Anda di halaman 1dari 6

BAB III

RENCANA PROGRAM

A. Rencana Kegiatan

1. Pengobatan penderita Askariasis

Pengobatan penyakit cacing gelang dapat dilakukan dengan


berbagai macam anthelmintic, antara lain befenium hidroksinafloat,
tetraldoretilen, pirantel pamoat, dan mebendazole.
Berikut merupakan cara dan dosis penggunaan obat-obatan
anthelmintic :
a. Pemberian pirantel pamoat selama 3 hari, atau
b. Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 100 mg, 2x sehari,
selama 3 hari,
c. Albendazole 400 mg, dosis tunggal, tidak diberikan pada
wanita hamil.

2. Penyuluhan Pencegahan Infeksi Askariasis

Penyuluhan adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari


sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat
agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan
yang diharapkan. Dalam kasus ini penyuluhan tetang
pencegahan infeksi cacing gelang di Desa Asih Kecamatan
Bandara Kabupaten Cendana sebaiknya dilaksanakan.Dalam
penyuluhan ini penjelasan tentang cacing gelang yang paling
sering disebabkan oleh Cacing Ascaris Lumbricoides serta cara
penularannya. Sasaran penyuluhan ini adalah kepala keluarga
dan murid-murid SDN Asih, Desa Asih, Kecamatan Bandara,
Kabupaten Cendana.
Tujuan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pengenalan tanda-tanda penderita cacing
gelang dan kemana mencari pertolongan pengobatan, untuk
meningkatkan pemahaman bagaimana mencegah penularan
cacing gelang.
Langkah penting yang harus dilakukan dan dipahami untuk
mencegah terjadinya penularan Infeksi Cacing gelang antara
lain:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya akan terjadinya
penyakit tesebut dan penularanya, dan penting juga untuk selalu
menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
b. Pengadaan Fasilitas MCK keluarga, sehingga kotoran manusia
tidak menyebabkan pencemaran pada tanah disekitar lingkungan
tempat tinggal kita.
c. Menghindari penggunaan tinja sebagai Pupuk.
d. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan Aktifitas dengan
menggunakan sabun dan air mengalir.

Metode penyuluhan yang digunakan yaitu:


a. Memanfaatkan waktu pertemuan warga sebagai media
penyuluhan.
Pertemuan dengan warga sangat penting sebagai media
untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya sanitasi
lingkungan, pengadaan fasilitas MCK, penambahan
pengetahuan tentang proses terjadinya infeksi cacing gelang
beserta faktor resiko terjadinya infeksi dan pengobatanya, serta
pentingnya tindakan preventif. Maka perlunya dilakukan
penyususnan program.-program khusus untuk kegiatan
penyuluhan di puskesmas.
b. Menyusun program khusus untuk kegiatan penyuluhan di
Puskesmas
Penghimbauan tentang pentingnya Sanitasi lingkungan:
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.

3. Meningkatkan Fasilitas Sanitasi

Ketersediaan jamban sangat di perlukan sebagai sarana tempat


pembuangan tinja. Pembuangan tinja yang kurang memenuhi syarat
kesehatan, misalnya: buang air besar sembarangan seperti di atas tanah atau
di sungai akan menyebabkan telur-telur cacing dapat tertelan oleh manusia
melalui kontaminasi. Pembuangan tinja yang memenuhi persyaratan akan
mengurangi jumlah infeksi. Hal ini penting di perhatikan terutama bila
berhubungan dengan anak-anakyang melakukan defekasi di tanah (Ascaris).
Ada hubungan signifikan antara ketersediaan jamban SPAL dengan faktor
risiko infeksi kecacingan pada anak.
Dari data yang didapatkan , diketahui bahwa masih tingginya
perilaku buang air besar sekitar rumah, perilaku ini adalah salah satu faktor
yang berperan besar dalam penyebaran penyakit, disamping itu peranan tinja
dalam penyebaran penyakit dapat langsung mengkontaminasi makanan,
minuman, sayuran, air,tanah serangga (lalat,kecoa dan sebagainya).
Maka pentingnya untuk pengadaan dan perbaikan fasilitas MCK
contoh dengan cara arisan jamban sebagai upaya preventif penyebaran
penyakit oleh kotoran manusia. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan
tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, akan mempercepat
penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan lewat tinja. Penyakit yang
dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain: tipus, disentri, kolera,
bermacam-macam cacing (cacing gelang, cacing kremi, cacing gelang,
cacing pita)

B. Menentukan Prioritas Kegiatan

Menentukan urutan prioritas kegiatan dapat dilakukan dengan


menggunakan scoring system dengan langkah-langkah sebagai berikut
:

Tabel 1 : Skoring untuk menentukan urutan prioritas kegiatan hasil

skoring kelompok diperoleh urutan prioritas sebagai berikut:

Efektivitas Efisiensi Hasil


No Alternatif Kegiatan
M I V C

1 4 3 4 2 24
Pengobatan penderita askariasis di

Desa Asih Kecamatan Bandara,

Kabupaten Cendana

2 3 3 3 3 9
Penyuluhan tentang pencegahan

infeksi askariasis di Desa Asih

Kecamatan Bandara, Kabupaten

Cendana.

3 4 4 4 2 32
Meningkatkan fasilitas sanitasi di Desa

Asih Kecamatan Bandara, Kabupaten

Cendana.
Keterangan :

P : Prioritas jalan keluar

M : Magnitude, besarnya masalah yang bias diatasi apabila solusi ini

dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah ini)

I : Implementasi, kelanggengan selesainya masalah.

V : Valiability, sensitifnya dalam mengatasi masalah

C : Cost, biaya yang diperlukan

Dengan demikian prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan untuk


memecahkan masalah kejadian cacing gelang di Desa Asih Kecamatan Bandara,
Kabupaten Cendana, adalah meningkatkan fasilitas sanitasi guna mencegah dan
memutus rantai penularan penyakit askariasis di Desa Asih Kecamatan Bandara,
Kabupaten Cendana.

C. Program Peningkatan Fasilitas Sanitasi di Desa Asih

1. Inventarisasi Sasaran
Inventarisasi sasaran melibatkan 66 KK (Kepala Keluarga)
yang memiliki fasilitas sanitasi yang kurang baik dengan target
80% rumah dengan sanitasi yag kurang baik. Inventarisasi sasaran
di lakukan pada minggu pertama sampai minggu ketiga. Kegiatan
dari inventarisasi sasaran yaitu menghitung fasilitas sanitasi yang
kurang baik seperti jamban, bak sampah dan penyediaan air
minum. Tenaga pelaksana untuk inventarisasi sasaran adalah
petugas pukesmas dibantu oleh kader kesehatan.

2. Sosialisasi peningkatan sanitasi


Pada sosialisasi peningkatan fasilitas sanitasi sasaran di
fokuskan pada 66 KK (Kepala Keluarga) yang memiliki sanitasi
yang kurang baik dimana untuk rincian kegiatan yaitu memberikan
sosialisasi tentang rencana peningkatan fasilitas sanitasi yang
kurang baik.

3. Menyiapkan tenaga dan peralatan perbaikan peningkatan fasilitas


sanitasi

Pada rencana kegiatan ini sasaran lebih fokus untuk


perbaikan fasilitas sanitasi dimana sasarannya merupakan petugas
kesehatan dan pembangunan desa. Dimana rincian kegiatan pada
rencana kegiatan ini adalah memilih tenaga yang siap
melaksanakan tugas, inventarisasi kebutuhan bahan dan alat dan
check dan recheck.
4. Perbaikan fasilitas sanitasi

Sasaran dari rencana kegiatan ini adalah 66 KK (Kepala Keluarga)

yang memiliki sanitasi yang kurang baik. Untuk rincian kegiatan dari

rencana kegiatan ini adalah .memperbaiki fasilitas sanitasi yang kurang

baik seperti jamban, bak sampah dan membangun saluran air bersih untuk

penyediaan air minum.

5. Evaluasi

Dari evaluasi tersebut dapat diketahui jumlah fasilitas sanitasi yang

diperbaiki dan menyusun instrumen evaluasi peningkatan fasilitas sanitasi.

Rencana kegiatan ini di lakukkan pada minggu ketiga sampai minggu ke

empat dimana evaluasi tersebut dilakukan oleh petugas puskesmas dibantu

kader kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai