Anda di halaman 1dari 61

BEDAH

Life support
A ─B─ C─ D ─ E
Quick Diagnosis – Quick Treatment

A= Airway, bebaskan jalan nafas, Lindungi C-spine


B= Breathing, beri bantuan nafas, tambah oksigen
C= Circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D= Disability/SSP, cegah TIK ↑
E= Exposure, buka semua baju, cegah hipotermi

Pasien obstruksi (A) atau apneu (B) akan mati dalam 3-5 menit
Pasien shock berat (C) akan mati dalam 1-2 jam
Pasien coma (D) akan mati dalam 1 minggu
2
Manajemen Jalan Nafas
Triple Airway Manuver

Jaw thrust paling direkomendasikan untuk curiga trauma cervical,


kapan curiga trauma cervical?

Akibat lidah jatuh


Snoring (OPA/Gudel)

Akibat cairan
Gargling (Suction)

Stridor Penyempitan jalan nafas


Pola Nafas
Perkiraan Kehilangan Darah
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
KEHILANGAN DARAH SAMPAI 750 CC 750-1500 CC 1500-2000 CC > 2000 CC

% VOLUME DARAH SAMPAI 15% 15% - 30% 30% - 40% > 40%
DENYUT NADI < 100 > 100 > 120 > 140
TEKANAN DARAH Normal Menurun Menurun Menurun
TEKANAN NADI Normal atau Naik Menurun Menurun Menurun
FREKUENSI 14 -20 20 - 30 30 - 40 > 35
PERNAFASAN
PRODUKSI URINE > 30 20-30 5-15
Tidak Berarti
(ml/jam)
Sedikit Cemas Agak Cemas Cemas, Bingung Bingung, lesu
STATUS MENTAL (lethargic)
PENGGANTIAN KRISTALOID KRISTALOID KRISTALOD & DARAH KRISTALOID & DARAH
CAIRAN (Hukum 3:1)
Soal No. 1
Seorang pria usia 35 tahun dibawa ke IGD Puskesmas post KLL dengan
penurunan kesadaran. Dari pemeriksaan didapatkan snoring (+), GCS
E2M5V2, terdapat hematom pada frontoparietal dextra. Apa tata
laksana awal pada pasien ini?
A. Head tilt + chin lift

B. Jaw thrust

C. Pemasangan OPA

D. Intubasi endotrakeal

E. Oksigenasi 100% 8 lpm


Soal No. 2
Seseorang umur 24 tahun kecelakaan lalu mengalami perdarahan
aktif. Saat dilakukan pemeriksaaan didapatkan kesadaran menurun,
tekanan darah 60.palpasi, nadi 120x/menit, napas 32x/menit. Akral
teraba dingin, berkeringat, pucat. Apa yang terjadi pada pasien?
A. kehilangan volume darah sampai dengan 10% average blood loss
B. kehilangan volume darah lebih dari 30% average blood loss
C. kehilangan volume darah sampai dengan 10% average blood loss
D. kehilangan volume darah sampai dengan 30% average blood loss
E. kehilangan volume darah lebih dari 40% average blood loss
Soal No. 3
Seorang laki-laki 52 tahun, datang dengan keaadaan tidak sadarkan
diri sejak 2 jam yang lalu stelah terlibat kecelakaan lalu lintas.
Didapatkan TD 90/60, nadi 82x/mnit, RR 18x/ mnit, suhu 37°C, dan
tipe nafas apneustik. Dimana letak lesi pada keaadan pasien ini?
a. Midbrain
b. Mesencephalon
c. Diencephalone
d. Pons
e. Medula Oblongata
Trauma Capitis : KATA KUNCI UKMPPD
Epidural Hematoma Subdural Subarachnoid ICH
Hematoma Hemorrhage
Gejala khas Lucid interval Perunan kesadaran Thunderclap Nyeri kepala,
perlahan headache muntah proyektil
PF umum umum Meningeal sign (+) (-)

Pembuluh darah a. Meningea media Vena penghubung Sering pada daerah PD intracerebral
vertebrobasiller.
Temuan CT-Scan Biconvex/lenticular Semilunar/crescent Filling the sulci, Hiperdens pada
shape shape gambaran stelata, daerah cerebri
hiperdensitas pada
cysterna basalis.
Tatalaksana SUPPORTIF, KONTROL TIK dan EVAKUASI ATAS INDIKASI
SAH

EDH

ICH

SDH
TATALAKSANA
• Posisi tidur lurus  head up 15-30 derajat.
• Jaga tekanan darah  Nacl 0,9% 1,5 ml/kgBB menjaga euvolemia
(>> :edema cerebri, << : iskemia cerebri)
• Atasi kejang : diazepam 10 mg IV pelan, dapat ditambah hingga kejang berhenti. Awasi
depresi nafas  dilanjutkan phenytoin bolus 10-18 mg/kgBB encerkan dengan aqua
steril 20 ml IV pelan, dilanjut 8 ml/kgBB.
• Menjaga suhu tubuh normal : <37oC, berikan paracetamol bila perlu.
• Atasi hipoksia dan kelainan asam basa darah.
• Ada tanda-tanda peningkatan TIK, TIDAK ADA hipotensi atau gagal ginjal atau gagal
jantung  mannitol 20% 200 ml bolus dalam 20 menit, atau 5 ml/kgBB, dilanjutkan
2ml/kgBB dalam 20 menit setiap 6 jam, jaga osmolalitas darah <320 mOsm. (Manitol :
0,25-1 mg/kgBB)
• Furosemide : dapat digunakan, efeks sinergis dengan mannitol
• Larutan hipertonis  diberikan apabila ada KI terhadap manitol
Fraktur Fossa Cranii Anterior
• Raccoon eyes
• Rhinorrhea
• “Halo sign”

Fraktur Fossa Cranii Media


“tidak ada gambaran yang khas”

Fraktur Fossa Cranii Posterior


• Otorrhea (Kebocoran LCS)
• Battle sign (kontusio pada os mastoideus)
Soal No. 4
Laki-laki 37 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan saat mengendarai
mobil. Tanda vital TD : 140/100 Nadi 91x/m RR 20x/m. Pasien tampak
bingung namun masih bisa menjalani pemeriksaan dengan kooperatif.
Tidak didapatkan defisit neurologis. Dari pemeriksaan CT Scan didapatkan
hasil dbn. Diagnosis yang mungkin adalah ?
A. Komusio serebri
B. Kontusio serebri
C. Epidural hematom
D. Subdural hematom
E. Perdarahan subarachnoid
Soal No. 5
Seorang laki-laki 48 tahun dibawa ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran post KLL 1 jam yang lalu. Pemeriksaan CT Scan kepala
didapatkan lesi hiperdens berbentuk crescent pada regio
frontotemporal sinistra. Apakah diagnosis pasien?
A. Perdarahan subdural

B. Perdarahan epidural

C. Perdarahan subarachnoid

D. Perdarahan intracerebral

E. Perdarahan intraventrikel
Soal No. 6
Seorang laki-laki dibawa ke IGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2
jam yang lalu, pasien tidak sadarkan diri, riwayat sebelumnya sempat pingsang
ditempat kejadian kemudian sadar kembali, namun dalam perjalanan ke RS
kembali tidak sadar. PF TD:110/60mmHg, N: 90x/m, RR: 22x/m, S:36,8. pupil
anisokor, dari CT scan tampak gambaran bikonveks. Diagnosis kasus tersebut
adalah…
A. SDH
B. ICH
C. EDH
D. IVH
E. DAI
Soal No. 7
Seorang laki-laki dibawa ke IGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2
jam yang lalu. Pasien tidak sadarkan diri, riwayat sebelumnya sempat pingsan
ditempat kejadian kemudian sadar kembali, namun dalam perjalanan ke RS
kembali tidak sadar. PF TD:110/60mmHg, N:90x/m, RR:22x/m, S:36,8. pupil
anisokor, dari CT scan tampak gambaran bikonveks. Pembuluh darah yang
menyebabkan keluhan?
A. Arteri Meningea Media
B. Bridging Vein
C. Arteri Karotis
D. Arteri Messenteric
E. Vena Serebri Interna
Trauma thorax : KATA KUNCI UKMPPD
Hemothorax Flail Chest Open Tension Tamponade
Pneumothora Pneumothorax jantung
x
Gejala khas Sesak, apabila Nafas paradoxal Sucking Deviasi trachea, Peningkatan JVP
berat dapat disertai wound peningkatan JVP,
shock. dapat syok
obstruktif.
PF Perkusi : PEKAK Tanda fraktur tulang Ventil Deviasi trachea, Peningkatan JVP,
iga mechanism peningkatan JVP hipotensi, suara
jantung menjauh
X-foto Radio-opak Fraktur 3 costae Radioluscent Radioluscent, Small heart sign
berturutan/2 garis deviasi trachea
dalam 1 iga
Tatalaksana Resusitasi (apabila Supportif + rujuk Plaster 3 sisi Needle Pericardiocentesis
ada) + WSD untuk fiksasi thoracostomy
Hemothorax DIAGNOSIS
Yang menjadi kegawatan pada hemothorax adalah massive
hemothorax.
I : Gerakan dada asimetris, yang lesi tertinggal, RR meningkat
Pa : Stem fremitus meningkat
Pe : Redup, pada masif sampai costa II
Adalah akumulasi darah Aus : SDV menurun/hilang
pada rongga pleura.
Terbagi menjadi : Gejala lain : Terdapat tanda-tanda syok  diatasi terlebih
• Minimal : <300 ml dahulu
• Moderate : 300-1500 ml
• Massive : >1500 ml Tatalaksana utama : WSD!
Tension Pneumothorax
• Terjadi ketika trauma membuat luka
yang bekerja seperti katup. Sehingga
membuat tekanan dalam cavum
pleura>tekanan udara luar.
• Gejala khas :
• Peningkatan JVP
• Shock
• Sesak nafas
• Deviasi trakea

Terapi : Needle thoracocentesis/thoracostomy dilanjutkan pemasangan chest tube.


UPDATE!

ATLS EDISI 10
Open Pneumothorax
• Etiologi : adalah pneumothorax yang diakibatkan oleh adanya luka penetrasi pada
rongga thorax.
• Adanya : “mediastinal flutter” dan “sucking wound”
Khas pada pemeriksaan fisik : adanya luka yang menyebabkan mekanisme ventil.
Terapi : Occlusive dressing tape in 3 sides.
Flail Chest
• Fraktur pd  2 tempat pada 1 costae ataupun
fraktur mengenai  3 costae yang berturutan baik
pada anterior maupun lateral.
• Gejala Khas :
• Paradoxal breathing
• Severe respiratory distress
• Nyeri >>, krepitasi pada palpasi rongga thorax
(tanda fraktur)
• Bisa sianosis, takikardi bahkan dapat gagal jantung.
• Terapi : ABCDE, ventilasi dan oksigenasi adekuat
serta anti-nyeri.
Soal No. 8
Seorang laki-laki usia 33 th dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak napas dan
nyeri dada post KLL 1 jam yang lalu. TD 100/70 mmHg, N 110 x/mnt, RR 30
x/mnt, suhu afebris. Pemeriksaan fisik hemithorax sinistra didapatkan inspeksi
pengembangan dada tertinggal, palpasi stem fremitus meningkat, perkusi
redup, auskultasi SD vesikuler melemah. Apa tata laksana kasus tersebut ?
A. Pemasangan chest tube di SIC 2 linea midclavicularis sinistra
B. Pemasangan chest tube di SIV 5 linea midclavicularis sinistra
C. Pemasangan chest tube di SIC 2 anterior linea midaxillaris sinistra
D. Pemasangan chest tube di SIC 5 anterior linea midaxillaris sinistra
E. Pemasangan chest tube di SIC 5 linea parastrernalis sinistra
Soal No. 9
Tn. Afgan usia 36 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Pasien mengeluh adanya nyeri dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik TD 90/60,
HR 130 x/menit, RR 40 x/menit. Pada dada kanan didapatkan gerak napas
paradoksal dan bunyi napas melemah. Pada foto dada menunjukkan gambaran
radiolusen paru kanan dan fraktur iga 3-6 kanan. Apa diagnosis pada pasien ini?
a. Flail chest dan contusion paru
b. Hematothoraks massif
c. Tension pneumothoraks
d. Open pneumothoraks
e. Tamponade jantung
Soal No. 10
Seorang laki-laki usia 38 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas setelah
mengalami kecelakaan dan dadanya terbentur stang sepeda. Pasien tidak ada riwayat
sesak sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi
98x/menit, RR 38 x/menit, suhu 36,7˚C, dan saat dilakukan pemeriksaan fisik paru
didapatkan gerak dada sebelah kiri tertinggal, perkusi di dapatkan suara hipersonor,
pada pemeriksaan rontgen didapatkan gambaran avaskular pada dada sebelah kiri.
Apakah komplikasi terberat yang dapat terjadi pada pasien ini?
A. Pneumothorax tertutup
B. Pneumothorax ventil
C. Tension pneumothorax
D. Hemothorax masif
E. Gagal napas
Soal No. 11
Tn. Willian, 52 tahun, dilarikan ke IGD dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada kiri
pasca kecelakaan 1 jam lalu. Dada pasien sempat terbentur ujung trotoar. Pada
pemeriksaan didapatkan TD 90/50 mmHg, HR 140x/menit, RR 28x/menit, suhu 36,6°C.
Pada PF didapatkan adanya jejas pada hemitoraks kiri, dan perkusi redup di seluruh
lapang paru kiri. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan hasil berikut. Diagnosis pasien
ini adalah?
A. Kontusio paru
B. Hematothorax
C. Pneumothorax
D. Flail chest
E. Tamponade jantung
LUKA BAKAR
Kategori Usia Cairan Urine Output

Api Dewasa 2 ml/kg x 0,5 ml/kg/jam


%TBSA
Anak < 14 th 3 ml/kg x 1 ml/kg/jam
%TBSA
Infant dan anak 3 ml/kg x 1 ml/kg/jam
< 30 kg %TBSA
Trauma elektrik Usia berapapun 4 ml/kg x 1-1,5
%TBSA ml/kg/jam
sampai URINE
BERSIH

• Indikasi Resusitasi Cairan pada Luka Bakar


• LB derajat II >10% (usia <10 tahun atau usia >50
tahun)
• LB derajat II >20% (usia 10-50 tahun)
LUKA BAKAR
(trauma inhalasi)
Paparan saluran napas terhadap suhu tinggi dan atau asap sisa pembakaran dapat
menyebabkan edema jalan napas
Kapan curiga?
1. Riwayat terbakar di dalam ruang tertutup
2. Riwayat terpapar pada ledakan
3. Luka bakar mengenai muka
4. Bulu hidung dan alis terbakar
5. Dijumpai deposit karbon dan tanda radang akut daerah orofaring
6. Sputum mengandung karbon

Tatalaksana : Intubasi ET!


Soal No. 12
Pasien laki - laki 33 tahun, dibawa ke igd post memanjat pohon atau tiang gitu
kemudian tersengat listrik pada bagian tangan dan betis, didapatkan warna
kehitaman dan tidak nyeri. Didapatkan pada PF, warna kehitaman dan seluruh
lapisan kulit hilang. Berapa derajat luka bakar pada pasien ini?
A. Luka Bakar derajat I
B. Luka Bakar derajat II
C. Luka Bakar derajat III
D. Luka Bakar derajat IV
E. Luka Listrik

(Soal UKMPPD Februari 2020)


Soal No. 13
Pasien laki-laki 25 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan tersiram air
panas 2 jam yang lalu. Pasien didapatkan luka bakar derajat II dengan
luas 50%. BB pasien 60kg. TD: 120/80mmHg, N: 88x/m, RR: 20x/m,
S:36. Pasien direncanakan akan diberikan terapi cairan. Berapa jumlah
cairan tahap awal yang akan diberikan pada pasien ini?
A. 2500
B. 3000
C. 5000
D. 6000
E. 4500
Soal No. 14
Laki – laki , 43 tahun, BB = 50 kg datang dengan keluhan luka bakar
pada perut dan dada. Didapatkan luka kemerahan dengan bulae (+).
TD = 120/80, Nadi 88 x/menit, S = 36,9 , RR = 20 x/ m. Berapakah
cairan yang harus diberikan?
A. 2700 pada 8 jam pertama, 3600 pada 16 jam selanjutnya
B. 2700 pada 8 jam pertama, 2700 pada 16 jam selanjutnya
C. 1800 pada 8 jam pertama, 1800 pada 16 jam selanjutnya
D. 1800 pada 8 jam pertama, 900 pada 16 jam selanjutnya
E. 900 pada 8 jam pertama, 900 pada 16 jam selanjutnya
Hirschprung Disease
• Kelainan kongenital akibat kegagalan migrasi krista
neuralis ke colon.
• Tidak terbentuk sel ganglionik pd plexus
myentericus (Auerbach) dan plexus submucosal
(Meissner)
• 80%  rectosigmoid FROG-BELLY SHAPED APPEARANCE

• Klinis :
–Delayed meconium (>24h)
–Abdominal distention
–Bilous vomiting
–Severe diarrhea alternating with constipation
• Dx :
–Barium enema
–Rectal biopsy (GOLD STANDARD)
–Anorectal manometry
KLASIFIKASI TATALAKSANA
• Dekompresi saluran cerna dengan
selang nasogastrik (NGT), dengan
tujuan untuk dekompresi.
• Rehidrasi : hindari pemberian cairan
dengan kecepatan tinggi.
• Pemasangan kateter dan pemberian
profilaksis antibiotik.
• Pemasangan rectal tube : (1/3 gelatin
dan 2/3 nacl fisiologis dengan spuit
20ml
1. Total colon aganglionosis (TCA, 3-8% kasus) • Tatalaksana definitif : Operasi
2. Total intestinal Hirschsprung’s disease dimana (kolostomi dan pull through operation)
seluruh usus besar terlibat
3. Ultra short segment Hirschsprung’s disease
MALFORMASI ANOREKTAL
• Anus Imperforata : Anus tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk anus namun tidak sempurna.
• Kloaka persisten : pemisahan antara traktus urinarius, traktus genitalia dan traktus digestivus.

Menurut Berdon Menurut Stephen

Atresia ani letak tinggi Atresia ani letak tinggi


• Bagian distal rektum berakhir • Bagian distal rectum
di atas m. levator ani (>1,5 cm terletak di atas garis
dengan kulit luar) pubococcygeal.
Atresia ani letak rendah Atresia ani letak rendah
• Distal rectum melewati levator • Bila bagian distal rectum
ani ( jarak <1,5 cm dari kulit terletak dibawah garis Invertogram
luar) pubococcygeal.
ATRESIA GI Tract : KATA KUNCI UKMPPD
Atresia Esofagus Hipertofi Pilorus Atresia duodenum Atresia jejunum-
illeum
Gejala khas Muntah proyektil, Muntah beberapa Billous vomiting Billous vomiting
minum-batuk saat setelah makan (1- (hijau) (hijau)
(pada TEF) 3 jam)

PF (-) Olive shaped mass Distensi abdomen Distensi abdomen

Gambaran X-ray Gassless abdomen • Polos : single Double bubble Triple bubble
bubble, caterpillar
sign.
• OMD : string sign,
mushroom sign.
• USG : olive shaped
mass
TEF

Diagnosis Atresia Esofagus


• Khas : 3C : coughing, choking, cyanosis.
• Diagnosis dari atresia esofagus menggunakan 10-Fr
gauge catheter tidak bisa mencapai > 10 cm.
• Dimasukan caliber tube  curling bisa
memberikan bentuk “coiling” saat dimasukan ke
esofagus. Gassless Abdomen
STENOSIS PILORIK HIPERTROPI
Hipertrofi pada lapisan sirkuler pilorus, dengan lumen menjadi sempit dan
saluran pilorus menjadi lebih panjang.

• Muntah proyektil, gagal


tumbuh, malnutrisi.
• Bayi selalu rewel dan ingin
minum
Atresia Duodenum dan Jejunum
Gejala Klinis
• Beberapa jam setelah dilahirkan bayi
akan muntah proyektil dan berwarna
hijau (bercampur dengan bilirubin).
• Abdomen kembung terbatas pada
bagian epigastrium.
• Pasase mekoneum dapat normal.
• Kehamilan dengan penyulit
polihidramnion dan sindrom down
harus dicurigai ada atresia duodeni.
• Gambaran double bubble sign, triple
bubble sign
Omphalocele dan Gastroschisis
OMPHALOCELE GASTROSKISIS
Organ terbungkus membrane tipis Organ tidak tertutup membran

Lokasi pada umbilikus Lokasi disebelah kanan umbilicus

Tidak urgent Urgent untuk dilakukan operasi

OMPHALOCELE Wet treatment Dry treatment

GASTROSKISIS Dry
Wet
Target Sign Sausage Mass

TATALAKSANA : Operasi segera


VOLVULUS
• Obstruksi yang disebabkan
terpuntirnya usus lebih dari 180
derajat dan menimbulkan
gejala obstruksi.
• Lokasi tersering : sigmoid GAMBARAN
(65%), caecum (25%), colon Whirlpool sign
transversum. Coffee bean sign
Cork-screw appearance

Klinis :
• Pada anak  bilious emesis (93%), malabsorbsi, gagal tumbuh,
obstruksi, GERD.
• Pada dewasa  nyeri intermitten pada perut, mual dan muntah.
Soal No. 15
Seorang bayi laki-laki berusia 3 hari rewel dan dikeluhkan belum BAB sejak
lahir. Keluhan disertai muntah kehijauan dan perut membesar. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan anak rewel, distensi abdomen (+) pada
pemeriksaan RT didapatkan BAB nyemprot. Pemeriksaan barium enema
didapatkan gambaran kolon ascenden yang melebar dan sigmoid yang kecil.
Apa diagnosis pasien?
A. Atresia ani
B. Situs inversus
C. Intususepsi
D. Volvulus sigmoid
E. Hirschsprung disease
Soal No. 16
Seorang bayi berusia 6 bulan dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS dengan
keluhan muntah kehijauan sejak 6 jam yang lalu. Keluhan dirasakan tiba - tiba,
disertai bayi rewel dan terus menangis, BAB bercampur lendir dan darah. Pada
pemeriksaan fisik abdomen teraba massa pada regio kanan bawah.
Pemeriksaan USG abdomen didapatkan gambaran target sign (+). Apakah
diagnosis pasien?
A. Hernia inguinalis
B. Hernia diafragmatika
C. Intususepsi
D. Stenosis pilorus
E. Atresia duodeni
Soal No. 17
Bayi 2 bulan dibawa oleh ibunya ke IGD dengan keluhan perut
kembung. Bayi rewel dan terus menangis. Keluhan disertai muntah
kehijauan. Ibu mengatakan bayi masih bisa kentut, BAB sedikit (+),
lendir (-), darah (-). PF perut tampak distensi, dari foto polos tampak
gambaran double bubble. Diagnosis?
A. Atresia duodenum
B. Stenosis duodenum
C. Atresia pilorus
D. Atresia jejenum
E. Hipertropik Pylorus Stenosis
Soal No. 18
Pasien bayi umur 7 hari mengeluh muntah cairan berwarna bening
setalah 10 menit makan dan minum, perut tampak kembung. Foto x-
xray didapatkan gambaran seperti single bubble appearance,
diagnosis?
A. Atresia esophagus
B. Atresia duodenum
C. Atresia pylorus
D. Intusussepsi
E. Volvulus
Soal No. 19
Bayi laki-laki usia 1 hari dibawa ke RS karena usus berada di luar perut
sejak lahir. Pasien lahir di klinik bersalin saat usia 7 bulan secara spontan
dengan BB lahir 2600 gram. Ketika lahir tampak usus pasien berada diluar
perut yang terbungkus oleh selaput tipis dan bening. Diketahui ibu bayi
adalah seorang perokok. Apa penatalaksanaan awal untuk kasus
tersebut?
A. Umbilikoplasti
B. Antibiotik
C. Kompres NaCl
D. Skin flop
E. Eksisi selaput
Soal No. 20
Bayi berusia 6 bulan dating dengan keluhan muntah berwarna
kehijauan, terdapat distensi abdomen dan massa di atas umbilicus.
Pemeriksaan barium meal tampak cork-screw appearance.
Kemungkinan diagnosis?
a. Invaginasi
b. Midgut volvulus
c. Penyakit hirschprung
d. Ileus obstruktif
e. Atresia duodenum
Fimosis dan Parafimosis
FIMOSIS PARAFIMOSIS
Gambaran Klinis Preputium tidak dapat ditarik ke Preputium terperangkap
belakang, mengembung saat di belakang penis, nyeri
kencing bahkan sampai nekrotik
Komplikasi ISK berulang, prostatitis, balanitis Nekrosis penis.
xerotica, balanoposthitis.
Tatalaksana • Steroid topical 1-2 bulan. • Mengembalikan secara
• Sirkumsisi manual.
• Dorsumsisi
Hipospadia dan Epispadia
EPISPADIA HIPOSPADIA
OUE berada di dorsum penis atau OUE berada di ventral penis dengan trias
urethra tidak berbentuk tabung tetapi hipospadia :
terbuka. Terdapat 3 jenis : • Ektopik meatus urethra
1. Lubang urethra berada di puncak • Preputium inkomplit (dorsal hood)
kepala penis. • Chordee (curvature)
2. Seluruh urethra terbuka di sepanjang
penis.
3. Seluruh urethra terbuka dan kandung
kemih terdapat di dinding perut.
Benign Prostat Hiperplasia IRITATIF OBSTRUKTIF

Hesitansi Frekuensi
Intermitensi Urgensi
Strain Nokturia
TErminal dribbling Inkontinensia
Rest urine

• BPH : ukuran prostat > 3cm, teraba kenyal, simetris, hilangnya


sulcus prostat, terdapat gejala LUTS.
Lokasi Tersering • Carcinoma : keras, berbenjol-benjol, asimetris,nodul. Metastasis
tersering ke tulang.
CaPe (Ca Perifer) • Prostatitis : teraba nyeri, didahului ISK (E.coli) atau sindroma duh
BT (BPH Transisional) tubuh (N. gonorrhea)
Pemeriksaan Penunjang
• Prostat Spesifik Antigen (PSA) : digunakan untuk monitor laju pertumbuhan prostat,
spesifik ke prostat tapi tidak spesifik ke kanker. Normal : <4ng /mL
• Flowmetri  Qmax turun hingga <15 cc
• Kateter : menilai volume residual
• Transabdominal ultrasonography (TAUS) menilai volume prostat.

Indentasi caudal buli


(Kalau filling defect  Ca buli) Fish hook appearance
Derajat BPH, Dibedakan menjadi 4 Stadium :

Berdasarkan IPSS :
• Mild (1-7) : watchful waiting  evaluasi berkala pada 3,6, dan 12 bulan
kemudian dilanjutkan 1 kali per tahun.
• Moderate (8-19) : farmakologi (dimulai dari monoterapi)
• Gejala berat (20-35) : kombinasi alpha-1 blocker + 5-ARI
Golongan Mekanisme Kerja Contoh Keterangan
Alpha-1 Blokade a-1 adrenoreceptor Terazosin, doksazosin, Rekomendasi pada kasus BPH
blocker bertujuan menghambat kontraksi alfuzosin, tamsulosin gejala sedang-berat. Efek
otot polos prostat samping hipotensi cukup besar.
Dapat terjadi ejakukasi
retrograde.
5-alpha Induksi apoptosis epitel prostat Finasteride : untuk Kasus sedang dan berat dan
reductase sehingga mengecilkan ukuran ukuran > 40 ml ukuran prostat yang membesar.
inhibitor prostat. prostat. E.S : disfungsi ereksi, libido
Dutasteride : untuk menurun, ginekomastia.
>30 ml
Antagonis Mengurangi kontraksi otot polos Solifenacine, Dipilih untuk keluhan storage
reseptor kandung kemih propiverine, yang menonjol. Dipakai jika
muskarinik fesoterodine fumarat alpha bloker tidak efektif.

PDE-5 Mengurangi tonus otot polos Tadalafil (dipakai), Efektif untuk pria muda, IMT
Inhibitor detrusor, prostat dan urethra. sildenafil (Viagra) rendah, dengan gejala LUTS
berat
Soal No. 21
Anak laki-laki usia 3 tahun diantar ibunya ke Rumah Sakit karena
kencing tidak lancar, ibu mengatakan setiap kencing tampak ujung
kemaluannya menggelembung dan anak menangis. Pada
pemeriksaan fisik, preputium tidak dapat ditarik ke belakang, tanda
inflamasi (-). Diagnosis pada pasien ini adalah…..
A. Phimosis
B. Paraphimosis
C. Hipospadia
D. Epispadia
E. Balanitis
Soal No. 22
Seorang laki-laki usia 63 th datang ke poliklinik RS dengan keluhan sulit
BAK. Pasien sering mengejan saat kencing, BAK menetes, dan tidak tuntas.
Pada pemeriksaan RT didapatkan tonus sfingter ani cukup, prostat teraba
kenyal, permukaan rata, tidak berdungkul-dungkul, polus superior dan
sulcus medianus tidak teraba. Pemeriksaan PSA 3,4 dan skor IPSS 30.
Lokasi tersering adalah?
A. Zona transisional

B. Zona Perifer

C. Zona Central

D. Zona Posterior
E. Zona Anterior
Soal No. 23
Anak anak usia 8 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sangat nyeri
di penis. Dari pemeriksaan didapatkan preputium penis tertarik ke
proksimal korona penis, disertai edema penis. Apa tatalaksana yg
tepat pada kasus di atas?
A. Dorsum slit
B. Pemberian antibiotik topikal
C. Pemasangan kateter folley
D. Pemberian kortikosteroid topikal
E. Kompres dingin dengan NaCl
Soal No. 24
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun diantar oleh ibunya ke poliklinik RS
dengan keluhan terdapat benjolan pada penisnya yang baru diketahui sejak 2
minggu. Keluhan disertai nyeri waktu buang air kecil dan kadang-kadang kulit
penis mengembung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan berada di
dalam preputium penis sebesar 0,5 cm, padat, mobile di bawah kulit dan
melekat pada dasar. Meatus urethra externus sulit dievaluasi karena
preputium tidak bisa dibuka. Apakah penanganan yang dilakukan pada pasien?
A. Eksisi
B. Incisi
C. Extirpasi
D. Sirkumsisi
E. Injeksi phenylephrin
Soal No. 25
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun diantar ibunya berobat ke Puskesmas karena ibunya
menyadari bahwa lubang keluarnya kencing berada di bagian bawah penis. Pada
pemeriksaan didapatkan orifisium uretra eksternum berada pada ventral penis. Tindakan
selanjutnya yang dilakukan adalah...
a. Diberikan antibiotik untuk 5 hari, kontrol ulang
b. Rujuk untuk operasi koreksi lubang uretra
c. Sirkumsisi elektif
d. Tunda operasi hingga muncul tanda seks sekunder
e. Pemasangan kateter urin sementara

Anda mungkin juga menyukai