Pembimbing :
Dr. dr. Azhari Gani, Sp.PD-KKV
DAFTAR MATERI
01 PENDAHULUAN
02 DESKRIPSI KASUS
03 TINJAUAN PUSTAKA
04 DISKUSI KASUS
05 KESIMPULAN
Pendahuluan
Pendahuluan
Sumber :
1. Adi,P. 2009. Pengelolaan Saluran Cerna Bagian Atas. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simaribrata MK, Setiati S (Ed.). Buku ajar ilmu
penyakit dalam, jilid I, edisi V. InternaPublishing Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta Pusat. H.1873- 1880.
Pendahuluan
Perdarahan SCBA sering terjadi
Insiden
pada orang dewasa dan risiko
PSMBA 100 meningkat pada usia >60 tahun
per 100.000
populasi per 250.000 Pasien Usia rata-
tahun PSMBA Rawat
inap/tahun di rata 52,7 ±
Amerika 15,82
Kejadian Kasus perdarahan SCBA lebih
PSMBA di
Indonesia sering dialami oleh laki-laki.
sekitar 48-160
kasus per
100.000
penduduk 51,4% 48,6%
Sumber :
2. Hreinsson, J. P., Kalaitzakis, E., Gudmundsson, S., & Björnsson, E. S. 2013. Upper gastrointestinal
bleeding: incidence, etiology and outcomes in a population-based setting. Scandinavian journal of
gastroenterology, 48(4), 439–447. doi:10.3109/00365521.2012.763174
3. Pilotto A, Maggi S, Noale M, Franceschi M, Parisi G, Crepaldi G. Development and validation of a new
questionnaire for the evaluation of upper gastrointestinal symptoms in the elderly population: a multicenter
Mortalitas 9-14%
study: a multicenter study. J Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2010 Feb. 65(2):174-8
Deskripsi Kasus
Deskripsi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. MA
Umur :58tahun
No. CM : 1-11-37-26
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tangse
Suku : Aceh
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mengurus rumah tangga
Tanggal Masuk : 18Juli 2019
Tanggal Pemeriksaan : 21Juli 2019
Deskripsi Kasus
Keluhan Utama :
BAB hitam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan Sp.PD RS Mutia Sigli dengan diagnosa PSMBA. Pasien
datang dengan keluhan BAB hitam sejak 2 hari SMRS. BAB hitam, lembek,
lengket, dan berbau busuk. Frekuensi BAB hitam 4 kali sehari dengan
volume 1 akua gelas per kali BAB hitam. Pasein juga mengeluhkan pucat dan
lemas dalam 5 hari ini. Mual dan muntah tidak dikelukan. Riwayat muntah
hitam ada 5 tahun yang lalu. Demam ada 5 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan nyeri ulu hati. Batuk ada sesekali, batuk tidak berdahak.
Riwayat mengkonsumsi obat anti nyeri untuk nyeri sendi sejak 5 tahun ini.
Obat dibeli bebas di pasar berjumlah 4 macam, namum pasien tidak tahu
nama obatnya. Riwayat sakit kuning disangkal. Riwayat tranfusi darah ada
saat muntah htam dan BAB hitam 5 tahun yang lalu. Riwayat minum jamu
tidak ada, riwayat mengkonsumi alkohol tidak ada. Keluhan BAK keruh,
berdarah, atau keluar batu tidak ada. Riwayat hipertesi ada 1 tahun ini, TDS
tertinggi 150 mmHg. Riwayat diabetes tidak ada.
Deskripsi Kasus
Kesadaran : RR : T:
TD : N:
Kompos 84x/i, reguler, kuat 18x/ 37,7 oC
120/80
Mentis angkat menit
1. PSMBA ec dd :
- Ulkus duodenum
- Ulkus gaster
- Gastritis erosif
2. Anemia berat normokromik normositik ec dd :
- Perdarahan
- Penyakit kronis
Tatalaksana
1. Bedrest
2. Diet MII1700 Kkal/hari
3. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
4. IV Omeprazole 40 mg/12 jam
5. Sucralfat Syr 3xC1 (a.c)
6. Lactulac syr 3xC1
7. Paracetamol 3x500 mg
8. Transfusi PRC s/d Hb 10 mg/dl
Planning
1. Feses rutin
2. Urin rutin
3. TiBC / Si / Feritin
4. Albumin, MDT, PT/APTT, Ur/Cr
5. HbsAg, anti HCV
6. Elektrolit (Na,K,Cl)
7. Foto thorax
8. Darah rutin post transfusi
9. Pantau perdarahan
Prognosis
Sumber :
2. Hreinsson, J. P., Kalaitzakis, E., Gudmundsson, S., & Björnsson, E. S. 2013. Upper gastrointestinal bleeding: incidence, etiology and
outcomes in a population-based setting. Scandinavian journal of gastroenterology, 48(4), 439–447. doi:10.3109/00365521.2012.763174
Epidemiologi
Upper gastrointestinal tract bleeding (“UGI bleeding”) prevalensi sekitar 75 %
hingga 80 % dari seluruh kasus perdarahan akut saluran cerna. Perdarahan
saluran cerna bagian atas 4 kali lebih sering terjadi dibandingkan
perdarahan saluran cerna bagian bawah.
Keganasan
Etiologi
Penyebab Yang Sering Penyebab Yang Jarang
1. Perdarahan Varises ec Hipertensi 1. Mallory Weiss syndrome
portal : 60-70 % 2. Tumor lambung
3. Tumor Esofagus
• 80-85 % Varises esofagus
4. Aneurisma aorta Abdominalis
• 15-20 % Varises fundus gaster 5. Angiodisplasia
6. Kelainan Hematologik,Koagulopati
2. Gastritis erosif, Stress syndrome
3. Tukak Peptik
• Tukak lambung
• Tukak duodenum
4. Gastropati NSAID
Patofisiologi
Perdarahan Variseal
Sumber :
2. Hreinsson, J. P., Kalaitzakis, E., Gudmundsson, S., & Björnsson, E. S. 2013. Upper gastrointestinal bleeding: incidence, etiology and outcomes in a population-based setting. Scandinavian journal of
gastroenterology, 48(4), 439–447. doi:10.3109/00365521.2012.763174
Patofisiologi
Perdarahan Non Variseal
Sumber :
2. Hreinsson, J. P., Kalaitzakis, E., Gudmundsson, S., & Björnsson, E. S. 2013. Upper gastrointestinal bleeding: incidence, etiology and outcomes in a population-based setting. Scandinavian journal of
gastroenterology, 48(4), 439–447. doi:10.3109/00365521.2012.763174
Manifestasi Klinis
Hemetemesis
Menyebabkan kematian 8-14%
Melena
Perdarahan hitam kemerahan per rektal ec perdarahan masif
gaster atau lesi diduodenum
02 Pemeriksaan Fisik
03 Pemasangan NGT
Penting untuk diagnostik dan dekompresi
04 Laboratorium
Darah rutin, Blood typing dan Cross match,bila pe
rlu status Koagulasi: Trombosit < 50.000, INR >
2,5, PT (prothrombin time) > 2 X Kontrol
05 Endoskopi
Diagnosis
1. Waktu terjadinya perdarahan Kenaikan nadi >20 kali permenit Menilai kadar hemoglobin,
2. Perkiraan darah yang keluar dan tekanan sistolik turun >10 hematokrit, fungsi hemostasis,
3. Riwayat perdarahan sebelumny mmHg menandakan telah banyak fungsi hati dan kimia dasar yang
a kehilangan darah. berhubungan dengan status
4. Obat-obatan terutama NSAID, . hemodinamik.
penggunaan obat antiplatelet .
5. Kebiasaan minum alkohol
6. Kemungkinan adanya penyakit
hati kronik, diabetes mellitus,
gagal ginjal, hipertensi dan
riwayat transfusi sebelumnya.
?
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Laboratorium
Diagnosis
Tujuan pemeriksaan endoskopi Esophagogastroduodenoscopy
selain menemukan penyebab
serta asal perdarahan, juga untuk Paling akurat untuk diagnosis lesi penyebab
menentukan aktivitas perdarahan. perdarahan. Mulai dengan lavase lambung
untuk membersihkan bekuan darah.
Pemeriksaan
Endoskopi
Klasifikasi Aktivitas Perdarahan Tukak Peptik Menurut
Forest
02 04
Ulkus Forrest I
Perdarahan masif bila Spurting Bleeding
terkena pembuluh darah
Ulkus akut, de novo,
multipel ukuran 0,5-2 cm,
di fundus dan korpus dan
kadang kadang
diduodenum
Rockall scoring system for risk of rebleeding and
death for UGI bleeding
Variable 0 1 2 3
Age (yr) < 60 60-79 >80
Shock No Shock Tachycardia Hypotension
(BP >100 (BP>100,PP>100 (BP<100 PP>100,
PP <100)
Comorbidity Nil mayor CHF,CAD, Renalfailure,
Others Liverfailure,diss.malig
nancy
PERKUMPULAN GASTROENTEROLOGI
INDONESIA
Manajemen Awal
O ksigenasi
rug Theraphy
D
pH Nilai Klinik
>3,5 Menurunkan insiden perdarahan SMRD
>4,5 Inaktifasi Pepsin
>5 99,9% asam dinetralisir
5-7 kelainan waktu pembekuan,ptt,agregasi
polimerisasi fibrinogen
7 Menurunkan insiden perdarahan ulang
tukak peptik
8 Pepsin rusak
PPI untuk mencegah perdarahan ulang
Kasus Pembahasan
Pasien datang dengan keluhan BAB Salah satu manifestasi klinis perdarahan
hitam sejak 2 hari SMRS. BAB saluran cerna bagian atas
hitam, lembek, lengket, dan berbau adalah melena (buang air besar
busuk. Frekuensi BAB hitam 4 kali berwarna hitam seperti ter atau
sehari dengan volume 1 akua gelas aspal). Kotoran (feses) yang
per kali BAB hitam. berwarna gelap yang dikarenakan
darah yang keluar terpapar lengkap den
gan asam lambung sehingga
membentuk hematin hitam; biasanya
mengindikasikan perdarahan saluran
cerna bahagian atas.
Diskusi Kasus
Kasus Pembahasan
Pada anamnesis pasien memiliki Ulkus peptikum merupakan salah satu penyakit
riwayat konsumsi obat akibat komplikasi penggunaan OAINS. OAINS
anti-nyeri sejak 5 tahun terakhir. menghambat enzin COX-1 pada traktus
Pasien sering mengkonsumsi obat gastrointestinal yang selanjutnya menyebabkan
anti nyeri karena keluhan nyeri lutut penurunan sekresi prostaglandin yang bersifat
sejak 5 tahun belakangan ini sitoprotektif pada mukosa lambung. Sehingga a
kan menyebabkan mudahnya terjadi kerusakan
mukosa lambung. Studi cross sectional
terhadap individu yang mengkonsumsi OAINS
pada dosis maksimal dalam jangka waktu lama
35% hasil endoskopi adalah normal, 50% menu
njukkan adanya erosi atau petechiae, dan 5%-3
0% menunjukkan adanya ulkus. Peningkatan
risiko komplikasi ulkus (rawat inap, operasi,
kematian) terjadi pada orang tua yang
mengkonsumsi OAINS.
Diskusi Kasus
Kasus Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan Nilai cut off untuk menentukan anemia pada laki
laboratorium didapatkan hasil -laki dewasa berdasarkan kriteria WHO adalah
hematologi Hb sebesar 7,7 gr/dL,mean jika kadar Hb <7,7 gr/dl. Pasien ini dapat
corpuscular volume (MCV) sebesar 82 disimpulkan mengalami anemia normokromik
fL dan mean corpuscular normositik. Anemia merupakan kelainan yang
haemoglobin (MCH) sebesar 22 pg. sangat sering dijumpai diperkirakan mengenai
lebih dari 30% penduduk dunia. Anemia adalah
suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh
bermacam penyebab. Pada dasarnya anemia di
sebabkan oleh: 1). Gangguan pembentukan
eritrosis oleh sumsum tulang; 2). Kehilangan
darah keluar tubuh (perdarahan); 3). Proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum
waktunya (hemolisis). Anemia yang terjadi pada
pasien ini bisa disebabkan oleh.perdarahan
pada saluran cerna bagian atas maupun
penyakit kronis yang telah terjadi pada pasien.
Diskusi Kasus
Kasus Pembahasan
Pasien mengaku mual, penurunan Gejala umum anemia, disebut juga sindrom
nafsu makan, dan lemas sejak 2 anemia, timbul karena iskemia organ target
mniggu belakangan ini. serta akibat mekanisme kompensasi tubuh
terhadap penurunan kadar hemoglobin.
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu,
cepat lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata
berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak
napas, dan dispepsia.
Diskusi Kasus
Kasus Pembahasan
Pasien ditatalaksana secara non Pada terapi medikamentosa diberikan lansoprazol
medikamentosa dan medikamentosa. yang merupakan golongan Proton Pump Inhibitor
(PPI). Obat golongan PPI mengurangi sekresi asam
Penatalaksanaan non medikamentosa lambung dengan menghambat enzim H+, K+,
antara lain bed rest, puasa hingga Adenosine Triphosphatase (ATPase) yang merupakan
perdarahan berhenti, dan diet cair. enzim pemompa proton. Dengan cara kerja secara sel
Penatalaksanaan medikamentosa ektif pada selsel parietal. Enzim pompa proton bekerja
dengan cairan infus NaCl 0.9% 20 memecah KH+ ATP yang kemudian akan
tetes/menit, IV Lansoprazol 30 mg/12 menghasilkan energi yang digunakan untuk
jam, domperidon 3x10 mg, sukralfat syr mengeluarkan asam dari kanalikuli sel parietal ke
dalam lumen lambung. Ikatan antara bentuk aktif obat
3xCI, dan KSR 1x600 mg. Transfuse dengan gugus sulfhidril dari enzim ini yang menyebab
dilakukan sampai dengan kadar Hb 10 kan terjadinya penghambatan terhadap kerja enzim.
mg/dl dan selanjutnya dilakukan Kemudian dilanjutkan dengan terhentinya produksi
pemantauan Hb. asam lambung. Domperidon diberikan sebagai
prokinetik. Sukralfat digunakan dalam tatalaksana
ulkus gaster dan dapat mencegah terjadinya ulkus
rekuren setelah penyembuhan. Sukralfat melindungi
mukosa gastrointestinal dengan membentuk lapisan
protektif pada permukaan.
Diskusi Kasus
Kasus Pembahasan
Pasien diberikan tranfusi sebagai terapi Untuk mencegah terjadinya kegagalan sirkulasi dan
anemia sampai dengan kadar mencukupi suplai kebutuhan oksigen ke jaringan.
Hemoglobin mencapain 10 mg/dl. Transfusi darah pada pasien anemia dilakukan
pasca perdarahan dengan gangguan hemodinamik.
Berdasarkan formula koreksi hemoglobin
dibutuhkan volume darah sebesar 576 cc.
Diskusi Kasus
Kasus Pembahasan
Pasien selama ini mengeluh lemas dan Kalsium klorida digunakan untuk pengobatan pada
tidak nafsu makan.Terapi kasium pasien hipokalemia ringan. Pada pasien ditemukan
klorida diberikan pada nilai kalium 3,3 mmol/L. Hipokalemia jika kadar
kalium dalam plasma kurang dari 3,5 mmol/L.
pasien.
Hipokalemia dapat disebabkan gangguan pada
saluran cerna yang menyebabkan pengeluaran kali
um berlebih, penggunaan obat seperti diuretik
menyebabkan pengeluaran kalium berlebih dari
ginjal dan asupan gizi yang tidak adekuat.
Penyebab hipokalemia ringan pada pasien adalah
akibat dari asupan gizi yang tidak adekuat. Tablet k
alium klorida memiliki sediaan 600 mg dengan
kandungan kalium sebanyak 8 mmol. Pemeberian
kalium 40-60 meq dapat menaikkan kadar kalium
sebesar 1-1,5 meq/L
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Perdarahan SCBA merupakan kedaruratan medik yang memerlukan penanganan
optimal dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada serta kerjasama tim
medik- bedah
2. Resusitasi, stabilisasi pasien harus segera dilaksanakan dan sambil memantau respon
terapi, dilakukan upaya diagnostik yang diperlukan
3. Kasus yang perlu dirujuk harus dipersiapkan agar Transferrable
4. Terapi obat vasoaktif,hemostatik mempunyai peranan untuk menstabilkan pasien
dan membantu menghentikan perdarahan
5. PPI efektif untuk menghentikan perdarahan SCBA dan lebih baik dibandingkan
dengan H2RA
6. Endoskopi paling akurat untuk diagnostik dan endoskopi terapetik dapat
menghentikan perdarahan SCBA karena Varises maupun Non -Varises
Thank you