Anda di halaman 1dari 27

RHINOSINUSITIS AKUT DAN KRONIK

Oleh:
Andrian Rivanda, S. Ked.
1518012222

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK, BEDAH KEPALA DAN LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
PENDAHULUAN

Rinosinusitis merupakan inflamasi dari


mukosa hidung dan sinus paranasal.
Rinitis dan sinusitis umumnya terjadi
bersamaan -> terminologi saat ini yang
lebih diterima adalah rinosinusitis.
Anatomi Sinus Paranasal
Fisiologi Sinus Paranasal
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)

Sebagai penahan suhu (thermal insulators)

Membantu keseimbangan kepala

Membantu resonansi suara

Sebagai peredam perubahan tekanan udara

Membantu produksi mukus


Definisi
Menurut American Academy of Otolaryngology Head &
Neck Surgery 1996 istilah sinusitis diganti dengan
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa rinosinusitis karena:
sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu - Secara embriologis mukosa sinus lanjutan mukosa hidung
oleh rinitis sehingg sering disebut rhinosinusitis - Rinosinusitis hampir selalu didahului dengan rinitis
- Gejala-gejala obstruksi nasi, rhinorrhea dan hiposmia
dijumpai pada rinitis ataupun rinosinusitis.

Disekitar rongga hidung terdapat


Sinusitis diberi nama sesuai
empat sinus = sinus maksilaris
dengan sinus yang terkena. Bila
(terletak di pipi), sinus etmoidalis
mengenai beberapa sinus disebut
(kedua mata), sinus frontalis
multisinusitis. Bila mengenai semua
(terletak di dahi) dan sinus
sinus paranasalis disebut
sfenoidalis (terletak di belakang
pansinusitis.
dahi).
Epidemiologi
Rinosinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan,
dengan dampak signifikan pada kualitas hidup dan
pengeluaran biaya kesehatan, dan dampak ekonomi pada
mereka yang produktivitas kerjanya menurun.

Yang paling sering ditemukan adalah sinusitis maksila


dan sinusitis ethmoid, sedangkan sinusitis frontal dan
sinusitis sfenoid lebih jarang ditemukan

Sinusitis pada anak lebih banyak ditemukan karena anak-


anak mengalami ISPA 6 8 kali per tahun dan
diperkirakan 5% 10% ISPA akan menimbulkan sinusitis.
Etiologi

Virus rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus


influenza.

Bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophilus


influenzae, Moraxella catarralis

Jamur Rhizopus, Rhizomucor, Mucor, Absidia,


Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.
Pembagian etiologi lainnya

Rhinogen Dentogen
Infeksi gigi rahang atas
seperti infeksi gigi
apikal akar gigi, atau
Segala sesuatu yang
inflamasi jaringan
menyebabkan sumbatan
periondontal mudah
pada hidung dapat
menyebar secara
menyebabkan sinusitis
langsung ke sinus, atau
melalui pembuluh darah
dan limfe
Faktor resiko
ISPA
Diskinesia
Rinitis
silia (sindrom
alergi
Kartagener)

Kelainan Rinitis
imunologik hormonal

FAKTOR
RESIKO
Polip
Infeksi gigi hidung

Infeksi Deviasi
tonsil septum
Sumbatan
kompleks
Hipertrofi
ostio-
konka
meatal
(KOM)
PATOFISIOLOGI
Ketidaklancaran
Muco Ciliary
Drainase sinus
Edema pada Obstruksi ostium Clearence (MCC) ,
Infeksi virus (sinus ostium)
hidung dan sinus sinus sel epitel sekresi
terganggu
cairan mukus
kurang baik

Sekret dalam sinus =


media baik untuk Terjadi tekanan
pertumbuhan bakteri Mulanya serous
sekret purulen Kondisi menetap Transudasi negative dalam
(non bacterial)
(rinosinusitis akut sinus
bakterial)

Inflamasi
Mukosa makin
berlanjut, hipoksia Perubahan
terapi tidak membengkak,
Terapi antibiotik dan bakteri mukosa menjadi
berhasil rantai siklus terus
anaerob kronik
berputar
berkembang
Klasifikasi
Total skor
visual
Durasi
analogue
penyakit
scale
(VAS) Ringan= VAS 0-3 Akut
< 12 minggu
Resolusi komplit gejala

Sedang =VAS >3-7


Kronik
12 minggu
Tanpa resolusi gejala
komplit
Berat = VAS >7-10 Termasuk rinosinusitis
kronik eksaserbasi
akut.
Gejala klinis
Menurut EPOS 2012

Gejala utama Gejala tambahan Tanda


Hidung buntu dan / nyeriwajah / rasa Tanda dari endoskopi :
atau tertekan di wajah - Polip nasi dan atau
Pengeluaran cairan/ berkurang atau hilang - Discarge mukopurulen dari meatus
discharge dari hidung Kemampuan menghidu nasi media dan atau
baik ke anterior atau ke - Udem/penyumbatan di meatus nasi
posterior media danatau
Perubahan gambaran CT
Adanya perubahan mukosa di daerah
osteomeatal kompleks dan atau di daerah
sinus.
Gejala klinis

Keluhan utama rinosinusitis akut Keluhan sinusitis kronik tidak khas


ialah hidung tersumbat disertai sehingga sulit didiagnosis.
dengan nyeri/rasa tekanan
Sinusitis akutpada Kadang-kadang
Sinusitishanya
kronik
1 atau 2 dari
muka dan ingus purulen, yang gejala-gejala dibawah ini yaitu : sakit
seringkali turun ke tenggorok (post kepala kronik, post nasal drip, batuk
nasal drip). kronik, gangguan tenggorok,
Dapat disertai dengan gejala gangguan telinga akibat sumbatan
sistemik seperti demam dan lesu. kronik muara tuba eustachius,
Gejala lain adalah sakit kepala, gangguan ke paru seperti bronkitis
hiposmia/anosmia, halitosis, post- (sino-bronkitis), bronkiektasi, dan
nasal drip yang dapat menyebabkan serangan asma yang meningkat dan
batuk dan sesak pada anak. sulit diobati.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG FISIK
Gejala lokal yaitu:hidung tersumbat, ingus kental yang

DIAGNOSIS kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (postnasal


drip), halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada
pagihari, nyeri di daerah sinus yang terkena, kadang
Anamnesis nyeri alih ke tempat lain, dan dapat disertai demam
dan rasa lesu

Rhinoskopi anterior : Tampak mukosa konka


hiperemis dan edema, pada sinusitis maksila,
sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak
Pemeriksaan nanah di meatus medius,sedangkan pada sinusitis
ethmoid posterior dan sinusitis sphenoid nanah
fisik tampak keluar dari meatus superior
Rinoskopi posterior : Tampak pus di nasofaring
(post nasal drip).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Foto Kepala :
Posisi Anterior-posterior
Posisi Lateral
Posisi Waters
Pemeriksaan CT-Scan

Pemeriksaan MRI

Pemeriksaan transluminasi

Pemeriksaan Mikrobiologi

Sinuskopi
Gambaran radiologis foto kepala

Foto posisi AP Foto lateral Waters view


CT-scan MRI Transiluminasi
Tatalaksana
Tujuan
Utama

Mempercepat Mencegah
penyembuhan komplikasi

Mencegah
perubahan
menjadi kronik
Skema penatalaksanaan rinosinusitis akut pada dewasa untuk pelayanan kesehatan primer
berdasarkan European Position Paper on Rhinosinusitisnand Nasal Polyps 2012
Skema penatalaksanaan rinosinusitis akut pada anak untuk pelayanan kesehatan primer
berdasarkan European Position Paper on Rhinosinusitisnand Nasal Polyps 2012
Skema penatalaksanaan rinosinusitis kronik dengan atau tanpa polip hidung pada dewasa
untuk pelayanan kesehatan primer dan dokter spesialis non THT berdasarkan European
Position Paper on Rhinosinusitisnand Nasal Polyps 2012
Komplikasi
Komplikasi Komplikasi Komplikasi
lokal orbital intrakranial
Mukokel Inflamatori Meningitis
Osteomielitis edema Abses
(Potts puffy Abses orbital Subperiosteal
tumor) Abses
subperiosteal
Trombosis
sinus
cavernosus
Prognosis

Sinusitis dengan
komplikasi
menyebabkan
morbiditas dan
dalam kasus yang
jarang dapat Sekitar 40 % kasus
menyebabkan sinusitis akut
kematian.
membaik secara
spontan tanpa
antibiotik. Perbaikan
spontan pada
sinusitis virus : 98%.
Tingkat kekambuhan
setelah pengobatan
yang sukses < 5 %.
Kesimpulan

Sinusitis adalah inflamasi


mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu Etiologi sinusitis yaitu infeksi
virus, bakteri dan jamur. Klasifikasi dari sinusitis
oleh rinitis sehingga sering
berdasarkan berdasarkan total
disebut rhinosinusitis. Sinusitis Pembagian penyebab lain yaitu skor visual analogue scale (VAS)
dapat terjadi pada salah satu sinusitis rhinogenik dan dan klinis.
dari keempat sinus yang ada dentogenik.
(maksilaris, etmoidalis, frontalis
atau sfenoidalis).

Gejala klinis sinusitis akut =


hidung tersumbat disertai
dengan nyeri/rasa tekanan
Diagnosis ditegakkan Tujuan utama penatalaksanaan
pada muka dan ingus purulen,
berdasarkan anamnesis, sinusitis adalah: Mempercepat
yang seringkali turun ke
pemeriksaan fisik, dan penyembuhan; Mencegah
tenggorok (post nasal drip).
pemeriksaan penunjang. komplikasi; Mencegah
Gejala klinis sinusitis kronik
tidak khas sehingga sulit perubahan menjadi kronik.
didiagnosis
Daftar Pustaka
Mangunkusumo E & Soetjipto D. Sinusitis. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi keenam.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007
Fokkens W, Lund V, Mullol J, et al. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps. Rhinology, 2012.
Busquets JM, Hwang PH. Nonpolypoid rhinosinusitis: Classification, diagnosis and treatment. In Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD,
eds. Head & Neck Surgery Otolaryngology. 4th ed. Vol 1. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2006; 406-416.
Arivalagan, Privina. The Picture Of Chronic Rhinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011. E Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1
Tahun 2013
Soetjipto D & Mangunkusumo E. Sinus paranasal. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi
keenam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007
Ballenger JJ. The technical anatomy and physiology of the nose and accessory sinuses. In Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head, &
Neck. Fourteenth edition Ed. Ballenger JJ. Lea & Febiger. Philadelphia, London, 1991: p.3-8
Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku ajar penyakit tht. Edisi keenam. 1997. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Lund VJ. Anatomy of the nose and paranasal sinuses. In : Gleeson (Ed). Scott-Brownss Otolaryngology. 6th ed. London : Butterworth,
1997: p.1/5/1-30.
Yilmaz AS, Naclerio RM. Anatomy and Physiology of the Upper Airway. Available at:
http://pats.atsjournals.org/content/8/1/31.full.pdf+html. Accessed on: 22/06/2012
Anonim, Sinusitis, dalam ; Arif et all, editor. Kapita Selekta Kedokteran, Ed.3, Penerbit Media Ausculapius FK UI, Jakarta 2001, 102
106
Mark A. Zacharek, Preeti N. Malani, Michael S. Benninger. An approach to the diagnosis and management of acute bacterial
rhinosinusitis. 2005.
Katzung, B.G., 2008. Farmakologi Dasar dan Klinik. 6th ed. Jakarta: Appleton and Lange.
Gunawan, S. G dkk. Farmakologi Dan Terapi, Edisi 5. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI. 2007
Brook I, Benson BE, Riauba L, Cunha BA. Acute sinusitis. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/232670-overview.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai