Angular Cheilitis
Diagnosis ADB
1 bulan 2 bulan
Mulai Terapi Fe Respon (+) Evaluasi
Bila Hb ≥ 2 g/dL
2
Seorang bayi berusia 1 hari dibawa ibu ke RS karena anak tampak
kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di tolong bidan secara
spontan pervaginam, dengan berat badan 2800 dan APGAR skor
8/9. Pemeriksaan fisik bayi aktif, tanda vital HR 150x/m, RR 55x/m,
suhu 36, ikterus kramer II, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diketahui ibu bergolongan darah O rhesus (+) dan ayah
bergolongan darah A rhesus (+). Hasil lab Hb. 8 g/dl, Leukosit 9500,
Trombosit 345000, Bilirubin Total 11 mg/dl. Apakah diagnosa
pasien tersebut?
a. Inkompatibilitas Rhesus
b. Inkompatibilitas ABO
c. Kolestasis
d. Hepatitis neonatal
e. Breast Milk Jaundice
2
Seorang bayi berusia 1 hari dibawa ibu ke RS karena anak tampak
kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di tolong bidan secara
spontan pervaginam, dengan berat badan 2800 dan APGAR skor
8/9. Pemeriksaan fisik bayi aktif, tanda vital HR 150x/m, RR 55x/m,
suhu 36, ikterus kramer II, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diketahui ibu bergolongan darah O rhesus (+), ayah bergolongan
darah A rhesus (+), dan bayi bergolongan darah A rhesus (+). Hasil
lab Hb. 8 g/dl, Leukosit 9500, Trombosit 345000, Bilirubin Total 11
mg/dl. Apakah diagnosa pasien tersebut?
a. Inkompatibilitas Rhesus
b. Inkompatibilitas ABO
c. Kolestasis
d. Hepatitis neonatal
e. Breast Milk Jaundice
Hemolytic Disease of The Newborn
• Terjadi selama kehamilan (antibodi ibu menyerang antigen janin)
• Gejala klinis muncul pada bayi baru lahir 0-24 jam pertama
• Lab: DL, Golongan Darah Ibu dan Bayi, Bilirubin, Coombs Test
HDN - Rhesus
• Gejala berat/ lethal
• Erythroblastosis foetalis (hydrops foetalis)
• Ibu Rh (-) bertemu dengan Fetus/Ayah Rh (+)
HDN – ABO
• Gejala ringan (anemis + ikterik)
• Ibu O bertemu dengan Fetus/Ayah A, B, atau AB
• Ibu A bertemu dengan Fetus/Ayah B atau AB
• Ibu B bertemu dengan Fetus/Ayah A atau AB
3
Anak laki-laki 12 tahun dirujuk ke RS karena perdarahan paska
sirkumsisi. Riwayat pasien sering mengalami lebam pada sendi.
Kakak laki-laki pasien memiliki riwayat yg sama. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmHg, nadi 84x/m, laju napas 24x/m, suhu
36,8OC. Pemeriksaan lab darah Hb 10 g/dL, leukosit 4000,
Trombosit 386000, Bleeding Time normal, Clotting Time
meamnjang, PT normal dan APTT memanjang. Bagaimanakah
pola penurunan penyakit ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Kromosom Y
Hemofili
Anak laki-laki 12 tahun dirujuk ke RS karena perdarahan paska
sirkumsisi. Riwayat pasien sering mengalami lebam pada sendi.
Kakak laki-laki pasien memiliki riwayat yg sama. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmHg, nadi 84x/m, laju napas 24x/m, suhu
36,8OC. Pemeriksaan lab darah Hb 10 g/dL, leukosit 4000,
Trombosit 386000, Bleeding Time normal, Clotting Time
meamnjang, PT normal dan APTT memanjang. Bagaimanakah
pola penurunan penyakit ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Kromosom Y
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi (2)
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler
Henoch Schonlein
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K
Purpura
• Riwayat post • H. A → Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura/ ptekie (tersering) K saat lahir bawah atau
pada kulit dan • H. B → Defisiensi • Riwayat ASI daerah yang
mukosa Faktor IX kurang terkena
• Trombositopenia • Diturunkan X- • Bayi kecil penekanan
• Bleeding time >> linked recessive • Defisiensi faktor • Nyeri sendi/otot,
• Riw. keluarga II, VII, IX, X nyeri perut
• Coombs Test (+)
laki-laki • PT >> APTT >> • Autoimun
• Terapi : Steroid,
• Memar, Vaskulitis
Imunosupresan, • Clotting time >>
Transfusi TC perdarahan, • LED meningkat
• Terapi : Injeksi
bengkak sendi Vitamin K, • Terapi : Steroid,
• APTT >> Transfusi FFP Imunosupresan
• Clotting time >>
• Terapi : Transfusi
Faktor
Pembekuan
VIII/IX
4
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun datang dibawa oleh ibunya
ke dokter dengan keluhan muncul memar-memar dan tampak
bercak merah di lengan dan tungkainya sejak 3 hari. Tidak ada
riwayat demam. Tidak ada riwayat trauma. Pemeriksaan fisik
tanda vital normal dan tampak ptekie dan ekimosis. Dari
pemeriksaan laboratorium Hb 11 g/dl, Hct 36%, Leukosit
6.000/µL, Trombosit 90.000/µL. Hasil test coombs (+). Apakah
diagnosis pasien?
a. AIHA
b. Demam Dengue
c. ITP
d. HSP
e. Hemofili
4
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun datang dibawa oleh ibunya
ke dokter dengan keluhan muncul memar-memar dan tampak
bercak merah di lengan dan tungkainya sejak 3 hari. Tidak ada
riwayat demam. Tidak ada riwayat trauma. Pemeriksaan fisik
tanda vital normal dan tampak ptekie dan ekimosis. Dari
pemeriksaan laboratorium Hb 11 g/dl, Hct 36%, Leukosit
6.000/µL, Trombosit 90.000/µL. Hasil test coombs (+). Apakah
diagnosis pasien?
a. AIHA
b. Demam Dengue
c. ITP
d. HSP
e. Hemofili
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi (2)
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler
Henoch Schonlein
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K
Purpura
• Riwayat post • H. A → Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura/ ptekie (tersering) K saat lahir bawah atau
pada kulit dan • H. B → Defisiensi • Riwayat ASI daerah yang
mukosa Faktor IX kurang terkena
• Trombositopenia • Diturunkan X- • Bayi kecil penekanan
• Bleeding time >> linked recessive • Defisiensi faktor • Nyeri sendi/otot,
• Riw. keluarga II, VII, IX, X nyeri perut
• Coombs Test (+)
laki-laki • PT >> APTT >> • Autoimun
• Terapi : Steroid,
• Memar, Vaskulitis
Imunosupresan, • Clotting time >>
Transfusi TC perdarahan, • LED meningkat
• Terapi : Injeksi
bengkak sendi Vitamin K, • Terapi : Steroid,
• APTT >> Transfusi FFP Imunosupresan
• Clotting time >>
• Terapi : Transfusi
Faktor
Pembekuan
VIII/IX
5
Seorang anak usia 5 tahun dibawa orang tua ke dokter dengan
keluhan utama pucat sejak 1 minggu. Pasien juga tampak lemas
dan mudah lelah saat beraktivitas. Riwayat pasien pernah
mengalami keluhan serupa dan mendapatkan transfusi.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, sklera ikterik dan
lien Schuffner III. Pemeriksaan lab Hb 7,9 g/dL, leukosit 6.900/µL,
trombosit 184.000/µL. Hapusan darah tepi didapatkan hipokrom-
mikrositer. HbA 20%, HbF 75%. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Talasemia alfa mayor
b. Talasemia alfa minor
c. Talasemia beta mayor
d. Talasemia beta minor
e. Talasemia beta trait
5
Seorang anak usia 5 tahun dibawa orang tua ke dokter dengan
keluhan utama pucat sejak 1 minggu. Pasien juga tampak lemas
dan mudah lelah saat beraktivitas. Riwayat pasien pernah
mengalami keluhan serupa dan mendapatkan transfusi.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, sklera ikterik dan
lien Schuffner III. Pemeriksaan lab Hb 7,9 g/dL, leukosit 6.900/µL,
trombosit 184.000/µL. Hapusan darah tepi didapatkan hipokrom-
mikrositer. HbA 20%, HbF 75%. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Talasemia alfa mayor
b. Talasemia alfa minor
c. Talasemia beta mayor
d. Talasemia beta minor
e. Talasemia beta trait
Talasemia (3A)
Etiologi • Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
• Riwayat keluarga talasemia, riwayat transfusi
Anamnesa
berulang
Individu Normal
• HbA (α2β2) : 95%-98%
• HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
• HbF (α2ɣ2) : < 2%
Hemoglobin NORMAL
Talasemia Alfa
• HbA, HbA2 , HbF : turun
• Terdapat HbH (β4) atau Hb
Bart’s (ɣ4)
• O2 2-4 lpm
DHF gr III dan IV
• Kristaloid (iv) 20 ml/kgBB 30
(DSS)
menit
A B
E
A & B: Telur Hookworm
Telur dinding tipis, transparan, berisi
morula bersegmen
C D
E & F: Filariform larva Hookworm
C & D: Rhabditiform larva Hookworm
16
Anak perempuan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, edema tungkai bawah kanan dan kulit
mengelupas. Pada pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan
mikrofilaria transparan, inti sel teratur, terminal nuclei (-). Apakah
parasit penyebab kondisi pasien?
a. Wucheria bancrofti
b. Brugia malayi
c. Brugia timori
d. Ancylostoma duodenale
e. Necator americanus
16
Anak perempuan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, edema tungkai bawah kanan dan kulit
mengelupas. Pada pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan
mikrofilaria transparan, inti sel teratur, terminal nuclei (-). Apakah
parasit penyebab kondisi pasien?
a. Wucheria bancrofti
b. Brugia malayi
c. Brugia timori
d. Ancylostoma duodenale
e. Necator americanus
Filariasis
▪ Wucheria
Spesies bancrofti
▪ Brugia malayi
▪ Brugia timori
Gejala Bengkak pada kaki,
Klinis skrotum
Bentuk Larva III
Infektif
Pembawa Nyamuk
Habitat Pembuluh dan
kelenjar limfatik
Hapusan darah tepi
Diagnostik pada malam hari
→ mikrofilaria
Terapi DEC atau
Ivermectin
Filariasis
Wucheria bancrofti Brugia malayi Brugia timori
Manifestasi Khas bengkak Edema tungkai Edema tungkai
Khas genital/skrotal,
chyluria
Sarung Pucat Merah Pucat
(transparan) (transparan)
Lekuk badan Halus Kaku Halus
Rasio 1:1 2:1 3:1
panjang dan
lebar kepala
Inti Halus dan teratur Tidak teratur Tidak teratur
Inti di ekor/ Tidak ada 1-2 inti 2 inti tambahan
terminal tambahan
nuclei
Wucheria Bancrofti Brugi Timori
Brugi Malayi
17
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan nyeri perut disertai diare berdarah sejak 5
hari ini. Pasien juga dikeluhkan demam namun tidak tinggi dan naik
turun. Pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, nadi 88x/m, suhu
37.7OC, pemeriksaan fisik didapatkan bising usus meningkat dan
lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan feses tampak telur
dengan duri rudimenter seperti gambar berikut. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Skistomiasis
b. Taeniasis
c. Ascariasis
d. Enterobiasis
e. Ancylostomiasis
17
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan nyeri perut disertai diare berdarah sejak 5
hari ini. Pasien juga dikeluhkan demam namun tidak tinggi dan naik
turun. Pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, nadi 88x/m, suhu
37.7OC, pemeriksaan fisik didapatkan bising usus meningkat dan
lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan feses tampak telur
dengan duri rudimenter seperti gambar berikut. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Skistomiasis
b. Taeniasis
c. Ascariasis
d. Enterobiasis
e. Ancylostomiasis
Schistosomiasis
Schistosoma sp.
Port Kulit
d entry
Bentuk Cercaria
Infektif
Habitat Pleksus
venosus
intestine dan
vesika urinaria
Pembawa Siput
• Cacing ukuran
panjang
• Telur dinding
tebal 3 lapis
• Lapisan luar
albuminoid/
tidak rata
• Telur
decorticated
PERMENKES NO 15 TAHUN 2017
TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN
Diagnosis Terapi
Enterobiasis Albendazole 400 mg dosis tunggal
Mebendazole 100 mg dosis tunggal
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb dosis tunggal
Ascariasis Albendazole 400 mg dosis tunggal
Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 2x100 mg 3 hari
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb, dosis tunggal
Trikuriasis Albendazole 400 mg dosis tunggal
Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 2x100 mg 3 hari
Oksantel pamoat 20 mg/kgBB dosis tunggal
Enterobiasis →
Hookworm Albendazole 400 mg dosis tunggal
dan Mebendazole 2x100 mg 3 hari
Strongyloides
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb, dosis tunggal
19
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan beberapa hari ini BAK warna kemerahan. Keluhan
juga disertai pusing dan mual. Riwayat pasien 2 minggu yang lalu
mengalami demam dan batuk pilek namun saat sudah sembuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi 90x/m, suhu
36.8OC, kedua kelopak mata sedikit sembab. Hasil pemeriksaan
laboratorium urin didapatkan warna kuning kemerahan, eritrosit +3,
protein +1, leukosit (-). Pada pemeriksaan darah didapatkan
komplemen C3 menurun. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik
GNAPS
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan beberapa hari ini BAK warna kemerahan. Keluhan
juga disertai pusing dan mual. Riwayat pasien 2 minggu yang lalu
mengalami demam dan batuk pilek namun saat sudah sembuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi 90x/m, suhu
36.8OC, kedua kelopak mata sedikit sembab. Hasil pemeriksaan
laboratorium urin didapatkan warna kuning kemerahan, eritrosit +3,
protein +1, leukosit (-). Pada pemeriksaan darah didapatkan
komplemen C3 menurun. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A
(scarlet fever, faringitis, infeksi kulit)
Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A → Reaksi
Antigen-Antibodi → molecular mimicry → “kompleks imun” →
inflamasi → merusak glomerulus ginjal
Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,
Oliguria, Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)
Terapi • Antibiotik – Gol. Penicillin
• Anti hipertensi
• Diuretik bila edema
20
Anak perempuan 6 tahun BB 20 kg dibawa ibunya ke puskesmas
karena keluhan bengkak pada seluruh badan sejak 5 hari yang lalu.
Tidak ada keluhan demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaan fisik
TD 110/70 mmgHg, Nadi 100x/m, RR 40x/m, pemeriksaan jantung
dan paru normal, asites minimal, edema palpebra dan edema pada
ekstremitas. Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria +4, eritrosit
+2, leukosit (-). Apakah diagnosis pasien?
a. Sindrom nefritik
b. Sindrom nefrotik
c. Glomerulonefritis akut
d. Pyelonefritis akut
e. Sistitis akut
20
Anak perempuan 6 tahun BB 20 kg dibawa ibunya ke puskesmas
karena keluhan bengkak pada seluruh badan sejak 5 hari yang lalu.
Tidak ada keluhan demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaan fisik
TD 110/70 mmgHg, Nadi 100x/m, RR 40x/m, pemeriksaan jantung
dan paru normal, asites minimal, edema palpebra dan edema pada
ekstremitas. Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria +4, eritrosit
+2, leukosit (-). Apakah diagnosis pasien?
a. Sindrom nefritik
b. Sindrom nefrotik
c. Glomerulonefritis akut
d. Pyelonefritis akut
e. Sistitis akut
Sindrom Nefrotik
Gejala Klinis :
Proteinuria masif • Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
(dipstick ≥+3) asites, oedema anasarka
Klasifikasi:
Hipoalbuminemia • Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
(<2,5 g/dl) temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
• Klasifikasi berdasarkan respon terhadap
Edema pengobatan
Terapi :
Hiperlipidemia (>200 • Prednison, Imunosupresan
mg/dl), oval fat
• Diuretik
bodies
• Albumin
21
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan
menangis saat kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC
dan nyeri ketok costovertebrae. Pada pemeriksaan lab: Hb 11,6 g/dl,
Hct 37%, Leukosit 22.000/µL, Trombosit 356.000/µL. Pada
pemeriksaan urin didapatkan kencing berwarna kuning keruh, protein
(-), eritrosit (+1), leukosit (+3). Apakah pengobatan yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
ISK Atas
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan
menangis saat kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC
dan nyeri ketok costovertebrae. Pada pemeriksaan lab: Hb 11,6 g/dl,
Hct 37%, Leukosit 22.000/µL, Trombosit 356.000/µL. Pada
pemeriksaan urin didapatkan kencing berwarna kuning keruh, protein
(-), eritrosit (+1), leukosit (+3). Apakah pengobatan yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
ISK pada neonatus ✓ Gejala tidak spesifik :
(0-28 hari) Demam, letargi, tidak mau minum, anoreksia, berat
badan sulit naik, gagal tumbuh, ikterik
▪ Pemeriksaan penunjang :
✓ Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
✓ Gold standard : kultur urin
Algoritma Tatalaksana ISK
▪ Pemeriksaan penunjang :
✓ Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
✓ Gold standard : kultur urin
23
Anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas karena
dikeluhkan masih sering mengompol baik pada saat tidur malam
maupun saat siang hari. Riwayat anak sering dimarahi oleh
Ayahnya sejak kecil. Pada saat dilakukan pemeriksaan, anak
tampak pendiam, hipotimik. Pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. Enuresis
b. Enkopresis
c. Epispadia
d. Cystitis
e. Neurogenic bladder
23
Anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas karena
dikeluhkan masih sering mengompol baik pada saat tidur malam
maupun saat siang hari. Riwayat anak sering dimarahi oleh
Ayahnya sejak kecil. Pada saat dilakukan pemeriksaan, anak
tampak pendiam, hipotimik. Pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. Enuresis
b. Enkopresis
c. Epispadia
d. Cystitis
e. Neurogenic bladder
ENEURESIS = NGOMPOL TIDAK WAJAR
• Definisi: ngompol minimal 1x/minggu pada anak usia >5 thn
• Tipe: nocturnal, diurnal; primer, sekunder
• Etiologi:
1. Keterlambatan perkembangan dan pematangan kandung
kemih
2. Gangguan pola tidur
3. Psikopatologi dan stress lingkungan
4. Gangguan urodinamik pada traktus urinarius
5. Penyakit organik pada traktus urinarius
6. Abnormalitas hormon
24
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orangtuanya
datang ke praktek dokter dengan keluhan buang air besar
seperti cucian beras. Frekuensi > 10x /hari. Keluhan disertai
nyeri perut dan mual. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
100/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 30x/m, suhu 36,5 c,
didapatkan tanda dehidrasi. Apa mikroorganisme yang menjadi
penyebab?
a. Shigella disentriae
b. Vibrio colera
c. Escherichia coli
d. Giardia lambia
e. Entamoeba histolica
24
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orangtuanya
datang ke praktek dokter dengan keluhan buang air besar
seperti cucian beras. Frekuensi > 10x /hari. Keluhan disertai
nyeri perut dan mual. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
100/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 30x/m, suhu 36,5 C,
didapatkan tanda dehidrasi. Apa mikroorganisme yang menjadi
penyebab?
a. Shigella disentriae
b. Vibrio colera
c. Escherichia coli
d. Giardia lambia
e. Entamoeba histolica
Diare Cair
Nausea Demam Nyeri Keterangan Lain Terapi
Vomit Perut
Virus + + + Pemeriksaan FL Suportif dan
(Rotavirus normal simptomatik
>>)
ETEC + + + • Pemeriksaan FL Kotrimoksazole
ditemukan bakteri
gram negatif (+),
leukosit (+)
• Kultur agar darah
Mac Conkey
pertumbuhan
bakteri baik, koloni
bundar, halus,
merah, fermentasi
glukosa (+), tes indol
(+)
ringan/sedang
27
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke dokter karena
keluhan diare berlendir sebanyak >10x per hari sejak 2 hari ini.
Keluhan juga disertai demam, mual, muntah, perut kembung
dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik keadaan umum anak lemah,
TD 95/70 mmHg, Nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36C, mata
cowong, mukosa mulut kering, turgor kembali sangat lambat,
bising usus meningkat. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik intravena
b. Rehidrasi intravena
c. Rehidrasi dengan oralit
d. Antiperistaltik oral
e. Absorbant oral
Dehidrasi Berat
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke dokter karena
keluhan diare berlendir sebanyak >10x per hari sejak 2 hari ini.
Keluhan juga disertai demam, mual, muntah, perut kembung
dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik keadaan umum anak lemah,
TD 95/70 mmHg, Nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36C, mata
cowong, mukosa mulut kering, turgor kembali sangat lambat,
bising usus meningkat. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik intravena
b. Rehidrasi intravena
c. Rehidrasi dengan oralit
d. Antiperistaltik oral
e. Absorbant oral
Penilaian Derajat Dehidrasi
PENILAIAN TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI
DEHIDRASI RINGAN-SEDANG BERAT
ringan/sedang
RENCANA TERAPI C (DEHIDRASI BERAT)
Umur Pemberian Pertama Pemberian Berikutnya
30 ml/kg 70 ml/kg
Bayi (<12 bulan) 1 jam* 5 jam
*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba
Gejala • Gejala kulit: ruam eritema, • BAB cair, berbuih, ampas sedikit
Klinis urtikaria • Bau asam
• Gejala GI: BAB cair, muntah, nyeri • Eritema perianal
perut, colic • Perut kembung (meteorismus)
• Mual, muntah, nyeri perut
Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal CDC untuk anak usia > 5 tahun
TATALAKSANA OBESITAS
1. Pola makan yang benar
Diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) dengan
metode food rules (terjadwal, netral/tidak memaksakan untuk
mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai dengan jumlah kebutuhan
kalori)
2. Pola aktivitas fisis yang benar
Latihan fisis setiap hari selama 60 menit atau lebih, yang terdiri dari
aktivitas aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang
3. Modifikasi perilaku
Kontrol perilaku makan dan aktivitas harian (peran orangtua, teman
dan lingkungan)
4. Farmakoterapi dan terapi bedah
Indikasi pada anak dan remaja obes yang mengalami penyakit
penyerta dan tidak memberikan respons pada terapi konvensional
Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja
UKK NUTRISI DAN PENYAKIT METABOLIK, IDAI 2014
34
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibunya ke
poliklinik karena ingin berkonsultasi mengenai status gizinya.
Anak dikeluhkan tampak kurus dan lebih kecil dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan antropometri BB 10 kg, TB 85 cm.
Dari hasil plotting kurva WHO didapatkan BB/TB -2 s/d -3 SD,
BB/U -3 SD, TB/U -2 SD. Apakah diagnosis status gizi pasien?
a. Gizi Kurang
b. Gizi Buruk
c. Gizi Baik
d. KEP
e. Marasmus
34
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibunya ke
poliklinik karena ingin berkonsultasi mengenai status gizinya.
Anak dikeluhkan tampak kurus dan lebih kecil dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan antropometri BB 10 kg, TB 85 cm.
Dari hasil plotting kurva WHO didapatkan BB/TB -2 s/d -3 SD,
BB/U -3 SD, TB/U -2 SD. Apakah diagnosis status gizi pasien?
a. Gizi Kurang
b. Gizi Buruk
c. Gizi Baik
d. KEP
e. Marasmus
Penentuan status gizi berdasarkan kurva
WHO dan CDC
BB/TB %
BB/TB BMI/U BMI/U
Status gizi median
(WHO) (WHO) (CDC)
(CDC)
Obesitas >+3 >+3 >120 > P95
Overweight >+2 hingga +3 SD >+2 hingga +3 SD >110 > P85
Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal CDC untuk anak usia > 5 tahun
35
Pasien anak umur 8 tahun dengan diantar ibunya dengan
keluhan sudut bibirnya kering sampai lecet dan pecah-pecah dan
sering disertai perdarahan gusi. Pasien juga pernah mengalami
memar di kulit namun hilang sendiri. Tidak ada riwayat demam
atau keluhan lain. Diketahui pasien tidak suka makan sayur dan
buah. Defisiensi mikronutrien apakah yang kemungkinan
menjadi etiologi kondisi pasien?
a. Vit A
b. Vit B
c. Vit C
d. Vit D
e. Vit E
35
Pasien anak umur 8 tahun dengan diantar ibunya dengan
keluhan sudut bibirnya kering sampai lecet dan pecah-pecah dan
sering disertai perdarahan gusi. Pasien juga pernah mengalami
memar di kulit namun hilang sendiri. Tidak ada riwayat demam
atau keluhan lain. Diketahui pasien tidak suka makan sayur dan
buah. Defisiensi mikronutrien apakah yang kemungkinan
menjadi etiologi kondisi pasien?
a. Vit A
b. Vit B
c. Vit C
d. Vit D
e. Vit E
Scurvy (Skorbut)
Etiologi: Defisiensi Vitamin C
36
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dibawa oleh kedua orang tuanya
ke Poli Anak karena terdapat benjolan lunak di tulang
belakangnya sejak lahir. Pasien lahir normal pervaginam dengan
BB 3000 gram, PB 50 cm, APGAR score 8/9. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan benjolan seukuran buah jeruk pada regio
lumbosakral. Dokter mengatakan pasien tersebut mengalami
kelainan pada penutupan neural tube selama kehamilan yang
mengakibatkan terbentuknya celah pada tulang belakang. Apakah
penyebab dari kelainan tersebut?
a. Defisiensi Alfa Feto Protein
b. Defisiensi Vitamin B6
c. Defisiensi Vitamin B1
d. Defisiensi Asam Folat
e. Defisiensi Fe
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dibawa oleh kedua orang tuanya
ke Poli Anak karena terdapat benjolan lunak di tulang
belakangnya sejak lahir. Pasien lahir normal pervaginam dengan
BB 3000 gram, PB 50 cm, APGAR score 8/9. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan benjolan seukuran buah jeruk pada regio
lumbosakral. Dokter mengatakan pasien tersebut mengalami
kelainan pada penutupan neural tube selama kehamilan yang
mengakibatkan terbentuknya celah pada tulang belakang. Apakah
penyebab dari kelainan tersebut?
a. Defisiensi Alfa Feto Protein
b. Defisiensi Vitamin B6
c. Defisiensi Vitamin B1
d. Defisiensi Asam Folat
e. Defisiensi Fe
37
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Sejak kecil anak
jarang minum susu dan jarang keluar rumah. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Sejak kecil anak
jarang minum susu dan jarang keluar rumah. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
• Definisi: gangguan mineralisasi
dan kalsifikasi tulang sebelum
menutupnya lempeng epifisis
yang terjadi akibat defisiensi
vitamin D, kalsium atau fosfor
• Faktor resiko : Intake vitamin D
kurang saat pre natal maupun
post natal, malabsorbsi
• Gejala dan tanda: pendek, dahi
menonjol, deformitas tulang
dan sendi (bowed leg/“O”,
knocked knee, dll)
• Tatalaksana: makanan, paparan
sinar matahari, suplementasi
vitamin D, operatif
38
Anak perempuan usia 6 tahun datang ke RS diantar ibunya dengan
keluhan payudara membesar lebih besar dari ukuran biasa. Anak
juga telah mengalami menstruasi 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan
maturitas seksual didapatkan pembesaran payudara M2 dan
pertumbuhan rambut pubis P2. Apakah diagnosis pasien?
a. Pubertas prekoks
b. Pubertas inisial
c. Pubertas terlambat
d. Pesudopubertas
e. Hipertiroid
38
Anak perempuan usia 6 tahun datang ke RS diantar ibunya dengan
keluhan payudara membesar lebih besar dari ukuran biasa. Anak
juga telah mengalami menstruasi 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan
maturitas seksual didapatkan pembesaran payudara M2 dan
pertumbuhan rambut pubis P2. Apakah diagnosis pasien?
a. Pubertas prekoks
b. Pubertas inisial
c. Pubertas terlambat
d. Pesudopubertas
e. Hipertiroid
Pubertas Prekoks
Definisi Munculnya tanda perkembangan sek sekunders pada usia
< 8 tahun (perempuan) dan < 9 tahun (laki-laki)
IMUNISASI DASAR
0-7 Hari 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan
DPT-HB- DPT-HB-
DPT-HB-
BCG dan Hib 2 Hib 3, Campak
HB 0 Hib 1 dan
OPV 1 dan OPV 4 (MR)*
OPV 2
OPV 3 dan IPV
PROGRAM IMUNISASI NASIONAL
IMUNISASI ULANGAN/BOOSTER
18 Bulan SEKOLAH DASAR
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
DPT-HB-Hib Campak
dan (MR)*
Td Td
Campak dan
(MR)* Td
40
Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh ibunya datang ke
puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan disertai dengan
demam selama 3 hari. Dari hasil pemeriksaan tanda vital, HR
140x/m, RR 32x/m, suhu tubuh 38,5°C. lbu tersebut menolak
untuk diberikan imunisasi BCG pada bayinya dengan alasan
kondisi bayinya masih sakit. Bagaimana seharusnya dokter
bersikap dalam menghadapi situasi tersebut?
a. Menuruti kemauan ibu bayi tersebut
b. Memaksa agar imunisasi tetap diberikan
c. Menunda imunisasi sampai demam mereda
d. Tetap memberikan imunisasi setelah diberikan penjelasan
e. Memberikan imunisasi jenis lain
40
Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh ibunya datang ke
puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan disertai dengan
demam selama 3 hari. Dari hasil pemeriksaan tanda vital, HR
140x/m, RR 32x/m, suhu tubuh 38,5°C. lbu tersebut menolak
untuk diberikan imunisasi BCG pada bayinya dengan alasan
kondisi bayinya masih sakit. Bagaimana seharusnya dokter
bersikap dalam menghadapi situasi tersebut?
a. Menuruti kemauan ibu bayi tersebut
b. Memaksa agar imunisasi tetap diberikan
c. Menunda imunisasi sampai demam mereda
d. Tetap memberikan imunisasi setelah diberikan penjelasan
e. Memberikan imunisasi jenis lain
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan
• DEMAM TINGGI (≥ 38OC) atau sakit • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
berat yang perlu perawatan rawat demam ringan) - UKMPPD
inap di RS
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
41
Bayi baru lahir secara normal pervaginam, usia cukup bulan, BBL
3000g, Apgar Score 8/10, langsung menangis, tonus baik.
Namun didapatkan riwayat ibu menderita hepatitis B dengan
hasil lab HBsAg (+). Apakah imunisasi yang harus segera
diberikan pada bayi tersebut sesaat setelah lahir?
a. Hep. B + DPT
b. Hep. B + BCG
c. Hep. B + HBIG
d. Hep. B + OPV
e. Hep. B + Hep. A
Bayi baru lahir secara normal pervaginam, usia cukup bulan, BBL
3000g, Apgar Score 8/10, langsung menangis, tonus baik.
Namun didapatkan riwayat ibu menderita hepatitis B dengan
hasil lab HBsAg (+). Apakah imunisasi yang harus segera
diberikan pada bayi tersebut sesaat setelah lahir?
a. Hep. B + DPT
b. Hep. B + BCG
c. Hep. B + HBIG
d. Hep. B + OPV
e. Hep. B + Hep. A
Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir
Status ibu Imunisasi Saat pemberian Dosis (ml)
Pengidap Aktif 12 jam pertama 10 µg (0,5)
setelah lahir
Pasif 12 jam pertama 0,5 ml HBIG
Bukan pengidap Aktif 12 jam pertama 10 µg (0,5)
Tidak diketahui Aktif 12 jam pertama 10 µg (0,5)
Pasif Tidak perlu, 0,5 ml HBIG
kecuali < 7 hari (100U)
ternyata diketahui
ibu pengidap
42
Pasien anak laki-laki usia 11 bulan datang dengan keluhan demam
disertai muncul ruam kemerahan di wajah dan badan sejak satu hari
ini. Keluhan juga disertai dengan batuk pilek sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC, ruam
makulopapular eritema, faring hiperemis, lain-lain dalam batas normal.
Riwayat pasien belum pernah mendapatkan vaksin Campak. Kapan
pasien diberikan imunisasi Campak?
a. Tidak perlu vaksin Campak lagi
b. Segera setelah pasien sembuh
c. Usia 15 bulan
d. Usia 18 bulan
e. Usia 2 tahun
Campak
Pasien anak laki-laki usia 11 bulan datang dengan keluhan demam
disertai muncul ruam kemerahan di wajah dan badan sejak satu hari
ini. Keluhan juga disertai dengan batuk pilek sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC, ruam
makulopapular eritema, faring hiperemis, lain-lain dalam batas normal.
Riwayat pasien belum pernah mendapatkan vaksin Campak. Kapan
pasien diberikan imunisasi Campak?
a. Tidak perlu vaksin Campak lagi
b. Segera setelah pasien sembuh
c. Usia 15 bulan
d. Usia 18 bulan
e. Usia 2 tahun
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan
• DEMAM TINGGI (≥ 38OC) atau sakit • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
berat yang perlu perawatan rawat demam ringan) - UKMPPD
inap di RS
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
Prinsip Catch-Up Imunisasi Dasar
Campak (MR)
Sebelum usia > 2 tahun, harus mendapatkan 2 kali vaksin campak (MR)
(baik dalam bentuk Campak (MR), MMR atau kombinasi keduanya)
43
Bayi usia 5 minggu telah mendapatkan ASI dari ibunya. ASI telah
dihentikan sejak 5 hari yang lalu oleh karena ibunya baru
terdiagnosis HIV berdasarkan serologis yang positif, belum
menunjukkan gejala klinis dan belum mendapatkan ARV. Bayi
lahir normal di bidan, BB bayi 3000 g. Pemeriksaan fisik bayi
gerak aktif, BB naik dan tidak ditemukan kelainan pada bayi.
Bagaimanakah rencana imunisasi untuk bayi tersebut?
a. Rencana imunisasi sesuai jadwal
b. BCG tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
c. BCG dan polio tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
d. BCG, polio, MR tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
e. Tidak diberikan imunisasi
Bayi usia 5 minggu telah mendapatkan ASI dari ibunya. ASI telah
dihentikan sejak 5 hari yang lalu oleh karena ibunya baru
terdiagnosis HIV berdasarkan serologis yang positif, belum
menunjukkan gejala klinis dan belum mendapatkan ARV. Bayi
lahir normal di bidan, BB bayi 3000 g. Pemeriksaan fisik bayi
gerak aktif, BB naik dan tidak ditemukan kelainan pada bayi.
Bagaimanakah rencana imunisasi untuk bayi tersebut?
a. Rencana imunisasi sesuai jadwal
b. BCG tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
c. BCG dan polio tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
d. BCG, polio, MR tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
e. Tidak diberikan imunisasi
Imunisasi untuk Anak dengan HIV
Rekomendasi IDAI
DPT Ya Ya
Hepatitis B Ya Ya
Campak Ya Tidak
44
Bayi laki-laki usia 5 bulan dibawa keluarganya ke IGD karena
mengalami kejang berulang berkali-kali sebelum masuk rumah
sakit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Didapatkan
riwayat demam tinggi sejak 1 minggu. Bayi mulai malas menyusu
sejak 2 hari terakhir. Pemeriksaan fisik ubun-ubun menonjol,
kaku kuduk (-), lain-lain dbn, kesadaran somnolen, nadi 140x/m,
RR 30x/m, suhu 38.7OC. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Kejang demam komplek
b. Kejang demam simplek
c. Ensefalitis
d. Meningitis
e. Epilepsi
44
Bayi laki-laki usia 5 bulan dibawa keluarganya ke IGD karena
mengalami kejang berulang berkali-kali sebelum masuk rumah
sakit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Didapatkan
riwayat demam tinggi sejak 1 minggu. Bayi mulai malas menyusu
sejak 2 hari terakhir. Pemeriksaan fisik ubun-ubun menonjol,
kaku kuduk (-), lain-lain dbn, kesadaran somnolen, nadi 140x/m,
RR 30x/m, suhu 38.7OC. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Kejang demam komplek
b. Kejang demam simplek
c. Ensefalitis
d. Meningitis
e. Epilepsi
Infeksi Sistem Saraf Pusat
Meningitis Encephalitis
Pemeriksaan fisik :
• Bayi sadar, spasme otot berulang
• Mulut mencucu seperti ikan
• Trismus
• Perut teraba seperti papan
• Opistotonus
• Ekstremitas spastik (boxing position)
Tatalaksana :
• Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
• Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau
ATS 5000 IU
• Metronidazole atau Penicilin procaine
48
Seorang anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke RS karena belum
bisa berjalan dan sulit bicara. Riwayat pasien lahir secara SC atas
indikasi lilitan tali pusar. Bayi sempat mengalami kebiruan saat setelah
lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan head lag (+), kelemahan pada
keempat ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting.
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
48
Seorang anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke RS karena belum
bisa berjalan dan sulit bicara. Riwayat pasien lahir secara SC atas
indikasi lilitan tali pusar. Bayi sempat mengalami kebiruan saat setelah
lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan head lag (+), kelemahan pada
keempat ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting.
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
Cerebral Palsy
Sederhana
Kompleks
Bila skor > 4 maka curiga hipotiroid kongenital, perlu investigasi lebih lanjut
Algoritma Skrining Hipotiroid Kongenital
Periksa TSH
>50 mIU/L*
< 20mIU/L Normal >20 mIU/L* Abnormal
Hipotiroid Kongenital
* Seluruh bayi dengan THS diatas nilau cut-off dipanggil kembali (recall)
TSH tinggi (>50 mII/L);
dan T4 rendah (<6 µg/dl)
Ikterus
Ikterus ASI Ikterus Patologis
Fisiologis
• Hari ke 2 – 2 • Breast Feeding • Hari ke- 0 atau ke- 1
minggu Jaundice • Menetap pada usia
• Bil Total ≤ 12 mg/dl • Breast Milk ≥ 2 minggu
• Peningkatan Bil Jaundice • Bayi prematur
Indirek • Bil Total > 12 mg/dl
• Bil Direk ≤ 20% dari • Bil Direk > 20% dari
Bil Total Bil Total
Tatalaksana
Ikterus Fisiologis Ikterus Patologis
Observasi FOTOTERAPI
Teruskan ASI Bila gagal fototerapi atau ada
risiko Kern Ikterik →
TRANSFUSI TUKAR
58
Seorang bayi umur 3 bulan dibawa ibunya dengan keluhan badan
kuning sejak usia 1 bulan. Tidak ada keluhan demam atau keluhan
lain. BAB normal, BAK sedikit lebih kuning. Pasien saat ini hanya
diberikan ASI, minum dengan baik. Riwayat lahir normal
pervaginam, cukup bulan, BBL 3000 gram. Pada pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+), kuning dari kepala hingga
perut, organomegali (-). Hasil lab bilirubin total 15 mg/dL, indirek
14.5 mg/dL, direk 0.5 mg/dL. Apakah kemungkinan diagnosis
pasien?
a. Ikterus neonatorum fisiologis
b. Kolestatis jaundice
c. Ikterus karena ASI
d. Ikterus autoimun
e. Ikterus obstruktif
Seorang bayi umur 3 bulan dibawa ibunya dengan keluhan badan
kuning sejak usia 1 bulan. Tidak ada keluhan demam atau keluhan
lain. BAB normal, BAK sedikit lebih kuning. Pasien saat ini hanya
diberikan ASI, minum dengan baik. Riwayat lahir normal
pervaginam, cukup bulan, BBL 3000 gram. Pada pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+), kuning dari kepala hingga
perut, organomegali (-). Hasil lab bilirubin total 15 mg/dL, indirek
14.5 mg/dL, direk 0.5 mg/dL. Apakah kemungkinan diagnosis
pasien?
a. Ikterus neonatorum fisiologis
b. Kolestatis jaundice
c. Ikterus karena ASI (Breast Milk Jaundice)
d. Ikterus autoimun
e. Ikterus obstruktif
Ikterus karena ASI
Breast Feeding Jaundice Breast Milk Jaundice
• Onset : < 7 hari (hari ke-2 • Onset : muncul pada hari ke
atau hari ke-3) 4-7 dan bisa menetap
• Etiologi : ASI kurang sampai lebih dari 1 bulan
• Terapi : Tambahkan ASI dan • Etiologi : Kelainan enzim
observasi pada ASI (β-glukoronidase),
biasanya akan timbul pada
setiap bayi yang
disusukannya
• Terapi : Hentikan ASI
sementara, ganti susu
formula apabila membaik
teruskan ASI, bila tidak
dirujuk
59
Bayi umur 10 hari dibawa ke dokter karena muncul benjolan
kecil-kecil di punggung, gatal. Pemeriksaan UKK vesikel berair
ukuran 0,2-0,3 cm, diskret, dasar kulit normal. Riwayat bayi
paska fototerapi 5 hari lalu karena diagnosis ikterus
neonatorum. Apa kemungkinan diagnosis pasien?
a. Pompholix
b. Dermatitis kontak
c. Varisela
d. HFMD
e. Herpes simplex
59
Bayi umur 10 hari dibawa ke dokter karena muncul benjolan
kecil-kecil di punggung, gatal. Pemeriksaan UKK vesikel berair
ukuran 0,2-0,3 cm, diskret, dasar kulit normal. Riwayat bayi
pasca fototerapi 5 hari lalu karena diagnosis ikterus neonatorum.
Apa kemungkinan diagnosis pasien?
a. Pompholix
b. Dermatitis kontak
c. Varisela
d. HFMD
e. Herpes simplex
Dyshidrotic Eczema (Pompholyx)
• Etiologi:
‐ Paparan iritasi seperti UV, zat
kimia, kosmetik, logam dll
‐ Produksi keringat yang
berlebih
‐ Stres
• Manifestasi klinis:
vesikel/bula berisi air, terasa
panas, gatal dan seperti
terbakar
60
Bayi usia 14 hari dibawa ke IGD RS dengan sesak nafas. Bayi lahir
usia kehamilan 30 minggu, BBL 850 gram APGAR score 8 (1
menit) dan 8 (5 menit), dilakukan perawatan rutin neonatus.
Bayi diberi susu formula. Setelah dirawat selama 4 hari di NICU,
bayi muntah-muntah, BAB darah dan bau busuk. Pada
pemeriksaan radiologis didapatkan pneumatosis intestinal dan
distensi pada vena porta. Faktor risiko apa yang paling berperan
terhadap kondisi bayi tersebut ?
a. Resusitasi neonatus
b. Prematur
c. Susu formula
d. Infeksi nosokomial di NICU
e. Antibiotik dosis tinggi
NEC
Bayi usia 14 hari dibawa ke IGD RS dengan sesak nafas. Bayi lahir
usia kehamilan 30 minggu, BBL 850 gram APGAR score 8 (1
menit) dan 8 (5 menit), dilakukan perawatan rutin neonatus.
Bayi diberi susu formula. Setelah dirawat selama 4 hari di NICU,
bayi muntah-muntah, BAB darah dan bau busuk. Pada
pemeriksaan radiologis didapatkan pneumatosis intestinal dan
distensi pada vena porta. Faktor risiko apa yang paling berperan
terhadap kondisi bayi tersebut ?
a. Resusitasi neonatus
b. Prematur
c. Susu formula
d. Infeksi nosokomial di NICU
e. Antibiotik dosis tinggi
NEC
(Necrotizing
Enterocilitis)
61
Seorang bayi perempuan lahir secara pervaginam, usia
kehamilan cukup bulan, BBL 3000 gram. Bayi lahir langsung
menangis, tonus otot kuat namun ukuran kepala yang lebih
besar. Pemeriksaan CT scan kepala didapatkan hidrosefalus
dengan kalsifikasi intracranial. Pada pemeriksaan mata
ditemukan ODS korioretinitis. Apakah kemungkinan yang
menyebabkan kondisi tersebut?
a. Infeksi Toksoplasma
b. Infeksi CMV
c. Infeksi TB
d. Infeksi Rubella
e. Infeksi Campak
Seorang bayi perempuan lahir secara pervaginam, usia
kehamilan cukup bulan, BBL 3000 gram. Bayi lahir langsung
menangis, tonus otot kuat namun ukuran kepala yang lebih
besar. Pemeriksaan CT scan kepala didapatkan hidrosefalus
dengan kalsifikasi intracranial. Pada pemeriksaan mata
ditemukan ODS korioretinitis. Apakah kemungkinan yang
menyebabkan kondisi tersebut?
a. Infeksi Toksoplasma
b. Infeksi CMV
c. Infeksi TB
d. Infeksi Rubella
e. Infeksi Campak
Kelainan Kongenital Akibat Infeksi saat Kehamilan
ETOLOGI PERIODE KRITIS MALFORMASI
Rubela Resiko tinggi 6 Penyakit jantung bawaan, katarak,
minggu tuli sensorineural, mikrosefal,
Resiko rendah > retardasi mental
16 minggu
Cytomegalovirus Bulan ketiga- Retardasi mental, mikrosefal,
keempat ketulian, hepatosplenomegali-
jaundice, purpura
• Infeksi nosokomial
• Etiologi: E coli , Klebsiella sp, Pseudomonas
Bayi usia > 3 hari aeruginosa
(Late Onset Sepsis) • Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3
gejala kategori B
TERAPI
Ampisilin (50 mg/kgBB 2x1) dan Gentamisin (5 mg/kgBB 1x1)
Kategori A (2) Kategori B (3)
Kesulitan bernapas (apneu, takipneu,
retraksi, merintih saat ekspirasi, Tremor
sianosis sentral)
Kejang Lethargi atau lunglai
Perjalanan klinis :
- Fase proliferatif pada periode
neonatal atau awal masa bayi,
proliferasi sel endotel cepat
membagi bertanggung jawab
untuk pembesaran hemangioma
- Fase involusional terjadi, dimana
hemangioma infantil kebanyakan
klinis diselesaikan pada usia 9
tahun
65
Seorang bayi 2 bulan dibawa ke dokter karena ada benjolan di leher
sejak lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan masa lunak di trigonum coli
posterior, transiluminasi (+). Anda akan merujuk ke dokter spesialis.
Kemungkinan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis adalah?
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Aspirasi cairan
d. Pembedahan
e. Kemoterapi
65
Seorang bayi 2 bulan dibawa ke dokter karena ada benjolan di leher
sejak lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan masa lunak di trigonum coli
posterior, transiluminasi (+). Anda akan merujuk ke dokter spesialis.
Kemungkinan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis adalah?
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Aspirasi cairan
d. Pembedahan
e. Kemoterapi
Cystic Hygroma
• Kantung yang berisi cairan akibat sumbatan dari aliran limfatik, lokasi
tersering adalah di leher (trigonum coli posterior) → Hygroma Colli
• Terapi : operatif
66
Bayi perempuan lahir 6 jam yang lalu dirujuk oleh bidan ke IGD RS
dengan keluhan badan dingin seluruh tubuh dan tidak bergerak
selama 3 jam lalu. Bayi lahir normal dibantu bidan dengan BBL
4200, usia cukup bulan, lahir langsung menangis. Ibu riwayat DM
dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik
bayi tampak sulit dibangunkan, sianosis, hipotoni, nadi 150/m, RR
50x/m, suhu 35 C. Hasil pemeriksaan GDS 40 mg/dL. Apakah
diagnosa pasien?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Cold stress
d. Hipoksia
e. Sepsis
66
Bayi perempuan lahir 6 jam yang lalu dirujuk oleh bidan ke IGD RS
dengan keluhan badan dingin seluruh tubuh dan tidak bergerak
selama 3 jam lalu. Bayi lahir normal dibantu bidan dengan BBL
4200, usia cukup bulan, lahir langsung menangis. Ibu riwayat DM
dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik
bayi tampak sulit dibangunkan, sianosis, hipotoni, nadi 150/m, RR
50x/m, suhu 35 C. Hasil pemeriksaan GDS 40 mg/dL. Apakah
diagnosa pasien?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Cold stress
d. Hipoksia
e. Sepsis
HIPOGLIKEMIA pada NEONATUS
Faktor Resiko
Gejala & Tanda
Bayi besar (>
Cyanosis, apnea,
Glukosa darah 4000gr), Ibu DM
hypothermia,
(hiperinsulinemia ec
< 40 mg/dL hypotonia, poor
hiperplasia
feeding, lethargy,
langerhans), bayi
seizure
KMK, bayi prematur
TERAPI :
< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB → lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
67
Seorang pasien anak laki-laki usia 5 tahun BB 20 kg datang bersama
neneknya ke Puskesmas dengan keluhan batuk yang tidak berhenti
sejak 3 hari ini. Batuk terus-menerus hingga kadang pasien tampak
membiru atau muntah di akhir batuk. Riwayat kontak dengan
keluhan serupa (-). Riwayat imunisasi tidak tahu. Pemeriksaan tanda
vital nadi 110x/m, Tax 37,7, RR 38x/mnt, ditemukan perdarahan
subkonjungtiva ODS, faring hiperemis, namun tidak didapatkan
ronchi atau wheezing. Berapa dosis antibiotik untuk pengobatan
anak tersebut?
a. Eritromisin 10-20 mg/kgbb selama 14 hari
b. Eritromisin 20-30 mg/kgbb selama 14 hari
c. Eritromisin 30-40 mg/kgbb selama 14 hari
d. Eritromisin 40-50 mg/kgbb selama 14 hari
e. Eritromisin 50-60 mg/kgbb selama 14 hari
Pertusis
Seorang pasien anak laki-laki usia 5 tahun BB 20 kg datang bersama
neneknya ke Puskesmas dengan keluhan batuk yang tidak berhenti
sejak 3 hari ini. Batuk terus-menerus hingga kadang pasien tampak
membiru atau muntah di akhir batuk. Riwayat kontak dengan
keluhan serupa (-). Riwayat imunisasi tidak tahu. Pemeriksaan tanda
vital nadi 110x/m, Tax 37,7, RR 38x/mnt, ditemukan perdarahan
subkonjungtiva ODS, faring hiperemis, namun didapatkan ronchi
atau wheezing. Berapa dosis antibiotik untuk pengobatan anak
tersebut?
a. Eritromisin 10-20 mg/kgbb selama 14 hari
b. Eritromisin 20-30 mg/kgbb selama 14 hari
c. Eritromisin 30-40 mg/kgbb selama 14 hari
d. Eritromisin 40-50 mg/kgbb selama 14 hari
e. Eritromisin 50-60 mg/kgbb selama 14 hari
Pertusis
Etiologi :
• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)
Manifestasi Klinis
• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata
merah (fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal
disertai nada yang meninggi/melengking, batuk yang
sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir
batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi
seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang
Antibiotik rekomendasi :
• Erythromycin 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari
68
Seorang ibu membawa anaknya yang berumur 2 tahun datang
dengan keluhan batuk pilek sejak 1 minggu ini. Batuk terus-
menerus seperti menggonggong dan diakhiri dengan muntah.
Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Pemeriksaan fisik
ditemukan RR 24 x/m, Nadi 96 x/m, Suhu 37,6. Didapatkan
perdarahan subkonjungtiva. Apa etiologi penyebab keluhan
pasien tersebut?
a. Streptococcus pneumoniae
b. Bordetella pertussis
c. Haemophilus influenza
d. Moraxella catarrhalis
e. Mycobacterium tuberculosis
Pertusis
Seorang ibu membawa anaknya yang berumur 2 tahun datang
dengan keluhan batuk pilek sejak 1 minggu ini. Batuk terus-
menerus seperti menggonggong dan diakhiri dengan muntah.
Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Pemeriksaan fisik
ditemukan RR 24 x/m, Nadi 96 x/m, Suhu 37,6. Didapatkan
perdarahan subkonjungtiva. Apa etiologi penyebab keluhan
pasien tersebut?
a. Streptococcus pneumoniae
b. Bordetella pertussis
c. Haemophilus influenza
d. Moraxella catarrhalis
e. Mycobacterium tuberculosis
Pertusis
Etiologi :
• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)
Manifestasi Klinis
• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata
merah (fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal
disertai nada yang meninggi/melengking, batuk yang
sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir
batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi
seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang
Antibiotik rekomendasi :
• Erythromycin 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari
69
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun mengeluhkan sesak nafas dan
batuk seperti menggonggong sejak 1 minggu ini. Pasien tampak
gelisah karena sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
136x/menit, RR 40x/menit, suhu 37.8OC, stridor inspirasi (+).
Pemeriksaan radiologi cervical AP didapatkan Steeple sign. Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Abses Subglotis
b. Sindroma Croup
c. Trakeitis
d. Laringitis
e. Epiglotitis
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun mengeluhkan sesak nafas dan
batuk seperti menggonggong sejak 1 minggu ini. Pasien tampak
gelisah karena sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
136x/menit, RR 40x/menit, suhu 37.8OC, stridor inspirasi (+).
Pemeriksaan radiologi cervical AP didapatkan Steeple sign. Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Abses Subglotis
b. Sindroma Croup
c. Trakeitis
d. Laringitis
e. Epiglotitis
Sindroma Croup
Gejala • Batuk menggonggong
• Sesak
• Demam
• Stridor
Etiologi Virus
TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
Juknis TB Anak 2016
74
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun datang dibawa ibunya
dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 bulan ini. Benjolan
dirasakan tidak nyeri, tidak membesar, dan tidak kemerahan.
Pasien dikeluhkan demam namun menyangkal adanya batuk.
Nenek pasien menderita batuk lama dan sedang menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan hematologi rutin
dalam batas normal. Hasil Mantoux Test didapatkan indurasi
sebesar 18 mm. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Spondilitis TB
b. Spondilosis
c. Ankylosing Spondilitis
d. Limfadenitis TB
e. Meningitis TB
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun datang dibawa ibunya
dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 bulan ini. Benjolan
dirasakan tidak nyeri, tidak membesar, dan tidak kemerahan.
Pasien dikeluhkan demam namun menyangkal adanya batuk.
Nenek pasien menderita batuk lama dan sedang menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan hematologi rutin
dalam batas normal. Hasil Mantoux Test didapatkan indurasi
sebesar 18 mm. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Spondilitis TB
b. Spondilosis
c. Ankylosing Spondilitis
d. Limfadenitis TB
e. Meningitis TB
Spondilitis TB (Pott’s disease)
• Definisi: Penyebaran secara hematogen
kuman Mycobacterium tuberculosis
dari fokus primer ke tulang belakang
• Gejala klinis:
‐ Benjolan pada tulang belakang yang
disertai oleh nyeri
‐ Deformitas kyphosis yang disertai
dengan gibbus (punggung yang
membungkuk dan membentuk sudut,
merupakan lesi yang tidak stabil serta
dapat berkembang secara progresif)
‐ Defisit neurologis (paraplegi) akibat
keterlibatan medula spinalis
• Tatalaksana:
‐ OAT
‐ Operatif
75
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dengan ibunya ke
puskesmas untuk konsultasi. Riwayat nenek yang tinggal serumah
dengan BTA (+) dan saat ini sedang menjalani pengobatan TB.
Keadaan umum anak baik, status gizi cukup, tidak ada keluhan.
Hasil tes tuberkulin 7 mm. Apakah tindakan yang tepat ?
a. INH profilaksis primer
b. INH profilaksi sekunder
c. OAT
d. Obervasi
e. Tidak perlu diberikan profilaksis
76
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dengan ibunya ke
puskesmas untuk konsultasi. Riwayat nenek yang tinggal serumah
dengan BTA (+) dan saat ini sedang menjalani pengobatan TB.
Keadaan umum anak baik, status gizi cukup, tidak ada keluhan.
Hasil tes tuberkulin 7 mm. Apakah tindakan yang tepat ?
a. INH profilaksis primer
b. INH profilaksi sekunder
c. OAT
d. Obervasi
e. Tidak perlu diberikan profilaksis
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan pasien
TB
Gejala TB
Tidak Ada
Follow up rutin
Lengkapi
Juknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak,
Observasi
pemberian INH Kemenkes 2016
selama 6 bulan
77
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ibunya karena batuk
sejak 3 minggu yang lalu terutama pada malam menjelang dini hari.
Batuk sering setelah makan cokelat. Ibu pasien khawatir karena
nenek pasien yang mengasuh sehari-hari mengalami batuk darah
dan didiagnosis tuberkulosa. BB anak 18,5 kg. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Hasil uji tuberkulin indurasi 8 mm. Apakah
tatalaksana yang akan berikan?
a. Profilaksis sekunder INH
b. Profilaksis primer INH
c. Pengobatan OAT
d. Antibiotik empiris
e. Obat simptomatis
•
Batuk bukan TB (kemungkinan batuk alergi)
Kontak TB (+), Mantoux (-)
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ibunya karena batuk
sejak 3 minggu yang lalu terutama pada malam menjelang dini hari.
Batuk sering setelah makan cokelat. Ibu pasien khawatir karena
nenek pasien yang mengasuh sehari-hari mengalami batuk darah
dan didiagnosis tuberkulosa. BB anak 18,5 kg. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Hasil uji tuberkulin indurasi 8 mm. Apakah
tatalaksana yang akan berikan?
a. Profilaksis sekunder INH
b. Profilaksis primer INH (6 bulan)
c. Pengobatan OAT
d. Antibiotik empiris
e. Obat simptomatis
78
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur 1
minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan. Pasien
datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik bayi dalam
batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yang seharusnya pasien
lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan profilaksis
INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Kontak TB (+), Tanpa Gejala, Usia < 5 tahun →
INH Profilaksis
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur 1
minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan. Pasien
datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik bayi dalam
batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yang seharusnya pasien
lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan profilaksis
INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan pasien
TB
gejala TB
Tidak Ada
Umur > 5 thn dan HIV (-) Umur < 5 thn atau Juknis Manajemen
HIV (+) dan Tatalaksana TB
Tidak perlu PP INH PP INH Anak, Kemenkes
2016
Follow up rutin
Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
79
TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari
Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari
• Sesak
• Kesulitan makan/minum
• Sering ISPA berulang
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
86
Anak perempuan 5 tahun dibawa ibunya periksa ke dokter karena
keluhan anak sering sesak napas terutama setelah aktivitas. Pasien
juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil. Anak juga
sering batuk pilek dan sempat mengalami radang paru saat usia 3
tahun. Pemeriksaan fisik Nadi 110x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC,
tidak ada sianosis, auskultasi jantung didapatkan murmur sistolik di
sela iga III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
86
Anak perempuan 5 tahun dibawa ibunya periksa ke dokter karena
keluhan anak sering sesak napas terutama setelah aktivitas. Pasien
juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil. Anak juga
sering batuk pilek dan sempat mengalami radang paru saat usia 3
tahun. Pemeriksaan fisik Nadi 110x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC,
tidak ada sianosis, auskultasi jantung didapatkan murmur sistolik di
sela iga III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
87
Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan
sering mengalami penurunan kesadaran. Pasien sering tiba-tiba
berjongkok setelah melakukan aktivitas, kemudian sering biru dan
tidak sadar. Pada pemeriksan didapatkan keadaan umum lemah,
sianosis, jari tabuh (-) terdapat bising sistolik. Pemeriksaan X Ray
thoraks didapatkan gambaran boat shape heart sign. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada keadaan tersebut ?
a. Stenosis aorta
b. Tetralogi Fallot
c. Insufisiensi mitral
d. Insufisiensi trikuspidal
e. PDA
Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan
sering mengalami penurunan kesadaran. Pasien sering tiba-tiba
berjongkok setelah melakukan aktivitas, kemudian sering biru dan
tidak sadar. Pada pemeriksan didapatkan keadaan umum lemah,
sianosis, jari tabuh (-) terdapat bising sistolik. Pemeriksaan X Ray
thoraks didapatkan gambaran boat shape heart sign. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada keadaan tersebut ?
a. Stenosis aorta
b. Tetralogi Fallot
c. Insufisiensi mitral
d. Insufisiensi trikuspidal
e. PDA
Kelainan pada TOF : Tetralogy of
• Ventricular septal defect (VSD)
• Pulmonary stenosis
Fallot
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy
Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas
Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal
Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
88
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting,
bising jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnosis
yang tepat untuk kasus di atas adalah..
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
88
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting,
bising jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnosis
yang tepat untuk kasus di atas adalah..
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
Defek Septum Atrium (ASD)
Gejala Klinis :
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
91
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa orangtuanya periksa ke
dokter dengan keluhan sering merasa dingin pada kedua kaki.
Keluhan dirasakan ketika pasien setelah beraktivitas. Tidak ada
keluhan sesak, demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaa fisik nadi
di ekstremitas atas teraba lebih keras dibandingkan dengan nadi di
esktremitas bawah, laju napas 26x/m, suhu 36.5OC, tidak ada
sianosis, pada auskultasi jantung didapatkan bunyi murmur sistolik
di sic III dan IV menjalar ke punggung belakang. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartasio aorta
e. TOF
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa orangtuanya periksa ke
dokter dengan keluhan sering merasa dingin pada kedua kaki.
Keluhan dirasakan ketika pasien setelah beraktivitas. Tidak ada
keluhan sesak, demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaa fisik nadi
di ekstremitas atas teraba lebih keras dibandingkan dengan nadi di
esktremitas bawah, laju napas 26x/m, suhu 36.5OC, tidak ada
sianosis, pada auskultasi jantung didapatkan bunyi murmur sistolik
di sic III dan IV menjalar ke punggung belakang. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartasio aorta
e. TOF
Coarctasio Aorta
• Kelainan kongenital dimana
terjadi penyempitan aorta,
paling sering di lokasi ductus
arteriosus
• Manifestasi klinis:
‐ Bayi : pucat, gangguan napas,
gangguan minum
‐ Anak atau dewasa: hipertensi,
nyeri kepala, nyeri dada,
kelemahan otot
‐ Nadi, tekanan darah pada
ekstremitas atas lebih
keras/tinggi dibandingkan
pada ekstremitas bawah
92
Seorang anak perempuan usia 5 tahun diantar orangtuanya ke IGD RS
dengan keluhan bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut
sejak 3 bulan. Kedua sendi makin lama makin sulit digerakkan.
Riwayat trauma (-). Pemeriksaan fisik nadi 90x/m, laju napas 26x/m,
suhu aksila 37,8°C. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kedua lutut
tampak sedikit kemerahan, bengkak tidak simetris, serta terasa
hangat saat diraba. Hasil lab Hb 11 g/dl, leukosit 4500, Trombosit
345000, LED 65 mm/jam, CRP 10 mg/L, faktor rheumatoid (-), ANA (-).
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Septic arthitis
b. Juvenile idiopathic arthritis
c. Osteoarthritis
d. Osteosarcoma
e. Demam rematik
Seorang anak perempuan usia 5 tahun diantar orangtuanya ke IGD RS
dengan keluhan bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut
sejak 3 bulan. Kedua sendi makin lama makin sulit digerakkan.
Riwayat trauma (-). Pemeriksaan fisik nadi 90x/m, laju napas 26x/m,
suhu aksila 37,8°C. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kedua lutut
tampak sedikit kemerahan, bengkak tidak simetris, serta terasa
hangat saat diraba. Hasil lab Hb 11 g/dl, leukosit 4500, Trombosit
345000, LED 65 mm/jam, CRP 10 mg/L, faktor rheumatoid (-), ANA (-).
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Septic arthitis
b. Juvenile idiopathic arthritis
c. Osteoarthritis
d. Osteosarcoma
e. Demam rematik
Juvenile idiopathic arthritis
Diagnosis JIA
berdasarkan
International League of
Association for
Rheumatology (ILAR)
93
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun didiagnosa dengan
Achondroplasia. Achondroplasia merupakan suatu kelainan
pembentukan tulang akibat mutasi genetik. Mutasi genetik ini
menjadi penyebab Dwarfisme Disporportional. Apakah ciri-ciri
kelainan yang dapat ditemikan pada pasien ini?
a. Postur pendek, kepala besar, dahi dan tangan melebar
b. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki panjang,
polidaktili dan dahi lebar
c. Postur pendek, kepala kecil, tangan dan kaki pendek, dahi lebar
d. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki pendek, dan dahi
lebar
e. Postur pendek, kepala kecil, tangan, kaki dan dahi normal
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun didiagnosa dengan
Achondroplasia. Achondroplasia merupakan suatu kelainan
pembentukan tulang akibat mutasi genetik. Mutasi genetik ini
menjadi penyebab Dwarfisme Disproportional. Apakah ciri-ciri
kelainan yang dapat ditemikan pada pasien ini?
a. Postur pendek, kepala besar, dahi dan tangan melebar
b. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki panjang,
polidaktili dan dahi lebar
c. Postur pendek, kepala kecil, tangan dan kaki pendek, dahi lebar
d. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki pendek, dan dahi
lebar
e. Postur pendek, kepala kecil, tangan, kaki dan dahi normal
DWARFISME –
AKONDROPLASIA
• Etiologi: mutasi genetik
pada gen penghambat
pertumbuhan tulang
(FGFR3) sehingga terjadi
supresi pertumbuhan
tulang yang terlalu
agresif
• Pendek disproporsional
DWARFISME –
DEFISIENSI GROWTH
HORMONE
• Etiologi:
‐ Mutasi gen
‐ Kelainan pada kelenjar
pituitary
‐ Sindrom Turner
‐ Malnutrisi
‐ Stress
94
Seorang laki – laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas karena anak lebih besar dan tinggi dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan tangan dan kaki
panjang serta dagu yang besar. Dokter menduga terjadi kelainan
hormon pertumbuhan. Apakah kemungkinan diagnosis yang
tepat pada kasus di atas?
a. Dwarfisme
b. Keratinisme
c. Makrognatia
d. Gigantisme
e. Akromegali
Seorang laki – laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas karena anak lebih besar dan tinggi dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan tangan dan kaki
panjang serta dagu yang besar. Dokter menduga terjadi kelainan
hormon pertumbuhan. Apakah kemungkinan diagnosis yang
tepat pada kasus di atas?
a. Dwarfisme
b. Keratinisme
c. Makrognatia
d. Gigantisme
e. Akromegali
GIGANTISME DAN AKROMEGALI
GIGANTISME AKROMEGALI
95
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya ke Poli RS
dengan keluhan perawakannya pendek bila dibandingkan teman
seusianya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah dismorfik,
kelainan skeletal, malformasi jantung dan ginjal. Tidak ditemukan
adanya kelainan mental. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang
didapatkan kariotipe 45 X, dan kelainan bentuk dari kromosom X.
Apakah diagnosis pasien?
a. Syndrome Klinefelter
b. Syndrome Marfan
c. Syndrome Fragile X
d. Syndrome Turner
e. Syndrome Reifenstein
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya ke Poli RS
dengan keluhan perawakannya pendek bila dibandingkan teman
seusianya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah dismorfik,
kelainan skeletal, malformasi jantung dan ginjal. Tidak ditemukan
adanya kelainan mental. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang
didapatkan kariotipe 45 X, dan kelainan bentuk dari kromosom X.
Apakah diagnosis pasien?
a. Syndrome Klinefelter
b. Syndrome Marfan
c. Syndrome Fragile X
d. Syndrome Turner
e. Syndrome Reifenstein
Sindrom Turner
Etiologi Kelainan kromosom (45X)
Gejala Klinis Anak perempuan dengan satu atau lebih gejala berikut:
- Postur tubuh pendek (yang tidak dapat dijelaskan)
- Webbed neck
- Low hairline
- Limfedema perifer
- Koartasio aorta
- Keterlambatan pubertas