Anda di halaman 1dari 13

ARGENTOMETRI

(TITRASI PENGENDAPAN)

FIRDA AINUR RAHMI


1303620078
PENDIDIKAN KIMIA B 2020
TITRASI PENGENDAPAN

 Titrasi Pengendapan adalah titrasi yang berdasarkan pembentukan endapan atau


kekeruhan.
Perak nitrat (AgNO3) adalah bahan kimia yang paling banyak digunakan sebagai senyawa
pengendap yang digunakan dalam titrasi ini sehingga titrasi pengendapan dikenal juga
sebagai titrasi argentometri.
 Senyawa lainnya yang dapat digunakan sebagai senyawa pengendap dalam titrasi adalah
merkuri (II), Hg22+ sehingga titrasi yang menggunakan senyawa tersebut dikenal sebagai
metode titrasi merkurometri.
ARGENTOMETRI
• Pada argentometri larutan baku sekunder yang digunakan adalah AgNO3, karena AgNO3 merupakan
satu-satunya senyawa perak yang bisa terlarut dalam air. Produk yang dihasilkan dari titrasi ini adalah
endapan yang berwarna.
• Dasar titrasi argentometri adalah pembentukkan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan
analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran
akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl yang
berwarna putih.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
• Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan
titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi.
Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi.
• Titrasi argentometri berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang akan dianalisa (misalnya Cl- atau
CNS-) dengan larutan standar AgNO3 sebagai penitrasi, menurut persamaan reaksi :
Ag+ + X- → AgX ↓
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam Argentometri

Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami


keadaan lewat jenuh. Tidak seperti gravimetri, titrasi pengendapan tidak
dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung sempurna.
Hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan harus cukup kecil
sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan
eksperimen.
Reaksi samping tidak boleh terjadi, demikian juga kopresipitasi (zat lain
yang ikut mengendap selain zat yang diinginkan). Keterbatasan
pemakaian cara ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai.
Semua jenis reaksi diklasifikasi berdasarkan tipe indikator yang
digunakan untuk melihat titik akhir.
Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai, maka titrasi Argentometri
dapat dibedakan atas beberapa metode, yaitu :
1) Metode Guy Lussac (cara kekeruhan)
2) Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna pada titik akhir)
3) Metode Fajans (adsorpsi indikator pada endapan)
4) Metode Volhard (terbentuknya kompleks berwarna yang larut pada titik akhir).

Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk


menentukan ion halide, tetapi juga dapat dipakai untuk
menentukan : merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan
beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion
arsenat AsO43-.
Argentometri Metode Mohr
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan
larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses
titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion
klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan
bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat kemerahan Ag 2CrO4. Prosedur ini
disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr. Metode Mohr hanya dapat dipakai
untuk menentukan konsentrasi ion Cl- , CN-, dan Br-. Titrasi argentometri dengan
metode Mohr ini banyak dipakai untuk menentukan kandungan klorida dalam
berbagai contoh air, misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan
industri sabun, dan sebgainya.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Ag+(aq)  + Cl-(aq) → AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq)  +  CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan titrasi dengan metode Mohr
1) Titrasi dilakukan dengan kondisi larutan pada pH dengan kisaran 6,5-10 hal ini
disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat. Oleh sebab itu
jika pH dibawah 6,5 maka ion kromat akan terprotonasi sehingga asam kromat
akan mendominasi di dalam larutan akibatnya dalam larutan yang bersifat sagat
asam konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil untuk memungkinkan terjadinya
endapan Ag2CrO4 sehingga hal ini akan berakibat pada sulitnya pendeteksian
titik akhir titrasi.
2) Pada pH diatas 10 maka endapan AgOH yang berwarna kecoklatan akan
terbentuk sehingga hal ini akan menghalangi pengamatan titik akhir titrasi.
Analit yang bersifat asam dapat ditambahkan kalsium karbonat agar pH nya
berada pada kisaran pH tersbut atau dapat juga dilakukan dengan
menjenuhkan analit dengan menggunakan padatan natrium hidrogen karbonat.
AgCl(s) → Ag(s) + ½ Cl2(g)
Larutan silver nitrat dan endapan perak
klorida yang terbentuk harus dilindungi Penurunan nilai konsentrasi ion kromat
dari sinar matahari hal ini disebabkan perak dapat menyebebabkan semakin banyaknya
klorida dapat terdekomposisi menurut ion Ag+ yang dibutuhkan agar terbentuk
reaksi berikut: AgCl(s)  → Ag(s)  + ½ endapan Ag2CrO4 pada saat terjadinya titik
Cl2(g) akhir titrasi, tidak mudahnya pengamatan
warna Ag2CrO4 diantara warna putih AgCl
Titrasi argentometri dengan menggunakan
yang begitu banyak akan mendorong
indicator ini biasa disebut sebagai argentoetri
semakin besarnya jumlah Ag2CrO4 yang
dengan metode Mohr. Ini merupakan titrasi
langsung titrant dengan menggunakan terbentuk.
larutan standar AgNO3. Titik akhir titrasi
diamati dengan terbentuknya endapan
Ag2CrO4 yang brwarna kecoklatan.
Indikator dalam Argentometri
Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan
indikator adsorpsi. Berdasarkan jenis indikator dan teknik
titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat
dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr,
Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indikator
diatas maka kita juga dapat menggunakan metode
potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan

Pengaruh ion sejenis


Sifat alami pelarut dan pH
Garam anorganik mudah larut dalam air Kelarutan endapan akan berkurang jika
dibandingkan dengan pelarut organik seperti dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion
alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu sejenis dibandingkan dalam air saja. Kelarutan
zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan endapan garam yang mengandung anion dari
untuk memisahkan campuran antara dua zat. Setiap asam lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini
pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam disebabkan karena penggabungan proton
melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang dengan anion endapannya.
berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada
pelarut tertentu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan

Pengaruh Hidrolisis Pengaruh ion Temperatur


kompleks
Pengaruh hidrolisis Jika garam Kelarutan garam yang tidak mudah larut Kelarutan semakin meningkat
dari asam lemah dilarutkan akan semakin meningkat dengan adanya dengan naiknya suhu, jadi
dalam air maka akan dihasilkan pembentukan kompleks antara ligan dengan dengan meningkatnya suhu
perubahan konsentrasi H+ kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl maka pembentukan endapan
dimana hal ini akan akan naik kelarutannya jika ditambahkan akan berkurang disebabkan
menyebabkan kation garam larutan NH3, hal ini disebabkan karena banyak endapan yang berada
tersebut mengalami hidrolisis terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl. AgCl pada larutannya.
dan hal ini akan meningkatkan
(s) + NH3 (g) Ag(NH3)2Cl (l)
kelarutan garam tersebut.
Contoh Video Titrasi Argentometri

https://youtu.be/aoyYcZiZtRI
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai