dada
D. Hati
Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga badan dan
mengisi sebagian besar bagian atas rongga perut sebelah kanan.Hati membuat
empedu yang terkumpul dalam kantung empedu.Empedu tersebut menjadi kental
karena airnya diserap kembali oleh dinding kantung empedu.Pada waktu tertentu,
empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui pipa empedu.
Dalam metabolisme karbohidrat, hati berfungsi untuk:
Menyimpan glikogen.
Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.
F. Usus Halus
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
a. Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang
dewasa yang disejajarkan.
b. Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian
usus tersebut kosong.
c. Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan
diserap oleh tubuh.
Usus besar pada umumnya terdiri atas usus besar ascending (menaik),
transvers (melintang), descending (menurun), dan berakhir pada rektum, yaitu
bagian berotot yang mengeluarkan kotoran melalui anus.
Usus besar tidak memiliki villi sehingga tidak terjadi penyerapan sarisari
makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi lebih padat. Pada
kolon juga terjadi proses pembusukan sisa pencernaan (yang tidak dapat diserap
usus halus) oleh bakteri Escherichia coli yang menghasilkan gas H2S, NH4,
indole, skatole, dan vitamin K (berperan dalam proses pembekuan darah).
H. Anus
Feses yang terkumpul dalam rektum dikeluarkan melalui saluran
pengeluaran yang dinamakan anus. Proses pengeluaran feses lewat anus ini
disebut proses defikasi. Pada anus terdapat otot sfi ngter anus yang berupa otot
polos dan otot lurik.Masing-masing otot ini berturut-turut berada di dalam dan
bagian luar lubang anus. Saat feses menyentuh dinding rektum, otot lurik
terangsang melakukan proses defi kasi. Akibatnya, secara sadar kita akan
melakukan mengejan (berkontraksi). Tindakan kita ini akan menjadikan otot polos
mengendur, sehingga feses keluar dari tubuh.
V. Prosedur Percobaan
1. Pemeriksaan Air Ludah
Pada uji reaksi pH saliva diperiksa dengan indikator universal. Pada uji mucin
dimasukkan sedikit saliva dalam tabung reaksi ditambahkan asam asetat encer,
dan mucin menghasilkan endapan. Pada uji biuret dimasukkan 3-5ml saliva
kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan Cu-Sulfat encer setetes demi setetes.
Kemudian diamati dan hasilnya dicatat.
2. Kerja Saliva Terhadap Pati
Ditambahkan 25 ml pasta amilum 2%, kemudian ditambahkan 5 tetes saliva
dan aduk merata lalu dihitung selama satu menit. Kemudian diambil 1 tetes
larutan diteteskan pada kaca objek ditambahkan 1-2 tetes larutan iodium. Diambil
3 tetes larutan pati saliva dan ditambahkan 5 ml larutan benedict, lalu diamati
kekeruhannya. Percobaan dilakukan berulang tiap satu menit hingga tercapai titik
akromatik. Jika titik akromatik telah dicapai tabung reaksi yang berisi campuran
larutan benedict dengan pati saliva dipanaskan selama 5 menit. Tabung yang berisi
campuran benedict tanpa pati saliva dipanaskan, lalu diamati reduksi masingmasing tabung.
3. Kondisi Bagi Aktifitas Pepsin
Sediakan 6 tabung reaksi. Tabung A berisi 5 ml larutan pepsin. Tabung B 5 ml
larutan HCl 0,4%. Tabung C berisi 5 ml larutan pepsin-HCl hingga asam. Tabung
D berisi 2 ml pepsin ditambahkan 3 ml larutan Na2CO3 5%. Tabung E berisi
larutan Na2CO3 0,5%. Tabung F berisi air suling. Lalu diukur dan dicatat pHnya
dengan indikator universal. Kemudian ditambahkan sedikit protein, tabung
disimpan dalam penangas air 40c selama 30 menit. Lalu diamati perubahan yang
terjadi. Disiapkan tabung kosong lalu ditambahkan larutan dari tabung A-B
dibiarkan 15-20 menit pada suhu 40c. Lalu diamati perubahan yang terjadi.
Kemudian catat hasilnya.
Pengujian
Mucin
Hasil
a.
b.
c.
Ph
Biuret
Ditambahkan asam asetat
Ph 7 netral
Terjadi pengendapan (+)
Terjadi pengendapan (+)
2.
Pengujian
Saliva + Pati
Ditambahkan iodium
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
5 menit
Glukosa
Ditambahkan benedict
Hasil
Coklat
Coklat kekuningan + endapan
Coklat kekuningan + endapan
Coklat kekuningan + endapan
Coklat kekuningan + endapan
Hijau
3. Lambung
No
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pengujian
A. Aktifitas Pepsin
Pepsin (7)
HCl (2)
Pepsin + HCl (3)
Pepsin + Na2CO3 (11)
Na2CO3 (11)
Air suling (7)
Hasil
Bau menyengat, warna kuning pekat
Terbentuk gas
Baunya menyengat, terdapat endapan
Baunya sangat menyengat
Terbentuk gas
Warnanya keruh
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan sistem pencernaan.
Pencernaan dimulai di mulut. Lalu ke faring dan diteruskan ke esofagus. Dari esofagus diteruskan
ke lambung, dari lambung ke usus halus, lalu ke usus besar, rektum dan anus. Dilakukan
pemeriksaan pada air ludah, kerja saliva terhadap pati, dan aktivitas pepsin.
Pada pengujian pemeriksaan air ludah dilakukan beberapa percobaan yaitu
uji reaksi, uji mucin, dan uji biuret. Pada uji reaksi didapatkan hasil pH sebesar 7
(netral). Pada uji mucin didapatkan pengendapan. Dan pada uji biuret didapatkan
pula pengendapan.
Pada pengujian kerja saliva terhadap pati dilakukan dua percobaan,
pertama saliva ditambah iodium, dan glukosa ditambah benedict. Pada pengujian
saliva ditambah iodium pada menit pertama menghasilkan coklat. Pada menit
kedua, ketiga, keempat, dan kelima menghasilkan warna coklat kekuningan dan
terdapat endapan. Dan pada pengujian glukosa ditambah benedict menghasilkan
larutan berwarna hijau bening.
Pada pengujian aktifitas pepsin dilakukan pada 6 tabung reaksi. Masingmasing tabung berisi zat yang berbeda. Pada tabung pertama berisi larutan pepsin,
tabung kedua HCl, tabung ketiga pepsin ditambah HCl, tabung keempat pepsin
ditambah Na2CO3, tabung kelima Na2CO3, dan tabung keenam air suling. Semua
tabung yang berisi zat dipanaskan di penangas air.
Pada tabung pertama yang berisi pepsin menghasilkan pH 7, dan
menghasilkan warna kuning pekat disertai bau menyengat. Pada tabung kedua
menghasilkan pH 2, dan terbentuk gas. Pada tabung ketiga menghasilkan pH 3,
dan terdapat endapan disertai bau menyengat.
Pada tabung keempat menghasilkan pH 11, dan bau yang sangat
menyengat. Pada tabung kelima menghasilkan pH 11, dan terbentuk gas. Dan
pada tabung keenam menghasilkan pH 7, dan warnanya keruh.
VIII. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ yang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan
sisa proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di
dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua
macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan
dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu
pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung,
usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan
terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.
X. Lampiran
Gambar Glukosa+Benedict
Gambar pH Pepsin
Gambar Saliva+Pati
Saat dipanaskan
Pertanyaan
1. Jelaskan proses yang terjadi pada makanan dalam sistem pencernaan mulai
ari mulut sampai dengan usus
Jawaban :
1
a. Mulut. Gigi Anda menggiling apa yang Anda makan selama beberapa
detik. Makanan tersebut kemudian dipukul dengan ledakan pencernaan
-dimulai dari air liur, lalu ditelan.
b. Kerongkongan (esofagus). Panjangnya 10 inci, 1 inci tabung otot
yang meremas makanan dalam perut Anda.
c. Katup esofagus bawah. Otot seperti gelang ini harus tetap tertutup
sampai makanan meluncur menuruni kerongkongan, dan titik itu terbuka
saat makanan lewat. Ketika organ ini tetap terbuka dan mencampur
makanan dan asam lambung sehingga kembali merayap naik, hasilnya
membuat Anda mulas.
d. Lambung. Organ berongga ini mengaduk makanan Anda dengan enzim
pencernaan dan asam lambung sampai menghancurkannya.
e. Katup pilorus. Cincin otot yang terletak di dasar perut ini tetap tertutup
sampai perut Anda siap untuk menyemprotkan makanan yang telah
dihancurkan ke dalam usus kecil Anda.
f. Usus kecil. Proses pencernaan banyak terjadi di dalam tabung sepanjang
22 kaki ini, tempat proses akhir pemecahan karbohidrat, protein, dan
lemak. Setelah 4 sampai 6 jam, karbohidrat tidak dipecah di sini akan
dibuang ke usus besar Anda.
g. Usus besar. Juga dikenal sebagai kolon, tabung 6 kaki berotot panjang
ini sebagian besar berisi bakteri usus Anda. Makanan tidak lagi dipecah di
sini. Tugas utama kolon Anda adalah mengisap keluar air yang tersisa dan
menyerap vitamin-vitamin (terutama vitamin K dan biotin) yang
dihasilkan oleh trilyunan mikroba di sini
2.
b. cairan lambung :
1. pepsin dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam
khlorida dan bekerja atas protein diubah menjadi pepton (mudah
larut)
2. rennin membentuk susu dan kasien dari karsinogen yang mudah
(pembekuan susu menjadi keju)
3. lipase (enzim pemecah lamak) sebagai awal pencernaan lemak
dalam lambung
c. cairan pancreas :
1. amylopsin/amylase, untuk mengubah amilum menjadi maltose
2. steapsin/lipase pancreas, untukmengubah lipid menjadi asam
lemak dan gliserol
3. tripsinogen, dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi
tripsin yang berfungsi memecahkan protein menjadi asam amino
4. karbokinase pancreas, untuk mengubah disakarida menjadi
monosakarida
d. cairan usus : Enterokinase, untuk mengaktifkan peptidase, yaitu
tripsinogen yang dihasilkan pankreas menjadi tripsin, dan
mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin;
Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino dan gliserol
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton
menjadi asam amino;
Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida , yaitu :
1. Maltose mengubah maltosa menjadi glukosa + glukosa
2. Sukrose mengubah sukrosa menjadi fruktosa + glukosa
3. Laktose mengubah laktosa menjadi galaktosa + glukosa
Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak