Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

SINDROM KORONER AKUT

DI IGD RSUP DR. SARDJITO

Tugas Mandiri

Stase Praktik Keperawatan Gawat Darurat

Resti Dwi Utami

21/488238/KU/23499

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATA


N

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
A. DEFINISI
Sindrom korener akut (SKA) merupakan salah satu penyakit dimana terjadi pe
rubahan patologis atau kelainan dalam dinding arteri koroner yang dapat menyebabka
n terjadinya iskemik maupun infark miokard. Biasanya juga disebabkan karena kuran
gnya aliran darah ke miokardium sehingga timbul gejala klinis berupa nyeri dada, per
ubahan segmen ST pada EKG, dan perubahan biomarker jantung.

B. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak atheroma pembuluh dar
ah coroner yang koyak atau pecah akibat perubahan komposisi plak dan penipisan tud
ung fibrosa yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agrega
si trombosit dan aktivasi jalur koagulasi sehingga terbentuk thrombus yang kaya trom
bosit (white thrombus). Thrombus ini akan menyumbat lubang pembuluh darah coron
er, baik secara total maupun parsial atau menjadi mikro emboli yang menyumbat pem
buluh coroner yang lebih distal. Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menye
babkan vasokonstriksi sehingga memperberat gangguan aliran darah coroner. Berkura
ngnya aliran darah coroner menyebabkan iskemia miokardium mengalami nekrosis (i
nfark miokard). Infark miokard tidak selalu

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Anies,2006) hal ini menunjukan bahwa telah terjadi >70
% penyempitan pembuluh darah koronaria. Keadaan ini bisa merubah menj
adi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang
dikenal dengan serangan jantung mendadak: tertekan benda berat, rasa
tercekik, ditinju, ditikam, diremas, rasa seperti terbakar pada dada,
disertai sesak nafas, banyak berkeringat.

D. KLASIFIKASI SINDROM KORONER AKUT


Berdasarakan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan bio
marka jantung, Sindrom Koroner Akut dibagi menjadi:
1. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST)
Merupakan indicator kejadian oklusi total pembuluh darah arteri coroner. Diag
nosus ini ditegakkan bila terdapat keluhan angina pektori akut disertai elevasi
segmen ST yang persisten di 2 sadapan yang bersebelahan. Inisiasi revaskulari
sasi tidak perlu menunggu hasil peningkatan biomarka jantung.
2. Infark miokard akut non elevasi segmen ST (IMA-NEST)
Ditegakan jika biomarka jantung (high sensitivity troponin, atau CK-MB) terja
di peningkatan secara bermakna serta terdapat keluhan angina pektoris akut ta
npa elevasi segmen ST yang menetap di 2 sadapan yang bersebelahan. Rekam
an EKG saat direkam dapat berupa depresi segmen ST, inversi gelombang T, g
elombang T yang datar, gelombang T pseudo-normalisasi, atau bahkan tanpa p
erubahan.
3. Angina pektoris tidak stabil (APTS)
Ditegakan jika biomarka jantung (high sensitivity troponin, atau CK-MB) tida
k terjadi peningkatan secara bermakna serta terdapat keluhan angina pektoris a
kut tanpa elevasi segmen ST yang menetap di 2 sadapan yang bersebelahan. R
ekaman EKG saat direkam dapat berupa depresi segmen ST, inversi gelomban
g T, gelombang T yang datar, gelombang T pseudo-normalisasi, atau bahkan t
anpa perubahan.

E. PENATALAKSANAAN
 Terapi Farmakologis
1) Terapi anti iskemik : untuk mengurangi iskemia dan menceg
ah terjadinya kemungkinan yang lebih buruk seperti, infar
kmiokard atau kematian. Obat yang digunakan: bisoprolol 10
mg/hari, propanolol 2 x 20 - 80 mg/hari
2) Nitrat : mengurangi kebutuhan oksigen dan meningkatkan su
plai oksigen. Obat yang biasanya digunakan:
 isosorbid dinitrat ISDN sublingual(2,5 - 15 mg), oral(15 - 80
mg/hari dibagi 2- 3 dosis), intravena (1,25 - 5 mg/jam)
 Isosorbid 5 mononitrat oral (2x20 mg/hari), oral lepas lambat (120
- 240mg/hari)
 Nitrogliserin (NTG) sublingual 0,3 - 0,6 mg. Intravena (5-
200mcg/menit)
3) Antagonis kalsium mengurangi influlks kalsium yang melalu
i membrane sel. Obat ini menghambat kontraksi miokard dan
otot polos pembuluh darah.Amlodipin 5 - 10 mg/hari
4) Antiplatelet. Aspirin, Clopidogrel.

 Terapi Non Farmakologis


1) Istirahat yang teratur untuk mengurangi beban kerja jantu
ng.
2) Oksigenasi

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan
2. Riwayat masuk.
3. Riwayat kesehatan saat ini keluhan pasien, seperti: sesak, edema, nyeri dada
4. Riwayat kesehatan keluarga: tanyakan pada angota keluarganya adakah anggota k
eluarganya yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Serta riwa
yat penyakit lainnya seperti: hipertensi, diabetes, penyakit jantung
5. Riwayat kesehatan masa lalu: tanyakan pada pasien apakah pernah mengalami pen
yakit yang sama dengan yang dialami saat ini atau penyakit lain seperti: Riwayat a
sma, diabetes, stroke, gastritis, alergi
6. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum, kesadaran, Head to toe
7. Pemeriksaan penunjang:
8. Pemeriksaan Laboratorium
9. Elektrokardiografi
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
 Penurunan curah jantung  Ketidakadekuatan volume darah yang dipompa ol
eh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
 Nyeri akut  Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan b
erkaitan dengan kerusakan jaringan yang actual atau potensial, atau yang diga
mbarkan sebagai kerusakan (International Association for the Study of Pain): a
witan yang tiba tiba atau lambat intensitas ringan sampai berat, yang berakhir
nya dapat diantisipasi, dan diprediksi dan durasi kurang dari 3 bulan.

H. RENCANA KEPERAWATAN

N
O DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Penurunan Curah Jantung  Keefektifan Pompa Jan Perawatan Jantung
Definisi: Ketidakadekuatan volu tung Definisi: Keterbatasan dari
me darah yang dipompa oleh jan Definisi: Kecukupan v komplikais sebagai hasil da
tung untuk memenuhi kebutuha olume darah yang dip ri ketidakseimbangan antar
n metabolik tubuh. ompakan dari ventrike a suplai oksigen pada otot j
l kiri untuk mendukun antung dan kebutuhan seor
g tekanan perfusi siste ang pasien yang memiliki g
mik. ejala gangguan fungsi jantu
Setelah dilakukan tind ng.
akan keperawatan sela Aktivitas:
ma diharapkan:  Pastikan tingkat akt
 Tekanan darah ivitas pasien tidak mem
sistolik bahayakan curah jantun
 Tekanan darah g atau menyebabkan se
diastolik rangan jantung.
 Denyut nadi pe  Dorong peningkata
rifer n aktivitas bertahap ket
 Ukuran jantung ika kondisi sudah stabi
 Urin output l.
 Keseimbangan  Instruksikan pasien
cairan selama 24 ja tentang pentingnya unt
m uk segera melaporkan b
ila merasakan nyeri dad
Skala a. 
1: Deviasi berat dari k  Evaluasi episode ny
isaran normal eri dada (onset, intensit
2: Deviasi cukup berat as, durasi, lokasi, radias
dari kisaran normal i, dan faktor pemicu).
3: Deviasi sedang dari  Pantau EKG 12 lea
kisaran normal d.
4: Deviasi ringan dari  Lakukan penilaian
kisaran normal komprehensif terhadap
5: tidak ada deviasi da sirkulasi perifer (nadi p
ri kisaran normal erifer, edema, pengisia
n kapiler, warna dan su
Setelah dilakukan tind hu ekstremitas).
akan keperawatan sela  Monitor tanda-tand
ma diharapkan: a vital secara rutin
 Distensi vena j  Monitor adanya tan
ugularis da-tanda disritmia jantu
 Disritmia ng.
 Suara jantung a  Catat tanda dan gej
bnormal ala penurunan curah ja
 Angina ntung.
 Edema paru  Monitor status pern
 Edema perifer apasan terkait dengan a
 Kelelahan danya gejala gagal jant
 Intoleransi akti ung.
vitas  Monitor keseimban
 Pucat gan cairan selama 24 ja
m.
Skala  Evaluasi perubahan
1: Sangat berat tekanan darah.
2: Berat  Sediakan terapi anti
3: Cukup aritmia jika diperlukan.
4: Ringan  Jadwalkan waktu a
5: Tidak ada ktivitas dan istirahat un
tuk mencegah kelelaha
n.
 Monitor toleransi a
ktivitas pasien.
 Ajarkan pasien mel
akukan teknik relaksasi
untuk mengurangi kelel
ahan dan kecemasan.

2 Nyeri Akut Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri


Definisi: Pengalaman sensori d Definisi: Tindakan pri Definisi: Pengurangan nye
an emosional yang tidak menye badi untuk mengontro ri sampai pada tingkat ken
nangkan berkaitan dengan keru l nyeri. yamanan yang dapat diteri
sakan jaringan yang actual atau Setelah dilakukan tind ma pasien. 
potensial, atau yang digambark akan keperawatan dih Aktivitas:
an sebagai kerusakan (Internati arapkan:  Kaji secara kompre
onal Association for the Study  Mengenal fakt hensif tentang nyeri (lo
of Pain): awitan yang tiba tiba or-faktor penyebab kasi, karakteristik dan o
atau lambat intensitas ringan s nyeri nset, durasi, frekuensi,
ampai berat, yang berakhirnya  Mengenal onse kualitas)
dapat diantisipasi, dan dipredik t nyeri  Observasi isyarat-is
si dan durasi kurang dari 3 bula  Menggunakan t yarat non verbal klien t
n. indakan pengurang erhadap ketidanyamana
nyeri tanpa analges n
ik  Gunakan komunika
 Melaporkan pe si terapeutik agar pasie
rubahan gejala nye n dapat mengekspresik
ri an nyeri
 Melaporkan ny  Tentukan dampak d
eri berkurang ari ekspansi nyeri terha
Skala dap kualitas hidup, pola
1: Tidak pernah menu tidur, nafsu makan, mo
njukkan od, pekerjaan, tanggun
2: Jarang menunjukka g jawab
n  Kaji pengalaman in
3: Kadang-kadang me dividu tentang nyeri
nunjukkan  Evaluasi tentang ke
4: Sering menunjukka efektifan dari tindakan
n mengontrol nyeri yang
5: Secara konsisten m telah digunakan
enunjukkan  Berikan dukungan t
erhadap pasien dan kel
Tingkat Nyeri uarga
Definisi: Keparahan d  Ajarkan penggunaa
ari tingkatan nyeri yan n tenik non farmakolog
g dapat diamati atau d is
ilaporkan.  Tingkatkan istirahat
Setelah dilakukan tind yang cukup
akan keperawatan dih
arapkan: Pemberian Analgesik
 Frekuensi nyeri Definisi: Penggunaan agen
berkurang farmakologi untuk mengur
 Lamanya episo angi atau menghilangkan n
de nyeri berkurang yeri.
 Ekspresi wajah Aktivitas:
nyeri  Tentukan lokasi ny
 Menggosok are eri, karakteristik, kualit
a yang terkena da as dan keparahan sebel
mpak um pengobatan.
 Berikan obat denga
Skala n prinsip 5 benar.
1: Sangat berat  Cek riwayat alergi
2: Berat obat.
3: Cukup  Libatkan pasien dal
4: Ringan am pemilihan analgesik
5: Tidak ada yang aan digunakan.
 Pilih analgesik seca
ra tepat.
 Monitor reaksi dan
efek samping obat.

I. DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., Wagner, C. M. 2013. Nursing In
terventions Classification (NIC) 6 Edition. USA: Elsevier Mosby.
th

Herdman, T. H., Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnoses: Defini


tion & Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blakwell.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes Classif
ication (NOC) 5 Edition. SA: Elsevier Mosby.
th

PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Edisi Ketiga. Jakarta: PER
KI.
Eryon, A. J. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KEBUTUHA
N DASAR GANGGUAN AMAN NYAMAN PADA Tn. G.F DENGAN SIN
DROM KORONER AKUT DI RUANGAN ICCU RSUD PROF. DR. W. Z. J
OHANNES KUPANG. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Mulia, D. P., Budiarti, A., Utomo, S., Kedokteran, F., & Surakarta, U. M. (2017). Tatal
aksana Sindrom Koroner Akut - STEMI Pada Rumah Sakit Rujukan. 763–774.
Tyas, M. D. C. (2016). Keperawatan Kegawatdaruratan & Manajemen Bencana. Ja: K
ementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai