Anda di halaman 1dari 28

PORTOFOLIO

EPISTAKSIS

Di susun oleh:
Tria Hartaty, dr.

Pembimbing:
dr. I Ketut Hary Widyatama, Sp.THT-KL
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
RSUD LAWANG
2019
DEFENISI

Perdarahan akut, dan tiba-tiba

Lubang/rongga hidung atau nasofaring.

EPISTAKSIS Gejala/manifestasi dari penyakit lain

Bersifat mencemaskan

Salah satu kegawatdaruratan


ANATOMI
ETIOLOGI
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
 Adanya iskemia lokal atau trauma 
Perubahan yang progresif otot pembuluh
darah (tunika media)  jaringan kolagen.

 Proses degenerasi dari fibrosis interstitial


 komplet  Kegagalan dari kontraksi
pembuluh darah  sehingga terjadi
perdarahan yang banyak dan bersifat lama.

 Keadaan tersebut dalam jangka waktu yang


lama merupakan faktor risiko terjadinya
epistaksis.
LOKASI EPISTAKSIS

Epistaksis Anterior Epistaksis Posterior


P
R
I
N
S
I
P

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A
Lakukan Resusistasi dan kontrol
Hemodinamik pendarahan
Syok Conditon  Pastikan posisi pasien dalam
keadaan duduk ≠ berbaring
“Warning
Sign”  Pastikan jangan ada darah yang
tertelan dan terhisap sehingga
Lakukan Resusistasi masuk ke Pharynx
dan kontrol  Kontrol pendarahan dengan
penekanan kartilago/cuping
pendarahan hidung ± 5-10 menit
 Lakukan pemasangan Tampon
Anterior pada pembuluh darah
septal
 Kompres air dingin untuk
memperlambat perdarahan
Dengan Memperhatikan Tanda Hemodinamic,
Jika Pendarahan (+) aktif

 Rehidrasi Cairan: Kristaloid NS 0,9 %.


 Transfusi darah  dapat dipertimbangkan
 Dapat dilakukan Local Anastesi dengan vasokonstriktor yang
diaplikasikan di bagian Nasal mucosa atau Little’s Area, dengan
menggunakan cotton but atau nasal spray
 Perhatikan nasal anterior dengan alat Thudicum’s speculum dengan
1 jari dan 1 jari lagi mengevaluasi pendarahan.
 Evaluasi daerah septum dan Little’s Area → perdarahan (+) atau (-)
 Non Surgical Management
o Topical Agent
o Cautery
o Nasal Pack  Anterior
packing, Posterior packing
o Traditional Nasopharyngeal
Pack
o Warm water irrigation
Tampon Anterior

Tampon Posterior
Non Surgical Management

1. Topical Agent:
 Vasokonstrictor → Epineprin 1:200.000 atau Cocain Topical solution
2% atau 5 %
 Local Anastetic → Topical Lidocaine 5% + 0,5 % Phenylephrine
 Topical As.Tranexamat
2. Cautery → jika dengan presure digital & Topical Agent  Gagal
 Chemical Cauteny Perak Nitrat 75% dengan stik yang diaplikasikan
ditempat pendaharan berdurasi 5-10 detik. Tindakan dapat dilakukan
rentang waktu 4-6 minggu.
 Dengan risiko terjadi septal cartilago perforasi
 Couterisasi bipolar listrik → Dept.THT → dengan penggunaan anestesi
3. Nasal pack: Anterior pack dan Posterior pack
4. Traditional Nasopharyngeal Pack
5. Warm Water Irrigation
 Surgical Management
o Diathermy
o Septoplasty
o Arterial ligation
o Endoscopic SPA
ligation
o Ligation of the
IMAX
 Arterial embolization
KOMPLIKASI
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN  Lalu pada 24 Agustus 2019, Pukul 06.20
WIB, pasien kembali lagi mimisan,
 Nama : Tn. Sumitro
perdarahan yang keluar banyak dan terus
 Usia : 55 tahun menerus, pasien merasa ada darah yang
 Jenis Kelamin : Laki-laki mengalir ke belakang kerongkongan, pasien
 Alamat: Nangkojajar juga merasa sedikit pusing (+). Badan
 Pekerjaan : Petani terasa nggeregesin. Mual (-), Muntah (-).
 Agama: Islam
 Riwayat Penyakit Dahulu
HT (+) tidak terkontrol, DM (-), dan penyakit
II. ANAMNESIS
kelainan darah (-), riwayat trauma pada
 Keluhan Utama : Mimisan wajah/hidung (-)
 Riwayat Penyakit Sekarang :  Riwayat Pengobatan:
Pasien datang ke UGD RSUD Lawang - Inj. Antrain Ekstra 1 amp
Sabtu, 24 Agustus 2019, pukul 06.20 WIB.
 - PO: Nifedipin 2x10 mg, Ranitidin 2x150 mg
Pasien mengeluh mimisan yang keluar dari
(Pengobatan dari PKM Nangkojajar)
lubang hidung sebelah kiri, awalnya darah
keluar pada hari Jumat pagi, darah yang  Riwayat Penyakit Keluarga: -
keluar sedikit, lalu berhenti sendiri dengan  Riwayat Sosial Ekonomi: Kesan cukup
memencet hidung dan membebat dengan
kain kasa oleh PKM Nangkojajar.
TELINGA
Bagian
Dextra Sinistra
Auricula

III. PEMERIKSAAN FISIK Bentuk normal, Bentuk normal


 Status generalisata Auricula nyeri tarik (-) nyeri tarik (-)
 Kesadaran : Compos mentis , GCS: 456 nyeri tragus (-) nyeri tragus (-)
 Tanda Vital :
Bengkak (-) Bengkak (-)
TD : 160/80 mmHg
N : 88 x/min Pre auricular nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
S : 36.2oC fistula (-) fistula (-)
RR : 20x/min Retro Bengkak (-) Bengkak (-)
 Aktivitas : Normoaktif
auricular Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
 Sikap : Kooperatif
 Status gizi : Baik Bengkak (-) Bengkak (-),
Mastoid
 STATUS LOKALIS Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Kepala & Leher : Serumen (+) Serumen (+)
Kepala : Normocephale
CAE hiperemis (-) hiperemis (-)
Wajah : Simetris
Leher : Pembesaran Kelj.limfe (-) Sekret (-) Sekret (-)
Intak Intak
Membran putih mengkilat putih mengkilat
timpani refleks cahaya refleks cahaya
(+) (+)
Luar: Kanan Kiri
Bentuk Normal Normal
Sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Inflamasi/tumor (-) (-)

HIDUNG DAN SINUS PARANASAL


Rhinoskopi Anterior Kanan Kiri
Sekret (-) (-)

Darah (-) (+) Little Area

Mukosa hiperemis (-) hiperemis (-)


edema (-) edema (-)
basah (-) basah (-)
pucat (-) pucat (-)

Konka Media hipertrofi (-) hipertrofi (-)


Bleeding Kiselbach / Little Area hiperemis (-) hiperemis (-)

Konka Inferior hipertrofi (-) hipertrofi (-)


hiperemis (-) hiperemis (-)

Tumor (-) (-)


Septum Deviasi (-)
Massa (-) (-)
TENGGOROKAN
Lidah Ulcus (-) Stomatitis (-)

Uvula Bentuk normal, di tengah, hiperemis (-)


Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1
Permukaan Rata Rata
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Faring  Mukosa hiperemis (-), dinding rata,
granular (-)
 Post Nasal Drip (+)
Laboratorium IV. PLANNIING DIAGNOSIS
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Darah Lengkap

Haemoglobin 16,1 g/dL 11.7 – 15.5

Eritrosit 5,10 10^6/uL 3.8 – 5.2

Leukosit 9,710 /uL 3.600 – 11.000

Trombosit 232,000 /uL 150.000 – 440.000

Hematokrit 44.3 % 35 – 47

Indeks Eritrosit
MCV 72.8 fL 80 – 10
MCH 31.5 Pg 26 -34
MCHC 36,1 % 32 – 36
Hitung Jenis
Eosinofil 0,2 % 2–4
Basofil 1 % 0–1
Neutrofil 63.0 % 50 – 70
Limfosit 31,1 % 25 – 40
Monosit 8,1 % 2–8
Kimia Klinik
BUN 20,6 mg/dL 4.7 – 23.3
Serum Kreatinin 0.70 mg/dL 0.55 – 1.02
eGFR 117.0 mL/menit >= 60
Glukosa Darah Sewaktu 96 mg/dl <200
Kol. Total 177 Mg/dL <200
Trigliserida 115 Mg/dL <150
Kol. HDL 33 Mg/dL 40-60
Kol. LDL 107 Mg/dL <100
Asam Urat 4,2 Mg/dL 3,5-7,2
POTO THORAX

Cor: Ukuran, bentuk, posisi normal.


Aorta: Elongasi (-), dilatasi (-),
kalsifikasi (-)
Trakea: ditengah
Pulmo: Corakan vascular normal
D/S, hilus D/S normal
Sudut Costofrenikus D/S: Tajam
Hemidiapragma D/S: Dome shape
Skleton: Intak, Tidak tampak lesi
litik/blastik/garis fraktur
Soft tissue: Normal
EKG I
EKG II
TATALAKSANA
V. DIAGNOSIS BANDING  Konsul Dept. THT
(dr. I Ketut Harry Sp.THT-KL)
 Epistaksis Anterior
• IVFD RL 20 tpm,
 Epistaksis Posterior
• Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV
VI. DIAGNOSIS KERJA • Inj. Ranitidine 2x50 mg iv
 Epistaksis Anterior • Inj. Asam Traneksamat 3x500 mg iv
 Hipertensi Heart Disease • PO: Amlodipin 10 mg-0-0
• Captopril 2x25 mg
• Pasang tampon dipertahankan selaa 2 hari
VII. TERAPI UGD
• Diet rendah garam
 Non Medikamentosa  Konsul Dept. Jantung Pembuluh Darah
 Pasang tampon (dr. Ira Setiawaty, SP.JP)
 Medikamentosa • Cek LP, UA, EKG Basal
 Infus RL 20 tpm • PO: Amlodipin 10 mg - 0 – 0
 Inj. Pragesol 3x1 gr iv • Captopril 3x25 mg
• ISDN 3x5 mg
 Inj. Ranitidine 2x50 mg iv
• Diazepam 0-0-5 mg
• Cetrizine 1x1
FOLLOW UP
Hari/Tanggal Pemeriksaan Penunjang Instruksi Dkter
25/08/19 S: - EKG Basal - IVFD RL 20 tpm
Sabtu - Mimisan (-) - LP, UA
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr iv
- Sesak (+) A:
- Nyeri Kepala (+) - Inj. Asam Traneksamat 3x 500 mg iv
- Post Epistaksis
O: - Amlodipin 10 mg-0-0
- HHD
- TD: 159/88 mmHg - Ramipril 0-0-10 mg
- HR: 90 x/i - ISDN 3x5 mg
- RR: 26 x/i - Diazepam 0-0-5 mg
- T: 36,7 ‘c - Cetrizine 1x10 mg
- SpO2: 98 % - Diet rendah garam
26/08/19 S: - CXR (Menunggu Hasil) - IVFD RL 20 tpm
Minggu - Mimisan (-) A:
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr iv
- Sesak (+), - Post Epistaksis
- Nyeri Kepala (-) - Inj. Antrain 3x1 Amp iv
- HHD
O: (KP Nyeri/Demam)
- TD: 135/80 mmHg - Inj. Asam Traneksamat 3x 500 mg iv
- HR: 84 x/i - Amlodipin 10 mg-0-0
- RR: 20 x/i - Ramipril 0-0-10 mg
- T: 36,1 ‘c - ISDN 3x5 mg
- SpO2: 98 % - Diazepam 0-0-5 mg
- Cetrizine 1x10 mg
- Diet rendah garam
- Pro KRS Kontol Poli Jantung
27/08/19 S: - Pro Kaustik  Evaluasi perdarahan per 6 jam, bila (-)  ACC KRS.
Senin - Mimisan (+)
- IVFD RL 20 tpm
- Sesak (+)
- Nyeri Kepala (+) - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr iv  Ciprofloxasin 2x500 mg
O: - Inj. Asam Traneksamat 3x 500 mg iv  PO: As. Tranexamat 3x500 mg
- TD: 140/98 mmHg - Inj. Antrain 3x1 Amp iv
- HR: 88 x/i - Amlodipin 10 mg-0-0
- RR: 22 x/i - Ramipril 0-0-10 mg
- T: 35,7 ‘c - ISDN 3x5 mg
- SpO2: 98 % - Diazepam 0-0-5 mg
A:
- Cetrizine 1x10 mg
- Post Epistaksis
- Diet rendah garam
- HHD
PEMBAHASAN
 Pasien Tn. Sumitro, 55 tahun. Datang ke UGD RSUD Lawang Sabtu, 24 Agustus 2019, pukul 06.20 WIB. Keluhan mimisan
keluar dari lubang hidung sebelah kiri, awalnya darah keluar pada hari Jumat pagi, darah yang keluar sedikit, lalu berhenti sendiri
dengan memencet hidung dan membebat dengan kain kasa oleh PKM Nangkojajar.
 Lalu pada 24 Agustus 2019, Pukul 06.20 WIB, pasien kembali lagi mimisan, perdarahan yang keluar banyak dan terus menerus,
pasien merasa ada darah yang mengalir ke belakang kerongkongan, pasien juga merasa sedikit pusing. Badan terasa nggeregesin.
Mual (-), Muntah (-). Riwayat penyakit HT (+) tidak terkontrol, DM (-), dan penyakit kelainan darah (-), riwayat trauma pada
wajah/hidung (-).
 Riwayat Pengobatan sebelumnya (-), Inj. Antrain Ekstra 1 amp, PO: Nifedipin 2x10 mg, dan Ranitidin 2x150 mg saatberobat di
PKM Nangkojajar.
 Riwayat alergi obat (-).
 Pemeriksaan hidung ditemukan darah. Pada pemeriksaan lab darah tidak ditemukan kelainan yang bermakna. Maka dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dapat diambil diagnosis sementara yaitu epistaksis anterior. Mekanisme epistaksis dari
pasien adalah :
Etiologi

Pecahnya pleksus Kiesselbach atau a.etmoidalis anterior,
akibat dari beberapa faktor sistemik seperti hipertensi.

Epiktaksis
 Nonmedikamentosa: Pasang tampon
 Medikamentosa:
 IVFD RL 20 tpm  Mengandung Na, K, Ca, Cl Diindikasikan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik.
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV  Merupakan antibiotic Gol. Cephalosporin Generasi ke-3. Effektif untuk infeksi, karena
memiliki sifat selektif toksisitas, dan mampu merusak dan mengambat sintesis dinding sel mikroorganisme gram negative
dan gram positif tanpa merusak sel penderita. Dosis diberikan 1 gr tiap 8-12 jam.
 Inj. Asam Tranexamat 3x500 mg IV  Mengandung asam traneksamat. Diindikasikan untuk fibrinolisis lokal (epistaksis).
Dosis yang diberikan injeksi 1-3 x/hr ,oral 3-4 x 500 mg.
LOGO

Anda mungkin juga menyukai