Anda di halaman 1dari 47

TITRASI ARGENTOMETRI

KELOMPOK 4
KELAS ABBF A

FARHAN NURAHMAN (1606821904)


DIAN ISWARA (1606827990)
SAVIRA AYUSANDRA PUTRI (1606829876)
NUR CHRYSANTI MONITA (1606833444)
MIA MELVINA (1606874785)
SHERYL QUERIDA RACHMAYANTO (1606874942)
SAFIRA INDRIATI (1606874955)
OUTLINE MATERI

Manfaat
Teori Singkat &
Metode Titrasi
Prinsip Kerja
Argentometri

Aplikasi &
Kurva Titrasi
Contoh Kasus
TEORI SINGKAT DAN PRINSIP
KERJA
FARHAN NURAHMAN
TITRASI ARGENTOMETRI
(TITRASI PENGENDAPAN)
Titrasi pengendapan sample yang dianalisis dengan menggunakan ion
perak (AgNO3)
Terbatas pada reaksi-reaksi antara ion Ag+ dengan ion-ion halida (unsur-
unsur gol. VIIA), tiosianat (SCN-), dan sianida (CN-)

Prinsip:
Pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran
dengan analit.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TITRASI
ARGENTOMETRI
Kelebihan Kekurangan
Mampu menentukan kadar Komposisi endapan seringkali
suatu senyawa yang tidak larut tidak diketahui pasti terutama
dalam air jika ada efek kopresipitasi
Titik akhir mudah diamati Jumlah metode titrasi
pengendapan tidak sebanyak
titrasi reduksi-oksidasi (redoks)
MANFAAT TITRASI
ARGENTOMETRI
SHERYL QUERIDA R
Manfaat Titrasi
MANFAAT TITRASI Argentometri
ARGENTOMETRI

Titrasi Argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion


halida, akan tetapi juga dapat dipakai untuk mendapatkan atau menentukan
merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa ion divalent seperti ion
phospat (PO4)3- dan ion arsenat AsO43-.
Dalam bidang farmasi, argentometri sering digunakan ntuk menetapkan kadar
obat seperti Papaverin HCl. Umumnya zat yang ditetapkan kadarnya adalah
zat yang mengandung halogen karena halogen mudah bereaksi dengan ion
Ag+ dan membentuk endapan.
Manfaat Metode
MANFAAT METODE FAJANSFajans

Untuk menetapkan kadar halida dengan menggunakan indikator absorbsi. Jika


AgNO3 ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor
(ditambahkan indikator fluorescein), titik akhir ditentukan dengan
berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga dengan endapan
berwarna merah muda.
Manfaat Metode Mohr
Untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana
netral

Manfaat Metode Volhard


Dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida,
dan iodida dalam suasana asam

Manfaat Metode Liebieg


Untuk menentukan penghitungan kadar kation Ni2+, Co2+,
dan Zn2+ secara tidak langsung
METODE MOHR
SAVIRA AYUSANDRA
Titrant AgNO Untuk menetapkan : pH harus diatur agar tidak
Indikator KCrO kadar klorida dan bromida terlalu asam atau basa (
dalam suasana netral antara 6 dan 10)

Jika terlalu asam


Jika terlalu Basa
Titik akhir titrasi tidak terlihat
Terbentuk endapan AgOH yang terurai
menjadi AgO sehingga titrant terlalu Sebab konsentrasi CrO berkurang
banyak dipakai Terjadinya reaksi H + CrO HCrO
AgNO3 + NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih.

Bila semua Cl sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3 maka kelebihan
sedikit Ag+ akan bereaksi dengan dengan CrO42- dari indikator K2CrO4 yang
ditambahkan.

Titik akhir titrasi telah dicapai yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan
Ag2CrO4
METODE FAJANS
NUR CHRYSANTI MONITA
METODE FAJANS Metode Fajans

Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi, yaitu zat yang dapat diserap
pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna.

Indikator ini adalah asam lemah atau basa lemah organik yang dapat
membentuk endapan dengan ion perak. Contoh: Fluoresens yang digunakan
dalam titrasi ion klorida.
HFl H+ + Fl-
Metode Fajans

Selama titrasi berlangsung (sebelum TE) ion halida (X-)


dalam keadaan berlebih dan diadsorbsi pada permukaan
endapan AgX sebagai permukaan primer.

Setelah titik ekivalen tercapai dan pada saat pertama ada


kelebihan AgNO3, Ag+ akan berada pada permukaan
primer sehingga bermuatan positif. Bila hal ini terjadi
maka ion indikator (F-) yang bermuatan negatif akan
diadsorpsi oleh Ag+ dan menimbulkan warna merah
muda.
Metode Fajans

Titik akhir titrasi ini diketahui berdasarkan:


1. Endapan yang semula putih menjadi merah muda dan terlihat
menggumpal.
2. larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih.
3. larutan yang semula kuning hijau hampir tidak berwarna lagi.
Indikator Adsorpsi

Kebanyakan indikator adsorpsi bersifat asam lemah, maka tidak dapat dipakai
dalam larutan yang terlalu asam.
Terdapat indikator kationik yang bersifat basa lemah yang baik untuk titrasi
dalam keadaan yang sangat asam.
Indikator Anion yang dititrasi pH Perubahan warna

Fluoresein Cl-, Br-, I-, SCN-, OCN-, CN- 78 Kuning merah


, Fe(CN)64-
Diklorofluoresein Cl-, Br-, I-, SCN-, Fe(CN)64- 48 Kuning merah

Eosin Br-, I-, SCN- 28 Pink merah

Biru bromfenol Cl-, I-, SCN- 38 Purpur merah


METODE VOLHARD & LIEBIEG
DIAN ISWARA
METODE VOLHARD

Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai indikator.
Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk endapan putih.
Ag+(aq) + SCN-(aq) AgSCN(s) (putih)

Sedikit kelebihan titrant kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion kompleks yang sangat
kuat warnanya (merah)
SCN-(aq) + Fe3+(aq) FeSCN2+(aq)
PRINSIP
Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih
ke dalam larutan yang mengandung ion halida (X-).Sisa larutan standar AgNO3 yang
tidak bereaksi dengan Cl- dititrasi dengan larutan standar tiosianat (KSCN atau NH4SCN)
menggunakan indikator besi (III) (Fe3+). Reaksinya sebagai berikut ;
Reaksi yang terjadi dalam titrasi argentometri dengan metode volhard adalah sebagai
berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) + SCN-(aq) AgSCN(s) (endapan putih)
Fe3+(aq) + SCN(aq) Fe(SCN)2+ (kompleks berwarna merah)
Sample yang mengandung ion halida (X-) ditambahkan larutan baku AgNO3 berlebih.
Kelebihan AgNO3 dititrasi kembali dengan larutan thiosianat (KSCN atau NH4SCN). Titik
akhir titrasi bila warna merah telah terbentuk
INDIKATOR

Indikator yang digunakan dalam metode volhard adalah garam feri


amonium sulfat FeNH4(SO4)2, indikator besi (III) (Fe3+) atau dapat
juga digunakan larutan besi (III) nitrat.
REAKSI
Reaksi yang terjadi pada saat titrasi :
1. Ag+ (berlebih) + X- AgX+ sisa Ag
2. Ag+ (sisa) + SCN- (titrant) AgSCN (endapan putih)
3. SCN- (kelebihan titran) + Fe3+ (indikator) FeSCN2 (endapan merah)

Titrasi Ag+ dengan SCN- dalam suasana asam dengan menggunakan indikator Fe3+, dapat terjadi
perubahan warna sebelum titik ekuivalen karena :
a. AgSCN mengadsorpsi ion Ag+
b. Ag+ dalam larutan menjadi berkurang
c. Penambahan larutan SCN- juga berkurang sehingga perubahan warna nampak terjadi lebih
awal hal ini dapat diatasi dengan pengocokan (homogenesasi) yang lebih baik selama titrasi sehingga
ion Ag+ yang teradsorpsi dapat terlepas.
SYARAT TITRASI
Metode volhard adalah harus asam dan merupakan kelebihan
dibandingkan dengan penggunaan cara-cara lain untuk penentuan
ion halogenida karena ion karbonat, oksalat dan arsenat tidak
mengganggu reaksi sebab garamnya larut dalam keadaan asam.
KELEBIHAN
1. Penetapan kadar : Cl-, Br- dan SCN- dalam suasana asam.
2. Penetapan kadar senyawa halida yang tidak dapat dititrasi dengan metode mohr
ataupun menggunakan indikator adsorbsi (metode fajans).
3. Penetapan kadar Br- dan I- tidak perlu dilakukan penyaringan terhadap endapan AgBr
atau AgI sebelum dilakukan titrasi terhadap kelebihan Ag+.
4. Dapat digunakan untuk penetapan kadar halida secara volumetri dalam suasana asam
kuat.
5. Dapat dipakai untuk penetapan kadar anion yang garam Ag-nya sukar larut dalam air
tetapi larut dalam asam seperti : oksalat, fosfat, arsenat, kromat dan sulfide.
Caranya :
a) Anion diendapkan dengan larutan Ag+ berlebih.
b) Kelebihan Ag+ dititrasi kembali dgn SCN- dan indikator Fe3+ setelah dilakukan
penyaringan atau endapannya dilarutkan kembali dalam HNO3 dan Ag+ yg dibebaskan di
titrasi dengan CNS- dan indikator Fe3+.
Metode Gay Lussac Metode Liebieg

Titrasi turbidimetri Khusus sianida


Tanpa indikator terbentuk AgCN
Jarang digunakan Titik akhir dilihat
karena titik akhir sulit kalau larutan mulai
diamati keruh
Metode Deniges

Metode lanjutan liebieg


Indikator : KI dan larutan ammonia encer untuk
bereaksi dengan CN Sisa Ag bereaksi dengan I
Titik akhir terlihat ketika ada endapan AgI
KURVA TITRASI
NUR CHRYSANTI MONITA & SAVIRA AYUSANDRA
Absis : Volume titrant
Ordinat : pAg atau pX (X anion yang diendapakan oleh Ag)
INGAT ! Bahwa kenaikan nilai pAg berarti menurunnya konsentrasi
ion Ag+.
Selama titrasi berlangsung, keseimbangan endapan yang terdapat
dalam analit menentukan harga pAg.
50 ML LARUTAN KSCN 0,1 M DI TITRASI DENGAN 0.1 M AGNO3
DENGAN HARGA KSP AGSCN 4.9X1013
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Perlu di perhatikan dalam perhitungan :


1. Sebelum titik ekuivalen maka pAg dikontrol oleh sisa konsentrasi SCN-
2. Pada titik ekuivalen maka pAg di hitung dari Ksp secara langsung
3. Setelah titik ekuivalen pAg di kontrol oleh kelebihan konsentrasi Ag+
SEBELUM TITIK EKUIVALEN
0 mL penambahan titrant
pAg tidak dapat dihitung disebabkan konsentrasi Ag+ belum ada dalam
larutan, yang artinya Ksp harganya 0
10 mL titran ditambahkan
pAg = log (Ksp / [SCN-] sisa)
[SCN-]sisa = [ (M KSCN total . V KSCN total) (M AgNO3 . V AgNO3) ]/ Vtotal

25 mL titran ditambahkan
PADA SAAT TITIK EKUIVALEN TERJADI

50 Ml titran ditambahkan
Didalam larutan hanya terdapat endapan AgSCN
SETELAH TITIK EKUIVALEN TERLEWATI
75 mL titran ditambahkan
[Ag+] dikontrol dengan kelebihan titrant yang ditambahkan, dimana kelarutan dari endapan
diabaikan dalam perhitungan
pAg = log [Ag+] , dengan
[Ag+] = [(M AgNO3 . V AgNO3)yg ditambahkan (M KSCN . V KSCN) total)]/Vtotal

100 mL titran ditambahkan


KURVA TITRASI
APLIKASI TITRASI
ARGENTOMETRI DAN CONTOH
KASUS
SAFIRA INDRIATI & MIA MELVINA
APLIKASI TITRASI ARGENTOMETRI

Penentuan Kadar NaCl Penentuan Kadar Ion


dalam garam dapur Klorida dalam air laut
PENENTUAN KADAR NACL DALAM GARAM DAPUR

Tujuan:
Menetapkan kadar NaCl dalam garam dapur (yang telah
dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 110C) dengan
cara menstandarisasi larutan garam dapur dengan larutan standar
AgNO3 menggunakan metode Mohr, metode Volhard, dan metode
Fajans.
CARA KERJA MENGGUNAKAN METODE MOHR

Larutkan 1 gram
garam dapur
dengan aquades di
dalam labu ukur
250ml

Ambil 25 ml larutan
garam dapur
tersebut, tuangkan ke
dalam erlenmeyer
250 ml, tambahkan 1 Hitung kadar NaCl
ml larutan K2CrO4 dalam garam dapur
2% sebagai indikator

Titrasi dengan
larutan standar Percobaan diulang
AgNO3 sampai
terbentuk warna 3 kali
merah bata
CARA KERJA MENGGUNAKAN METODE VOLHARD
Larutkan 1,00 gram sampel garam dengan aquades di dalam labu ukur 250 mL.

Ambil 25,00 mL larutan tersebut dengan pipet volume tuangkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml.

Tambahkan 1 mL asam nitrat 4 M dan 5 mL larutan Fe(NH4)SO4 1N.

Tambahkan larutan standar AgNO3 (dalam keadaan berlebih tetapi harus diketahui volumenya dengan pasti) ke dalam larutan yang ada
dalam erlenmeyer.

Tambahkan 15 mL nitro benzena, kemudian labu erlenmeyer ditutup dan dikocok secara merata sehingga semua endapan AgCl dilapisi oleh nitro benzena.

Sisa AgNO3 yang bereaksi dengan ion klorida (Cl) dititrasi dengan larutan standar NH4SCN menggunakan indikator larutan Fe(NH4)SO4 1 N
sebanyak 5 mL. Titik akhir titrasi dicapai pada saat pertama kali terbentuk warna merah coklat.

Percobaan diulang 3 kali

Hitung kadar (%) NaCl dalam garam dapur


CARA KERJA MENGGUNAKAN METODE FAJANS
Larutkan 1 gram garam
dapur dengan aquades di
dalam labu ukur 250ml

Ambil 25 ml larutan garam


dapur tersebut, tuangkan
ke dalam erlenmeyer 250
ml, 0,4 mL larutan Hitung kadar
dikhlorofluorescein dan NaCl dalam
0,1 gram dekstrin garam dapur

Titrasi dengan larutan standar


AgNO3 sampai pertama kali
terbentuk warna merah muda Percobaan
pada permukaan endapan diulang 3 kali
AgCl, berarti titik akhir titrasi
tercapai.
PENENTUAN KADAR ATAU KONSENTRASI ION
KLORIDA DALAM AIR LAUT

Tujuan
Menentukan kadar atau konsentrasi (Molaritas) ion klorida
(Cl-) dalam air laut dengan cara menstandarisasi larutan
air laut dengan larutan standar AgNO3 menggunakan
metode Mohr, metode Volhard dan metode Fajans
CARA KERJA MENGGUNAKAN METODE MOHR

Larutkan 5 ml Titrasi dengan


sampel air laut Tambahkan 1 ml larutan standar
dengan aquades larutan K2CrO4 AgNO3 sampai
25 ml dalam pertama kali
sebagai indikator terbentuk warna
erlenmeyer 250 ml merah bata

Hitung molaritas Percobaan diulang


(M) ion klorida
dalam air laut 3 kali
CARA KERJA MENGGUNAKAN METODE VOLHARD

Tambahkan 15 mL
Ambil 5,00 mL sampel Tambahkan 30-40 ml larutan
Tambahkan 1 mL nitrobenzena, kemudian labu
air laut dengan pipet standar AgNO3 (berlebih
larutan HNO3 4M dan erlenmeyer ditutup dan
volume, tuangkan tetapi harus diketahui
5 mL larutan dikocok secara merata
kedalam erlenmeyer volumenya dengan pasti) ke
FeNH4(SO4)2 1N sehingga semua endapan AgCl
250 ml. dalam larutan di atas
dilapisi oleh nitro- benzena

Sisa AgNO3 yang tak bereaksi Titik akhir titrasi


dengan ion klorida (Cl-) dititrasi dicapai pada saat Hitung molaritas
Percobaan
dengan larutan standar NH4SCN pertama kali (M) ion klorida
menggunakan indikator diulang 3 kali
terbentuk warna dalam air laut.
Fe(NH4)SO4 1N sebanyak 5 mL. merah coklat.
CARA KERJA MENGGUNAKAN METODE FAJANS

Ambil 5,00 mL sampel Titrasi dengan larutan standar


Asamkan larutan tsb sampai
air laut dengan pipet Tambahkan 0,4 ml AgNO3 sampai pertama kali
pHnya menjadi 4, dengan
volume, tuangkan ke larutan terbentuk warna merah
larutan asam asetat ( asam
dalam labu erlenmeyer diklorofluororescein muda pada lapisan endapan
asetat : H2O = 1 : 3 ), karena air
250 mL, tambah dengan dan 0,1 gram dekstrin. putih AgCl yang telah
laut mengandung karbonat
25 mL aquades. terbentuk.

Percobaan diulang tiga Hitung molaritas ion Cl-


kali dalam air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analisis Dasar. PT Gramedia. Jakarta
Kartika, Eka Yulli. (2014). TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR.
Jakarta: UIN
Morie, Indigo. (2015). Argentometri Metode Volhard. Diakses dari
http://ekimia.web.id/argentometri-metode-volhard/ pada 22 September
2017 pukul 0.12 WIB
Ningsih, Firda. (2013). Argentometri. Bandung: Poltekkes Bandung
Underwood,A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerjemah : Alaoysius
Hadyana Putjaatmaka Ph.D.Erlangga. Jakarta
PERTANYAAN
Putri Sagita : apakah warna dari purpur
Jawaban : warna beige
Charisa Diah : Mengapa metode nya banyak dan manakah metode yang paling baik
Jawaban : metode nya banyak karena tergantung dari pH dan anion larutan sampel
Aura Maghfira : Jelaskan kurva titrasi dan hubungkan dengan metode yang sudah dijelaskan
Rezta Fadhilah : apa itu BE
Jawaban : BE= berat ekuivalen (Mr)
Merianda : Mengapa metode Gay-Lussac dimasukan kedalam metode TA dan apakah titrasi turbidimetri sama
dengan TA
Jawaban : Metode Gay Lussac tidak digunakan karena sulit untuk diamati (hanya percobaan). Titrasi turbidimetri ada
kemiripan dengan TA (berdasarkan pembentukan endapan, endapan diukur secara spektro, digunakan untuk mengukur
konsentrasi sel,)

PERTANYAAN

Aura : Fungsi dari penambahan nitro benzen


Jawaban : agar AgCl tidak berubah menjadi AgCl+ kembali (mencegah reaksi bolak-balik) (nitro benzen sebagai pelindung
endapan). Hanya bereaksi dengan AgCl.
Laila : Apakah ada indikator lain dalam metode Mohr (Kalium dikromat)
Jawaban: Tidak ada, karena indikator di Mohr hanya kalium kromat. Kalium dikromat akan terjadi jika dalam keadaan pH
terlalu asam
Pak Herman : Bandingkan cara Mohr dan cara Fajans
Jawaban : Perbedaan ada di indikatornya, indikator untuk metode Mohr hanya K2CrO4 (kalium kromat). Kalau metode
Fajans, memiliki lebih dari 1 indikator

Anda mungkin juga menyukai