Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO 2 “NAFASKU BERBAU”

STEP 1 : MENGKLARIFIKASI ISTILAH Rinoskopi anterior adalah pemeriksaan rongga hidung


dari depan dengan memakai spekulum hidung. Di
1. Post nasal drips  gejala berupa berupa perasaan adanya
belakang vestibulum dapat dilihat bagian dalam hidung.
aliran lendir dari hidung ke tenggorokan dan dapat
Saluran udara harus bebas dan kurang lebih sama pada
menyebabkan batuk dan perasaan bernapas tidak lega.
kedua sisi. Pada kedua dinding lateral dapat dilihat
konka inferior. Hal-hal yang harus diperhatikan pada
rinoskopi anterior ialah : ü Mukosa. Dalam keadaan
normal, mukosa berwarna merah muda. Pada radang
berwarna merah, sedangkan pada alergi akan tampak
pucat atau kebiru-biruan (livid). ü Septum. Biasanya
terletak di tengah dan lurus. Diperhatikan apakah ada
deviasi, krista, spina, perforasi, hematoma, abses dan
lain-lain. ü Konka. Diperhatikan apakah konka besarnya
normal (eutrofi, hipertrofi, hipotrofi atau atrofi). ü
Sekret. Bila ditemukan sekret pada rongga hidung, harus
diperhatikan banyaknya, sifatnya (serous, mukoid,
2. Cephalgia  nyeri kepala atau sakit kepala. Cephalgia mukopurulen, purulen atau bercampur darah) dan
dapat menimbulkan gangguan pada pola tidur, pola lokalisasinya (meatus inferior medius, atau superior).
makan, menyebabkan depresi sampai kecemasan pada Lokasi sekret ini penting artinya, sehubungan dengan
penderitanya. Cephalgia biasanya ditandai dengan nyeri letak ostium sinussinus paranasal dan dengan demikian
kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak dapat menunjukkan dari mana sekret tersebut berasal.
berdenyut, nyeri tidak berpusat pada satu titik, terjadi Krusta yang banyak ditemukan pada rhinitis atrofi.
secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan 6. Konka nasalis tampak edema  Pembengkakan pada
konsentrasi. Terdiri dari cephalgia primer dan sekunder. konka nasalis
3. Caries gigi  suatu penyakit infeksi yang dihasilkan 7. Pemeriksaan rhinoskop posterior post nasal drips 
dari interaksi bakteri. Karies gigi terjadi karena proses Dilakukan seperti pada pemeriksaan nasofaring dan
demineralisasi dari interaksi bakteri pada permukaan biasanya sekaligus bersama-sama pemeriksaannya.
gigi. Bakteri bersifat asam sehingga dalam periode Pemeriksaan ini lebih sulit dan memerlukan ketrampilan,
waktu tertentu, asam akan merusak email gigi dan ketenangan pasien dan kerjasama pasien. Menggunakan
menyebabkan gigi menjadi berlubang. kaca reflektor dan lampu kepala. Dengan menggunakan
4. Epistaksis  kegawatdaruratan bidang THT-KL. spatel, lidah ditekan kebawah. Pada saat memasukkan
Perdarahan dari hidung. Perdarahan akut yang berasal kaca reflektor, penderita diminta bernafas dari mulut,
dari vestibulum nasi, kavum nasi atau nasofaring. tetapi setelah kaca masuk penderita diminta bernafas dari

5. Pemeriksaan rhinoskop anterior  Pemeriksaan hidung. Yang perlu diperhatikan adalah : Bagaimana

rinoskopi anterior dilakukan dengan menggunakan keadaan koana, Septum nasi, Konka nasalis media dan

spekulum hidung yang dimasukkan kedalam kavum nasi. superior, Adakah sekret atau postnasal drip, Adakah

Kemudian struktur kavum nasi dilihat dengan masa tumor, Bagaimana keadaan fossa Rossenmuller,

menundukkan dan menegakkan posisi kepala penderita. Bagaimana keadaan muara tuba eustachi dan Pada anak

Yang dilihat adalah : Konka inferior nasi, Vestibulum, kecil perhatikan keadaan adenoidnya.

Meatus inferior, Meatus Media, Konka media, Septum


STEP 2 : MENDEFINISIKAN MASALAH
nasi (apakah ada tumor atau tanda-tanda radang) ?

Putri Aswariyah Ramli


SKENARIO 2 “NAFASKU BERBAU”
1. Dasar diagnosis (terletak di dahi), dan sinus sfenoidalis (terletak di
Jawab : Rhinosinusitis kronik belakang dahi).
2. Patofisiologi
- Penyebab hidung tersumbat, berbau busuk, dan
penciuman menurun
- Penyebab lendir yang terus mengalir di belakang
tenggorokan
- Penyebab pasien mengalami cephalgia, dahi, dan
pipi terasa penuh (Posisi dari sinusnya
mempengaruhi)

Jawab : Patofisiologi

Inflamasi mukosa hidung  pembengkakan (udem) dan


eksudasi  obtruksi (blockade) ostium sinus 
gangguan ventilasi & drainase, resorpsi oksigen yang
ada di rongga sinus  hipoksi (oksigen menurun, pH
menurun, tekanan negative)  permeabilitas kapiler
meningkat, sekresi kelenjar meningkat  mransudasi,
peningkatan eksudasi serus, penurunan fungsi silia 
retensi sekresi di sinus pertumbuhan kuman.

Kegagalan aliran mukus dan menurunnya ventilasi sinus


Sinus maksilaris adalah sinus yang terbesar dan dasarnya
adalah penyebab utama berkembangnya penyakit
memiliki hubungan dengan dasar akar gigi, sehingga
rinosinusitis. Inflamasi yang terjadi di mukosa hidung
dapat berasal dari infeksi gigi. Akar gigi geraham rahang
akan memicu terjadinya pembengkakan dan eksudasi
atas umumnya berada sangat dekat dengan dasar sinus
yang dapat mengakibatkan obtruksi pada ostium sinus.
maksilaris.
Obstruksi tersebut akan menyebabkan terjadinya
gangguan ventilasi, drainase, dan resoprsi oksigen
dirongga sinuss yang berujung pada hipoksia sehingga
akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
dan sekresi kelenjar. Efek berulang dari adanya
transudasi dan peningkatan fungsi silia akan Gigi berlubang disebabkan karena kerusakan gigi yang
menyebabkan retensi sekresi di sinus. muncul secara bertahap. Fase awalnya dimulai ketika
plak menumpuk di gigi lalu mulai menyebarkan bakteri
sehingga terjadi pembusukan yang menyebabkan gigi
3. Dampak dari sakit gigi dan caries gigi yang tidak
jadi berlubang. Dengan adanya temuan akar gigi yang
mendapat perawatan
mencapai ke rongga sinus, apa bila terdapat infeksi pada
Jawab :
gigi atau gigi berlubang, kuman dapat menyebar hingga
Sinus merupakan beberapa pasang ruang kosong yang
ke rongga sinus dan menyebabkan terjadinya sinusitis.
terhubung ke rongga hidung. Di sekitar rongga hidung
terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris (terletak di
4. Interpretasi hasil pemeriksaan rhinoskop anterior
pipi), sinus etmoidalis (kedua mata), sinus frontalis
dan posterior
Putri Aswariyah Ramli
SKENARIO 2 “NAFASKU BERBAU”
Jawab :
- Pemeriksaan rhinoskop anterior ditemukan sekret
kental bewarna kehijauan di meatus media kanan
dan kiri, konka nasalis tampak edema 
kemungkinan sinus yang terlibat adalah maksila,
frontal, atau etmoid anterior)
- Pemeriksaan rhinoskop posterior post nasal drips (+)
 sekret mengalir dari hidung ke tenggorokan  di
belakang muara tuba Eustachius, maka berasal dari
sinus-sinus bagian posterior (sfenoid, etmoid
posterior).

Putri Aswariyah Ramli

Anda mungkin juga menyukai