Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit yang terkait
dengan sistem imun, yakni autoimun. Penyakit autoimun adalah istilah yang
digunakan saat system imunitas atau kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya
sendiri. System kekebalan tubuh penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) akan
menyerang sel, jaringan, dan organ yang sehat. System kekebalan tubuh pada pasien
dengan penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) akan mengalami kehilangan
kemampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing (non-self) dengan sel
jaringan tubuh sendiri (self). Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit
inflamasi kronik sistemik yang disebabkan oleh system kekebalan tubuh yang keliru
sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi akibat
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dapat menyerang berbagai bagian tubuh,
misalnya kulit, sendi, sel darah, paru-paru, jantung.
Penyakit ini termasuk penyakit yang cukup umum terjadi di Indonesia (Fatmawati,
2018). Menurut, (Feldman et al., (2020) studi sebelumnya disebutkan bahwa terjadi
peningkatan perawatan acute care di ruang gawat darurat rumah sakit, dan kunjungan
berulang di rumah sakit terutama di ruang gawat darurat. Rasa nyeri pada pasien juga
merupakan salah satu alasan pasien membawa dirinya ke instalasi gawat darurat suatu
rumah sakit.
Systemic lupus Erythematosus (SLE) sering dikenal singkat sebagai penyakit lupus
merupakan penyakit tidak menular (PTM). Peningkatan jumlah penderita lupus perlu
diwaspadai karena diagnosis penyakit lupus tidak mudah dan sering terlambat.
Ditemukan beberapa kasus di instalasi gawat darurat pasien dengan Systemic Lupus
Erythematosus (SLE). Pasien yang mengalami merupakan perempuan muda di usia
produktif. Untuk itu penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) ini cukup
menarik untuk dibahas lebih lanjut bagaimana perawatan di ruang gawat darurat
pasien dengan Systemic lupus Erythematosus (SLE).
B. Tujuan
Untuk mengetahui pasien SLE yang secara berkala datang ke gawat darurat rumah
sakit beserta keluhannya sehingga datang ke instalasi gawat darurat rumah sakit.
C. Manfaat
Menambah pengetahuan terkait pasien dengan SLE yang datang ke gawat darurat
suatu rumah sakit.
D. Metode PICOT
P : SLE
I :-
C :-
O : evaluation emergency department visit
T :-
E. Identitas jurnal

Judul : Persistenly Frequent Emergency Department Utilization Among


Persons With Systemic Lupus Erythematosus
Pengarang : Jiha Lee, Judith Lin, Lisa Gale Suter, Liana Fraenkel
Tahun terbit : 2019
Jurnal : Arthritis Care Res (Hoboken) (Pubmed)
Ringkasan : Metode penelitian yang digunakan adalah retrospektif. Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari catatan kesehatan elektronik pada
periode 2013 awal sampai dengan 2016 akhir. Dengan kriteria pasien paling tidak satu
kali memiliki masalah atau terdiagnosis SLE. Kemudian didapatkan kriteria pasien
dengan kunjungan berulang, yaitu minimal lebih dari 3 kali kunjungan ke instalasi
gawat darurat rumah saikt dalm 1 tahun terkahir, periode antara 2013 – 2016,
kunjungan berturut – turut atau tidak berturut – turut, dan di pusat fasilitas kesehatan
(medis) di kota besar.

DAPUS
Fatmawati, A. (2018). Regulasi Diri Pada Penyakit Kronis - Systemic Lupus Erythematosus :
Kajian Literatur. Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(1), 43–50.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i1.542
Feldman, C. H., Xu, C., Williams, J., Collins, J. E., & Costenbader, K. H. (2020). Patterns
and predictors of recurrent acute care use among Medicaid beneficiaries with systemic
lupus erythematosus. Seminars in Arthritis and Rheumatism, 50(6), 1428–1436.
https://doi.org/10.1016/j.semarthrit.2020.02.012

Anda mungkin juga menyukai