Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

SINUSITIS MAKSILARIS

Pembimbing :
dr. Novemi E, Sp.THT

Oleh :
Nur Annisa Kurnia
16710122
2

ANATOMI SINUS PARANASALIS

Anterior Group
Posterior Group
- Sinus Maxillaris
- Sinus Ethmoidalis Posterior
- Sinus Frontalis
- Sinus Sphenoidalis
- Sinus Ethmoidalis Anterior
3

ANATOMI SINUS MAKSILARIS

• Terletak ditulang maksila kanan dan kiri


• Sinus maxillaris merupakan sinus paranasal yang sangat
besar yang berbentuk piramid.
• saat lahir : volume 6-8 ml
• ukuran maksimal saat dewasa : 15 ml
4

ANATOMI SINUS MAKSILARIS


• Dinding anterior :
Permukaan fasial os maksila
(fossa kanina)
• Dinding posterior :
Permukaan intra-temporal
maksila
• Batas superior : Dasar
X orbita(X)
Ost • Dinding medial sinus =
Dinding lateral rongga
SM hidung(XX)
• Batas inferior :
XX Berbatasan dengan akar gigi
geraham atas (P1-M3)

DS
‒ Lantai sinus maksila 5 – 10 mm
4
lebih rendah dp dasar cavum nasi
5

ANATOMI SINUS MAKSILARIS


• Ostium sinus maksilaris bermuara di meatus medius melewati
infundibulum dan hiatus semilunaris.
DEFINISI
Sinusitis maksilaris adalah radang pada
mukosa sinus maksilaris. Sinus maksilaris disebut
juga antrum Highmore, merupakan sinus yang
mudah mengalami infeksi.
SINUSITIS MAKSILARIS
Sinusistis maksilaris merupakan sinus yang tersering
terinfeksi karena :

1. Merupakan sinus paranasalis terbesar


2. Dasar sinus dekat dengan akar gigi sehingga ketika
terjadi karies ataupun ekstraksi gigi mukosa sinus cepat
terinfeksi
3. Ostium lebih tinggi dari dasar sinus, jika terjadi radang
menghalangi drainase sinus maksilaris
4. Ostium sinus maksila terletak di meatus medius,
disekitar hiatus semilunaris yang sempit, sehingga
mudah tersumbat
7
ETIOLOGI
1. RHINOGEN 2. DENTOGEN

- Rhinitis Akut
- Cara buang ingus
- Gangguan Drainase : - Karies pada gigi premolar
- Ostium sinus letaknya sampai dengan molar
tinggi rahang atas dan
- Ostium mudah tertutup - pasca ekstraksi gigi
oleh konka media, rahang atas.
deviasi septum, polip,
sekret

8
Etiologi berdasarkan Anatomi:
1.Dasar sinus: berdekatan dengan akar
gigi rahang atas (P1,P2,M1,M2,M3)

2.Ostium lebih tinggi dari dasar sinus (jika


meradang, menghalangi drainase sinus
maksila)
PATOFISIOLOGI SINUS
MAKSILARIS (DENTOGEN)
Pulpa terbuka maka
kuman akan masuk
infeksi bakteri terjadinya karies jaringan lunak gigi
dan mengadakan
(anaerob) profunda dan sekitarnya rusak
pembusukan pada
pulpa

Abses periodontal ini


periodontitis dan
kemudian dapat
iritasi akan Infeksi ini meluas
meluas dan mencapai membentuk gangren
berlangsung lama dan mengenai selaput
tulang alveolar pulpa
sehingga terbentuk periodontium
menyebabkan abses
pus.
alveolar

Tulang alveolar Disfungsi silia,


membentuk dasar sinus obstruksi ostium
akumulasi cairan
maksila sehingga sinus serta sinusitis maksilaris
dalam sinus
memicu inflamasi abnormalitas sekresi
mukosa sinus mukus
PATOFISIOLOGI SINUS
MAKSILARIS (RHINOGEN)
Infeksi akibat
Silia tidak dapat Tekanan negatif di
bakteri (anaerob), Mukosa kavum
bergerak dan rongga sinus
virus, udara dingin, nasi edema
ostium menyempit. maksilaris
merokok

Menetap, sekret
Menjadi media Rhinosinusitis non
banyak
baik untuk bakterial Transudasi, mula-
mengumpul di
pertumbuhan (umumnya self- mula serous
rongga sinus
bakteri dan virus limited)
maksilaris

Sekret berubah
Mukosa makin
purulen dan
edema hingga
keadaan ini disebut Terapi antibiotik Hipoksia dan
menjadi hipertrofi
rhinosinusitis tidak berhasil dan bakteri anaerob
dan dapat
bakterial akut, inflamasi berlanjut berkembang
membentuk polip
perlu terapi
atau kista
antibiotik

Sekret keluar dari


Sinusitis maksilaris
ostium dan berbau
ANAMNESA
1. Pilek berbau, kental, umumnya
unilateral,
2. Buntu hidung/ hidung tersumbat,
3. Tenggorok berlendir,
4. Batuk,
5. Sefalgi pada sisi yang sakit terutama
sekitar siang – sore hari
6. Demam
7. Wajah terasa bengkak dan penuh
8. Terdapat gigi berlubang dan nyeri
pada gigi
12
PEMERIKSAAN FISIK
1. Palpasi di fosa canina : Nyeri atau sakit bila
ditekan
2. Rhinoskopi anterior : Mukosa yang edema,
eritema, dan sekret mukopurulen di meatus
medius.
3. Rhinoskopi posterior : Post nasal drip

13
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Transluminasi: gelap pada sisi yang sakit.


2. Foto polos posisi Water’s:
1) Ada perselubungan,
2) Gambaran air-fluid level dan
3) Penebalan mukosa sinus

14
DIAGNOSIS BANDING
Sinusitis Ozaena Corpus Alienum (Benda Asing) di Hidung
Maksilaris
Anamnesis •Hidung berbau •Hidung berbau •Hidung berbau pada anak-anak
busuk busuk •Buntu hidung
•Unilateral •Bilateral
•Buntu hidung •Buntu hidung
•Tenggorok
berlendir
•Batuk
•Cephalgi pada sisi
sakit terutama
siang-sore hari
•Riwayat sakit gigi
atau ekstraksi gigi
Rhinoskopi •Sekret kental di •Krusta kehijauan •Gambaran korpus alienum yang tertahan di
Anterior meatus medius pada kavum nasi kavum nasi, umumnya di daerah vestibulum nasi
•Mukosa kavum •Mukosa kavum hingga konka inferior
nasi edema nasi atrofi dan licin •Sekret atau bercak darah di kavum nasi
•Kavum nasi •Kavum nasi luas •Mukosa kavum nasi hiperemis, edema, kadang
sempit •Kehijauan ulserasi
Rhinoskopi Post nasal drip Terlihat krusta Tampak korpus alienum di kavum nasi
Posterior kehijauan pada 15
konka media
TERAPI
- Irigasi (1x seminggu) : jika terdapat cairan pada sinus
maksilaris
- Jika ada penebalan mukosa : dilakukan BSEF ( Bedah Sinus
Endoskopi Fungsional , yaitu untuk mengembalikan fungsi
drainase dan ventilasi sinus
- Perawatan gigi (pada dentogen)
- Operasi Caldwell-Luc bila 5x irigasi tidak membaik
- Antibiotik :
- Amoksisilin 3-4 x 500 mg/hr oral (10-15 hari)
- Doksisiklin 2 x 100 mg (5 hari)
- Tetes hidung, bila diperlukan

16
INDIKASI IRIGASI SINUS

- Indikasi irigasi sinus maksilaris pada kasus sinusitis maksilaris yaitu


jika terdapat akumulasi cairan di rongga atau kavum sinus
maksilaris.

Cairan di
sinus
maksilaris

17
PROGNOSIS

• Jika dengan drainase sinus, terapi


antibiotik atau terapi operatif membaik
maka pasien mempunyai prognosis
yang baik.

18
IRIGASI SINUS
1. Alat
- Steril : - Tak Steril :
- trokar - Semprit injeksi plastik
- pinse bayonet 50-100 cc (setiap hari).
- spekulum hidung - bengkok
- bak alat dan bak - skort plastik
cairan PZ
- sprotjes, kasa lipat

2. Obat :
- Lidokain efedrin 2%
- Lidokain 8% atau silokain
spray

19
3. Pelaksanaan

a. Berikan anastesi lidokain efedrin 2% di meatus inferior dan


meatus medius ( 10 menit), semprotkan silokain 10% atau
lidokain 10% pada meatus inferior
b. Lakukan pungsi di meatus inferior, arah 30 derajat
c. Cabut bagian tajam, hubungkan sarungnya dengan selang
karet menunduk dan irigasi diulang sampai bersih
d. Lakukan irigasi pelan-pelan, mulut dibuka, tahan nafas, kepala
menunduk dan irigasi diulang sampai bersih.

20
e. Perhatikan cairan yang keluar, catat
f. Pasang kasa “sprootjes” kering untuk menghentikan
perdarahan
g. Semprotkan udara, supaya sisa cairan habis
h. Perhatikan komplikasi tindakan
i. Kontrol setelah 3 hari, bila perlu terapi ulang.

21
EDUKASI

1. Pasien harus menjaga mulut tetap
higienis.
2. Kontrol rutin 6 bulan sekali ke dokter
gigi.

22
PENYULIT
1. Abses orbita
2. Meningitis
3. Abses otak
4. Selulitis orbita

23
1. Otitis media akut akibat oklusio tubae
2. Faringitis akibat post nasal drip

24
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. S

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Umur : 63 th

 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


 Anamnesa

 Keluhan Utama
Hidung bau sebelah kiri

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh hidung sebelah kiri bau dan keluar cairan
sejak 9 bulan yang lalu, cairan kental berwarna
kekuningan. Pasien juga mengeluh nyeri pada pipi sebelah
kiri dan pusing. Sebelumnya pasien tidak batuk pilek.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Sebelumnya Pasien tidak pernah sakit seperti ini

 Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan seperti
ini.

 Riwayat Pengobatan
 Pasien Sebelumnya belum pernah berobat
 Riwayat Alergi
 Pasien tidak memiliki alergi obat ataupun makanan
 Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
 Keadaan umum : Cukup
 Kesadaran : Komposmentis
 GCS : 456

 Vital Sign

 Tekanan Darah : 150/90 mmHg

 Heart Rate : 80x / menit

 Suhu : 37oC

 Respiratory Rate : 20x/ menit


Bagian Telinga Kanan Kiri
Aurikula
- Bentuk dan ukuran N N
-Nyeri tekan tragus (-) (-)
-Hematom (-) (-)
MAE
-Serumen (-) (-)
-Sekret (-) (+)
-Edema (-) (-)
- Hiperemi (-) (+)
-Furunkel (-) (-)

Membran Timpani
-Retraksi (-) (-)
-Perforasi (-) (-)
-Reflek Cahaya (+) (-)
Tes Pendengaran
-Rinne (+) (+)
-Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
-Swabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Hidung
Rhinoskopi Anterior Kavum Nasi Dextra Kavum Nasi Sinistra

Mukosa Edema (-), Hiperemi (-) Edema (+), Hiperemi (-)

Septum
-Deviasi (-) (-)
-Deformitas (-) (-)
-Hematoma (-) (-)
Konka Media & Inferior
-Hipertrofi (-) (-)
-Hiperemis (-) (-)
-Sekret (-) (-)
Meatus Media & Inferior
-Sekret (-) (+)
-Darah (-) (-)
-Tumor (-) (-)
 Transluminasi
Dextra Sinistra
Sinus Frontalis Terang Terang
Sinus Maksilaris Terang Gelap
Tenggorokan

 Bibir : Mukosa bibir basah


 Mulut : Mukosa mulut basah, bau mulut
(-)
 Gigi : Tidak ada karies, pasien menggunakan gigi palsu
 Lidah : Tidak ada ulcus
 Uvula : Bentuk normal, hipertemi (-), edema
(-),membran normal
 Palatum mole: Ulkus (-), hiperemi (-)
Tenggorok Kanan Kiri

Arcus Anterior
-Hiperemi (-) (-)
-Edema (-) (-)
Arcus Posterior
-Hiperemi (-) (-)
-Edema (-) (-)
Tonsila Platina
-Besar (-) (-)
-Warna (-) (-)
-Edem (-) (-)
-Detritus (-) (-)
-Membran (-) (-)
Faring
-Hiperemi (-) (-)
-Edem (-) (-)
-Reflek Muntah (+) (+)
-Membran (-) (-)
• Diagnosis Banding
o Sinusitis maksilaris akut

o Ozaena

• Diagnosis Kerja
o Sinusitis maksilaris kronis

Penatalaksanaan
Pdx:
 Foto Waters

PTx :

 Pro irigasi sinus maksilaris sinistra


35

Anda mungkin juga menyukai