PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20
minggu. 11
yang disebut kematian janin ialah janin yang mati dalam rahim dengan berat
badan <500gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
Di Negara berkembang, angka lahir mati ini telah menurun dari 15-16 per
1000 kelahiran total pada tahun 1960-an menjadi 7-8 per 1000 kelahiran pada
tahun 19903. Hal ini tergantung dari kualitas pelayanan kesehatan tiap Negara. 13
Dari data the National Vital Statistics Report tahun 2005 menunjukkan
bahwa rata-rata jumlah kematian janin dalam kandungan terjadi sekitar 6.2 per
1000 kelahiran8
Untuk mendiagnosa suatu kematian janin atau Intra Uterine Fetal Death
1
janin, gerakan janin), dan pemeriksaan penunjang (USG, HCG). Penyebab
terbanyak terjadinya IUFD disebabkan oleh janin yang di kandung oleh ibu yaitu
5
sekitar 20-40%.
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin
tidak jelas. Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau
resiko terjadinya IUFD. Mereka yang berada dalam status sosioekonomi rendah
Bila terjadi kematian janin dalam rahim maka pilihan perawatannya adalah
persalinan. Sekitar 90% perempuan akan melahirkan spontan pada minggu ketiga
1.2 Tujuan
diagnose IUFD
3. Mengetahui protocol, komplikasi, penatalaksanaan, serta
pencegahan IUFD
4. Mengetahui bagaimana memantau kesejahteraan janin dan
prognosis IUFD
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kematian janin atau Intra Uterine Fetal Death (IUFD) yaitu kematian
yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester
kedua1.
Gynecologists yang disebut kematian janin ialah janin yang mati dalam rahim
dengan berat basdan <500gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim
pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir
1. Early Fetal Death : kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan
dari 28 minggu.
3
Gb.1 Contoh IUFD
2.2 Etiologi
janin tidak jelas. Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal,
Post term (>42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus
pada usia ibu > 40 tahun, pada ibu infertile, komokonsentrasi pada ibu,
4
riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma
Di Negara berkembang, angka lahir mati ini telah menurun dari 15-16
per 1000 kelahiran total pada tahun 1960-an menjadi 7-8 per 1000 kelahiran
pada tahun 19903. Hal ini tergantung dari kualitas pelayanan kesehatan tiap
Negara. 13
Dari data the National Vital Statistics Report tahun 2005 menunjukkan
bahwa rata-rata jumlah kematian janin dalam kandungan terjadi sekitar 6.2
karena belum ada survey yang menyeluruh. Angka yang ada ialah angka
kematian perinatal dari rumah sakit besar yang pada umumnya merupakan
maternal juga akan meningkatkan resiko IUFD. Wanita diatas usia 35 tahun
dengan wanita pada usia 20-29 tahum. Resiko terkait usia ini cenderung lebih
5
berat pada pasien primipara dibanding multipara. Alasan yang mungkin dapat
menjelaskan sebagian resiko terkait usia ini adalah insiden yang lebih tinggi
matang.
6
cairan serosa di rongga toraks dan abdomen. Lepuh-
coklat.
5. Maserasi tingkat III ( 3 minggu): janin lemas sekali,tulang-tulang
7
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin dalam kandungan:
1. Faktor Ibu
a. Umur 17
Bertambahnya usia ibu, maka terjadi juga perubahan
reproduksi yang baik untuk seorang ibu hamil adalah usia 20-40
tahun.
Pada umur ibu yang masih muda organ-organ reproduksi dan
maupun pada janin. Ibu hamil yang telah melahirkan lebih dari 5
c. Pemeriksaan Antenatal 16
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang
antenatal.
8
1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( umur
4-6 bulan).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (umur kehamilan
7-9 bulan).
mungkin terdapat pada ibu hamil dapat diobati dan ditangani dengan
segera.
ini dapat dilihat melalui tinggi fundus uteri dan terdengar atau
d. Penyulit/ Penyakit
1. Anemia
Hasil konsepsi seperti janin, plasenta dan darah
besi. Jumlah ini merupakan 1/10 dari seluruh zat besi dalam
tulang. 16
9
Selama masih mempunyai cukup persediaan zat besi,
berikut : 12
a. Normal : 11 gr %
b. Anemia ringan: 9-10 gr %
c. Anemia sedang: 7-8 gr%
d. Anemia berat : <7gr%
2. Pre-eklampsi dan eklampsi
dengan retensi air dan garam. Jika semua arteriola dalam tubuh
3. Solutio plasenta
Solutio plasenta adalah keadaan dimana plasenta
10
menuju keruang intervirale maka terjadila anoksemia dari
janin. 17
4. Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit
sebelum lahir. 16
5. Rhesus Iso-Imunisasi
anemia ini diseut rhesus iso-imunisasi. Hal ini dapat terjadi begitu
11
saja di awal kehamilan, tetapi perlahan-lahan sesuai perkembangan
bersama urine bayi. Jika banyak sel darah merah yang hancur maka
12
mendekati 10% semua persalinan. Pada umur kehamilan
batas antara dua bagian ini makin lama makin tinggi dan
13
terjadi lingkaran retraksi patologik sehingga dapat
mayor yang dilaporkan pada bayi lahir mati sangat bervariasi, dan
kausa kematian janin yang lebih sering pada wanita dari golongan
struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
14
kelainan congenital, umunya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir
yang lain. Kuman dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga
dapat pula terjadi walaupun ketuban msih utuh, misalnya pada partus
15
Tali pusat sangat penting artinya sehingga janin bebas
16
tali pusat pada leher sangat berbahaya, apalagi bila terjadi lilitan
panggul, makin erat lilitan tali pusat dan makin terganggu aliran
5. Test kehamilan menjadi negatif (-), terutama setelah janin mati 10 hari.
1) Anamnesa
Pada anamnesis gerakan menghilang. Pada pemeriksaan
pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi fundus uteri
mengecil.
2) Gejala
Jika kematian janin terjadi di awal kehamilan, mungkin tidak akan
17
biasa dialami (mual, muntah, sering berkemih, kepekaan pada
dicurigai jika janin tidak bergerak dalam jangka waktu yang cukup
lama.
3) Tanda-tanda.
Ketidak mampuan mengidentifikasi denyut jantung janin pada ANC
ini foto rontgen sudah tidak digunakan lagi dan sekarang beralih
18
Gb.3 Tanda Spalding sign pada pemeriksaan USG
19
Pengelolahan kehamilan selanjutnya bergantung pada
matang.
coklat.
20
o Derajat maserasi
2. Tali pusat
o Prolaps
o Pembengkakan leher, lengan , kaki
o Hematoma tau striktur
o Jumlah pembuluh darah
o Panjang tali pusat
3. Cairan Amnion
o Warna- mekonium, darah
o Konsistensi
o volume
4. Plasenta
o Berat plasenta
o Bekuan darah dan perlengketan
o Malformasi struktur sirkumvalata, lobus aksesoris
o Edema- perubahan hidropik
5. Membran Amnion
o Bercak/noda
o Ketebalan
segera janin lainnya. Jika janin kedua masih dapat bertahan hidup,
21
maka janin tersebut memiliki risiko tinggi terkena ensefalomalasia
multikistik.
Bila salah satu bayi kembar ada yang meninggal dapat terjadi
rumit bila kematian janin terjadi pada salah satu bayi kembar.
ibu, dilakukan pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan dan gula darah.
22
Diberikan KIE pada pasien dan keluarga tentang penyebab kematian janin.
secara vaginal. (50-100 ug tiap 4-6 jam ) dan induksi oksitosin. Pada
2.12 Pencegahan 5
pengobatan.
3. Medeteksi gejala awal IUFD atau tanda fetal distress.
2.13 Pemantauan Kesehjateraan Janin 17,3,4,15
Tujuannya untuk deteksi dini ada tidaknya faktor-faktor
23
1. Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap
kehamilan.
Diukur pada keadaan pasien terlentang, pada keadaan uterus
24
Normalnya terdapat 3 gerakan janin dalam 1 jam,
25
untuk menilai fungsi plasenta. Jika abnormal berarti terjaadi
terjadi asidosis.
f. Ultrasonografi (USG)
Dapat digunakan untuk menilai :
Kantong gestasi : jumlah, ukuran, lokasi,
bentuk,keadaan.
Janin: hidup,/mati, presentasi, pertmbuhan, kelainan
26
digunakan untuk menilai hubungan antara denyut jantung
Test (OCT).
2.14 Prognosis 10
kembali hamil). Untunglah terjadinya kembali anak mati dalam rahim sangat
jarang. Selain faktor herediter, hanya penyakit ibu seperti diabetes mellitus,
Kecelakaan karena tali pusat tidak akan berulang. Tetapi aneuploidy bersiko
berulang sebesar 1% dan syndrome dan yang baik dapat dicegah berulangnya
kematian anak. Bila penyebabnya adalah penyakit ibu seperti hypertensi atau
diabetes mellitus, dengan control yang baik, kita dapat mencegah berulangnya
27
BAB III
KESIMPULAN
yang disebut kematian janin ialah janin yang mati dalam rahim dengan berat
badan <500gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin
tidak jelas. Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau
ada lagi gerakan janin, perut ibu yang tidak membesar dan tidak adanya DJJ, serta
28
Untuk penatalaksanaan IUFD yaitu dilahirkan secara pervaginam,
tanpa komplikasi. Persalinan dapat terjadi secara aktif dengan induksi persalinan
rupture uteri. IUFD juga dapat dicegah dengan antenatal yang rutin dan berkala.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://cpddokter.com/home/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=938
2. Cuningham FG., Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth, JC.,
2001.
5. Dwi Ayu W. 2010. Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Malang. Bapelkes
6. Ezechi OC, Kalu Bke, Ndububa VI, Nwokoro CA. Induction of Labour by
2004;54(6):561-3
30
7. Hendaryono,H. 2007. Patologi kebidanan.
http://emedicine.medscape.com/article/259165-overview
Aesculapius FKUI.
Universitas Surabaya.
15. Scoot, James. Disaia, Philip. Hammond, B.Charles, Danforth. 2002. Buku
16. Tiara Ajeng W. 2013. GIP0000A0 dengan Intra Uterine Fetal Death e.c
31
17. Winknjosastro H. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi III, cetakan lima. Yayasan
357-8. 785-790
Jakarta: YBP-SP.
32