Anda di halaman 1dari 376

SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020

Sumber Pustaka Sesuai Dengan Daftar Referensi Resmi Yang


Dikeluarkan Panitia Nasional UKMMPD Tahun 2016

• Nelson Essential of Pediatric Edisi ke 18


• Pedoman Pelayanan Medis IDAI (PPM IDAI) Buku I dan II Tahun 2011
• Pedoman Imunisasi Satgas Imunisasi IDAI tahun 2017
• Buku Ajar IDAI
• Konsensus dan Rekomendasi IDAI
• Buku Panduan Resusitasi Neonatus (Perinasia, AAP, AHA), 2011
• Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS (WHO, Kemenkes), 2009
• Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (WHO, Kemenkes), 2010
Disclaimer!
• Pembahasan kami sajikan bila ada tambahan atau
pelengkap dari materi yang sudah kami sajikan saat
fase intensif dan fase cepat.
• Bila kami rasa cukup jelas, lugas, sesuai dengan
materi yang sudah kami sajikan saat FASE
INTENSIF dan FASE CEPAT tidak akan kami ulang
kembali.
• Repetisilah materi yang sudah kami berikan!
1
Anak perempuan umur 2 tahun diantar ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan pucat sejak 1 bulan. Selain itu anak juga
dikeluhkan sering lemas dan lelah terutama setelah aktivitas.
Riwayat anak sulit makan dan tidak suka minum susu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, atrofi papil
lidah dan keilitis angularis. Hasil laboratorium DL: Hb 8 g/dl,
Leukosit 8.000/µL, Trombosit 350.000/µL, MCV 70%, MCH 18%
dan MCHC 26%. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Tambahkan susu formula/ MPASI yg difortifikasi dengan Fe
b. Ferrous sulfat + vit C selama minimal 1 bulan
c. Ferrous sulfat + vit C sampai 2 bln setelah Hb normal
d. Transfusi PRC 10 ml/kgBB
e. Rujuk ke RS
ADB
Anak perempuan umur 2 tahun diantar ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan pucat sejak 1 bulan. Selain itu anak juga
dikeluhkan sering lemas dan lelah terutama setelah aktivitas.
Riwayat anak sulit makan dan tidak suka minum susu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, atrofi papil
lidah dan keilitis angularis. Hasil laboratorium DL: Hb 8 g/dl,
Leukosit 8.000/µL, Trombosit 350.000/µL, MCV 70%, MCH 18%
dan MCHC 26%. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Tambahkan susu formula/ MPASI yg difortifikasi dengan Fe
b. Ferrous sulfat + vit C selama minimal 1 bulan
c. Ferrous sulfat + vit C sampai 2 bln setelah Hb normal
d. Transfusi PRC 10 ml/kgBB
e. Rujuk ke RS
Anemia Defisiensi Besi (4A)
Etiologi • Asupan Fe yang rendah, Riwayat infeksi cacing

Gejala • Pucat, mudah lelah, pica

Pem. • Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil


Fisik lidah (glositis), stomatitis angularis,
takikardi, murmur, gagal jantung

• DL: Hb↓, MCV↓, MCH ↓, MCHC ↓


• Hapusan darah tepi: hipokrom, mikrositer,
Lab anisotosis, poikilositosis, pencil/cigar cell
• Gold Standard: Serum Iron ↓, Serum Ferritin
↓, Saturasi Transferin↓, TIBC ↑
Konjungtiva Anemis Atrofi Papil Lidah

Angular Cheilitis

Ekstremitas Anemis Koilonychia


Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi
• Preparat Fe dosis 3-5 mg/kgBB/hari
• Pemberian terapi Fe minimal selama 3
Terapi bulan
• Transfusi PRC hanya diberikan pada anemia
berat dengan kadar Hb < 6 g/dL

Diagnosis ADB
1 bulan 2 bulan
Mulai Terapi Fe Respon (+) Evaluasi
Bila Hb ≥ 2 g/dL
2
Seorang bayi berusia 1 hari dibawa ibu ke RS karena anak tampak
kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di tolong bidan secara
spontan pervaginam, dengan berat badan 2800 dan APGAR skor
8/9. Pemeriksaan fisik bayi aktif, tanda vital HR 150x/m, RR 55x/m,
suhu 36, ikterus kramer II, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diketahui ibu bergolongan darah O rhesus (+) dan ayah
bergolongan darah A rhesus (+). Hasil lab Hb. 8 g/dl, Leukosit 9500,
Trombosit 345000, Bilirubin Total 11 mg/dl. Apakah diagnosa
pasien tersebut?
a. Inkompatibilitas Rhesus
b. Inkompatibilitas ABO
c. Kolestasis
d. Hepatitis neonatal
e. Breast Milk Jaundice
2
Seorang bayi berusia 1 hari dibawa ibu ke RS karena anak tampak
kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di tolong bidan secara
spontan pervaginam, dengan berat badan 2800 dan APGAR skor
8/9. Pemeriksaan fisik bayi aktif, tanda vital HR 150x/m, RR 55x/m,
suhu 36, ikterus kramer II, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diketahui ibu bergolongan darah O rhesus (+), ayah bergolongan
darah A rhesus (+), dan bayi bergolongan darah A rhesus (+). Hasil
lab Hb. 8 g/dl, Leukosit 9500, Trombosit 345000, Bilirubin Total 11
mg/dl. Apakah diagnosa pasien tersebut?
a. Inkompatibilitas Rhesus
b. Inkompatibilitas ABO
c. Kolestasis
d. Hepatitis neonatal
e. Breast Milk Jaundice
Hemolytic Disease of The Newborn
• Terjadi selama kehamilan (antibodi ibu menyerang antigen janin)
• Gejala klinis muncul pada bayi baru lahir 0-24 jam pertama
• Lab: DL, Golongan Darah Ibu dan Bayi, Bilirubin, Coombs Test

HDN - Rhesus
• Gejala berat/ lethal
• Erythroblastosis foetalis (hydrops foetalis)
• Ibu Rh (-) bertemu dengan Fetus/Ayah Rh (+)

HDN – ABO
• Gejala ringan (anemis + ikterik)
• Ibu O bertemu dengan Fetus/Ayah A, B, atau AB
• Ibu A bertemu dengan Fetus/Ayah B atau AB
• Ibu B bertemu dengan Fetus/Ayah A atau AB
3
Anak laki-laki 12 tahun dirujuk ke RS karena perdarahan paska
sirkumsisi. Riwayat pasien sering mengalami lebam pada sendi.
Kakak laki-laki pasien memiliki riwayat yg sama. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmHg, nadi 84x/m, laju napas 24x/m, suhu
36,8OC. Pemeriksaan lab darah Hb 10 g/dL, leukosit 4000,
Trombosit 386000, Bleeding Time normal, Clotting Time
meamnjang, PT normal dan APTT memanjang. Bagaimanakah
pola penurunan penyakit ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Kromosom Y
Hemofili
Anak laki-laki 12 tahun dirujuk ke RS karena perdarahan paska
sirkumsisi. Riwayat pasien sering mengalami lebam pada sendi.
Kakak laki-laki pasien memiliki riwayat yg sama. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmHg, nadi 84x/m, laju napas 24x/m, suhu
36,8OC. Pemeriksaan lab darah Hb 10 g/dL, leukosit 4000,
Trombosit 386000, Bleeding Time normal, Clotting Time
meamnjang, PT normal dan APTT memanjang. Bagaimanakah
pola penurunan penyakit ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Kromosom Y
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi (2)
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler
Henoch Schonlein
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K
Purpura
• Riwayat post • H. A → Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura/ ptekie (tersering) K saat lahir bawah atau
pada kulit dan • H. B → Defisiensi • Riwayat ASI daerah yang
mukosa Faktor IX kurang terkena
• Trombositopenia • Diturunkan X- • Bayi kecil penekanan
• Bleeding time >> linked recessive • Defisiensi faktor • Nyeri sendi/otot,
• Riw. keluarga II, VII, IX, X nyeri perut
• Coombs Test (+)
laki-laki • PT >> APTT >> • Autoimun
• Terapi : Steroid,
• Memar, Vaskulitis
Imunosupresan, • Clotting time >>
Transfusi TC perdarahan, • LED meningkat
• Terapi : Injeksi
bengkak sendi Vitamin K, • Terapi : Steroid,
• APTT >> Transfusi FFP Imunosupresan
• Clotting time >>
• Terapi : Transfusi
Faktor
Pembekuan
VIII/IX
4
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun datang dibawa oleh ibunya
ke dokter dengan keluhan muncul memar-memar dan tampak
bercak merah di lengan dan tungkainya sejak 3 hari. Tidak ada
riwayat demam. Tidak ada riwayat trauma. Pemeriksaan fisik
tanda vital normal dan tampak ptekie dan ekimosis. Dari
pemeriksaan laboratorium Hb 11 g/dl, Hct 36%, Leukosit
6.000/µL, Trombosit 90.000/µL. Hasil test coombs (+). Apakah
diagnosis pasien?
a. AIHA
b. Demam Dengue
c. ITP
d. HSP
e. Hemofili
4
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun datang dibawa oleh ibunya
ke dokter dengan keluhan muncul memar-memar dan tampak
bercak merah di lengan dan tungkainya sejak 3 hari. Tidak ada
riwayat demam. Tidak ada riwayat trauma. Pemeriksaan fisik
tanda vital normal dan tampak ptekie dan ekimosis. Dari
pemeriksaan laboratorium Hb 11 g/dl, Hct 36%, Leukosit
6.000/µL, Trombosit 90.000/µL. Hasil test coombs (+). Apakah
diagnosis pasien?
a. AIHA
b. Demam Dengue
c. ITP
d. HSP
e. Hemofili
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi (2)
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler
Henoch Schonlein
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K
Purpura
• Riwayat post • H. A → Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura/ ptekie (tersering) K saat lahir bawah atau
pada kulit dan • H. B → Defisiensi • Riwayat ASI daerah yang
mukosa Faktor IX kurang terkena
• Trombositopenia • Diturunkan X- • Bayi kecil penekanan
• Bleeding time >> linked recessive • Defisiensi faktor • Nyeri sendi/otot,
• Riw. keluarga II, VII, IX, X nyeri perut
• Coombs Test (+)
laki-laki • PT >> APTT >> • Autoimun
• Terapi : Steroid,
• Memar, Vaskulitis
Imunosupresan, • Clotting time >>
Transfusi TC perdarahan, • LED meningkat
• Terapi : Injeksi
bengkak sendi Vitamin K, • Terapi : Steroid,
• APTT >> Transfusi FFP Imunosupresan
• Clotting time >>
• Terapi : Transfusi
Faktor
Pembekuan
VIII/IX
5
Seorang anak usia 5 tahun dibawa orang tua ke dokter dengan
keluhan utama pucat sejak 1 minggu. Pasien juga tampak lemas
dan mudah lelah saat beraktivitas. Riwayat pasien pernah
mengalami keluhan serupa dan mendapatkan transfusi.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, sklera ikterik dan
lien Schuffner III. Pemeriksaan lab Hb 7,9 g/dL, leukosit 6.900/µL,
trombosit 184.000/µL. Hapusan darah tepi didapatkan hipokrom-
mikrositer. HbA 20%, HbF 75%. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Talasemia alfa mayor
b. Talasemia alfa minor
c. Talasemia beta mayor
d. Talasemia beta minor
e. Talasemia beta trait
5
Seorang anak usia 5 tahun dibawa orang tua ke dokter dengan
keluhan utama pucat sejak 1 minggu. Pasien juga tampak lemas
dan mudah lelah saat beraktivitas. Riwayat pasien pernah
mengalami keluhan serupa dan mendapatkan transfusi.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, sklera ikterik dan
lien Schuffner III. Pemeriksaan lab Hb 7,9 g/dL, leukosit 6.900/µL,
trombosit 184.000/µL. Hapusan darah tepi didapatkan hipokrom-
mikrositer. HbA 20%, HbF 75%. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Talasemia alfa mayor
b. Talasemia alfa minor
c. Talasemia beta mayor
d. Talasemia beta minor
e. Talasemia beta trait
Talasemia (3A)
Etiologi • Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
• Riwayat keluarga talasemia, riwayat transfusi
Anamnesa
berulang

• Pucat, hepatosplenomegali, ikterik, facies


Pem. Fisik
cooley/rodent face, gangguan tumbuh kembang

• Hapusan darah tepi : hipokrom, mikrositer,


anisotosis, poikilositosis, target cell, retikulosit
Lab
meningkat
• Gold standard: Hb Elektroforesa/Analisa Hb
• Transfusi PRC
Terapi
• Splenektomi
Hb Elektroforesa

Individu Normal
• HbA (α2β2) : 95%-98%
• HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
• HbF (α2ɣ2) : < 2%
Hemoglobin NORMAL

Talasemia Alfa
• HbA, HbA2 , HbF : turun
• Terdapat HbH (β4) atau Hb
Bart’s (ɣ4)

Talasemia Beta Talasemia Talasemia


MINOR MAYOR
• HbA turun
• HbA2 dan/atau HbF meningkat
6
Anak laki-laki umur 5 tahun dibawa oleh orangtuanya ke dokter
karena keluhan ruam kemerahan di tangan dan kaki sejak 1 minggu
ini. Keluhan disertai dengan demam dan mata merah berair. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan injeksi konjungtiva ODS, strawberry
tongue dan pembesaran KGB colli. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12 g/dL, PCV 35%, Leukosit 17.000/mm3, Trombosit
198.000/mm3 dan LED 60 mm/jam. PT dan aPTT normal. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. ITP
b. HSP
c. Kawasaki disease
d. Campak
e. Dengue Fever
6
Anak laki-laki umur 5 tahun dibawa oleh orangtuanya ke dokter
karena keluhan ruam kemerahan di tangan dan kaki sejak 1 minggu
ini. Keluhan disertai dengan demam dan mata merah berair. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan injeksi konjungtiva ODS, strawberry
tongue dan pembesaran KGB colli. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12 g/dL, PCV 35%, Leukosit 17.000/mm3, Trombosit
198.000/mm3 dan LED 60 mm/jam. PT dan aPTT normal. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. ITP
b. HSP
c. Kawasaki disease
d. Campak
e. Dengue Fever
Penyakit Kawasaki
• Nama lain: mucocutaneous lymph node syndrome atau infantile
polyarteritis nodosa
• Etiologi: Vaskulitis pada medium-sized arteries dengan penyebab yang
tidak diketahui namun banyak dikaitkan dengan infeksi
• Manifestasi klinis:
Demam tinggi minimal 5 hari, disertai:
1. Injeksi konjungtiva bulbar bilateral bulbar
2. Eritema pada mukosa oral dan faring disertai strawberry tongue
serta bibir yang kering dan pecah-pecah namun tanpa ulserasi
3. Edema dan eritema pada tangan dan kaki, kulit di periungual
mengelupas
4. Ruam maculopapular erythema multiforme atau scarlatiniform
5. Nonsuppurative servical lymphadenopathy (ukuran ≥1.5 cm)
• Hasil Lab: ESR, CRP meningkat
6
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun datang ke IGD dengan
keluhan utama demam yang sudah dialami sejak 4 hari yang lalu.
Keluhan disertai nyeri sendi dan nyeri di belakang mata.
Pemeriksaan vital sign TD 90/70 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 26
x/m, suhu aksila 36,7OC, akral dingin, terdapat perdarahan pada
gusi. Hasil lab Hb 10 g/dl, Hct 48%, Leukosit 3400, Trombosit
20000. Apakah diagnosa pada kasus tersebut?
a. Demam dengue
b. DBD grade I
c. DBD grade II
d. DBD grade III
e. DBD grade IV
6
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun datang ke IGD dengan
keluhan utama demam yang sudah dialami sejak 4 hari yang lalu.
Keluhan disertai nyeri sendi dan nyeri di belakang mata.
Pemeriksaan vital sign TD 90/70 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 26
x/m, suhu aksila 36,7OC, akral dingin, terdapat perdarahan pada
gusi. Hasil lab Hb 10 g/dl, Hct 48%, Leukosit 3400, Trombosit
20000. Apakah diagnosa pada kasus tersebut?
a. Demam dengue
b. DBD grade I
c. DBD grade II
d. DBD grade III
e. DBD grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
DF/DHF Grade Sign and Symptoms Laboratory

DF Fever with two of the following : • Leucopenia (wbc ≤5000


• Headache cells/mm3)
• Retro-orbital pain • Thrombocytopenia
• Myalgia (Platelet count <150.000
• Arthtralgia/bone pain cells/mm3)
• Rash • Rising haematocrit (5%-
• Haemorrhagic manifestations 10%)
• No evidence of plasma leakage • No evidence of plasma
loss
DHF I Fever and haemorrhagic manifestation (positive Thrombocytopenia
tourniquet test) and evidence of plasma leakage <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF II As in grade I plus spontaneous bleeding Thrombocytopenia
<100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF* III As in grade I or II plus circulatory failure Thrombocytopenia
(Weak pulse, narrow pulse pressure (≤20 mmHg), <100.000 cells/mm3; HCT
hypotension, restlessness) rise ≥ 20%
DHF* IV As in grade III plus profound shock with undetectable Thrombocytopenia
BP and pulse <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
7
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa ke puskesmas karena
mimisan. Mimisan sudah berhenti ketika sampai di puskesmas.
Riwayat anak tersebut juga menderita demam 3 hari, demam tinggi
sepanjang hari disertai nyeri kepala. Pemeriksaan fisik TD 110/70
mmHg, Nadi 90x/m, Laju napas 22x/m, suhu 39,5OC. Hepar teraba
2 cm di bawah arkus kostarum, tepi tajam, permukaan licin,
konsistensi kenyal, akral hangat, perfusi jaringan baik, lain-lain
dalam batas normal. Hasil lab hb 11 g/dl, hematokrit 33 %, leukosit
2300/uL, trombosit 138.000/uL. Apakah diagnosis pasien?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue grade I
c. Demam berdarah dengue grade II
d. Demam berdarah dengue grade III
e. Demam berdarah dengue grade IV
7
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa ke puskesmas karena
mimisan. Mimisan sudah berhenti ketika sampai di puskesmas.
Riwayat anak tersebut juga menderita demam 3 hari, demam tinggi
sepanjang hari disertai nyeri kepala. Pemeriksaan fisik TD 110/70
mmHg, Nadi 90x/m, Laju napas 22x/m, suhu 39,5OC. Hepar teraba
2 cm di bawah arkus kostarum, tepi tajam, permukaan licin,
konsistensi kenyal, akral hangat, perfusi jaringan baik, lain-lain
dalam batas normal. Hasil lab hb 11 g/dl, hematokrit 33 %, leukosit
2300/uL, trombosit 138.000/uL. Apakah diagnosis pasien?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue grade I
c. Demam berdarah dengue grade II
d. Demam berdarah dengue grade III
e. Demam berdarah dengue grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
DF/DHF Grade Sign and Symptoms Laboratory

DF Fever with two of the following : • Leucopenia (wbc ≤5000


• Headache cells/mm3)
• Retro-orbital pain • Thrombocytopenia
• Myalgia (Platelet count <150.000
• Arthtralgia/bone pain cells/mm3)
• Rash • Rising haematocrit (5%-
• Haemorrhagic manifestations 10%)
• No evidence of plasma leakage • No evidence of plasma
loss
DHF I Fever and haemorrhagic manifestation (positive Thrombocytopenia
tourniquet test) and evidence of plasma leakage <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF II As in grade I plus spontaneous bleeding Thrombocytopenia
<100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF* III As in grade I or II plus circulatory failure Thrombocytopenia
(Weak pulse, narrow pulse pressure (≤20 mmHg), <100.000 cells/mm3; HCT
hypotension, restlessness) rise ≥ 20%
DHF* IV As in grade III plus profound shock with undetectable Thrombocytopenia
BP and pulse <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
8
Seorang anak perempuan usia 12 tahun datang dibawa orang
tuanya ke IGD dengan keluhan demam selama 5 hari. Demam
awalnya tinggi mendadak kemudian turun sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan disertai nyeri kepala, nyeri sendi dan nyeri perut. Anak
juga dikeluhkan sempat mengalami mimisan. Pemeriksaan fisik
anak tampak lemas, terlihat mengantuk, akral dingin, TD
90/60mmHg, Nadi 140x/m kecil lemah, RR 30x/m, suhu 36.5OC.
Lab DL Hb 16, Hct 55%, Leukosit 3500, Trombosit 45000.
Bagaimanakah terapi resusitasi cairan yang tepat?
a. Kristaloid 20cc/kg 30 menit
b. Kristaloid 20cc/kg 1 jam
c. Kristaloid 10cc/kg 30 menit
d. Kristaloid 10cc/kg 1 jam
e. Koloid 10cc/kg 1 jam
DHF Grade III
Seorang anak perempuan usia 12 tahun datang dibawa orang
tuanya ke IGD dengan keluhan demam selama 5 hari. Demam
awalnya tinggi mendadak kemudian turun sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan disertai nyeri kepala, nyeri sendi dan nyeri perut. Anak
juga dikeluhkan sempat mengalami mimisan. Pemeriksaan fisik
anak tampak lemas, terlihat mengantuk, akral dingin, TD
90/60mmHg, Nadi 140x/m kecil lemah, RR 30x/m, suhu 36.5OC.
Lab DL Hb 16, Hct 55%, Leukosit 3500, Trombosit 45000.
Bagaimanakah terapi resusitasi cairan yang tepat?
a. Kristaloid 20cc/kg 30 menit
b. Kristaloid 20cc/kg 1 jam
c. Kristaloid 10cc/kg 30 menit
d. Kristaloid 10cc/kg 1 jam
e. Koloid 10cc/kg 1 jam
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
DF/DHF Grade Sign and Symptoms Laboratory

DF Fever with two of the following : • Leucopenia (wbc ≤5000


• Headache cells/mm3)
• Retro-orbital pain • Thrombocytopenia
• Myalgia (Platelet count <150.000
• Arthtralgia/bone pain cells/mm3)
• Rash • Rising haematocrit (5%-
• Haemorrhagic manifestations 10%)
• No evidence of plasma leakage • No evidence of plasma
loss
DHF I Fever and haemorrhagic manifestation (positive Thrombocytopenia
tourniquet test) and evidence of plasma leakage <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF II As in grade I plus spontaneous bleeding Thrombocytopenia
<100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF* III As in grade I or II plus circulatory failure Thrombocytopenia
(Weak pulse, narrow pulse pressure (≤20 mmHg), <100.000 cells/mm3; HCT
hypotension, restlessness) rise ≥ 20%
DHF* IV As in grade III plus profound shock with undetectable Thrombocytopenia
BP and pulse <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
Tatalaksana • Rehidrasi Oral
• Paracetamol
• Rawat inap bila: muntah, tidak
Demam Dengue mau minum, demam tinggi,
dehidrasi, peningkatan Hct
berkala → Cairan (iv)
maintenance

• Cairan kristaloid (iv)


DHF gr I dan II
(10-7-5-3) ml/kgBB 1 jam

• O2 2-4 lpm
DHF gr III dan IV
• Kristaloid (iv) 20 ml/kgBB 30
(DSS)
menit

Cairan Kristaloid : Ringer Lactat, Ringer Asetat, NaCl 0,9%


9
Anak perempuan umur 6 thn dibawa orangtuanya ke dokter
karena keluhan muncul bintik-bintik merah sejak 1 hari yg lalu.
Sebelumnya pasien mengalami demam sejak 3 hari yg lalu
disertai nyeri sendi dan sakit kepala. Pemeriksaan fisik tekanan
darah 110/80, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,5OC,
ptekie pada dada dan ekstremitas. Pemeriksaan laboratorium Hb
14 g/dl, Ht 50%, Leukosit 4000, Trombosit 95000. Apakah
diagnosis pasien?
a. Demam dengue
b. DBD grade I
c. DBD grade II
d. DBD grade III
e. DBD grade IV
9
Anak perempuan umur 6 thn dibawa orangtuanya ke dokter
karena keluhan muncul bintik-bintik merah sejak 1 hari yg lalu.
Sebelumnya pasien mengalami demam sejak 3 hari yg lalu
disertai nyeri sendi dan sakit kepala. Pemeriksaan fisik tekanan
darah 110/80, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,5OC,
ptekie pada dada dan ekstremitas. Pemeriksaan laboratorium Hb
14 g/dl, Ht 50%, Leukosit 4000, Trombosit 95000. Apakah
diagnosis pasien?
a. Demam dengue
b. DBD grade I
c. DBD grade II
d. DBD grade III
e. DBD grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
DF/DHF Grade Sign and Symptoms Laboratory

DF Fever with two of the following : • Leucopenia (wbc ≤5000


• Headache cells/mm3)
• Retro-orbital pain • Thrombocytopenia
• Myalgia (Platelet count <150.000
• Arthtralgia/bone pain cells/mm3)
• Rash • Rising haematocrit (5%-
• Haemorrhagic manifestations 10%)
• No evidence of plasma leakage • No evidence of plasma
loss
DHF I Fever and haemorrhagic manifestation (positive Thrombocytopenia
tourniquet test) and evidence of plasma leakage <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF II As in grade I plus spontaneous bleeding Thrombocytopenia
<100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
DHF* III As in grade I or II plus circulatory failure Thrombocytopenia
(Weak pulse, narrow pulse pressure (≤20 mmHg), <100.000 cells/mm3; HCT
hypotension, restlessness) rise ≥ 20%
DHF* IV As in grade III plus profound shock with undetectable Thrombocytopenia
BP and pulse <100.000 cells/mm3; HCT
rise ≥ 20%
10
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dengan ibunya ke
praktek dokter karena keluhan demam sejak 8 hari yang lalu.
Demam naik turun terutama saat malam hari. Keluhan disertai
mual muntah dan kadang nyeri perut. Pasien juga dikeluhkan
sulit BAB sejak 3 hari ini. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 80x/m, RR 24x/m, Tax 37,8OC, didapatkan lidah kotor dan
tremor. Hasil lab Hb 12 g/dl, Leukosit 4500, Trombosit 350000,
Widal Titer O 1/320. Bagiamana KIE diet untuk pasien?
a. Diet cair atau lunak
b. Diet tinggi karbohidrat
c. Diet tinggi protein
d. Diet rendah serat
e. Diet rendah lemak
Demam Tifoid
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dengan ibunya ke
praktek dokter karena keluhan demam sejak 8 hari yang lalu.
Demam naik turun terutama saat malam hari. Keluhan disertai
mual muntah dan kadang nyeri perut. Pasien juga dikeluhkan
sulit BAB sejak 3 hari ini. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 80x/m, RR 24x/m, Tax 37,8OC, didapatkan lidah kotor dan
tremor. Hasil lab Hb 12 g/dl, Leu 4500, Tro 350000, Widal Titer O
1/320. Bagiamana KIE diet untuk pasien?
a. Diet cair atau lunak
b. Diet tinggi karbohidrat
c. Diet tinggi protein
d. Diet rendah serat
e. Diet rendah lemak
Demam Tifoid
Etiologi • Salmonella typhi

• Demam lebih dari 7 hari, demam remitten


(terutama malam hari), kadang disertai mengigau
Gejala & • Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis),
Tanda nyeri perut, kembung, mual muntah, konstipasi,
diare lendir darah, hepatomegali kadang
ditemukan, bradikardi relatif, Rose Spot

• Diagnosis : Tes Widal, IgM/IgG Anti Salmonella


Lab
• Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2

• Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4


Terapi dosis selama 10-14 hari
• Tifoid berat → cefixime atau ceftriaxone
• Rendah serat (mudah dicerna), cukup kalori dan
Diet
protein
11
Anak laki-laki usia 2 tahun diantar ibunya ke RS dengan keluhan
muncul ruam kemerahan awalnya di wajah, leher belakang telinga
kemudian rata di seluruh tubuh sejak 3 hari. Keluhan disertai
demam batuk pilek dan mata merah. Pemeriksaan fisik TD 100/60
mmhg, nadi 100x/m, RR 26x/m, temp 37,5OC. Didapatkan bercak
keputihan pada mukosa mulut dan ruam makulopapular eritema di
seluruh tubuh. Apakah diangnosis pasien?
a. Demam Dengue
b. Demam Scarlet
c. Morbili
d. Rubella
e. Roseola
11
Anak laki-laki usia 2 tahun diantar ibunya ke RS dengan keluhan
muncul ruam kemerahan awalnya di wajah, leher belakang telinga
kemudian rata di seluruh tubuh sejak 3 hari. Keluhan disertai
demam batuk pilek dan mata merah. Pemeriksaan fisik TD 100/60
mmhg, nadi 100x/m, RR 26x/m, temp 37,5OC. Didapatkan bercak
keputihan pada mukosa mulut dan ruam makulopapular eritema di
seluruh tubuh. Apakah diangnosis pasien?
a. Demam Dengue
b. Demam Scarlet
c. Morbili
d. Rubella
e. Roseola
Viral Eksantema
Campak/Morbili/ Rubella
Measles/Rubeola (German Measles)
Gejala dan • Demam • Demam
Tanda • Ruam makulo-papular • Ruam makulo-papular
dari leher/muka ke dari leher/muka ke
bawah, ruam confluenent bawah, ruam tidak
• 3C (cough, coryza, confluenent
conjungtivitis) • Limfadenopati
• Koplik spot • Ruam hilang 3-4 hari
• Ruam hilang 7 hari
Komplikasi Diare, Otitis Media, Jarang
Bronkopneumonia
Terapi Tirah Baring, Cairan & Nutrisi Cukup, Antipiretik, Vit A
Diferensial Diagnosis Demam Ruam
12
Bayi berusia 9 bulan dibawa ibunya ke Poli Umum RS dengan
keluhan timbul ruam kemerahan pada tubuh. Keluhan diawali
dengan demam tinggi dua hari kemudian saat demam turun,
muncul ruam. Tidak didapatkan keluhan lain. Keadaan umum
bayi aktif, tidak rewel, menyusu dengan baik. Pemeriksaan fisik
tanda vital dalam batas normal, ruam makula eritema, lain-lain
dalam batas normal. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Rubella
b. Rubeola
c. Roseola infantum
d. Erythema infeksiosum
e. Erythema multiforme
12
Bayi berusia 9 bulan dibawa ibunya ke Poli Umum RS dengan
keluhan timbul ruam kemerahan pada tubuh. Keluhan diawali
dengan demam tinggi dua hari kemudian saat demam turun,
muncul ruam. Tidak didapatkan keluhan lain. Keadaan umum
bayi aktif, tidak rewel, menyusu dengan baik. Pemeriksaan fisik
tanda vital dalam batas normal, ruam makula eritema, lain-lain
dalam batas normal. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Rubella
b. Rubeola
c. Roseola infantum – Khas demam turun, baru muncul ruam
d. Erythema infeksiosum
e. Erythema multiforme
Diferensial Diagnosis Demam Ruam
Roseola infantum / Exanthema subitum
• Nama lain: sixth disease, pseudorubella, three-days fever
• Prevalesi: >> usia 6 bulan d 3 tahun
• Etiologi: Human Herpes Virus 6 >>
• Manifestasi klinis:
‐ Demam tinggi 3-6 hari, anak rewel, bahkan bisa terjadi kejang
demam
‐ Kemudian demam turun mendadak, diikuti muncul ruam
makula morbiliform (mirip morbili) namun berwarna lebih
merah muda di badan menyebar ke wajah dan ekstremitas
‐ Limfadenopati oksipital/servikal bisa ditemukan
‐ Nayagana’s spot (eksantema pada palatum mole dan uvula)
• Komplikasi: kejang demam, meningitis/ensefalitis, ITP
• Terapi: suportif dan simptomatis
13
Bayi laki-laki usia 1 bulan dibawa ke Puskesmas dengan keluhan
muncul lapisan putih pada daerah mulut dan lidah. Bercak tidak
menghilang meskipun sudah dibersihkan sejak 3 hari yang lalu.
Pasien juga dikeluhkan menangis dan rewel saat minum. Pasien
saat ini minum ASI dan susu formula. Pemeriksaan fisik
didapatkan bercak putih kekuningan yang menempel pada
mukosa bukal dan lidah. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Amoksisilin
b. Gentamisin
c. Asiklovir
d. Nystatin
e. Bersihkan dengan kassa
Oral Trush
Bayi laki-laki usia 1 bulan dibawa ke Puskesmas dengan keluhan
muncul lapisan putih pada daerah mulut dan lidah. Bercak tidak
menghilang meskipun sudah dibersihkan sejak 3 hari yang lalu.
Pasien juga dikeluhkan menangis dan rewel saat minum. Pasien
saat ini minum ASI dan susu formula. Pemeriksaan fisik
didapatkan bercak putih kekuningan yang menempel pada
mukosa bukal dan lidah. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Amoksisilin
b. Gentamisin
c. Asiklovir
d. Nystatin
e. Bersihkan dengan kassa
KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT (ORAL TRUSH)
Etiologi Infeksi candida baik primer maupun sekunder akibat penyakit lain
(>> Candida albicans)
Faktor Risiko • Usia (orang tua, ibu hamil, bayi)
• Kebersihan yang buruk
• Adanya penyakit tertentu (gizi buruk, imunodefisiensi,
keganasan dll)
• Tindakan medis invasif (ETT, kateter urin, kateter vena sentral)
• Penggunaan antibiotik spectrum luas
Manifestasi • Bercak putih kekuningan yang menempel pada mukosa bukal,
Klinis faring dan gusi
• Bila bercak dihapus, dasarnya akan gampang berdarah
• Rasa nyeri terutama bila tersentuh makanan/minuman
Penunjang Pemeriksaan KOH, Pewarnaan Gram, Kultur pada medium agar
dekstrosa Saboraud
Terapi 1. Antifungal (Nistatin/ Amfotercin B, Flukonazole dll)
2. Mengatasi faktor risiko
3. Penanggulanagan sumber infeksi
14
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya
dengan keluhan mual muntah dan nyeri ulu hati. Pasien juga
dikeluhkan diare 2-3 kali per hari. Keluhan sudah dialami pasien
sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat pasien sering main-main di
sawah tanpa menggunakan alas kaki. Pemeriksaan fisik TD
110/75 mmHg, nadi 88x/m, suhu 36.7OC, anemis (-), ikterik (-),
nyeri tekan epigastric (+), hepar dan lien tidak teraba besar,
bising usus meningkat, pada kaki pasien juga ditemukan
gambaran seperti berikut. Apa diagnosis pasien tersebut?
a. Taeniasis
b. Trikuriasis
c. Askariasis
d. Ankilostomiasis
e. Strongiloidosis
14
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya
dengan keluhan mual muntah dan nyeri ulu hati. Pasien juga
dikeluhkan diare 2-3 kali per hari. Keluhan sudah dialami pasien
sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat pasien sering main-main di
sawah tanpa menggunakan alas kaki. Pemeriksaan fisik TD
110/75 mmHg, nadi 88x/m, suhu 36.7OC, anemis (-), ikterik (-),
nyeri tekan epigastric (+), hepar dan lien tidak teraba besar,
bising usus meningkat, pada kaki pasien juga ditemukan
gambaran seperti berikut. Apa diagnosis pasien tersebut?
a. Taeniasis
b. Trikuriasis
c. Askariasis
d. Ankilostomiasis
e. Strongiloidosis
Strongyloides stercoralis
Gejala Klinis
Stadium Larva Larva menembus kulit, timbul rasa gatal,merah dan
bengkak yg disebut creeping eruption (cutaneous
larva migrans)
Stadium Cacing Infeksi ringan : biasanya tanpa gejala
Dewasa Infeksi berat : rasa sakit di daerah epigastrium, mual,
muntah, diare, konstipasi

Diagnosis - Telur mirip dengan telur hookworm


(pemeriksaan - Larva rhabditiform
feses) - Larva filariform (ekor bercabang seperti huruf W)
→ bentuk infektif
- Cacing dewasa
15
Anak umur 10 tahun mengeluhkan diare berulang kali sejak 2
minggu ini. Keluhan disertai mual, muntah dan tidak nafsu
makan. Anak sering bermain di pasir tanpa menggunakan alas
kaki. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, hepar/lien dalam
batas normal. Pemeriksaan feses didapatkan gambaran sebagai
berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ancylostoma duodenale
b. Ascaris lumbricoides
c. Taenia saginata
d. Trichuris tricuria
e. Oxyuris vermicularis
15
Anak umur 10 tahun mengeluhkan diare berulang kali sejak 2
minggu ini. Keluhan disertai mual, muntah dan tidak nafsu
makan. Anak sering bermain di pasir tanpa menggunakan alas
kaki. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, hepar/lien dalam
batas normal. Pemeriksaan feses didapatkan gambaran sebagai
berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ancylostoma duodenale
b. Ascaris lumbricoides
c. Taenia saginata
d. Trichuris tricuria
e. Oxyuris vermicularis
Hookworm
▪ Ancylostoma
Spesies duodenale
▪ Necator americanus
• Mual/muntah, diare,
nyeri perut
Gejala • Anemia
Klinis • Gangguan pertumbuhan

Bentuk Filariform larva


Infektif
Telur dinding tipis
Dx transparan berisi
pada ovum/morula bersegmen,
Feses rhabditiform/filariform
larva
.
Diagnosis Hookworm

A B
E
A & B: Telur Hookworm
Telur dinding tipis, transparan, berisi
morula bersegmen

C D
E & F: Filariform larva Hookworm
C & D: Rhabditiform larva Hookworm
16
Anak perempuan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, edema tungkai bawah kanan dan kulit
mengelupas. Pada pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan
mikrofilaria transparan, inti sel teratur, terminal nuclei (-). Apakah
parasit penyebab kondisi pasien?
a. Wucheria bancrofti
b. Brugia malayi
c. Brugia timori
d. Ancylostoma duodenale
e. Necator americanus
16
Anak perempuan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, edema tungkai bawah kanan dan kulit
mengelupas. Pada pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan
mikrofilaria transparan, inti sel teratur, terminal nuclei (-). Apakah
parasit penyebab kondisi pasien?
a. Wucheria bancrofti
b. Brugia malayi
c. Brugia timori
d. Ancylostoma duodenale
e. Necator americanus
Filariasis
▪ Wucheria
Spesies bancrofti
▪ Brugia malayi
▪ Brugia timori
Gejala Bengkak pada kaki,
Klinis skrotum
Bentuk Larva III
Infektif
Pembawa Nyamuk
Habitat Pembuluh dan
kelenjar limfatik
Hapusan darah tepi
Diagnostik pada malam hari
→ mikrofilaria
Terapi DEC atau
Ivermectin
Filariasis
Wucheria bancrofti Brugia malayi Brugia timori
Manifestasi Khas bengkak Edema tungkai Edema tungkai
Khas genital/skrotal,
chyluria
Sarung Pucat Merah Pucat
(transparan) (transparan)
Lekuk badan Halus Kaku Halus
Rasio 1:1 2:1 3:1
panjang dan
lebar kepala
Inti Halus dan teratur Tidak teratur Tidak teratur
Inti di ekor/ Tidak ada 1-2 inti 2 inti tambahan
terminal tambahan
nuclei
Wucheria Bancrofti Brugi Timori

Brugi Malayi
17
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan nyeri perut disertai diare berdarah sejak 5
hari ini. Pasien juga dikeluhkan demam namun tidak tinggi dan naik
turun. Pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, nadi 88x/m, suhu
37.7OC, pemeriksaan fisik didapatkan bising usus meningkat dan
lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan feses tampak telur
dengan duri rudimenter seperti gambar berikut. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Skistomiasis
b. Taeniasis
c. Ascariasis
d. Enterobiasis
e. Ancylostomiasis
17
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan nyeri perut disertai diare berdarah sejak 5
hari ini. Pasien juga dikeluhkan demam namun tidak tinggi dan naik
turun. Pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, nadi 88x/m, suhu
37.7OC, pemeriksaan fisik didapatkan bising usus meningkat dan
lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan feses tampak telur
dengan duri rudimenter seperti gambar berikut. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Skistomiasis
b. Taeniasis
c. Ascariasis
d. Enterobiasis
e. Ancylostomiasis
Schistosomiasis
Schistosoma sp.
Port Kulit
d entry
Bentuk Cercaria
Infektif
Habitat Pleksus
venosus
intestine dan
vesika urinaria
Pembawa Siput

Gejala Diare darah,


hematuria
Terapi Praziquantel
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)

Gejala : diare berdarah Gejala : diare berdarah Gejala : hematuria

Diagnosis : Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan


pemeriksaan feses feses didapatkan telur urin didapatkan telur
didapatkan telur bulat lonjong dengan duri di lonjong dengan duri di
(duri rudimenter) tepi tengah

Terapi : Praziquantel 40-60 mg/kgBB dalam 2-3 dosis terbagi


18
Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena keluhan
nyeri perut disertai mual dan muntah sejak 1 minggu terakhir. Pasien
juga mengalami diare 3-4 kali per hari, cair tanpa lendir darah. Ibu
pasien menyampaikan bahwa 1 bulan yang lalu pernah keluar cacing
saat pasien BAB. Pemeriksaan fisik status gizi kurang, tanda vital TD
100/65 mmHg, Nadi 90x/m, RR 25x/m, suhu 36.5 C, nyeri tekan
abdomen bagian tengah. Pemeriksaan hapusan feses ditemukan telur
oval dinding tebal 3 lapis. Apakah penatalaksanaan yang tepat?
a. Albendazole
b. Pirantel pamoat
c. Metronidazol
d. Praziquantel
e. Ivermectine
Ascariasis
Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah sejak 1 minggu terakhir.
Pasien juga mengalami diare 3-4 kali per hari, cair tanpa lendir darah.
Ibu pasien menyampaikan bahwa 1 bulan yang lalu pernah keluar
cacing saat pasien BAB. Pemeriksaan fisik status gizi kurang, tanda vital
TD 100/65 mmHg, Nadi 90x/m, RR 25x/m, suhu 36.5 C, nyeri tekan
abdomen bagian tengah. Pemeriksaan hapusan feses ditemukan telur
oval dinding tebal 3 lapis. Apakah penatalaksanaan yang tepat?
a. Albendazole
b. Pirantel pamoat
c. Metronidazol
d. Praziquantel
e. Ivermectine
Ascariasis
Spesies Ascaris lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
Gejala makan menurun,
Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk Telur
Infektif
Telur dinding tebal 3
Diagnostik lapis, lapisan luar
pada bergelombang
Feses (albuminoid), telur
decorticated, cacing
ukuran cm
Temuan FL pada
Ascariasis

• Cacing ukuran
panjang
• Telur dinding
tebal 3 lapis
• Lapisan luar
albuminoid/
tidak rata
• Telur
decorticated
PERMENKES NO 15 TAHUN 2017
TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN
Diagnosis Terapi
Enterobiasis Albendazole 400 mg dosis tunggal
Mebendazole 100 mg dosis tunggal
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb dosis tunggal
Ascariasis Albendazole 400 mg dosis tunggal
Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 2x100 mg 3 hari
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb, dosis tunggal
Trikuriasis Albendazole 400 mg dosis tunggal
Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 2x100 mg 3 hari
Oksantel pamoat 20 mg/kgBB dosis tunggal
Enterobiasis →
Hookworm Albendazole 400 mg dosis tunggal
dan Mebendazole 2x100 mg 3 hari
Strongyloides
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb, dosis tunggal
19
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan beberapa hari ini BAK warna kemerahan. Keluhan
juga disertai pusing dan mual. Riwayat pasien 2 minggu yang lalu
mengalami demam dan batuk pilek namun saat sudah sembuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi 90x/m, suhu
36.8OC, kedua kelopak mata sedikit sembab. Hasil pemeriksaan
laboratorium urin didapatkan warna kuning kemerahan, eritrosit +3,
protein +1, leukosit (-). Pada pemeriksaan darah didapatkan
komplemen C3 menurun. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik
GNAPS
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan beberapa hari ini BAK warna kemerahan. Keluhan
juga disertai pusing dan mual. Riwayat pasien 2 minggu yang lalu
mengalami demam dan batuk pilek namun saat sudah sembuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi 90x/m, suhu
36.8OC, kedua kelopak mata sedikit sembab. Hasil pemeriksaan
laboratorium urin didapatkan warna kuning kemerahan, eritrosit +3,
protein +1, leukosit (-). Pada pemeriksaan darah didapatkan
komplemen C3 menurun. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A
(scarlet fever, faringitis, infeksi kulit)
Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A → Reaksi
Antigen-Antibodi → molecular mimicry → “kompleks imun” →
inflamasi → merusak glomerulus ginjal
Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,
Oliguria, Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)
Terapi • Antibiotik – Gol. Penicillin
• Anti hipertensi
• Diuretik bila edema
20
Anak perempuan 6 tahun BB 20 kg dibawa ibunya ke puskesmas
karena keluhan bengkak pada seluruh badan sejak 5 hari yang lalu.
Tidak ada keluhan demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaan fisik
TD 110/70 mmgHg, Nadi 100x/m, RR 40x/m, pemeriksaan jantung
dan paru normal, asites minimal, edema palpebra dan edema pada
ekstremitas. Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria +4, eritrosit
+2, leukosit (-). Apakah diagnosis pasien?
a. Sindrom nefritik
b. Sindrom nefrotik
c. Glomerulonefritis akut
d. Pyelonefritis akut
e. Sistitis akut
20
Anak perempuan 6 tahun BB 20 kg dibawa ibunya ke puskesmas
karena keluhan bengkak pada seluruh badan sejak 5 hari yang lalu.
Tidak ada keluhan demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaan fisik
TD 110/70 mmgHg, Nadi 100x/m, RR 40x/m, pemeriksaan jantung
dan paru normal, asites minimal, edema palpebra dan edema pada
ekstremitas. Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria +4, eritrosit
+2, leukosit (-). Apakah diagnosis pasien?
a. Sindrom nefritik
b. Sindrom nefrotik
c. Glomerulonefritis akut
d. Pyelonefritis akut
e. Sistitis akut
Sindrom Nefrotik
Gejala Klinis :
Proteinuria masif • Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
(dipstick ≥+3) asites, oedema anasarka

Klasifikasi:
Hipoalbuminemia • Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
(<2,5 g/dl) temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
• Klasifikasi berdasarkan respon terhadap
Edema pengobatan

Terapi :
Hiperlipidemia (>200 • Prednison, Imunosupresan
mg/dl), oval fat
• Diuretik
bodies
• Albumin
21
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan
menangis saat kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC
dan nyeri ketok costovertebrae. Pada pemeriksaan lab: Hb 11,6 g/dl,
Hct 37%, Leukosit 22.000/µL, Trombosit 356.000/µL. Pada
pemeriksaan urin didapatkan kencing berwarna kuning keruh, protein
(-), eritrosit (+1), leukosit (+3). Apakah pengobatan yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
ISK Atas
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan
menangis saat kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC
dan nyeri ketok costovertebrae. Pada pemeriksaan lab: Hb 11,6 g/dl,
Hct 37%, Leukosit 22.000/µL, Trombosit 356.000/µL. Pada
pemeriksaan urin didapatkan kencing berwarna kuning keruh, protein
(-), eritrosit (+1), leukosit (+3). Apakah pengobatan yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
ISK pada neonatus ✓ Gejala tidak spesifik :
(0-28 hari) Demam, letargi, tidak mau minum, anoreksia, berat
badan sulit naik, gagal tumbuh, ikterik

Pielonefritis akut / ✓ Demam tinggi (≥ 38OC), muntah, menggigil, flank pain,


ISK atas BAK bau menyengat
✓ Pemeriksaan fisik: nyeri ketok ginjal/CVA

Sistitis / ✓ Demam (< 38OC), disuri, frekuensi, mengompol, tidak


ISK bawah lampias, BAK bau menyengat
✓ Pemeriksaan fisik: nyeri tekan suprapubik

▪ Pemeriksaan penunjang :
✓ Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
✓ Gold standard : kultur urin
Algoritma Tatalaksana ISK

Bayi < 3 bulan Bayi > 3 bulan

Konsensus ISK, UKK Nefrologi Anak IDAI 2011


22
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sakit saat buang air kecil. Pasien menjadi
malas buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Keadaan
umum baik, kesadaran komposmentis, pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal namun didapatkan nyeri tekan daerah
suprapubik (+). Pemeriksaan lab urin didapat leukosit 10-15/Ipb
dan eritrosit 1-2/Ipb. Pemeriksaan penunjang baku emas untuk
penyakit di atas adalah?
a. Urinalisa
b. Darah rutin
c. Kultur urin
d. IVP
e. USG ginjal dan kandung kemih
ISK Bawah
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sakit saat buang air kecil. Pasien menjadi
malas buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Keadaan
umum baik, kesadaran komposmentis, pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal namun didapatkan nyeri tekan daerah
suprapubik (+). Pemeriksaan lab urin didapat leukosit 10-15/Ipb
dan eritrosit 1-2/Ipb. Pemeriksaan penunjang baku emas untuk
penyakit di atas adalah?
a. Urinalisa
b. Darah rutin
c. Kultur urin
d. IVP
e. USG ginjal dan kandung kemih
Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
ISK pada neonatus ✓ Gejala tidak spesifik :
Demam, letargi, tidak mau minum, anoreksia, berat
badan sulit naik, gagal tumbuh, ikterik

Pielonefritis akut / ✓ Demam tinggi (≥ 38OC), muntah, menggigil, flank pain,


ISK atas BAK bau menyengat
✓ Pemeriksaan fisik: nyeri ketok ginjal/CVA

Sistitis / ✓ Demam (< 38OC), disuri, frekuensi, mengompol, tidak


ISK bawah lampias, BAK bau menyengat
✓ Pemeriksaan fisik: nyeri tekan suprapubik

▪ Pemeriksaan penunjang :
✓ Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
✓ Gold standard : kultur urin
23
Anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas karena
dikeluhkan masih sering mengompol baik pada saat tidur malam
maupun saat siang hari. Riwayat anak sering dimarahi oleh
Ayahnya sejak kecil. Pada saat dilakukan pemeriksaan, anak
tampak pendiam, hipotimik. Pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. Enuresis
b. Enkopresis
c. Epispadia
d. Cystitis
e. Neurogenic bladder
23
Anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas karena
dikeluhkan masih sering mengompol baik pada saat tidur malam
maupun saat siang hari. Riwayat anak sering dimarahi oleh
Ayahnya sejak kecil. Pada saat dilakukan pemeriksaan, anak
tampak pendiam, hipotimik. Pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. Enuresis
b. Enkopresis
c. Epispadia
d. Cystitis
e. Neurogenic bladder
ENEURESIS = NGOMPOL TIDAK WAJAR
• Definisi: ngompol minimal 1x/minggu pada anak usia >5 thn
• Tipe: nocturnal, diurnal; primer, sekunder
• Etiologi:
1. Keterlambatan perkembangan dan pematangan kandung
kemih
2. Gangguan pola tidur
3. Psikopatologi dan stress lingkungan
4. Gangguan urodinamik pada traktus urinarius
5. Penyakit organik pada traktus urinarius
6. Abnormalitas hormon
24
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orangtuanya
datang ke praktek dokter dengan keluhan buang air besar
seperti cucian beras. Frekuensi > 10x /hari. Keluhan disertai
nyeri perut dan mual. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
100/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 30x/m, suhu 36,5 c,
didapatkan tanda dehidrasi. Apa mikroorganisme yang menjadi
penyebab?
a. Shigella disentriae
b. Vibrio colera
c. Escherichia coli
d. Giardia lambia
e. Entamoeba histolica
24
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orangtuanya
datang ke praktek dokter dengan keluhan buang air besar
seperti cucian beras. Frekuensi > 10x /hari. Keluhan disertai
nyeri perut dan mual. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
100/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 30x/m, suhu 36,5 C,
didapatkan tanda dehidrasi. Apa mikroorganisme yang menjadi
penyebab?
a. Shigella disentriae
b. Vibrio colera
c. Escherichia coli
d. Giardia lambia
e. Entamoeba histolica
Diare Cair
Nausea Demam Nyeri Keterangan Lain Terapi
Vomit Perut
Virus + + + Pemeriksaan FL Suportif dan
(Rotavirus normal simptomatik
>>)
ETEC + + + • Pemeriksaan FL Kotrimoksazole
ditemukan bakteri
gram negatif (+),
leukosit (+)
• Kultur agar darah
Mac Conkey
pertumbuhan
bakteri baik, koloni
bundar, halus,
merah, fermentasi
glukosa (+), tes indol
(+)

Vibrio + + + Diare cair seperti Tetrasiklin,


Cholera cucian beras, Siprofloksasin,
dehidrasi Eritromisin
25
Anak perempuan usia 3 tahun diantar ibunya dengan keluhan diare
sejak 3 hari, frekuensi diare >5 kali sehari, cair, ampas sedikit, lendir
(+), darah (+). Keluhan juga disertai demam, mual dan nyeri perut
saat akan buang air besar. Kesadaran compos mentis, Nadi
120x/mnt, RR 25x/mnt, suhu 37.6OC. Pemeriksaan fisik air mata
kering, mata cowong, lidah kering, perut kembung, turgor kulit
melambat. Pemeriksaan feses ditemukan peningkatan jumlah
leukosit dan eritrosit. Apakah terapi antibiotik yang tepat?
a. Ampicilin
b. Tetracyclin
c. Kotrimoksazole
d. Kloramfenikol
e. Metronidazole
Disentri Basiler
Anak perempuan usia 3 tahun diantar ibunya dengan keluhan diare
sejak 3 hari, frekuensi diare >5 kali sehari, cair, ampas sedikit, lendir
(+), darah (+). Keluhan juga disertai demam, mual dan nyeri perut
saat akan buang air besar. Kesadaran compos mentis, Nadi
120x/mnt, RR 25x/mnt, suhu 37.6OC. Pemeriksaan fisik air mata
kering, mata cowong, lidah kering, perut kembung, turgor kulit
melambat. Pemeriksaan feses ditemukan peningkatan jumlah
leukosit dan eritrosit. Apakah terapi antibiotik yang tepat?
a. Ampicilin
b. Tetracyclin
c. Kotrimoksazole
d. Kloramfenikol
e. Metronidazole
Disentri (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Shigella • Diare lendir-darah disertai dehidrasi Kotrimoksazole
dysentri • Pasien tampak toksik
• Pemeriksaan feses :
leukosit dan eritrosit meningkat,
bakteri batang gram negatif

Entamoeba • Diare lendir-darah, biasanya tanpa dehidrasi/ringan Metronidazole


hystolytica • Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk irregular dengan psudopoda,
sitoplasma berisi eritrosit, inti sel dengan
karyosome di tengah dan kromatin di perifer
- Kristal Charcot-Leyden
26
Anak perempuan umur 2 tahun dengan keluhan diare sejak 5
hari ini. Diare cair tidak didapatkan ledir darah. Keluhan juga
disertai demam. Anak tidak rewel, bila diberi minum anak
minum dengan lahap, turgor kulit kembali agak lambat, tidak
ada mata cowong, mukosa mulut basah. Apa diagnosa pasien?
a. Diare akut tanpa dehidrasi
b. Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
c. Diare akut dengan dehidrasi sedang-berat
d. Diare akut dengan dehidrasi berat
e. Diare akut dengan syok hipovolemik
26
Anak perempuan umur 2 tahun dengan keluhan diare sejak 5
hari ini. Diare cair tidak didapatkan ledir darah. Keluhan juga
disertai demam. Anak tidak rewel, bila diberi minum anak
minum dengan lahap, turgor kulit kembali agak lambat, tidak
ada mata cowong, mukosa mulut basah. Apa diagnosa pasien?
a. Diare akut tanpa dehidrasi
b. Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
c. Diare akut dengan dehidrasi sedang-berat
d. Diare akut dengan dehidrasi berat
e. Diare akut dengan syok hipovolemik
Penilaian Derajat Dehidrasi
PENILAIAN TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI
DEHIDRASI RINGAN-SEDANG BERAT

ringan/sedang
27
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke dokter karena
keluhan diare berlendir sebanyak >10x per hari sejak 2 hari ini.
Keluhan juga disertai demam, mual, muntah, perut kembung
dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik keadaan umum anak lemah,
TD 95/70 mmHg, Nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36C, mata
cowong, mukosa mulut kering, turgor kembali sangat lambat,
bising usus meningkat. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik intravena
b. Rehidrasi intravena
c. Rehidrasi dengan oralit
d. Antiperistaltik oral
e. Absorbant oral
Dehidrasi Berat
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke dokter karena
keluhan diare berlendir sebanyak >10x per hari sejak 2 hari ini.
Keluhan juga disertai demam, mual, muntah, perut kembung
dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik keadaan umum anak lemah,
TD 95/70 mmHg, Nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36C, mata
cowong, mukosa mulut kering, turgor kembali sangat lambat,
bising usus meningkat. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik intravena
b. Rehidrasi intravena
c. Rehidrasi dengan oralit
d. Antiperistaltik oral
e. Absorbant oral
Penilaian Derajat Dehidrasi
PENILAIAN TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI
DEHIDRASI RINGAN-SEDANG BERAT

ringan/sedang
RENCANA TERAPI C (DEHIDRASI BERAT)
Umur Pemberian Pertama Pemberian Berikutnya
30 ml/kg 70 ml/kg
Bayi (<12 bulan) 1 jam* 5 jam

Anak (≥12 bulan) ½ jam* 2 ½ jam

*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba

Cairan yang digunakan adalah KRISTALOID:


RL / Ringer Asetat / NaCl 0,9%
28
Seorang anak berumur 1 tahun bersama ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan rewel dan diare terus menerus sejak 1 minggu ini.
Diare cair tanpa lendir darah. Riwayat ASI eksklusif 6 bulan, kemudian
dilanjutkan MPASI. Anak konsumsi susu formula sejak 1 minggu
terakhir karena ASI sudah tidak keluar. Bayi tampak rewel, tidak
menunjukkan tanda dehidrasi, ketika dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan lesi makulopapula kemerahan pada pipi, tangan, kaki dan
juga sekitar anus. Apakah tatalaksana yg tepat?
a. Mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat sebagian
b. Mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat sempurna
c. Mengganti susu formula dengan susu soya
d. Mengganti susu formula dengan susu rendah laktosa
e. Mengganti susu formula dengan susu bebas laktosa
Alergi Susu Sapi
Seorang anak berumur 1 tahun bersama ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan rewel dan diare terus menerus sejak 1 minggu ini.
Diare cair tanpa lendir darah. Riwayat ASI eksklusif 6 bulan, kemudian
dilanjutkan MPASI. Anak konsumsi susu formula sejak 1 minggu
terakhir karena ASI sudah tidak keluar. Bayi tampak rewel, tidak
menunjukkan tanda dehidrasi, ketika dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan lesi makulopapula kemerahan pada pipi, tangan, kaki dan
juga sekitar anus. Apakah tatalaksana yg tepat?
a. Mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat sebagian
b. Mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat sempurna
c. Mengganti susu formula dengan susu soya
d. Mengganti susu formula dengan susu rendah laktosa
e. Mengganti susu formula dengan susu bebas laktosa
Alergi Susu Sapi Vs Intoleransi Laktosa
Alergi Susu Sapi Intoleransi Laktosa
Etiologi Protein dalam susu sapi → reaksi Defisiensi enzim lactase → laktosa
hipersensitivitas tidak dapat dicerna → gas H2S

Gejala • Gejala kulit: ruam eritema, • BAB cair, berbuih, ampas sedikit
Klinis urtikaria • Bau asam
• Gejala GI: BAB cair, muntah, nyeri • Eritema perianal
perut, colic • Perut kembung (meteorismus)
• Mual, muntah, nyeri perut

Diagnosis Uji eliminasi dan provokasi -


Terapi • Diet eliminasi segala bentuk • Pencegahan dehidrasi
produk susu sapi • ASI tetap dilanjutkan
• Untuk bayi yang minum ASI → ibu • Hentikan susu formula,
diet eliminasi pertimbangkan pemberian susu
• Untuk bayi/anak yang minum formula bebas laktosa
susu formula → ganti susu
hipoalergenik/terhidrolisa atau
susu formula soya
Catatan:
• Susu formula terhidrolisa ekstensif
(penuh) dan asam amino digunakan
untuk anak dengan GEJALA KLINIS alergi
susu sapi
• Susu formula terhidrolisat parsial
(sebagian) digunakan sebagai
pencegahan untuk bayi/anak dengan
faktor risiko alergi namun TIDAK
bergejala
• Susu formula soya masih ada
kemungkinan reaksi silang alergi
terhadap protein kedelai.
• Formula kedelai yang dapat digunakan
adalah formula kedelai yang sudah
diformulasikan untuk anak dan tidak
boleh menggunakan susu kedelai
segar/murni atau yang dibuat untuk
dewasa karena kandungan nutrisinya
tidak sesuai untuk anak.
29
Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan nyeri perut sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai lemas
mual dan muntah. Pasien juga dikeluhkan kulitnya tampak kuning
serta BAK warna lebih gelap seperti the. Didapatkan riwayat demam
sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik nadi 78x/m, RR 24x/m, suhu
38OC, didapatkan sklera ikterik dan hepatomegali. Teman- teman di
sekolah ada yang sakit dengan keluhan serupa. Pemeriksaan
penunjang apa yang perlu dilakukan?
a. HbsAg
b. HbeAg
c. Anti HBs
d. Anti HAV
e. Anti HCV
Hepatitis A
Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan nyeri perut sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai lemas
mual dan muntah. Pasien juga dikeluhkan kulitnya tampak kuning
serta BAK warna lebih gelap seperti teh. Didapatkan riwayat demam
sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik nadi 78x/m, rr 24x/m, suhu
38OC, didapatkan sklera ikterik dan hepatomegali. Teman- teman di
sekolah ada yang sakit dengan keluhan serupa. Pemeriksaan
penunjang apa yang perlu dilakukan?
a. HbsAg
b. HbeAg
c. Anti HBs
d. Anti HAV
e. Anti HCV
Hepatitis A
Etiologi Hepatitis A Virus (HAV)
Transmisi Fecal-Oral
Gejala Klinis • Demam
• Mual, muntah, anoreksia, nyeri perut kanan atas
• Ikterik, urin seperti teh

Progresivitas • Sembuh dalam < 1 bulan


• Memburuk → hepatitis A fulminan (ikterus berat,
koagulopati, ensefalopati)

Diagnosis • Uji Serologi


• SGOT, SGPT meningkat
Terapi Suportif dan simptomatik
Uji Serologi Hepatitis A
30
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ke Puskesmas karena
bengkak terutama di pipi, perut dan kaki. Anak tampak tidak
selera makan dan sering menangis. Hasil penilaian kurva
pertumbuhan BB/TB < -3SD. Pemeriksaan fisik didapatkan
rambut jagung yang mudah dicabut tanpa rasa sakit, kulit kering
pecah-pecah, edema palpebra, asites dan edema tungkai.
Apakah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit pasien?
a. Anemia gravis
b. Ikterus
c. Gagal ginjal akut
d. Hepatoma
e. Sepsis
30
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ke Puskesmas karena
bengkak terutama di pipi, perut dan kaki. Anak tampak tidak
selera makan dan sering menangis. Hasil penilaian kurva
pertumbuhan BB/TB < -3SD. Pemeriksaan fisik didapatkan
rambut jagung yang mudah dicabut tanpa rasa sakit, kulit kering
pecah-pecah, edema palpebra, asites dan edema tungkai.
Apakah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit pasien?
a. Anemia gravis
b. Ikterus
c. Gagal ginjal akut
d. Hepatoma
e. Sepsis
Kekurangan Energi Protein (KEP)
MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


• Terlihat SANGAT KURUS • Edema simetris pada punggung
• Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
• Kulit kering, dingin, kendor, • Asites
keriput • Hepatomegali
• Atrofi otot • Crazy Pavement Dermatosis
• Iga gambang • Rambut warna seperti rambut
• Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


Penyakit Penyulit pada Gizi Buruk
✓ Defisiensi vitamin A → xerophthalmia
✓ Penyakit kulit (Dermatosis)
✓ Anemia Berat
✓ Diare Persisten
✓ Infeksi (TB, malaria, cacing dll)
31
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke puskesmas oleh
orang tuanya karena sulit makan. Sehari-hari hanya makan nasi
sedikit dan tidak lauk serta tidak minum susu. BB 6,5 kg. TB 80 cm.
Hasil ploting kurva pertumbuhan BB/TB <-3SD. Pada pemeriksaan
fisik anak tampak sangat kurus, otot atrofi, didapatkan perut buncit
dan edema pada kedua punggung kaki. Apakah tatalaksana awal
yang tepat?
a. Resomal
b. Glukosa
c. Tablet besi
d. F100
e. Antibiotik profilaksis
31
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke puskesmas oleh
orang tuanya karena sulit makan. Sehari-hari hanya makan nasi
sedikit dan tidak lauk serta tidak minum susu. BB 6,5 kg. TB 80 cm.
Hasil ploting kurva pertumbuhan BB/TB <-3SD. Pada pemeriksaan
fisik anak tampak sangat kurus, otot atrofi, didapatkan perut buncit
dan edema pada kedua punggung kaki. Apakah tatalaksana awal
yang tepat?
a. Resomal
b. Glukosa
c. Tablet besi
d. F100
e. Antibiotik profilaksis
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
No Tindakan
H 1-2 H 3-7 Minggu 2-6 Minggu 7-26
1 Atasi/cegah hipoglikemia
2 Atasi/cegah hipotermia
3 Atasi/cegah dehidrasi
4 Perbaiki gangguan
elektrolit
5 Obati infeksi
6 Perbaiki def. nutrient Tanpa Fe + Fe
mikro
7 Makanan stab & trans
8 Makanan tumb. Kejar
9 Stimulasi
10 Siapkan tindak lanjut
Tatalaksana AWAL Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !

JIKA PASIEN SADAR


50 cc larutan D10% oral atau larutan gula 10%

JIKA PASIEN TIDAK SADAR / TIDAK BISA MINUM


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv

JIKA PASIEN SYOK


5cc/kgBB D10% bolus iv → Infus RLD5% 15cc/kgBB 1 jam
32
Seorang anak perempuan umur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke
Puskesmas dengan kondisi lemas. Badan anak tampak sangat
kurus. Ibu pasien mengeluhkan anak sering mengalami diare dan
demam. Anak tidak suka minum susu dan makan hanya sedikit
setiap harinya. Pemeriksaan fisik anak rewel, tampak wajah
seperti orang tua, iga gambang, perut buncit didapatkan asites,
edema pada kedua kaki. Bagaimana tatalaksana yang tepat?
a. F-75 dan F-100 mulai pada fase stabilisasi
b. F-100 pada fase stabilisasi dan F-75 pada fase rehabilitasi
c. F-75 pada fase stabilisasi dan F-100 pada fase rehabilitasi
d. F-75 dan F-100 pada fase transisi
e. F-75 dan F-100 pada fase rehabilitasi
32
Seorang anak perempuan umur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke
Puskesmas dengan kondisi lemas. Badan anak tampak sangat
kurus. Ibu pasien mengeluhkan anak sering mengalami diare dan
demam. Anak tidak suka minum susu dan makan hanya sedikit
setiap harinya. Pemeriksaan fisik anak rewel, tampak wajah
seperti orang tua, iga gambang, perut buncit didapatkan asites,
edema pada kedua kaki. Bagaimana tatalaksana yang tepat?
a. F-75 dan F-100 mulai pada fase stabilisasi
b. F-100 pada fase stabilisasi dan F-75 pada fase rehabilitasi
c. F-75 pada fase stabilisasi dan F-100 pada fase rehabilitasi
d. F-75 dan F-100 pada fase transisi
e. F-75 dan F-100 pada fase rehabilitasi
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
No Tindakan
H 1-2 H 3-7 Minggu 2-6 Minggu 7-26
1 Atasi/cegah hipoglikemia
2 Atasi/cegah hipotermia
3 Atasi/cegah dehidrasi
4 Perbaiki gangguan
elektrolit
5 Obati infeksi
6 Perbaiki def. nutrient Tanpa Fe + Fe
mikro
7 Makanan stab & trans
8 Makanan tumb. Kejar
9 Stimulasi
10 Siapkan tindak lanjut
Kebutuhan Energi, Protein dan Cairan sesuai
Fase-fase Tatalaksana Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


33
Anak laki-laki usia 8 tahun datang diantar orangtuanya dengan
keluhan badan gemuk. Riwayat pasien makan dengan porsi yang
sangat banyak dan suka minuman manis. Pasien juga jarang
aktivitas fisik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan wajah dan pipi
bulat, perut bergelambir, buried penis, tungkai berbentuk huruf
X. Pemeriksaan antropometri didapatkan BB/TB 150%, BMI/U
>P95. Apakah tatalaksana yang paling tepat dilakukan?
a. Pengurangan jumlah dan frekuensi makan
b. Pemberian obat orlistat
c. Dilakukan operasi bariatrik
d. Diet rendah kalori
e. Diet sesuai RDA dengan metode food rules
Obesitas
Anak laki-laki usia 8 tahun datang diantar orangtuanya dengan
keluhan badan gemuk. Riwayat pasien makan dengan porsi yang
sangat banyak dan suka minuman manis. Pasien juga jarang
aktivitas fisik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan wajah dan pipi
bulat, perut bergelambir, buried penis, tungkai berbentuk huruf
X. Pemeriksaan antropometri didapatkan BB/TB 150%, BMI/U
>P95. Apakah tatalaksana yang paling tepat dilakukan?
a. Pengurangan jumlah dan frekuensi makan
b. Pemberian obat orlistat
c. Dilakukan operasi bariatrik
d. Diet rendah kalori
e. Diet sesuai RDA dengan metode food rules
Penentuan status gizi berdasarkan kurva
WHO dan CDC
BB/TB %
BB/TB BMI/U BMI/U
Status gizi median
(WHO) (WHO) (CDC)
(CDC)
Obesitas >+3 >+3 >120 > P95
Overweight >+2 hingga +3 SD >+2 hingga +3 SD >110 > P85

Normal +2 SD hingga -2 SD +2 SD hingga -2 SD >90 P5-85

Gizi kurang <-2 SD hingga -3 SD <-2 SD hingga -3 SD 70 – 90 < P5


Gizi buruk < - 3 SD < - 3 SD < 70

Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal CDC untuk anak usia > 5 tahun
TATALAKSANA OBESITAS
1. Pola makan yang benar
Diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) dengan
metode food rules (terjadwal, netral/tidak memaksakan untuk
mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai dengan jumlah kebutuhan
kalori)
2. Pola aktivitas fisis yang benar
Latihan fisis setiap hari selama 60 menit atau lebih, yang terdiri dari
aktivitas aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang
3. Modifikasi perilaku
Kontrol perilaku makan dan aktivitas harian (peran orangtua, teman
dan lingkungan)
4. Farmakoterapi dan terapi bedah
Indikasi pada anak dan remaja obes yang mengalami penyakit
penyerta dan tidak memberikan respons pada terapi konvensional

Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja
UKK NUTRISI DAN PENYAKIT METABOLIK, IDAI 2014
34
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibunya ke
poliklinik karena ingin berkonsultasi mengenai status gizinya.
Anak dikeluhkan tampak kurus dan lebih kecil dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan antropometri BB 10 kg, TB 85 cm.
Dari hasil plotting kurva WHO didapatkan BB/TB -2 s/d -3 SD,
BB/U -3 SD, TB/U -2 SD. Apakah diagnosis status gizi pasien?
a. Gizi Kurang
b. Gizi Buruk
c. Gizi Baik
d. KEP
e. Marasmus
34
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibunya ke
poliklinik karena ingin berkonsultasi mengenai status gizinya.
Anak dikeluhkan tampak kurus dan lebih kecil dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan antropometri BB 10 kg, TB 85 cm.
Dari hasil plotting kurva WHO didapatkan BB/TB -2 s/d -3 SD,
BB/U -3 SD, TB/U -2 SD. Apakah diagnosis status gizi pasien?
a. Gizi Kurang
b. Gizi Buruk
c. Gizi Baik
d. KEP
e. Marasmus
Penentuan status gizi berdasarkan kurva
WHO dan CDC
BB/TB %
BB/TB BMI/U BMI/U
Status gizi median
(WHO) (WHO) (CDC)
(CDC)
Obesitas >+3 >+3 >120 > P95
Overweight >+2 hingga +3 SD >+2 hingga +3 SD >110 > P85

Normal +2 SD hingga -2 SD +2 SD hingga -2 SD >90 P5-85

Gizi kurang <-2 SD hingga -3 SD <-2 SD hingga -3 SD 70 – 90 < P5


Gizi buruk < - 3 SD < - 3 SD < 70

Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal CDC untuk anak usia > 5 tahun
35
Pasien anak umur 8 tahun dengan diantar ibunya dengan
keluhan sudut bibirnya kering sampai lecet dan pecah-pecah dan
sering disertai perdarahan gusi. Pasien juga pernah mengalami
memar di kulit namun hilang sendiri. Tidak ada riwayat demam
atau keluhan lain. Diketahui pasien tidak suka makan sayur dan
buah. Defisiensi mikronutrien apakah yang kemungkinan
menjadi etiologi kondisi pasien?
a. Vit A
b. Vit B
c. Vit C
d. Vit D
e. Vit E
35
Pasien anak umur 8 tahun dengan diantar ibunya dengan
keluhan sudut bibirnya kering sampai lecet dan pecah-pecah dan
sering disertai perdarahan gusi. Pasien juga pernah mengalami
memar di kulit namun hilang sendiri. Tidak ada riwayat demam
atau keluhan lain. Diketahui pasien tidak suka makan sayur dan
buah. Defisiensi mikronutrien apakah yang kemungkinan
menjadi etiologi kondisi pasien?
a. Vit A
b. Vit B
c. Vit C
d. Vit D
e. Vit E
Scurvy (Skorbut)
Etiologi: Defisiensi Vitamin C
36
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dibawa oleh kedua orang tuanya
ke Poli Anak karena terdapat benjolan lunak di tulang
belakangnya sejak lahir. Pasien lahir normal pervaginam dengan
BB 3000 gram, PB 50 cm, APGAR score 8/9. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan benjolan seukuran buah jeruk pada regio
lumbosakral. Dokter mengatakan pasien tersebut mengalami
kelainan pada penutupan neural tube selama kehamilan yang
mengakibatkan terbentuknya celah pada tulang belakang. Apakah
penyebab dari kelainan tersebut?
a. Defisiensi Alfa Feto Protein
b. Defisiensi Vitamin B6
c. Defisiensi Vitamin B1
d. Defisiensi Asam Folat
e. Defisiensi Fe
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dibawa oleh kedua orang tuanya
ke Poli Anak karena terdapat benjolan lunak di tulang
belakangnya sejak lahir. Pasien lahir normal pervaginam dengan
BB 3000 gram, PB 50 cm, APGAR score 8/9. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan benjolan seukuran buah jeruk pada regio
lumbosakral. Dokter mengatakan pasien tersebut mengalami
kelainan pada penutupan neural tube selama kehamilan yang
mengakibatkan terbentuknya celah pada tulang belakang. Apakah
penyebab dari kelainan tersebut?
a. Defisiensi Alfa Feto Protein
b. Defisiensi Vitamin B6
c. Defisiensi Vitamin B1
d. Defisiensi Asam Folat
e. Defisiensi Fe
37
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Sejak kecil anak
jarang minum susu dan jarang keluar rumah. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Sejak kecil anak
jarang minum susu dan jarang keluar rumah. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
• Definisi: gangguan mineralisasi
dan kalsifikasi tulang sebelum
menutupnya lempeng epifisis
yang terjadi akibat defisiensi
vitamin D, kalsium atau fosfor
• Faktor resiko : Intake vitamin D
kurang saat pre natal maupun
post natal, malabsorbsi
• Gejala dan tanda: pendek, dahi
menonjol, deformitas tulang
dan sendi (bowed leg/“O”,
knocked knee, dll)
• Tatalaksana: makanan, paparan
sinar matahari, suplementasi
vitamin D, operatif
38
Anak perempuan usia 6 tahun datang ke RS diantar ibunya dengan
keluhan payudara membesar lebih besar dari ukuran biasa. Anak
juga telah mengalami menstruasi 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan
maturitas seksual didapatkan pembesaran payudara M2 dan
pertumbuhan rambut pubis P2. Apakah diagnosis pasien?
a. Pubertas prekoks
b. Pubertas inisial
c. Pubertas terlambat
d. Pesudopubertas
e. Hipertiroid
38
Anak perempuan usia 6 tahun datang ke RS diantar ibunya dengan
keluhan payudara membesar lebih besar dari ukuran biasa. Anak
juga telah mengalami menstruasi 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan
maturitas seksual didapatkan pembesaran payudara M2 dan
pertumbuhan rambut pubis P2. Apakah diagnosis pasien?
a. Pubertas prekoks
b. Pubertas inisial
c. Pubertas terlambat
d. Pesudopubertas
e. Hipertiroid
Pubertas Prekoks
Definisi Munculnya tanda perkembangan sek sekunders pada usia
< 8 tahun (perempuan) dan < 9 tahun (laki-laki)

Klasifikasi Etiologi Kadar Hormon


Pubertas prekoks Stimulasi gonadotropin berasal dari Kadar estrogen /
sentral (GnRH sekresi GnRH oleh hipotalamus testosteron
dependent) >> (aksis hipotalamus- hipofisis - meningkat akibat
gonad) peningkatan LH/FSH
dan GnRH.
Pubertas prekoks Stimulasi hormon steroid seks yang Kadar estrogen /
perifer (GnRH diproduksi bukan akibat sekresi testosteron
independent) gonadotropin hipofisis akan tetapi meningkat tanpa
berasal dari sebab endogen (gonad disertai
atau ekstragonad) atau sebab peningkatan LH/
eksogen FSH dan GnRH.
PUBERTY AND TANNER STAGING
39
Seorang bayi umur 4 bulan dibawa ke Puskesmas untuk
imunisasi. Riwayat imunisasi sebelumnya lengkap sesuai dengan
jadwal. Bayi tidak ada keluhan dan pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Imunisasi apakah yang tepat untuk bayi tersebut?
a. BCG, DPT, Hepatitis B, HiB, Polio
b. DPT, Hepatitis B, MR, Polio
c. Hepatitis B, PCV, Influenza, Polio
d. Hepatitis B, MMR, Rotavirus, Polio
e. DPT, Hepatitis B, HiB, Polio
39
Seorang bayi umur 4 bulan dibawa ke Puskesmas untuk
imunisasi. Riwayat imunisasi sebelumnya lengkap sesuai dengan
jadwal. Bayi tidak ada keluhan dan pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Imunisasi apakah yang tepat untuk bayi tersebut?
a. BCG, DPT, Hepatitis B, HiB, Polio
b. DPT, Hepatitis B, MR, Polio
c. Hepatitis B, PCV, Influenza, Polio
d. Hepatitis B, MMR, Rotavirus, Polio
e. DPT, Hepatitis B, HiB, Polio
PROGRAM IMUNISASI NASIONAL

IMUNISASI DASAR
0-7 Hari 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan

DPT-HB- DPT-HB-
DPT-HB-
BCG dan Hib 2 Hib 3, Campak
HB 0 Hib 1 dan
OPV 1 dan OPV 4 (MR)*
OPV 2
OPV 3 dan IPV
PROGRAM IMUNISASI NASIONAL

IMUNISASI ULANGAN/BOOSTER
18 Bulan SEKOLAH DASAR
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

DPT-HB-Hib Campak
dan (MR)*
Td Td
Campak dan
(MR)* Td
40
Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh ibunya datang ke
puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan disertai dengan
demam selama 3 hari. Dari hasil pemeriksaan tanda vital, HR
140x/m, RR 32x/m, suhu tubuh 38,5°C. lbu tersebut menolak
untuk diberikan imunisasi BCG pada bayinya dengan alasan
kondisi bayinya masih sakit. Bagaimana seharusnya dokter
bersikap dalam menghadapi situasi tersebut?
a. Menuruti kemauan ibu bayi tersebut
b. Memaksa agar imunisasi tetap diberikan
c. Menunda imunisasi sampai demam mereda
d. Tetap memberikan imunisasi setelah diberikan penjelasan
e. Memberikan imunisasi jenis lain
40
Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh ibunya datang ke
puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan disertai dengan
demam selama 3 hari. Dari hasil pemeriksaan tanda vital, HR
140x/m, RR 32x/m, suhu tubuh 38,5°C. lbu tersebut menolak
untuk diberikan imunisasi BCG pada bayinya dengan alasan
kondisi bayinya masih sakit. Bagaimana seharusnya dokter
bersikap dalam menghadapi situasi tersebut?
a. Menuruti kemauan ibu bayi tersebut
b. Memaksa agar imunisasi tetap diberikan
c. Menunda imunisasi sampai demam mereda
d. Tetap memberikan imunisasi setelah diberikan penjelasan
e. Memberikan imunisasi jenis lain
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan

• DEMAM TINGGI (≥ 38OC) atau sakit • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
berat yang perlu perawatan rawat demam ringan) - UKMPPD
inap di RS
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
41
Bayi baru lahir secara normal pervaginam, usia cukup bulan, BBL
3000g, Apgar Score 8/10, langsung menangis, tonus baik.
Namun didapatkan riwayat ibu menderita hepatitis B dengan
hasil lab HBsAg (+). Apakah imunisasi yang harus segera
diberikan pada bayi tersebut sesaat setelah lahir?
a. Hep. B + DPT
b. Hep. B + BCG
c. Hep. B + HBIG
d. Hep. B + OPV
e. Hep. B + Hep. A
Bayi baru lahir secara normal pervaginam, usia cukup bulan, BBL
3000g, Apgar Score 8/10, langsung menangis, tonus baik.
Namun didapatkan riwayat ibu menderita hepatitis B dengan
hasil lab HBsAg (+). Apakah imunisasi yang harus segera
diberikan pada bayi tersebut sesaat setelah lahir?
a. Hep. B + DPT
b. Hep. B + BCG
c. Hep. B + HBIG
d. Hep. B + OPV
e. Hep. B + Hep. A
Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir
Status ibu Imunisasi Saat pemberian Dosis (ml)
Pengidap Aktif 12 jam pertama 10 µg (0,5)
setelah lahir
Pasif 12 jam pertama 0,5 ml HBIG
Bukan pengidap Aktif 12 jam pertama 10 µg (0,5)
Tidak diketahui Aktif 12 jam pertama 10 µg (0,5)
Pasif Tidak perlu, 0,5 ml HBIG
kecuali < 7 hari (100U)
ternyata diketahui
ibu pengidap
42
Pasien anak laki-laki usia 11 bulan datang dengan keluhan demam
disertai muncul ruam kemerahan di wajah dan badan sejak satu hari
ini. Keluhan juga disertai dengan batuk pilek sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC, ruam
makulopapular eritema, faring hiperemis, lain-lain dalam batas normal.
Riwayat pasien belum pernah mendapatkan vaksin Campak. Kapan
pasien diberikan imunisasi Campak?
a. Tidak perlu vaksin Campak lagi
b. Segera setelah pasien sembuh
c. Usia 15 bulan
d. Usia 18 bulan
e. Usia 2 tahun
Campak
Pasien anak laki-laki usia 11 bulan datang dengan keluhan demam
disertai muncul ruam kemerahan di wajah dan badan sejak satu hari
ini. Keluhan juga disertai dengan batuk pilek sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC, ruam
makulopapular eritema, faring hiperemis, lain-lain dalam batas normal.
Riwayat pasien belum pernah mendapatkan vaksin Campak. Kapan
pasien diberikan imunisasi Campak?
a. Tidak perlu vaksin Campak lagi
b. Segera setelah pasien sembuh
c. Usia 15 bulan
d. Usia 18 bulan
e. Usia 2 tahun
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan

• DEMAM TINGGI (≥ 38OC) atau sakit • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
berat yang perlu perawatan rawat demam ringan) - UKMPPD
inap di RS
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
Prinsip Catch-Up Imunisasi Dasar
Campak (MR)

Sebelum usia > 2 tahun, harus mendapatkan 2 kali vaksin campak (MR)
(baik dalam bentuk Campak (MR), MMR atau kombinasi keduanya)
43
Bayi usia 5 minggu telah mendapatkan ASI dari ibunya. ASI telah
dihentikan sejak 5 hari yang lalu oleh karena ibunya baru
terdiagnosis HIV berdasarkan serologis yang positif, belum
menunjukkan gejala klinis dan belum mendapatkan ARV. Bayi
lahir normal di bidan, BB bayi 3000 g. Pemeriksaan fisik bayi
gerak aktif, BB naik dan tidak ditemukan kelainan pada bayi.
Bagaimanakah rencana imunisasi untuk bayi tersebut?
a. Rencana imunisasi sesuai jadwal
b. BCG tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
c. BCG dan polio tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
d. BCG, polio, MR tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
e. Tidak diberikan imunisasi
Bayi usia 5 minggu telah mendapatkan ASI dari ibunya. ASI telah
dihentikan sejak 5 hari yang lalu oleh karena ibunya baru
terdiagnosis HIV berdasarkan serologis yang positif, belum
menunjukkan gejala klinis dan belum mendapatkan ARV. Bayi
lahir normal di bidan, BB bayi 3000 g. Pemeriksaan fisik bayi
gerak aktif, BB naik dan tidak ditemukan kelainan pada bayi.
Bagaimanakah rencana imunisasi untuk bayi tersebut?
a. Rencana imunisasi sesuai jadwal
b. BCG tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
c. BCG dan polio tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
d. BCG, polio, MR tidak diberikan, vaksin lain sesuai jadwal
e. Tidak diberikan imunisasi
Imunisasi untuk Anak dengan HIV
Rekomendasi IDAI

Vaksin Dicurigai HIV atau HIV dengan Gejala


HIV Tanpa Gejala
BCG Ya Tidak

DPT Ya Ya

Hepatitis B Ya Ya

Polio OPV atau IPV (Ya) IPV

Campak Ya Tidak
44
Bayi laki-laki usia 5 bulan dibawa keluarganya ke IGD karena
mengalami kejang berulang berkali-kali sebelum masuk rumah
sakit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Didapatkan
riwayat demam tinggi sejak 1 minggu. Bayi mulai malas menyusu
sejak 2 hari terakhir. Pemeriksaan fisik ubun-ubun menonjol,
kaku kuduk (-), lain-lain dbn, kesadaran somnolen, nadi 140x/m,
RR 30x/m, suhu 38.7OC. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Kejang demam komplek
b. Kejang demam simplek
c. Ensefalitis
d. Meningitis
e. Epilepsi
44
Bayi laki-laki usia 5 bulan dibawa keluarganya ke IGD karena
mengalami kejang berulang berkali-kali sebelum masuk rumah
sakit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Didapatkan
riwayat demam tinggi sejak 1 minggu. Bayi mulai malas menyusu
sejak 2 hari terakhir. Pemeriksaan fisik ubun-ubun menonjol,
kaku kuduk (-), lain-lain dbn, kesadaran somnolen, nadi 140x/m,
RR 30x/m, suhu 38.7OC. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Kejang demam komplek
b. Kejang demam simplek
c. Ensefalitis
d. Meningitis
e. Epilepsi
Infeksi Sistem Saraf Pusat

Meningitis Encephalitis

• Demam, nyeri kepala, • Demam, kejang, penurunan


muntah, kejang, rewel, kesadaran, gejala serebral
malas minum lain (tonus spastik,
• Kaku kuduk/meningeal sign hiperrefleks, refleks
(+) pada anak usia > 1 thn patologis)
• Pada bayi muda tanda khas • Penunjang : LP, CTscan, MRI,
adalah UUB membonjol EEG
• Penunjang : Lumbal pungsi
MENINGITIS PADA BAYI
Tanda umum KONTRA INDIKASI LP :
▪ Mengantuk/ letargi/ tidak sadar Tanda peningkatan TIK
▪ Minum berkurang - Penurunan kesadaran
▪ Rewel, tangisan melengking - Apneu
▪ Episode apnu - Muntah
Tanda spesifik - Tidak terdapat respon
▪ Kejang motorik terhadap rangsang
▪ Ubun-ubun membonjol - Parese N.cranialis
- Edema papil
45
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD RS
dengan keluhan kejang pada tangan dan kaki sekitar 10 menit.
Kejang dialami dua kali dalam sehari, dimana kejang pertama
berlangsung 3 menit kemudian berhenti sendiri. Tiga hari
sebelumnya pasien mengalami demam. Pada saat pemeriksaan di
IGD didapatkan pasien kejang general tonik klonik, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 39,5OC. BB 15 kg.
Obat apa yang harus segera diberikan untuk menangani kejang?
a. Diazepam 10 mg per rectal
b. Diazepam 5 mg per rectal
c. Diazepam 5 mg bolus intravena
d. Fenitoin 300 mg loading intravena
e. Fenobarbital 300 mg loading intravena
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD RS
dengan keluhan kejang pada tangan dan kaki sekitar 10 menit.
Kejang dialami dua kali dalam sehari, dimana kejang pertama
berlangsung 3 menit kemudian berhenti sendiri. Tiga hari
sebelumnya pasien mengalami demam. Pada saat pemeriksaan di
IGD didapatkan pasien kejang general tonik klonik, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 39,5OC. BB 15 kg.
Obat apa yang harus segera diberikan untuk menangani kejang?
a. Diazepam 10 mg per rectal
b. Diazepam 5 mg per rectal
c. Diazepam 5 mg bolus intravena
d. Fenitoin 300 mg loading intravena
e. Fenobarbital 300 mg loading intravena
46
Anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan
keluhan kejang saat di rumah. Kejang kelonjotan seluruh tubuh
berlangsung sekitar 3 menit kemudian berhenti sendiri. Ini
merupakan kejang pertama yang dialami pasien. Didapatkan
riwayat demam tinggi sejak 2 hari ini. Pada pemeriksaan fisik GCS
456, Nadi 115 kali/menit, laju napas 30 kali/menit, suhu 39,5 oC,
pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal. Berat badan
10 kg. Jika di IGD pasien sudah terpasang IV line dan pasien
mengalami kejang lagi, terapi apakah yang diberikan?
a. Diazepam rektal 10 mg
b. Diazepam intravena 5 mg
c. Diazepam intravena 10 mg
d. Fenitoin intravena 200 mg
e. Fenobarbital intravena 200 mg
46
Anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan
keluhan kejang saat di rumah. Kejang kelonjotan seluruh tubuh
berlangsung sekitar 3 menit kemudian berhenti sendiri. Ini
merupakan kejang pertama yang dialami pasien. Didapatkan
riwayat demam tinggi sejak 2 hari ini. Pada pemeriksaan fisik GCS
456, Nadi 115 kali/menit, laju napas 30 kali/menit, suhu 39,5 oC,
pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal. Berat badan
10 kg. Jika di IGD pasien sudah terpasang IV line dan pasien
mengalami kejang lagi, terapi apakah yang diberikan?
a. Diazepam rektal 10 mg
b. Diazepam intravena 5 mg
c. Diazepam intravena 10 mg
d. Fenitoin intravena 200 mg
e. Fenobarbital intravena 200 mg
47
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh dukun, ANC tidak teratur, tidak mendapatkan
vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Nadi
143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar, namun otot-otot
kaku, mulut mecucu, opisthotonus, tali pusat bau. Apakah diagnosis
pasien?
a. Cerebral palsy
b. Poliomyelitis
c. Tetanus
d. Hipotiroid
e. Sepsis
47
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh dukun, ANC tidak teratur, tidak mendapatkan
vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Nadi
143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar, namun otot-otot
kaku, mulut mecucu, opisthotonus, tali pusat bau. Apakah diagnosis
pasien?
a. Cerebral palsy
b. Poliomyelitis
c. Tetanus
d. Hipotiroid
e. Sepsis
Tetanus Neonatorum
Faktor resiko :
• Riwayat persalinan atau perawatan tali pusat
yang tidak higienis

Pemeriksaan fisik :
• Bayi sadar, spasme otot berulang
• Mulut mencucu seperti ikan
• Trismus
• Perut teraba seperti papan
• Opistotonus
• Ekstremitas spastik (boxing position)

Tatalaksana :
• Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
• Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau
ATS 5000 IU
• Metronidazole atau Penicilin procaine
48
Seorang anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke RS karena belum
bisa berjalan dan sulit bicara. Riwayat pasien lahir secara SC atas
indikasi lilitan tali pusar. Bayi sempat mengalami kebiruan saat setelah
lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan head lag (+), kelemahan pada
keempat ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting.
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
48
Seorang anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke RS karena belum
bisa berjalan dan sulit bicara. Riwayat pasien lahir secara SC atas
indikasi lilitan tali pusar. Bayi sempat mengalami kebiruan saat setelah
lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan head lag (+), kelemahan pada
keempat ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting.
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
Cerebral Palsy

Etiologi Kelainan kongenital, genetik,


inflamasi, infeksi, anoksia, trauma,
kelainan metabolik pada masa pre
natal, natal atau post natal

Gejala Ekstremitas spastik, “gait scissors”


Klinis retardasi metal, gangguan
penglihatan dan pendengaran,
gangguan bicara/bahasa

Terapi Rehabilitasi medik


49
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun 6 bulan, datang diantar
ibunya ke IGD dengan keluhan kejang 3 jam yang lalu. Kejang pada
kedua tangan, kaki kaku dan kelojotan. Kejang berlangsung selama
kurang dari 5 menit dan berulang 2 kali dalam sehari. Setelah kejang
anak menangis. Sejak 2 hari yg lalu anak demam tinggi dan batuk
pilek. Pasien belum pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik
tanda vital Nadi 110x/m, RR 30x/m, Suhu 39C, pemeriksaan neurologi
tidak didapatkan kelainan. Apakah diagnosis yg paling tepat?
a. Ensefalitis
b. Meningitis
c. Epilepsi
d. Kejang Demam Sederhana
e. Kejang Demam Komplek
49
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun 6 bulan, datang diantar
ibunya ke IGD dengan keluhan kejang 3 jam yang lalu. Kejang pada
kedua tangan, kaki kaku dan kelojotan. Kejang berlangsung selama
kurang dari 5 menit dan berulang 2 kali dalam sehari. Setelah kejang
anak menangis. Sejak 2 hari yg lalu anak demam tinggi dan batuk
pilek. Pasien belum pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik
tanda vital Nadi 110x/m, RR 30x/m, Suhu 39C, pemeriksaan neurologi
tidak didapatkan kelainan. Apakah diagnosis yg paling tepat?
a. Ensefalitis
b. Meningitis
c. Epilepsi
d. Kejang Demam Sederhana
e. Kejang Demam Komplek
Kejang Demam
✓ Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial) →
sebelum/setelah kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
✓ Prevalesi >> usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana

• Lama kejang < 15 menit


• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure

Kompleks

• Lama kejang > 15 menit*


• Berulang dalam 24 jam*
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
50
Pasien anak perempuan usia 6 th dibawa ke IGD kejang dirumah
selama 17 menit. Menurut orang tua pasien, kejang terlihat kaku
kelonjotan pada tangan dan kaki. Tidak didapatkan keluhan
demam atau keluhan yang lain. Riw. keluarga: paman epilepsi.
Pemeriksaan fisik didapatkan paresis Todd (+). Edukasi apakah
yang diberikan untuk penanganan awal saat kejang?
a. Berikan diazepam rectal maksimal diulang 3 kali
b. Pasang handuk atau kain ke dalam mulut untuk mencegah
lidah tergigit
c. Pastikan anak dalam keadaan aman, jauhkan dari benda
tajam, miringkan kepala dan badan
d. Posisikan anak dalam keadaan duduk
e. Kompres hangat disekitar dahi dan leher
50
Pasien anak perempuan usia 6 th dibawa ke IGD kejang dirumah
selama 17 menit. Menurut orang tua pasien, kejang terlihat kaku
kelonjotan pada tangan dan kaki. Tidak didapatkan keluhan
demam atau keluhan yang lain. Riw. keluarga: paman epilepsi.
Pemeriksaan fisik didapatkan paresis Todd (+). Edukasi apakah
yang diberikan untuk penanganan awal saat kejang?
a. Berikan diazepam rectal maksimal diulang 3 kali
b. Pasang handuk atau kain ke dalam mulut untuk mencegah
lidah tergigit
c. Pastikan anak dalam keadaan aman, jauhkan dari benda
tajam, miringkan kepala dan badan
d. Posisikan anak dalam keadaan duduk
e. Kompres hangat disekitar dahi dan leher
51
Anak laki-laki umur 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan badan makin kurus sejak 3 bulan terakhir. Menurut ibu
pasien anak makan banyak, anak merasa cepat lapar dan sering
kehausan. Tidak ada keluhan demam, batu lama, diare atau
keluhan yang lain. Dari pemeriksaan fisik TD 110/70 mmHg, nadi
90x/menit, RR 26x/m, suhu 36.5OC. Pemeriksaan gula darah acak
312 g/dl, C peptide 0,12 ng/mL (N=0,51-2,72 ng/mL). Apakah
etiologi dari penyakit yang dialami pasien?
a. Genetik
b. Autoimun
c. Infeksi
d. Resitensi insulin
e. Faktor gaya hidup
DM Tipe 1
Anak laki-laki umur 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan badan makin kurus sejak 3 bulan terakhir. Menurut ibu
pasien anak makan banyak, anak merasa cepat lapar dan sering
kehausan. Tidak ada keluhan demam, batu lama, diare atau
keluhan yang lain. Dari pemeriksaan fisik TD 110/70 mmHg, nadi
90x/menit, RR 26x/m, suhu 36.5OC. Pemeriksaan gula darah acak
312 g/dl, C peptide 0,12 ng/mL (N=0,51-2,72 ng/mL). Apakah
etiologi dari penyakit yang dialami pasien?
a. Genetik
b. Autoimun
c. Infeksi
d. Resitensi insulin
e. Faktor gaya hidup
DM Tipe 1 vs DM Tipe 2 pada Anak
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Etiologi Destruksi sel β pancreas baik Resistensi insulin
karena autoimun atau idopatik
Faktor Resiko Mutasi genetik Riwayat keluarga DM, obesitas,
dyslipidemia, kurang aktivitas
fisik
Gejala klinis Polidipsi, poliuri, polifagi, BB Polidipsi, poliuri, polifagi, BB
turun, gejala hiperglikemi atau turun
hipoglikemia
Pemeriksaan - GDS ≥ 200 - GDS ≥ 200
penunjang - GDP ≥ 126 - GDP ≥ 126
- OGTT ≥ 200 - OGTT ≥ 200
- HbA1c > 6,5 - HbA1c > 6,5
- C peptide rendah - C peptide normal atau
- Pemeriksaan autoantibodiL meningkat
ICA, GAD65, IA2, IAA
Terapi Insulin OAD atau Insulin
52
Laki-laki 14 tahun diantar Ayahnya ke IGD karena keluhan lemas
dan sulit dibangunkan sejak 1 jam yang lalu. Anak sudah
terdiagnosis diabetes tipe 1 tetapi tidak dapat insulin 3 hari
karena habis. Pemeriksaan fisik anak lethargi, napas cepat dan
dalam, mukosa mulut kering, turgor kembali lanbat. GDS
350mg/dl, glukosa urin (+3) keton urin (+2). Apakah terapinya?
a. Rehidrasi cairan dan glibenclamid
b. Rehidrasi cairan dan insulin
c. Rehidrasi cairan dan akarbose
d. Rehidrasi cairan dan glimepirid
e. Rehidrasi cairan dan metformin
KAD
Laki-laki 14 tahun diantar Ayahnya ke IGD karena keluhan lemas
dan sulit dibangunkan sejak 1 jam yang lalu. Anak sudah
terdiagnosis diabetes tipe 1 tetapi tidak dapat insulin 3 hari
karena habis. Pemeriksaan fisik anak lethargi, napas cepat dan
dalam, mukosa mulut kering, turgor kembali lanbat. GDS
350mg/dl, glukosa urin (+3) keton urin (+2). Apakah terapinya?
a. Rehidrasi cairan dan glibenclamid
b. Rehidrasi cairan dan insulin
c. Rehidrasi cairan dan akarbose
d. Rehidrasi cairan dan glimepirid
e. Rehidrasi cairan dan metformin
Ketoasidois Diabetik
Manifestasi Tanda dehidrasi, takikardi, hipotensi, syok, penurunan
klinis kesadaran, nyeri perut, mual, muntah, pernafasan cepat
dan dalam (Kussmaul), nafas bau aseton, gejala klasik DM

Penunjang • GDA ≥200 mg/dl


• BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Ketonemia dan atau ketonuria

Terapi • Amankan ABC


• Rehidrasi dengan cairan kristaloid (NaCl 0,9%/RL/RA)
10-20 cc/kgBB/1 jam
• Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
• Koreksi gangguan elektrolit, asidosis, observasi
IDAI- Konsensus DM Tipe 1, 2015
53
Bayi 6 bulan dibawa ibunya ke IGD karena sudah 2 hari tidak
mau menyusu. Pemeriksan fisik bayi tampak lemah, ubun2
cekung (+), turgor kulit kembali >2 detik. Pemeriksaan lab GDS
40 mg/dL, sudah 3x pemberian dekstrosa 10% bolus IV tetapi
tidak ada perbaikan. Apakah terapi selanjutnya?
a. Bolus dextrose 40%
b. Injeksi glukagon
c. Injeksi insulin
d. Injeksi adrenaline
e. Rehidrasi kristaloid
Hipoglikemia
Bayi 6 bulan dibawa ibunya ke IGD karena sudah 2 hari tidak
mau menyusu. Pemeriksan fisik bayi tampak lemah, ubun2
cekung (+), turgor kulit kembali >2 detik. Pemeriksaan lab GDS
40 mg/dL, sudah 3x pemberian dekstrosa 10% bolus IV tetapi
tidak ada perbaikan. Apakah terapi selanjutnya?
a. Bolus dextrose 40%
b. Injeksi glukagon
c. Injeksi insulin
d. Injeksi adrenaline
e. Rehidrasi kristaloid
Hipoglikemia
Manifestasi Gemetar, lemah, berkeringat dingin, tremor, rewel,
klinis agitasi, gangguan perilaku, penurunan kesadaran, kejang

Penunjang GDA ≤ 70 mg/dL

Terapi • Hipoglikemia ringan/sedang:


- Glukosa oral (gula, permen, jus, sirup)
- Untuk meningkatkan kadar glukosa darah sebanyak
45-65 mg/dL diperlukan glukosa 0,3 g/kgBB
• Hipoglikemia berat:
- Dekstrosa 10% intravena dengan dosis 2 mL/ kgBB
diikuti infus dekstrosa untuk menstabilkan kadar
glukosa darah antara 100-180 mg/dL
- Injeksi Glukagon 10-30 mcg/kgBB (sc/im/iv)
IDAI- Konsensus DM Tipe 1, 2015
54
Seorang ibu datang membawa anaknya, 1 tahun, dengan keluhan
anak masih belum bisa tengkurap, belum bisa bicara, BAB 3 hari
sekali dengan konsistensi normal. Pasien lahir aterm, segera
menangis dengan BB 3300 dan panjang 45 cm. Pemeriksaan fisik
rambut yang tipis, fontanella besar dan makroglossia. Dokter
menduga ada kelainan hormonal pada pasien, pemeriksaan
penunjang apa yang paling tepat untuk dilakukan?
a. FT4
b. T4
c. TSH
d. FT3
e. T3
Hipotiroid Kongenital
Seorang ibu datang membawa anaknya, 1 tahun, dengan keluhan
anak masih belum bisa tengkurap, belum bisa bicara, BAB 3 hari
sekali dengan konsistensi normal. Pasien lahir aterm, segera
menangis dengan BB 3300 dan panjang 45 cm. Pemeriksaan fisik
rambut yang tipis, fontanella besar dan makroglossia. Dokter
menduga ada kelainan hormonal pada pasien, pemeriksaan
penunjang apa yang paling tepat untuk dilakukan?
a. FT4
b. T4
c. TSH
d. FT3
e. T3
Hipotiroid Kongenital
• Etiologi : Bayi lahir di daerah dengan prevalensi kretinisme endemik,
defisiensi iodium, ibu saat hamil mengkonsumsi obat antitiroid
• Keluhan : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Bila skor > 4 maka curiga hipotiroid kongenital, perlu investigasi lebih lanjut
Algoritma Skrining Hipotiroid Kongenital
Periksa TSH

>50 mIU/L*
< 20mIU/L Normal >20 mIU/L* Abnormal
Hipotiroid Kongenital

Perlupemeriksaan Perlu dilakukan


lebih lanjut pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan TSH dan
T4 serum

* Seluruh bayi dengan THS diatas nilau cut-off dipanggil kembali (recall)
TSH tinggi (>50 mII/L);
dan T4 rendah (<6 µg/dl)

Terapi tiroksin dan dilakukan


pemeriksaan untuk menegakkan
diagnosis
55
Pasien bayi baru lahir, uk 42 minggu, lahir spontan, tidak
langsung mengangis. Ketuban hijau keruh berbau. Bayi dilakukan
resusitasi neonatus dengan VTP dan kompresi dada. Bayi dapat
bernafas spontan, namun tampak sakit berat, sianosis, retraksi
dada, HR 167x/m, RR 70, ronkhi (+). Gambaran rontgen thorax
seperti di bawah ini. Apakah diagnosis pasien?
a. Sindrom aspirasi meconium
b. Hyalin membrane disease
c. Transient takipneu of newborn
d. Pneumonia neonatal
e. Displasia bronkopulmoner
55
Pasien bayi baru lahir, uk 42 minggu, lahir spontan, tidak
langsung mengangis. Ketuban hijau keruh berbau. Bayi dilakukan
resusitasi neonatus dengan VTP dan kompresi dada. Bayi dapat
bernafas spontan, namun tampak sakit berat, sianosis, retraksi
dada, HR 167x/m, RR 70, ronkhi (+). Gambaran rontgen thorax
seperti di bawah ini. Apakah diagnosis pasien?
a. Sindrom aspirasi meconium
b. Hyalin membrane disease
c. Transient takipneu of newborn
d. Pneumonia neonatal
e. Displasia bronkopulmoner
Respiratory Distress in Neonates
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)

Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia


Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC → sisa Infeksi
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tidak intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
Makrosomia, Partus postpartum
macet, Ibu dengan
obat sedasi
X Ray Infiltrat, garis - Air Normal Infiltrat,
garis kasar pada bronchogram, (sembuh sendiri) konsolidasi
kedua paru reticulogranul
pattern,ground
glass
appearance,
white lung
56
Bayi lahir usia kehamilan 30 minggu, BBL 1250 gram, lahir SC.
Beberapa saat kemudian bayi tampak sesak. Pemeriksaan fisik
didapatkan tangisan merintih, sianosis (+), retraksi interkostal
(+), pernafasan cuping hidung (+), tonus otot tidak aktif,
ekstremitas kebiruan. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Hyalin Membrane Disease
b. Neonatal pneumonia
c. Transient Tachypneu of Newborn
d. Asfiksia neonatorum
e. Bronchiolitis
56
Bayi lahir usia kehamilan 30 minggu, BBL 1250 gram, lahir SC.
Beberapa saat kemudian bayi tampak sesak. Pemeriksaan fisik
didapatkan tangisan merintih, sianosis (+), retraksi interkostal
(+), pernafasan cuping hidung (+), tonus otot tidak aktif,
ekstremitas kebiruan. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Hyalin Membrane Disease
b. Neonatal pneumonia
c. Transient Tachypneu of Newborn
d. Asfiksia neonatorum
e. Bronchiolitis
Respiratory Distress in Neonates
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)

Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia


Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC → sisa Infeksi
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tidak intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
Makrosomia, Partus postpartum
macet, Ibu dengan
obat sedasi
X Ray Infiltrat, garis - Air Normal Infiltrat,
garis kasar pada bronchogram, (sembuh sendiri) konsolidasi
kedua paru reticulogranul
pattern,ground
glass
appearance,
white lung
57
Seorang bayi laki-laki usia 7 hari dibawa ibunya ke dokter karena
keluhan kuning. Riwayat lahir aterm secara SC dengan berat lahir
3300 g. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, sklera
ikterik, dan kuning kepala dada hingga perut. Hasil lab bilirubin
total 13 mg/dL, bilirubin indirek 12.5 mg/dL, bilirubin direk 0.5
mg/dL. Apa tindakan yang dilakukan?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Cek bilirubin kembali 48 jam kemudian
d. Stop ASI, ganti susu formula
e. Lanjutkan ASI
Ikterus Patologis
Seorang bayi laki-laki usia 7 hari dibawa ibunya ke dokter karena
keluhan kuning. Riwayat lahir aterm secara SC dengan berat lahir
3300 g. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, sklera
ikterik, dan kuning kepala dada hingga perut. Hasil lab bilirubin
total 13 mg/dL, bilirubin indirek 12.5 mg/dL, bilirubin direk 0.5
mg/dL. Apa tindakan yang dilakukan?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Cek bilirubin kembali 48 jam kemudian
d. Stop ASI, ganti susu formula
e. Lanjutkan ASI
IKTERUS NEONATORUM

Ikterus
Ikterus ASI Ikterus Patologis
Fisiologis
• Hari ke 2 – 2 • Breast Feeding • Hari ke- 0 atau ke- 1
minggu Jaundice • Menetap pada usia
• Bil Total ≤ 12 mg/dl • Breast Milk ≥ 2 minggu
• Peningkatan Bil Jaundice • Bayi prematur
Indirek • Bil Total > 12 mg/dl
• Bil Direk ≤ 20% dari • Bil Direk > 20% dari
Bil Total Bil Total
Tatalaksana
Ikterus Fisiologis Ikterus Patologis
Observasi FOTOTERAPI
Teruskan ASI Bila gagal fototerapi atau ada
risiko Kern Ikterik →
TRANSFUSI TUKAR
58
Seorang bayi umur 3 bulan dibawa ibunya dengan keluhan badan
kuning sejak usia 1 bulan. Tidak ada keluhan demam atau keluhan
lain. BAB normal, BAK sedikit lebih kuning. Pasien saat ini hanya
diberikan ASI, minum dengan baik. Riwayat lahir normal
pervaginam, cukup bulan, BBL 3000 gram. Pada pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+), kuning dari kepala hingga
perut, organomegali (-). Hasil lab bilirubin total 15 mg/dL, indirek
14.5 mg/dL, direk 0.5 mg/dL. Apakah kemungkinan diagnosis
pasien?
a. Ikterus neonatorum fisiologis
b. Kolestatis jaundice
c. Ikterus karena ASI
d. Ikterus autoimun
e. Ikterus obstruktif
Seorang bayi umur 3 bulan dibawa ibunya dengan keluhan badan
kuning sejak usia 1 bulan. Tidak ada keluhan demam atau keluhan
lain. BAB normal, BAK sedikit lebih kuning. Pasien saat ini hanya
diberikan ASI, minum dengan baik. Riwayat lahir normal
pervaginam, cukup bulan, BBL 3000 gram. Pada pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+), kuning dari kepala hingga
perut, organomegali (-). Hasil lab bilirubin total 15 mg/dL, indirek
14.5 mg/dL, direk 0.5 mg/dL. Apakah kemungkinan diagnosis
pasien?
a. Ikterus neonatorum fisiologis
b. Kolestatis jaundice
c. Ikterus karena ASI (Breast Milk Jaundice)
d. Ikterus autoimun
e. Ikterus obstruktif
Ikterus karena ASI
Breast Feeding Jaundice Breast Milk Jaundice
• Onset : < 7 hari (hari ke-2 • Onset : muncul pada hari ke
atau hari ke-3) 4-7 dan bisa menetap
• Etiologi : ASI kurang sampai lebih dari 1 bulan
• Terapi : Tambahkan ASI dan • Etiologi : Kelainan enzim
observasi pada ASI (β-glukoronidase),
biasanya akan timbul pada
setiap bayi yang
disusukannya
• Terapi : Hentikan ASI
sementara, ganti susu
formula apabila membaik
teruskan ASI, bila tidak
dirujuk
59
Bayi umur 10 hari dibawa ke dokter karena muncul benjolan
kecil-kecil di punggung, gatal. Pemeriksaan UKK vesikel berair
ukuran 0,2-0,3 cm, diskret, dasar kulit normal. Riwayat bayi
paska fototerapi 5 hari lalu karena diagnosis ikterus
neonatorum. Apa kemungkinan diagnosis pasien?
a. Pompholix
b. Dermatitis kontak
c. Varisela
d. HFMD
e. Herpes simplex
59
Bayi umur 10 hari dibawa ke dokter karena muncul benjolan
kecil-kecil di punggung, gatal. Pemeriksaan UKK vesikel berair
ukuran 0,2-0,3 cm, diskret, dasar kulit normal. Riwayat bayi
pasca fototerapi 5 hari lalu karena diagnosis ikterus neonatorum.
Apa kemungkinan diagnosis pasien?
a. Pompholix
b. Dermatitis kontak
c. Varisela
d. HFMD
e. Herpes simplex
Dyshidrotic Eczema (Pompholyx)
• Etiologi:
‐ Paparan iritasi seperti UV, zat
kimia, kosmetik, logam dll
‐ Produksi keringat yang
berlebih
‐ Stres
• Manifestasi klinis:
vesikel/bula berisi air, terasa
panas, gatal dan seperti
terbakar
60
Bayi usia 14 hari dibawa ke IGD RS dengan sesak nafas. Bayi lahir
usia kehamilan 30 minggu, BBL 850 gram APGAR score 8 (1
menit) dan 8 (5 menit), dilakukan perawatan rutin neonatus.
Bayi diberi susu formula. Setelah dirawat selama 4 hari di NICU,
bayi muntah-muntah, BAB darah dan bau busuk. Pada
pemeriksaan radiologis didapatkan pneumatosis intestinal dan
distensi pada vena porta. Faktor risiko apa yang paling berperan
terhadap kondisi bayi tersebut ?
a. Resusitasi neonatus
b. Prematur
c. Susu formula
d. Infeksi nosokomial di NICU
e. Antibiotik dosis tinggi
NEC
Bayi usia 14 hari dibawa ke IGD RS dengan sesak nafas. Bayi lahir
usia kehamilan 30 minggu, BBL 850 gram APGAR score 8 (1
menit) dan 8 (5 menit), dilakukan perawatan rutin neonatus.
Bayi diberi susu formula. Setelah dirawat selama 4 hari di NICU,
bayi muntah-muntah, BAB darah dan bau busuk. Pada
pemeriksaan radiologis didapatkan pneumatosis intestinal dan
distensi pada vena porta. Faktor risiko apa yang paling berperan
terhadap kondisi bayi tersebut ?
a. Resusitasi neonatus
b. Prematur
c. Susu formula
d. Infeksi nosokomial di NICU
e. Antibiotik dosis tinggi
NEC
(Necrotizing
Enterocilitis)
61
Seorang bayi perempuan lahir secara pervaginam, usia
kehamilan cukup bulan, BBL 3000 gram. Bayi lahir langsung
menangis, tonus otot kuat namun ukuran kepala yang lebih
besar. Pemeriksaan CT scan kepala didapatkan hidrosefalus
dengan kalsifikasi intracranial. Pada pemeriksaan mata
ditemukan ODS korioretinitis. Apakah kemungkinan yang
menyebabkan kondisi tersebut?
a. Infeksi Toksoplasma
b. Infeksi CMV
c. Infeksi TB
d. Infeksi Rubella
e. Infeksi Campak
Seorang bayi perempuan lahir secara pervaginam, usia
kehamilan cukup bulan, BBL 3000 gram. Bayi lahir langsung
menangis, tonus otot kuat namun ukuran kepala yang lebih
besar. Pemeriksaan CT scan kepala didapatkan hidrosefalus
dengan kalsifikasi intracranial. Pada pemeriksaan mata
ditemukan ODS korioretinitis. Apakah kemungkinan yang
menyebabkan kondisi tersebut?
a. Infeksi Toksoplasma
b. Infeksi CMV
c. Infeksi TB
d. Infeksi Rubella
e. Infeksi Campak
Kelainan Kongenital Akibat Infeksi saat Kehamilan
ETOLOGI PERIODE KRITIS MALFORMASI
Rubela Resiko tinggi 6 Penyakit jantung bawaan, katarak,
minggu tuli sensorineural, mikrosefal,
Resiko rendah > retardasi mental
16 minggu
Cytomegalovirus Bulan ketiga- Retardasi mental, mikrosefal,
keempat ketulian, hepatosplenomegali-
jaundice, purpura

Toxoplasmosis Resiko 12% : 6-17 Retardasi mental, mikrosefal,


minggu hidrosefalus, kalsifikasi intrakarnial,
Resiko 60% : 17- korioretinitis
18 minggu

Buku Ajar Neonatologi IDAI 2012, Bab Kelainan Kongenital


Congenital CMV
Trias Congenital CMV:
1. Mikrosefal
2. Hepatomegali – Jaundice
3. Purpura
62
Seorang anak usia 1 bulan dibawa ibunya dengan keluhan muncul
bintik putih pada kedua matanya,anak tampak tenang dan tidak
rewel saat mendengar suara pintu dibanting. Ibu mengaku pernah
demam pada masa awal kehamilannya dan diberi vitamin oleh
dokter karena diduga infeksi virus. Dari pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal, bayi tampak tenang, katarak ODS (+),
auskultasi jantung didapatkan murmur. Infeksi virus apakah yang
menjadi etiologi?
a. Rubella
b. Varicella
c. Toxoplasma
d. Citomegalovirus
e. Herpes
62
Seorang anak usia 1 bulan dibawa ibunya dengan keluhan muncul
bintik putih pada kedua matanya, anak tampak tenang dan tidak
rewel saat mendengar suara pintu dibanting. Ibu mengaku pernah
demam pada masa awal kehamilannya dan diberi vitamin oleh
dokter karena diduga infeksi virus. Dari pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal, bayi tampak tenang, katarak ODS (+),
auskultasi jantung didapatkan murmur. Infeksi virus apakah yang
menjadi etiologi?
a. Rubella
b. Varicella
c. Toxoplasma
d. Citomegalovirus
e. Herpes
Kelainan Kongenital Akibat Infeksi saat Kehamilan
ETOLOGI PERIODE KRITIS MALFORMASI
Rubela Resiko tinggi 6 Penyakit jantung bawaan, katarak,
minggu tuli sensorineural, mikrosefal,
Resiko rendah > retardasi mental
16 minggu
Cytomegalovirus Bulan ketiga- Retardasi mental, mikrosefal,
keempat ketulian, hepatosplenomegali-
jaundice, purpura

Toxoplasmosis Resiko 12% : 6-17 Retardasi mental, mikrosefal,


minggu hidrosefalus, kalsifikasi intrakarnial,
Resiko 60% : 17- korioretinitis
18 minggu

Buku Ajar Neonatologi IDAI 2012, Bab Kelainan Kongenital


Congenital CMV
Trias Congenital CMV:
1. Mikrosefal
2. Hepatomegali – Jaundice
3. Purpura
63
Seorang bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ke puskesmas karena
gerak tangis lemah, merintih, dan malas minum. Riwayat bayi lahir
di bidan dengan usia kehamilan cukup bulan, BBL 2900 g, ketuban
mekoneum, namun bayi langsung menangis. Pada pemeriksaan
fisik: bayi tampak tidak aktif, ikterik, frekuensi napas 72x/menit
disertai retraksi dinding dada, suhu tubuh fluktuatif (tidak stabil).
Hasil pemeriksaan darah tepi Hb 16 g/dl, leukosit 35.000/mm3,
trombosit 425.000, gula darah sewaktu 43 mg/dl. Apakah
diagnosis yang paling tepat?
a. Sepsis neonatorum
b. Syok sepsis
c. Syok hipovolemik
d. Fetal Inflamatory Response Syndrome
e. Multiple Organ Dysfunction Syndrome
63
Seorang bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ke puskesmas karena
gerak tangis lemah, merintih, dan malas minum. Riwayat bayi lahir
di bidan dengan usia kehamilan cukup bulan, BBL 2900 g, ketuban
mekoneum, namun bayi langsung menangis. Pada pemeriksaan
fisik: bayi tampak tidak aktif, ikterik, frekuensi napas 72x/menit
disertai retraksi dinding dada, suhu tubuh fluktuatif (tidak stabil).
Hasil pemeriksaan darah tepi Hb 16 g/dl, leukosit 35.000/mm3,
trombosit 425.000, gula darah sewaktu 43 mg/dl. Apakah
diagnosis yang paling tepat?
a. Sepsis neonatorum
b. Syok sepsis
c. Syok hipovolemik
d. Fetal Inflamatory Response Syndrome
e. Multiple Organ Dysfunction Syndrome
Sepsis Neonatorum
• Ibu dengan riwayat infeksi rahim, demam
intrapartum, ketuban pecah dini
Bayi usia 0-3 hari • Etiologi : Klebsiella sp, Staphylococcus sp,
(Early Onset Sepsis) E. coli
• Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3
gejala kategori B

• Infeksi nosokomial
• Etiologi: E coli , Klebsiella sp, Pseudomonas
Bayi usia > 3 hari aeruginosa
(Late Onset Sepsis) • Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3
gejala kategori B

TERAPI
Ampisilin (50 mg/kgBB 2x1) dan Gentamisin (5 mg/kgBB 1x1)
Kategori A (2) Kategori B (3)
Kesulitan bernapas (apneu, takipneu,
retraksi, merintih saat ekspirasi, Tremor
sianosis sentral)
Kejang Lethargi atau lunglai

Penurunan kesadaran Mengantuk, aktivitas berkurang

Suhu tubuh tidak normal Rewel, muntah, perut kembung

Persalinan di lingkungan yang kurang Tanda-tanda muncul sesudah hari ke


higienis empat
Perburukan kondisi dengan cepat Air ketuban bercampur mekoneum

Malas minum, sebelumnya minum


dengan baik
64
Bayi laki-laki usia 3 bulan dibawa orangtuanya ke puskesmas
terdapat bercak merah pada pipi kanan. Bercak merah muncul sejak
bayi lahir. Awalnya ukuran kecil makin lama makin membesar dan
berwarna terang. Pemeriksaan fisik didapatkan masa soliter, batas
tegas, tepi rata, konsistensi kenyal dan gambaran papul eritematos.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Limfangioma
b. Limpoma
c. Hemangioma
d. Neurofibroma
e. Meningioma
64
Bayi laki-laki usia 3 bulan dibawa orangtuanya ke puskesmas
terdapat bercak merah pada pipi kanan. Bercak merah muncul sejak
bayi lahir. Awalnya ukuran kecil makin lama makin membesar dan
berwarna terang. Pemeriksaan fisik didapatkan masa soliter, batas
tegas, tepi rata, konsistensi kenyal dan gambaran papul eritematos.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Limfangioma
b. Limpoma
c. Hemangioma
d. Neurofibroma
e. Meningioma
Hemangioma Infantil
Neoplasma vaskuler jinak yang
ditandai dengan proliferasi
pembuluh darah (angiogenesis)

Perjalanan klinis :
- Fase proliferatif pada periode
neonatal atau awal masa bayi,
proliferasi sel endotel cepat
membagi bertanggung jawab
untuk pembesaran hemangioma
- Fase involusional terjadi, dimana
hemangioma infantil kebanyakan
klinis diselesaikan pada usia 9
tahun
65
Seorang bayi 2 bulan dibawa ke dokter karena ada benjolan di leher
sejak lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan masa lunak di trigonum coli
posterior, transiluminasi (+). Anda akan merujuk ke dokter spesialis.
Kemungkinan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis adalah?
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Aspirasi cairan
d. Pembedahan
e. Kemoterapi
65
Seorang bayi 2 bulan dibawa ke dokter karena ada benjolan di leher
sejak lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan masa lunak di trigonum coli
posterior, transiluminasi (+). Anda akan merujuk ke dokter spesialis.
Kemungkinan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis adalah?
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Aspirasi cairan
d. Pembedahan
e. Kemoterapi
Cystic Hygroma
• Kantung yang berisi cairan akibat sumbatan dari aliran limfatik, lokasi
tersering adalah di leher (trigonum coli posterior) → Hygroma Colli
• Terapi : operatif
66
Bayi perempuan lahir 6 jam yang lalu dirujuk oleh bidan ke IGD RS
dengan keluhan badan dingin seluruh tubuh dan tidak bergerak
selama 3 jam lalu. Bayi lahir normal dibantu bidan dengan BBL
4200, usia cukup bulan, lahir langsung menangis. Ibu riwayat DM
dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik
bayi tampak sulit dibangunkan, sianosis, hipotoni, nadi 150/m, RR
50x/m, suhu 35 C. Hasil pemeriksaan GDS 40 mg/dL. Apakah
diagnosa pasien?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Cold stress
d. Hipoksia
e. Sepsis
66
Bayi perempuan lahir 6 jam yang lalu dirujuk oleh bidan ke IGD RS
dengan keluhan badan dingin seluruh tubuh dan tidak bergerak
selama 3 jam lalu. Bayi lahir normal dibantu bidan dengan BBL
4200, usia cukup bulan, lahir langsung menangis. Ibu riwayat DM
dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik
bayi tampak sulit dibangunkan, sianosis, hipotoni, nadi 150/m, RR
50x/m, suhu 35 C. Hasil pemeriksaan GDS 40 mg/dL. Apakah
diagnosa pasien?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Cold stress
d. Hipoksia
e. Sepsis
HIPOGLIKEMIA pada NEONATUS

Faktor Resiko
Gejala & Tanda
Bayi besar (>
Cyanosis, apnea,
Glukosa darah 4000gr), Ibu DM
hypothermia,
(hiperinsulinemia ec
< 40 mg/dL hypotonia, poor
hiperplasia
feeding, lethargy,
langerhans), bayi
seizure
KMK, bayi prematur
TERAPI :

<45 TANPA • Sadar dan masih bisa minum →


berikan ASI
GEJALA • Tidak bisa minum → Infus D10%
HIPOGLIKEMIA 6mg/kgBB/menit

< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB → lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
67
Seorang pasien anak laki-laki usia 5 tahun BB 20 kg datang bersama
neneknya ke Puskesmas dengan keluhan batuk yang tidak berhenti
sejak 3 hari ini. Batuk terus-menerus hingga kadang pasien tampak
membiru atau muntah di akhir batuk. Riwayat kontak dengan
keluhan serupa (-). Riwayat imunisasi tidak tahu. Pemeriksaan tanda
vital nadi 110x/m, Tax 37,7, RR 38x/mnt, ditemukan perdarahan
subkonjungtiva ODS, faring hiperemis, namun tidak didapatkan
ronchi atau wheezing. Berapa dosis antibiotik untuk pengobatan
anak tersebut?
a. Eritromisin 10-20 mg/kgbb selama 14 hari
b. Eritromisin 20-30 mg/kgbb selama 14 hari
c. Eritromisin 30-40 mg/kgbb selama 14 hari
d. Eritromisin 40-50 mg/kgbb selama 14 hari
e. Eritromisin 50-60 mg/kgbb selama 14 hari
Pertusis
Seorang pasien anak laki-laki usia 5 tahun BB 20 kg datang bersama
neneknya ke Puskesmas dengan keluhan batuk yang tidak berhenti
sejak 3 hari ini. Batuk terus-menerus hingga kadang pasien tampak
membiru atau muntah di akhir batuk. Riwayat kontak dengan
keluhan serupa (-). Riwayat imunisasi tidak tahu. Pemeriksaan tanda
vital nadi 110x/m, Tax 37,7, RR 38x/mnt, ditemukan perdarahan
subkonjungtiva ODS, faring hiperemis, namun didapatkan ronchi
atau wheezing. Berapa dosis antibiotik untuk pengobatan anak
tersebut?
a. Eritromisin 10-20 mg/kgbb selama 14 hari
b. Eritromisin 20-30 mg/kgbb selama 14 hari
c. Eritromisin 30-40 mg/kgbb selama 14 hari
d. Eritromisin 40-50 mg/kgbb selama 14 hari
e. Eritromisin 50-60 mg/kgbb selama 14 hari
Pertusis
Etiologi :
• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)
Manifestasi Klinis
• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata
merah (fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal
disertai nada yang meninggi/melengking, batuk yang
sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir
batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi
seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang

Antibiotik rekomendasi :
• Erythromycin 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari
68
Seorang ibu membawa anaknya yang berumur 2 tahun datang
dengan keluhan batuk pilek sejak 1 minggu ini. Batuk terus-
menerus seperti menggonggong dan diakhiri dengan muntah.
Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Pemeriksaan fisik
ditemukan RR 24 x/m, Nadi 96 x/m, Suhu 37,6. Didapatkan
perdarahan subkonjungtiva. Apa etiologi penyebab keluhan
pasien tersebut?
a. Streptococcus pneumoniae
b. Bordetella pertussis
c. Haemophilus influenza
d. Moraxella catarrhalis
e. Mycobacterium tuberculosis
Pertusis
Seorang ibu membawa anaknya yang berumur 2 tahun datang
dengan keluhan batuk pilek sejak 1 minggu ini. Batuk terus-
menerus seperti menggonggong dan diakhiri dengan muntah.
Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Pemeriksaan fisik
ditemukan RR 24 x/m, Nadi 96 x/m, Suhu 37,6. Didapatkan
perdarahan subkonjungtiva. Apa etiologi penyebab keluhan
pasien tersebut?
a. Streptococcus pneumoniae
b. Bordetella pertussis
c. Haemophilus influenza
d. Moraxella catarrhalis
e. Mycobacterium tuberculosis
Pertusis
Etiologi :
• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)
Manifestasi Klinis
• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata
merah (fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal
disertai nada yang meninggi/melengking, batuk yang
sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir
batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi
seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang

Antibiotik rekomendasi :
• Erythromycin 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari
69
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun mengeluhkan sesak nafas dan
batuk seperti menggonggong sejak 1 minggu ini. Pasien tampak
gelisah karena sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
136x/menit, RR 40x/menit, suhu 37.8OC, stridor inspirasi (+).
Pemeriksaan radiologi cervical AP didapatkan Steeple sign. Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Abses Subglotis
b. Sindroma Croup
c. Trakeitis
d. Laringitis
e. Epiglotitis
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun mengeluhkan sesak nafas dan
batuk seperti menggonggong sejak 1 minggu ini. Pasien tampak
gelisah karena sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
136x/menit, RR 40x/menit, suhu 37.8OC, stridor inspirasi (+).
Pemeriksaan radiologi cervical AP didapatkan Steeple sign. Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Abses Subglotis
b. Sindroma Croup
c. Trakeitis
d. Laringitis
e. Epiglotitis
Sindroma Croup
Gejala • Batuk menggonggong
• Sesak
• Demam
• Stridor

Meliputi Laring, Trachea, Bronkus

Etiologi Virus

X Ray Cervical AP tampak


penyempitan pada
daerah subglotis (steeple
sign)
Terapi • Nebul epinefrin
• Kortikosteroid
70
Bayi perempuan usia 5 bulan dibawa ibunya ke IGD karena sesak
napas sejak 1 hari ini. Riwayat pasien mengalmai batuk pilek sejak 1
minggu disertai demam. Riwayat lahir normal pervaginam, cukup
bulan, BBL 2700 gram. Pemeriksaan fisik nadi 160x/m, RR 50x/m,
suhu 37.8OC, pernapasan cuping hidung (+), sianosis (+),retraksi
dinding dada, wheezing (+) diseluruh lapang paru. Apakah
pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan untuk membatu
menegakkan diagnosis?
a. Tuberkulis Skin Test
b. Rontgen thorax
c. Analisa gas darah
d. Darah lengkap
e. Spirometry
Bronkiolitis
Bayi perempuan usia 5 bulan dibawa ibunya ke IGD karena sesak
napas sejak 1 hari ini. Riwayat pasien mengalmai batuk pilek sejak 1
minggu disertai demam. Riwayat lahir normal pervaginam, cukup
bulan, BBL 2700 gram. Pemeriksaan fisik nadi 160x/m, RR 50x/m,
suhu 37.8OC, pernapasan cuping hidung (+), sianosis (+), retraksi
dinding dada, wheezing (+) diseluruh lapang paru. Apakah
pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis?
a. Tuberkulis Skin Test
b. Rontgen thorax
c. Analisa gas darah
d. Darah lengkap
e. Spirometry
Bronkiolitis (3B) Pneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
Tersering Respiratory Syncytial Tersering Streptococcus pneumonia
Virus (RSV)
Gejala • Didahului demam, batuk, pilek • Demam, batuk, sesak
dan • Takipneu, merintih, sianosis • Takipneu, sianosis, retraksi
tanda • Wheezing (+), dapat juga • Ronki (+), wheezing dapat ditemukan
ditemukan ronki

Chest • Hiperinflasi paru • Infiltrat interstisial, alveolar, difus


X- Ray • Hiperaerasi paru • Konsolidasi
• Air trapping
• Diameter antero-posteriot
membesar, diafragma mendatar
• Patchy infiltrat
Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik
• Antipiretik • Antipireti
71

Seorang bayi perempuan umur 5 bulan dibawa ibunya ke IGD


karena sesak nafas sejak 1 hari ini. Didapatkan riwayat demam
disertai batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik bayi
merintih, nadi 160x/m, RR 60x/m, suhu 37.8 C, Saturasi O2 92%,
didapatkan pernapasan cuping hidung, retraksi intercostal dan
substernal, ronchi (+), wheezing (+). Dari hasil X Ray thorax tampak
infiltrat diseluruh lapang paru. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Bronkiolitis
b. Pneumonia aspirasi
c. Penyakit membrane hyaline
d. Bronkopneumonia
e. Asma bronkial
Seorang bayi perempuan umur 5 bulan dibawa ibunya ke IGD
karena sesak nafas sejak 1 hari ini. Didapatkan riwayat demam
disertai batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik bayi
merintih, nadi 160x/m, RR 60x/m, suhu 37.8 C, Saturasi O2 92%,
didapatkan pernapasan cuping hidung, retraksi intercostal dan
substernal, ronchi (+), wheezing (+). Dari hasil X Ray thorax tampak
infiltrat diseluruh lapang paru. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Bronkiolitis
b. Pneumonia aspirasi
c. Penyakit membrane hyaline
d. Bronkopneumonia
e. Asma bronkial
Bronkiolitis (3B) Pneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
Tersering Respiratory Syncytial Tersering Streptococcus pneumonia
Virus (RSV)
Gejala • Didahului demam, batuk, pilek • Demam, batuk, sesak
dan • Takipneu, merintih, sianosis • Takipneu, sianosis, retraksi
tanda • Wheezing (+), dapat juga • Ronki (+), wheezing dapat ditemukan
ditemukan ronki

Chest • Hiperinflasi paru • Infiltrat interstisial, alveolar, difus


X- Ray • Hiperaerasi paru • Konsolidasi
• Air trapping
• Diameter antero-posteriot
membesar, diafragma mendatar
• Patchy infiltrat
Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik
• Antipiretik • Antipireti
72
Seorang ibu membawa anaknya usia 4 tahun ke Puskesmas
karena ingin konsultasi. Ibu khawatir karena dirinya baru saja
didiagnosis TB dengan hasil BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Anak dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak
6 bulan terakhir. Tidak ada keluhan demam, batuk atau keluhan
lain. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, namun BB/TB -2 sd -
3 SD. Pemeriksaan apakah yang harus dilakukan kepada anak
tersebut?
a. Tes tuberkulin
b. Cek sputum BTA
c. Bilas lambung
d. Imunisasi BCG
e. Rontgen dada
72
Seorang ibu membawa anaknya usia 4 tahun ke Puskesmas
karena ingin konsultasi. Ibu khawatir karena dirinya baru saja
didiagnosis TB dengan hasil BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Anak dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak
6 bulan terakhir. Tidak ada keluhan demam, batuk atau keluhan
lain. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, namun BB/TB -2 sd -
3 SD. Pemeriksaan apakah yang harus dilakukan kepada anak
tersebut?
a. Tes tuberkulin
b. Cek sputum BTA
c. Bilas lambung
d. Imunisasi BCG
e. Rontgen dada
“Skor TB Anak” Juknis Menejemen TB Anak, 2016
Alur Diagnosis
dan Tatalaksana
TB Anak
Juknis Manajemen dan Tatalaksana
TB Anak, Kemenkes 2016
73
Seorang ibu membawa anaknya berusia 2 tahun karena keluhan
anak tampak kurus dan BB anak sulit naik. Riwayat ibu saat ini
dalam pengobatan TB sejak 1 bulan yang lalu dengan BTA (+).
Pemeriksaan fisik anak tampak gizi kurang, tanda vital dalam
batas normal. Hasil tes mantoux anak 15 mm. Apakah
pengobatan yang tepat untuk anak ini?
a. PP INH selama 3 bulan
b. PP INH selama 6 bulan
c. OAT 2RHZ - 4RH
d. OAT 2RHZE - 4RH
e. OAT 2RHZE - 10 RH
TB Klinis
Seorang ibu membawa anaknya berusia 2 tahun karena keluhan
anak tampak kurus dan BB anak sulit naik. Riwayat ibu saat ini
dalam pengobatan TB sejak 1 bulan yang lalu dengan BTA (+).
Pemeriksaan fisik anak tampak gizi kurang, tanda vital dalam
batas normal. Hasil tes mantoux anak 15 mm. Apakah
pengobatan yang tepat untuk anak ini?
a. PP INH selama 3 bulan
b. PP INH selama 6 bulan
c. OAT 2RHZ - 4RH
d. OAT 2RHZE - 4RH
e. OAT 2RHZE - 10 RH
Alur Diagnosis
dan Tatalaksana
TB Anak

Juknis Manajemen dan Tatalaksana


TB Anak, Kemenkes 2016
PANDUAN OAT
(Juknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak, Kemenkes 2016)
Fase
Kategori Diagnostik Fase Intensif
Lanjutan
TB paru BTA negatif 2HRZ 4HR
TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB paru BTA positif 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB Meningitis
dan TB Tulang/sendi)

TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
Juknis TB Anak 2016
74
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun datang dibawa ibunya
dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 bulan ini. Benjolan
dirasakan tidak nyeri, tidak membesar, dan tidak kemerahan.
Pasien dikeluhkan demam namun menyangkal adanya batuk.
Nenek pasien menderita batuk lama dan sedang menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan hematologi rutin
dalam batas normal. Hasil Mantoux Test didapatkan indurasi
sebesar 18 mm. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Spondilitis TB
b. Spondilosis
c. Ankylosing Spondilitis
d. Limfadenitis TB
e. Meningitis TB
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun datang dibawa ibunya
dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 bulan ini. Benjolan
dirasakan tidak nyeri, tidak membesar, dan tidak kemerahan.
Pasien dikeluhkan demam namun menyangkal adanya batuk.
Nenek pasien menderita batuk lama dan sedang menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan hematologi rutin
dalam batas normal. Hasil Mantoux Test didapatkan indurasi
sebesar 18 mm. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Spondilitis TB
b. Spondilosis
c. Ankylosing Spondilitis
d. Limfadenitis TB
e. Meningitis TB
Spondilitis TB (Pott’s disease)
• Definisi: Penyebaran secara hematogen
kuman Mycobacterium tuberculosis
dari fokus primer ke tulang belakang
• Gejala klinis:
‐ Benjolan pada tulang belakang yang
disertai oleh nyeri
‐ Deformitas kyphosis yang disertai
dengan gibbus (punggung yang
membungkuk dan membentuk sudut,
merupakan lesi yang tidak stabil serta
dapat berkembang secara progresif)
‐ Defisit neurologis (paraplegi) akibat
keterlibatan medula spinalis
• Tatalaksana:
‐ OAT
‐ Operatif
75
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dengan ibunya ke
puskesmas untuk konsultasi. Riwayat nenek yang tinggal serumah
dengan BTA (+) dan saat ini sedang menjalani pengobatan TB.
Keadaan umum anak baik, status gizi cukup, tidak ada keluhan.
Hasil tes tuberkulin 7 mm. Apakah tindakan yang tepat ?
a. INH profilaksis primer
b. INH profilaksi sekunder
c. OAT
d. Obervasi
e. Tidak perlu diberikan profilaksis
76
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dengan ibunya ke
puskesmas untuk konsultasi. Riwayat nenek yang tinggal serumah
dengan BTA (+) dan saat ini sedang menjalani pengobatan TB.
Keadaan umum anak baik, status gizi cukup, tidak ada keluhan.
Hasil tes tuberkulin 7 mm. Apakah tindakan yang tepat ?
a. INH profilaksis primer
b. INH profilaksi sekunder
c. OAT
d. Obervasi
e. Tidak perlu diberikan profilaksis
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan pasien
TB

Gejala TB

Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau


HIV (-) HIV (+)

Tidak perlu PP INH PP INH

Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis


TB pada Anak
TIDAK

Lengkapi
Juknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak,
Observasi
pemberian INH Kemenkes 2016
selama 6 bulan
77
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ibunya karena batuk
sejak 3 minggu yang lalu terutama pada malam menjelang dini hari.
Batuk sering setelah makan cokelat. Ibu pasien khawatir karena
nenek pasien yang mengasuh sehari-hari mengalami batuk darah
dan didiagnosis tuberkulosa. BB anak 18,5 kg. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Hasil uji tuberkulin indurasi 8 mm. Apakah
tatalaksana yang akan berikan?
a. Profilaksis sekunder INH
b. Profilaksis primer INH
c. Pengobatan OAT
d. Antibiotik empiris
e. Obat simptomatis


Batuk bukan TB (kemungkinan batuk alergi)
Kontak TB (+), Mantoux (-)
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ibunya karena batuk
sejak 3 minggu yang lalu terutama pada malam menjelang dini hari.
Batuk sering setelah makan cokelat. Ibu pasien khawatir karena
nenek pasien yang mengasuh sehari-hari mengalami batuk darah
dan didiagnosis tuberkulosa. BB anak 18,5 kg. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Hasil uji tuberkulin indurasi 8 mm. Apakah
tatalaksana yang akan berikan?
a. Profilaksis sekunder INH
b. Profilaksis primer INH (6 bulan)
c. Pengobatan OAT
d. Antibiotik empiris
e. Obat simptomatis
78
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur 1
minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan. Pasien
datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik bayi dalam
batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yang seharusnya pasien
lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan profilaksis
INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Kontak TB (+), Tanpa Gejala, Usia < 5 tahun →
INH Profilaksis
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur 1
minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan. Pasien
datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik bayi dalam
batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yang seharusnya pasien
lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan profilaksis
INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan pasien
TB

gejala TB

Tidak Ada

Umur > 5 thn dan HIV (-) Umur < 5 thn atau Juknis Manajemen
HIV (+) dan Tatalaksana TB
Tidak perlu PP INH PP INH Anak, Kemenkes
2016
Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis


TB pada Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
79

Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya


karena keluhan demam kurang lebih 6 minggu ini. Keluhan disertai
keringat dingin saat malam hari. Berat badan pasien juga sulit naik.
BB saat ini 12 kg. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, didapatkan
pembesaran KGB coli unilateral, multiple seperti tasbih. Riwayat
kontak TB serumah (-). Hasil tes mantoux 12mm. Apakah tatalaksana
pasien?
a. PP INH
b. OAT 2HRZE-4RH
c. OAT 2HRZE-10RH
d. OAT 2HRZ-4RH
e. OAT 2HRZ-4R3H3
TB Kelenjar

Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya


karena keluhan demam kurang lebih 6 minggu ini. Keluhan disertai
keringat dingin saat malam hari. Berat badan pasien juga sulit naik.
BB saat ini 12 kg. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, didapatkan
pembesaran KGB coli unilateral, multiple seperti tasbih. Riwayat
kontak TB serumah (-). Hasil tes mantoux 12mm. Apakah tatalaksana
pasien?
a. PP INH
b. OAT 2HRZE-4RH
c. OAT 2HRZE-10RH
d. OAT 2HRZ-4RH
e. OAT 2HRZ-4R3H3
PADUAN OAT
(Juknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak, Kemenkes 2016)
Fase
Kategori Diagnostik Fase Intensif
Lanjutan
TB paru BTA negatif 2HRZ 4HR
TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB paru BTA positif 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB
Meningitis dan TB Tulang/sendi)

TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis

Juknis TB Anak 2016


80
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 jam SMRS. Keluhan sesak disertai
batuk pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis,
nadi 120x/m, RR 34x/m, Tax 36OC. Riwayat asma (+), pasien sering
menggunakan obat asma hirup dirumah, namun kali ini sesak tidak
berkurang. Apakah tatalaksana yang tepat saat pasien di IGD?
a. Inhalasi salbutamol
b. Inhalasi steroid
c. Inhalasi ipratropium
d. Injeksi dexamethason
e. Salbutamol oral + steroid oral
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 jam SMRS. Keluhan sesak disertai
batuk pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis,
nadi 120x/m, RR 34x/m, Tax 36OC. Riwayat asma (+), pasien sering
menggunakan obat asma hirup dirumah, namun kali ini sesak tidak
berkurang. Apakah tatalaksana yang tepat saat pasien di IGD?
a. Inhalasi salbutamol
b. Inhalasi steroid
c. Inhalasi ipratropium
d. Injeksi dexamethason
e. Salbutamol oral + steroid oral
Tatalaksana Serangan Asma
Tatalaksana awal:
• Nebulisasi Short-Acting β Agonist (SABA) 1-3 kali, selang 20 menit
• Nebulisasi ketiga + antikolinergik
• Pada serangan berat nebulisasi langsung dengan SABA + antikolinergik

Serangan Ringan Serangan Sedang Serangan Berat


(nebulisasi 1-3 kali, (nebulisasi 1-3 kali, (nebulisasi 1-3 kali,
respon baik, gejala respon parsial respon buruk)
hilang) • Oksigen • Oksigen sejak
• Observasi 2 jam • Observasi di awal, pasang IV
• Pulang Ruang Rawat line
Sehari) • Rawat Inap

Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015


81
Pasien perempuan usia 13 tahun datang ke IGD dengan keluhan
batuk dan sesak sejak 2 hari yang lalu. Keluhan sering berulang
dalam sebulan sebanyak 1-2x. Ibunya memiliki riwayat rhinitis
alergi dan ayahnya merupakan perokok berat. Pemeriksaan fisik
anak tampak sesak, posisi duduk bertopang lengan, sianosis,
retraksi dinding dada, auskultasi didapatkan bunyi wheezing di
seluruh lapang paru. Apakah penatalaksaan awal yang tepat?
a. Inhalasi β2 agonis
b. Inhalasi β2 agonis + antikolinergik
c. Inhalasi kortikosteroid
d. Kortikosteroid intravena
e. Aminofilin intravena
Asma Serangan Berat
Pasien perempuan usia 13 tahun datang ke IGD dengan keluhan
batuk dan sesak sejak 2 hari yang lalu. Keluhan sering berulang
dalam sebulan sebanyak 1-2x. Ibunya memiliki riwayat rhinitis
alergi dan ayahnya merupakan perokok berat. Pemeriksaan fisik
anak tampak sesak, posisi duduk bertopang lengan, sianosis,
retraksi dinding dada, auskultasi didapatkan bunyi wheezing di
seluruh lapang paru. Apakah penatalaksaan awal yang tepat?
a. Inhalasi β2 agonis
b. Inhalasi β2 agonis + antikolinergik
c. Inhalasi kortikosteroid
d. Kortikosteroid intravena
e. Aminofilin intravena
Tatalaksana Serangan Asma
Tatalaksana awal:
• Nebulisasi Short-Acting β Agonist (SABA) 1-3 kali, selang 20 menit
• Nebulisasi ketiga + antikolinergik
• Pada serangan berat nebulisasi langsung dengan SABA + antikolinergik

Serangan Ringan Serangan Sedang Serangan Berat


(nebulisasi 1-3 kali, (nebulisasi 1-3 kali, (nebulisasi 1-3 kali,
respon baik, gejala respon parsial respon buruk)
hilang) • Oksigen • Oksigen sejak
• Observasi 2 jam • Observasi di awal, pasang IV
• Pulang Ruang Rawat line
Sehari) • Rawat Inap

Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015


82
Seorang anak berusia 10 tahun datang dengan Ibunya ke IGD
dengan keluhan sesak. Sesak di rasakan setelah kerja bakti di
sekolah. Didapatkan riwayat sesak berulang dan sudah berobat ke
dokter. Nadi 92x/m, RR 32x/m, suhu 37°C. Pasien masih dapat
berjalan dan berbicara. Pada pemeriksaan di dapatkan wheezing
pada kedua lapangan paru. Diagnosis pada kasus ini adalah?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma persisten ringan
e. Asma persisten berat
Seorang anak berusia 10 tahun datang dengan Ibunya ke IGD
dengan keluhan sesak. Sesak di rasakan setelah kerja bakti di
sekolah. Didapatkan riwayat sesak berulang dan sudah berobat ke
dokter. Nadi 92x/m, RR 32x/m, suhu 37°C. Pasien masih dapat
berjalan dan berbicara. Pada pemeriksaan di dapatkan wheezing
pada kedua lapangan paru. Diagnosis pada kasus ini adalah?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma persisten ringan
e. Asma persisten berat
Klasifikasi Serangan Asma Anak
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015
Ringan Sedang Berat Ancaman Henti
Napas
Bicara kalimat Bicara penggalan Bicara penggalan • Mengantuk,
kalimat kata lethargi
• Sianosis
Bisa berbaring Lebih senang duduk Membungkuk,
• Nafas makin
duduk bertopang
melemah
lengan
Tidak gelisah Tidak gelisah Gelisah

Nadi dan RR Nadi dan RR Nadi dan RR


meningkat meningkat meningkat
Retraksi dangkal, Retraksi sedang, Retraksi dalam, pch
interkostal suprasternal (+)

Tidak ada sianosis Tidak ada sianosis Sianosis


83
Seorang anak usia 9 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 jam yang lalu. Keluhan muncul setelah bermain
boneka. Keluhan seperti ini juga pernah dirasakan 2x dalam 1
minggu ini. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sesak dengan posisi membungkuk, TD 110/80mmHg, Nadi 140x/m,
RR 30x/m, Suhu 36,5. Pemeriksaan terdapat sianosis (+), retraksi
dada (+), whezing (+). Apa diagnosis pasien tersebut?
a. Asma intermiten serangan berat
b. Asma persisten ringan serangan sedang
c. Asma persisten ringan serangan berat
d. Asma persisten sedang serangan sedang
e. Asma persisten sedang serangan berat
Seorang anak usia 9 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 jam yang lalu. Keluhan muncul setelah bermain
boneka. Keluhan seperti ini juga pernah dirasakan 2x dalam 1
minggu ini. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sesak dengan posisi membungkuk, TD 110/80mmHg, Nadi 140x/m,
RR 30x/m, Suhu 36,5. Pemeriksaan terdapat sianosis (+), retraksi
dada (+), whezing (+). Apa diagnosis pasien tersebut?
a. Asma intermiten serangan berat
b. Asma persisten ringan serangan sedang
c. Asma persisten ringan serangan berat
d. Asma persisten sedang serangan sedang
e. Asma persisten sedang serangan berat
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015

Derajat Asma Uraian Kekerapan Gejala Asma

Intermitten Gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala >6 mg

Persisten Ringan Gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten Berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari


Klasifikasi Serangan Asma Anak
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015
Ringan Sedang Berat Ancaman Henti
Napas
Bicara kalimat Bicara penggalan Bicara penggalan • Mengantuk,
kalimat kata lethargi
• Sianosis
Bisa berbaring Lebih senang duduk Membungkuk,
• Nafas makin
duduk bertopang
melemah
lengan
Tidak gelisah Tidak gelisah Gelisah

Nadi dan RR Nadi dan RR Nadi dan RR


meningkat meningkat meningkat
Retraksi dangkal, Retraksi sedang, Retraksi dalam, pch
interkostal suprasternal (+)

Tidak ada sianosis Tidak ada sianosis Sianosis


84
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD
dengan keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan
ini. Diantara serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi
dijumpai. Pemeriksaan fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m,
nadi 96x/m. Apa klasifikasi asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD
dengan keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan
ini. Diantara serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi
dijumpai. Pemeriksaan fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m,
nadi 96x/m. Apa klasifikasi asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015

Derajat Asma Uraian Kekerapan Gejala Asma

Intermitten Gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala >6 mg

Persisten Ringan Gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten Berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari


85
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak
dan tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat
sebelumnya lahir prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat
dirawat di ruang intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada
pemeriksaan fisik bayi terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II
tunggal, didapatkan bising kontinyu pada subklavia kiri. Apakah
diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik
bayi terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal,
didapatkan bising kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis
bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Patent Duktus Arteriosus (PDA)
Gejala Klinis :

• Sesak
• Kesulitan makan/minum
• Sering ISPA berulang

Pemeriksaan Fisik :

• Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
86
Anak perempuan 5 tahun dibawa ibunya periksa ke dokter karena
keluhan anak sering sesak napas terutama setelah aktivitas. Pasien
juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil. Anak juga
sering batuk pilek dan sempat mengalami radang paru saat usia 3
tahun. Pemeriksaan fisik Nadi 110x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC,
tidak ada sianosis, auskultasi jantung didapatkan murmur sistolik di
sela iga III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
86
Anak perempuan 5 tahun dibawa ibunya periksa ke dokter karena
keluhan anak sering sesak napas terutama setelah aktivitas. Pasien
juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil. Anak juga
sering batuk pilek dan sempat mengalami radang paru saat usia 3
tahun. Pemeriksaan fisik Nadi 110x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC,
tidak ada sianosis, auskultasi jantung didapatkan murmur sistolik di
sela iga III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak

Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
87
Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan
sering mengalami penurunan kesadaran. Pasien sering tiba-tiba
berjongkok setelah melakukan aktivitas, kemudian sering biru dan
tidak sadar. Pada pemeriksan didapatkan keadaan umum lemah,
sianosis, jari tabuh (-) terdapat bising sistolik. Pemeriksaan X Ray
thoraks didapatkan gambaran boat shape heart sign. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada keadaan tersebut ?
a. Stenosis aorta
b. Tetralogi Fallot
c. Insufisiensi mitral
d. Insufisiensi trikuspidal
e. PDA
Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan
sering mengalami penurunan kesadaran. Pasien sering tiba-tiba
berjongkok setelah melakukan aktivitas, kemudian sering biru dan
tidak sadar. Pada pemeriksan didapatkan keadaan umum lemah,
sianosis, jari tabuh (-) terdapat bising sistolik. Pemeriksaan X Ray
thoraks didapatkan gambaran boat shape heart sign. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada keadaan tersebut ?
a. Stenosis aorta
b. Tetralogi Fallot
c. Insufisiensi mitral
d. Insufisiensi trikuspidal
e. PDA
Kelainan pada TOF : Tetralogy of
• Ventricular septal defect (VSD)
• Pulmonary stenosis
Fallot
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy

Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas

Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal

Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
88
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting,
bising jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnosis
yang tepat untuk kasus di atas adalah..
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
88
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting,
bising jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnosis
yang tepat untuk kasus di atas adalah..
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
Defek Septum Atrium (ASD)
Gejala Klinis :

• Sebagian besar asimptomatik


• Gangguan pertumbuhan
• Sesak, sering ISPA berulang

Pemeriksaan Fisik :

• Bunyi jantung S2 melebar dan


menetap pada saat inspirasi maupun
ekspirasi (splitting)
• Murmur sistolik pada area katup
pulmonal (ICS 2 parasternal line kiri)
atau murmur diastolik pada area
trikuspid (ICS 3-4 parasternal line kiri)
89
Anak laki-laki umur 15 tahun datang ke dokter dengan keluhan
demam 4 hari disertai nyeri pegal-pegal. Riwayat pasien
mengalami sakit tenggorokan sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat gangguan sekat bilik jantung sejak kecil. Pemeriksaan
fisik didapatkan bunyi jantung tunggal, murmur sistolik pada ICS
3-4 linea parasternal kiri, bercak Roth dan Splinter haemorrhage.
Apakah diagnosis pasien?
a. Rheumatic Fever
b. Rheumatic heart disease
c. Infective endocarditis
d. Myocarditis
e. Ventricular Septal Defect
Anak laki-laki umur 15 tahun datang ke dokter dengan keluhan
demam 4 hari disertai nyeri pegal-pegal. Riwayat pasien
mengalami sakit tenggorokan sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat gangguan sekat bilik jantung sejak kecil. Pemeriksaan
fisik didapatkan bunyi jantung tunggal, murmur sistolik pada ICS
3-4 linea parasternal kiri, bercak Roth dan Splinter haemorrhage.
Apakah diagnosis pasien?
a. Rheumatic Fever
b. Rheumatic heart disease
c. Infective endocarditis
d. Myocarditis
e. Ventricular Septal Defect
90
Seorang anak laki – laki berusia 4 tahun dibawa orangtuanya ke
poliklinik RS dengan keluhan sesak nafas, mudah lelah dan berat
badan susah naik. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien sudah
lama mengeluh napas terasa sesak terutama saat aktivitas. Pasien
juga mudah sakit dan pertumbuhannya kurang dibanding teman
seusianya walaupun sudah banyak makan. Orangtuanya
mengatakan bahwa pasien lahir cukup bulan dan tidak pernah biru
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 12 kg, sianosis
(+). Pemeriksaan auskultasi jantung ditemukan pansistolik murmur
di LPS 3 – 4 sinistra. Apa kemungkinan diagnosis?
a. Gagal jantung kanan
b. Gagal jantung kiri
c. Sindroma Eisenmenger
d. Tetralogy of Fallot
e. Transposition of Great Artery
VSD + Sindroma Eisenmenger
Seorang anak laki – laki berusia 4 tahun dibawa orangtuanya ke
poliklinik RS dengan keluhan sesak nafas, mudah lelah dan berat
badan susah naik. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien sudah
lama mengeluh napas terasa sesak terutama saat aktivitas. Pasien
juga mudah sakit dan pertumbuhannya kurang dibanding teman
seusianya walaupun sudah banyak makan. Orangtuanya
mengatakan bahwa pasien lahir cukup bulan dan tidak pernah biru
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 12 kg, sianosis
(+). Pemeriksaan auskultasi jantung ditemukan pansistolik murmur
di LPS 3 – 4 sinistra. Apa kemungkinan diagnosis?
a. Gagal jantung kanan
b. Gagal jantung kiri
c. Sindroma Eisenmenger
d. Tetralogy of Fallot
e. Transposition of Great Artery
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak

Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
91
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa orangtuanya periksa ke
dokter dengan keluhan sering merasa dingin pada kedua kaki.
Keluhan dirasakan ketika pasien setelah beraktivitas. Tidak ada
keluhan sesak, demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaa fisik nadi
di ekstremitas atas teraba lebih keras dibandingkan dengan nadi di
esktremitas bawah, laju napas 26x/m, suhu 36.5OC, tidak ada
sianosis, pada auskultasi jantung didapatkan bunyi murmur sistolik
di sic III dan IV menjalar ke punggung belakang. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartasio aorta
e. TOF
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa orangtuanya periksa ke
dokter dengan keluhan sering merasa dingin pada kedua kaki.
Keluhan dirasakan ketika pasien setelah beraktivitas. Tidak ada
keluhan sesak, demam atau keluhan lainnya. Pemeriksaa fisik nadi
di ekstremitas atas teraba lebih keras dibandingkan dengan nadi di
esktremitas bawah, laju napas 26x/m, suhu 36.5OC, tidak ada
sianosis, pada auskultasi jantung didapatkan bunyi murmur sistolik
di sic III dan IV menjalar ke punggung belakang. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartasio aorta
e. TOF
Coarctasio Aorta
• Kelainan kongenital dimana
terjadi penyempitan aorta,
paling sering di lokasi ductus
arteriosus
• Manifestasi klinis:
‐ Bayi : pucat, gangguan napas,
gangguan minum
‐ Anak atau dewasa: hipertensi,
nyeri kepala, nyeri dada,
kelemahan otot
‐ Nadi, tekanan darah pada
ekstremitas atas lebih
keras/tinggi dibandingkan
pada ekstremitas bawah
92
Seorang anak perempuan usia 5 tahun diantar orangtuanya ke IGD RS
dengan keluhan bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut
sejak 3 bulan. Kedua sendi makin lama makin sulit digerakkan.
Riwayat trauma (-). Pemeriksaan fisik nadi 90x/m, laju napas 26x/m,
suhu aksila 37,8°C. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kedua lutut
tampak sedikit kemerahan, bengkak tidak simetris, serta terasa
hangat saat diraba. Hasil lab Hb 11 g/dl, leukosit 4500, Trombosit
345000, LED 65 mm/jam, CRP 10 mg/L, faktor rheumatoid (-), ANA (-).
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Septic arthitis
b. Juvenile idiopathic arthritis
c. Osteoarthritis
d. Osteosarcoma
e. Demam rematik
Seorang anak perempuan usia 5 tahun diantar orangtuanya ke IGD RS
dengan keluhan bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut
sejak 3 bulan. Kedua sendi makin lama makin sulit digerakkan.
Riwayat trauma (-). Pemeriksaan fisik nadi 90x/m, laju napas 26x/m,
suhu aksila 37,8°C. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kedua lutut
tampak sedikit kemerahan, bengkak tidak simetris, serta terasa
hangat saat diraba. Hasil lab Hb 11 g/dl, leukosit 4500, Trombosit
345000, LED 65 mm/jam, CRP 10 mg/L, faktor rheumatoid (-), ANA (-).
Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Septic arthitis
b. Juvenile idiopathic arthritis
c. Osteoarthritis
d. Osteosarcoma
e. Demam rematik
Juvenile idiopathic arthritis

Diagnosis JIA
berdasarkan
International League of
Association for
Rheumatology (ILAR)
93
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun didiagnosa dengan
Achondroplasia. Achondroplasia merupakan suatu kelainan
pembentukan tulang akibat mutasi genetik. Mutasi genetik ini
menjadi penyebab Dwarfisme Disporportional. Apakah ciri-ciri
kelainan yang dapat ditemikan pada pasien ini?
a. Postur pendek, kepala besar, dahi dan tangan melebar
b. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki panjang,
polidaktili dan dahi lebar
c. Postur pendek, kepala kecil, tangan dan kaki pendek, dahi lebar
d. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki pendek, dan dahi
lebar
e. Postur pendek, kepala kecil, tangan, kaki dan dahi normal
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun didiagnosa dengan
Achondroplasia. Achondroplasia merupakan suatu kelainan
pembentukan tulang akibat mutasi genetik. Mutasi genetik ini
menjadi penyebab Dwarfisme Disproportional. Apakah ciri-ciri
kelainan yang dapat ditemikan pada pasien ini?
a. Postur pendek, kepala besar, dahi dan tangan melebar
b. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki panjang,
polidaktili dan dahi lebar
c. Postur pendek, kepala kecil, tangan dan kaki pendek, dahi lebar
d. Postur pendek, kepala besar, tangan dan kaki pendek, dan dahi
lebar
e. Postur pendek, kepala kecil, tangan, kaki dan dahi normal
DWARFISME –
AKONDROPLASIA
• Etiologi: mutasi genetik
pada gen penghambat
pertumbuhan tulang
(FGFR3) sehingga terjadi
supresi pertumbuhan
tulang yang terlalu
agresif
• Pendek disproporsional
DWARFISME –
DEFISIENSI GROWTH
HORMONE
• Etiologi:
‐ Mutasi gen
‐ Kelainan pada kelenjar
pituitary
‐ Sindrom Turner
‐ Malnutrisi
‐ Stress
94
Seorang laki – laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas karena anak lebih besar dan tinggi dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan tangan dan kaki
panjang serta dagu yang besar. Dokter menduga terjadi kelainan
hormon pertumbuhan. Apakah kemungkinan diagnosis yang
tepat pada kasus di atas?
a. Dwarfisme
b. Keratinisme
c. Makrognatia
d. Gigantisme
e. Akromegali
Seorang laki – laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas karena anak lebih besar dan tinggi dibandingkan
anak seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan tangan dan kaki
panjang serta dagu yang besar. Dokter menduga terjadi kelainan
hormon pertumbuhan. Apakah kemungkinan diagnosis yang
tepat pada kasus di atas?
a. Dwarfisme
b. Keratinisme
c. Makrognatia
d. Gigantisme
e. Akromegali
GIGANTISME DAN AKROMEGALI
GIGANTISME AKROMEGALI
95
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya ke Poli RS
dengan keluhan perawakannya pendek bila dibandingkan teman
seusianya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah dismorfik,
kelainan skeletal, malformasi jantung dan ginjal. Tidak ditemukan
adanya kelainan mental. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang
didapatkan kariotipe 45 X, dan kelainan bentuk dari kromosom X.
Apakah diagnosis pasien?
a. Syndrome Klinefelter
b. Syndrome Marfan
c. Syndrome Fragile X
d. Syndrome Turner
e. Syndrome Reifenstein
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya ke Poli RS
dengan keluhan perawakannya pendek bila dibandingkan teman
seusianya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah dismorfik,
kelainan skeletal, malformasi jantung dan ginjal. Tidak ditemukan
adanya kelainan mental. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang
didapatkan kariotipe 45 X, dan kelainan bentuk dari kromosom X.
Apakah diagnosis pasien?
a. Syndrome Klinefelter
b. Syndrome Marfan
c. Syndrome Fragile X
d. Syndrome Turner
e. Syndrome Reifenstein
Sindrom Turner
Etiologi Kelainan kromosom (45X)
Gejala Klinis Anak perempuan dengan satu atau lebih gejala berikut:
- Postur tubuh pendek (yang tidak dapat dijelaskan)
- Webbed neck
- Low hairline
- Limfedema perifer
- Koartasio aorta
- Keterlambatan pubertas

Atau anak perempuan dengan minimal dua gejala berikut:


- Displasia kuku
- Palatum letak tinggi
- Metakarpal ke-4 pendek
- Strabismus
Diagnosis Klinis + Karyotyping
SINDROM TURNER
96
Seorang ibu memeriksakan anak laki-laki nya umur 12 tahun
dengan keluhan pertumbuhan yang tidak normal dibanding
teman seusianya. Anak sangat tinggi, pertambahan tingginya >4
cm /tahun. Pasien juga dikeluhkan perkembangan alat
kelaminnya terhambat. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Syndrom Turner
b. Syndrom Prader willi
c. Syndrom Klinefelter
d. Syndrom Marfan
e. Syndrom Jacob
Seorang ibu memeriksakan anak laki-laki nya umur 12 tahun
dengan keluhan pertumbuhan yang tidak normal dibanding
teman seusianya. Anak sangat tinggi, pertambahan tingginya >4
cm /tahun. Pasien juga dikeluhkan perkembangan alat
kelaminnya terhambat. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Syndrom Turner
b. Syndrom Prader willi
c. Syndrom Klinefelter
d. Syndrom Marfan
e. Syndrom Jacob
Sindrom Klinefelter
Etiologi Kelainan kromosom (47XXY)
Gejala Anak laki-laki dengan satu atau
Klinis lebih gejala berikut:
- Postur tubuh sangat tinggi
- Infertil, kriptokrimsus,
perkembangan seksual
terlambat (ukuran testis,
penis kecil, rambut pubis
minimal)
- Ginekomastia
- Osteopenia, osteoporosis
- Gangguan psikiatri

Diagnosis Klinis + Karyotyping


97
Seorang anak usia 2 tahun dibawa ke dokter karena belum bisa
bicara dan tumbuh kembang tidak sesuai dengan anak
seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan wajah dismorfik dengan
lipatan epikantus pada kedua mata, makroglosi dan mikrognatia.
Dokter mendiagnosis dengan Sindrom Down. Apakah penyebab
kondisi pasien?
a. Trisomi kromosom 13
b. Trisomi kromosom 18
c. Trisomi kromosom 21
d. Infeksi TORCH kongenital
e. Obat teratogenik
Seorang anak usia 2 tahun dibawa ke dokter karena belum bisa
bicara dan tumbuh kembang tidak sesuai dengan anak
seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan wajah dismorfik dengan
lipatan epikantus pada kedua mata, makroglosi dan mikrognatia.
Dokter mendiagnosis dengan Sindrom Down. Apakah penyebab
kondisi pasien?
a. Trisomi kromosom 13
b. Trisomi kromosom 18
c. Trisomi kromosom 21
d. Infeksi TORCH kongenital
e. Obat teratogenik
SINDROM DOWN
Trisomi kromosom 21
SINDROM EDWARD
Trisomi kromosom 18
SINDROM PATAU
Trisomi kromosom 13
98
Seorang bayi umur 8 bulan tiba-tiba sesak napas saat sedang
menyusu. Pasien dibawa ke IGD oleh orang tua nya. Saat
pemeriksaan di IGD bayi tampak sianosis, retraksi intercostal dan
substernal, RR 50x/m, nadi 120x/m. Tindakan yang tepat adalah?
a. Trakeostomi
b. Nasofaring airway
c. Finger swab
d. Back blows
e. Helmich
Aspirasi pada bayi < 1 tahun → Back blows
Seorang bayi umur 8 bulan tiba-tiba sesak napas saat sedang
menyusu. Pasien dibawa ke IGD oleh orang tua nya. Saat
pemeriksaan di IGD bayi tampak sianosis, retraksi intercostal dan
substernal, RR 50x/m, nadi 120x/m. Tindakan yang tepat adalah?
a. Trakeostomi
b. Nasofaring airway
c. Finger swab
d. Back blows
e. Helmich
99
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ke UGD karena pingsan
setelah mendapat injeksi penisilin. Pasien mengalami penurunan
kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan
darah 70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara
mengorok. Penanganan awal yang harus diberikan adalah?
a. Injeksi adrenalin
b. Injeksi dyphenhidramin
c. Injeksi dexamethason
d. Injeksi dopamine
e. Injeksi methylprednisolon
Syok Anafilaktik
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ke UGD karena pingsan
setelah mendapat injeksi penisilin. Pasien mengalami penurunan
kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan
darah 70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara
mengorok. Penanganan awal yang harus diberikan adalah?
a. Injeksi adrenalin
b. Injeksi dyphenhidramin
c. Injeksi dexamethason
d. Injeksi dopamine
e. Injeksi methylprednisolon
Tatalaksana 1. Have a written emergency protocol
2. Remove exposure to the trigger
3.
1. Protokol emergensi
4.
2. Hindarkan/hentikan paparan alergen
5.
3. Nilai CAB
4. Panggil bantuan
6.
5. Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan
1:1000 secara intramuskular, dapat
7.
diulangi 5-10 menit
6. Posisi trendelenburg atau berbaring
dengan kedua tungkai diangkat 8.
7. Pemberian oksigen 3-5 lpm
8. Pemasangan infus 9.

9. RJP bila henti jantung


10
10. Monitor dan evaluasi
TERAPI TAMBAHAN
• Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang, dan
pasien dengan asma
- Methyl prednisolone 125 – 250 mg IV
- Dexamethasone 20 mg IV
- Hydrocortisone 100 – 500 mg IV pelan
• Inhalasi short acting β2-agonist pada bronkospasme berat
• Vasopressor IV
• Antihistamin IV
• Bila keadaan stabil, dapat mulai diberikan kortikosteroid dan
antihistamin
100
Anak laki-laki usia 15 tahun dibawa ke UGD karena demam tinggi dan
dalam kondisi yang lemah. Sesaat setelah dokter memberikan
pengobatan antipiretik dan antibiotic secara intravena, tiba- tiba kondisi
pasien makin memburuk. Kesadaran somnolen, TD 90/50 mmHg, Nadi
130x/m lemah, RR 30x/m, Tax 38OC. Dokter segera memberikan
epinefrin dan kortikosteroid (IV) dan berangsur-angsur kondisi pasien
membaik. Apakah fungsi pemberian kortikosteroid?
a. Mencegah pelepasan histamin
b. Menghambat reaksi tipe lambat
c. Meningkatkan resistensi vascular sistemik
d. Meningkatkan cardiac output
e. Mempercepat turunnya demam
Anak laki-laki usia 15 tahun dibawa ke UGD karena demam tinggi dan
dalam kondisi yang lemah. Sesaat setelah dokter memberikan
pengobatan antipiretik dan antibiotic secara intravena, tiba- tiba kondisi
pasien makin memburuk. Kesadaran somnolen, TD 90/50 mmHg, Nadi
130x/m lemah, RR 30x/m, Tax 38OC. Dokter segera memberikan
epinefrin dan kortikosteroid (IV) dan berangsur-angsur kondisi pasien
membaik. Apakah fungsi pemberian kortikosteroid?
a. Mencegah pelepasan histamin
b. Menghambat reaksi tipe lambat
c. Meningkatkan resistensi vascular sistemik
d. Meningkatkan cardiac output
e. Mempercepat turunnya demam

Anda mungkin juga menyukai