Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari
24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena
trauma maupun infeksi. Kelompok umur lebih dari 40 tahun merupakan faktor
risiko tinggi terjadinya stroke. Stroke merupakan kondisi akut dan serius. Waktu
emas (golden period) hanya tiga jam. Oleh karena itu, orang yang menunjukkan
gejala stroke harus segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Jika dalam kurun waktu itu penderita mendapat pemeriksaan dan penanganan
yang tepat, maka ia akan terhindar dari kematian, komplikasi, atau kecacatan
(Vidale et al, 2016). Menurut data World Health Organisation (WHO) tahun 2001
(dalam Setyopranoto, 2011) menyebutkan bahwa, jumlah penderita stroke di
seluruh dunia berjumlah 20,5 juta jiwa. WHO memprediksikan bahwa kematian
akibat stroke akan semakin meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit
jantung dan kanker, kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta pada
tahun 2030. Data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia
menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan pertama di Asia sebagai negara
dengan jumlah penderita stroke terbanyak. Di Indonesia, stroke merupakan
penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan,
berdasarkan hasil survei Departemen Kesehatan tahun 2007 menunjukkan bahwa
stroke sebagai penyebab utama kematian pasien di Rumah Sakit Indonesia tahun
2006. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke.
Menurut Falluji (2012) dalam Bahrudin (2016), sampai saat ini stroke masih
merupakan masalah besar, sekaligus tantangan dibidang kesehatan, karena stroke
menduduki peringkat kedua setelah penyakit jantung atau ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker dalam urutan penyebab kematian. Data di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian,
kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur adalah: sebesar
15,9% (umur 45-55 tahun); 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65
tahun). Kejadian stroke (insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk dan
kecacatan;1,6% tidak berubah; 4,3% semakin memberat. Penderita laki-laki lebih
banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia
45-64 tahun 54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33,5%.
Menurut Miller (2016) tujuan dari penatalaksanaan stroke secara umum
adalah menurunkan morbiditas dan menurunkan tingkat kematian serta
menurunnya angka kecacatan. Salah satu upaya yang berperan penting untuk
mencapai tujuan tersebut adalah pengenalan gejala-gejala stroke dan penanganan
stroke secara dini yang dimulai dari penanganan prahospital yang cepat dan tepat.
Keberhasilan penanganan stroke akut dimulai dari pengetahuan masyarakat dan
petugas kesehatan, bahwa stroke merupakan keadaan gawat darurat; seperti infark
miokard akut atau trauma. Filosopi yang harus dipegang adalah time is brain dan
the golden hour. Dengan adanya kesamaan pemahaman bahwa stroke dan TIA
merupakan suatu medical emergency maka akan berperan sekali dalam
menyelamatkan hidup dan mencegah kecacatan jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai