Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2021


UNIVERSITAS PATTIMURA

TENTAMINA SUICIDE PADA PASIEN DEPRESI

DISUSUN OLEH:

ALI AKBAR R. KIBAS

2013-83-047 

PEMBIMBING:

D R . S H E R LY YA K O B U S , S P. K J

DIBAWAHKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
Bab I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Depresi adalah penyakit umum di seluruh dunia, dengan jumlah penderita lebih dari 264 juta
orang menurut data Global Burden of Disease Study (GBD) 2017. Berdasarkan hasil
perhitungan Disability-Adjusted Life Year (DALY), pada tahun 1990 depresi menempati urutan
kesembilan belas dengan persentasi 1,1%, kemudian persentasinya meningkat menjadi 1,8%
pada tahun 2017 dan menduduki peringkat ketiga belas.
Depresi lebih sering terjadi pada wanita (5,1%) daripada pria (3,6%). Tingkat prevalensi
menurut usia biasanya memuncak pada usia 55-74 tahun yaitu 7,5% pada wanita dan 5,5%
pada pria.
Global Burden of Disease Study 2017 mengatakan Greenland (6,23%) menempati posisi
pertama prevalensi tertinggi secara global.
Di Asia prevalensi depresi tertinggi ada di negara Iran yaitu 5,12%, sedangkan Indonesia
menempati urutan terendah kedua di Asia tenggara dengan prevalensi 2,64%.
Pendahuluan
Dampak paling parah depresi adalah bunuh diri dimana dilaporkan sebanyak 800.000 orang
bunuh diri setiap tahunnya karena depresi.
Depresi termasuk dalam salah satu kondisi prioritas yang dicakup oleh WHO’s mental health
Gap Action Programme (mhGAP/Program Tindakan Kesenjangan Kesehatan Mental WHO).
Program ini bertujuan untuk membantu negara-negara untuk meningkatkan layanan bagi
orang-orang dengan gangguan mental, neurologis, dan penyalahgunaan zat melalui
perawatan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang bukan spesialis kesehatan mental.
Bab II
TINJAUAN TEORI
Definisi Depresi
Depresi adalah gangguan suasana hati/mood yang bervariasi. Kata depresi berasal dari bahasa
Latin depressio yang artinya tenggelam.
Orang dengan depresi akan merasa tenggelam dengan beban pada keberadaannya.
Penyakit ini ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah
atau rendah diri, gangguan tidur atau nafsu makan, perasaan lelah, dan konsentrasi yang
buruk.
Mencakup 2 subkategori utama yaitu
Gangguan depresi mayor
Distimia
Epidemiologi Depresi
Depresi adalah penyakit yang umum terjadi di seluruh dunia, dengan penderita lebih dari 264
juta orang. Yang paling parah, depresi bisa menyebabkan bunuh diri. Hampir 800.000 orang
meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Bunuh diri adalah penyebab kematian kedua pada
usia 15-29 tahun.1,7 Selama tahun 2013-2016, 8,1% orang dewasa Amerika berusia 20 ke atas
mengalami depresi dalam periode 2 minggu tertentu. Wanita (10,4%) hampir dua kali lebih
mungkin mengalami depresi dibandingkan pria (5,5%). Sekitar 80% orang dewasa dengan
depresi melaporkan setidaknya ada kesulitan dengan pekerjaan, rumah, dan aktivitas sosial
karena depresi mereka.10
Etiologi Depresi
Faktor organobiologik
Pada pasien dengan gangguan mood ditemukan kelainan atau disregulasi pada metabolit amin biogenik
seperti 5-Hidroxyindoleacetic Acid (5-HIAA), homovanilic acid (HVA), dan 3-Methoxy-4-Hidroxyphenyl-Glycol
(MHPG) di dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal.
Gangguan genetik
Penelitian dalam keluarga didapatkan generasi pertama, 2 sampai 10 kali lebih sering mengalami depresi
berat.
Faktor psikososial
Pada peristiwa kehidupan dan stres lingkungan yang membuat seseorang merasa tertekan dapat
mencetuskan terjadinya depresi.
Faktor kepribadian
Apapun pola kepribadian setiap orang dapat mengalami depresi sesuai dengan situasinya.
Etiologi Depresi
Faktor psikodinamik Formulasi lain dari depresi: Teori Kognitif

1. Gangguan hubungan ibu-anak selama fase oral 1. Pandangan terhadap diri sendiri sebagai
(10-18 bulan) menjadi faktor predisposisi untuk persepsi negatif terhadap dirinya,
berisiko mengidap episode depresi berulang.
2. Cinta yang nyata maupun fantasi kehilangan objek
2. Tentang lingkungan yaitu kecenderungan
dihubungan dengan depresi. menganggap dunia bermusuhan dengan
dirinya,
3. Introjeksi merupakan terbangkitnya mekanisme
pertahanan untuk mengatasi penderitaan karena 3. Tentang masa depan yaitu bayangan
kehilangan objek cinta. penderitaan dan kegagalan.
4. Kehilangan objek cinta diperlihatkan dalam
bentuk campuran antara benci dan cinta, serta
perasaan marah yang ditujukan pada diri sendiri.
Patofisiologi
Patofisiologi
Diagnosis Depresi
KRITERIA DSM-5 2. Gejala-gejala ini secara klinis nyata
1. Lima atau lebih dari gejala dibawah ini yang sudah ada bersama- menyebabkan distress atau hendaya dalam
sama selama 2 minggu dan memperlihatkan perubahan fungsi dari fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting
sebelumnya:
Mood depresi sepanjang hari.
kehidupannya.
Secara nyata terdapat penurunan minat atas seluruh rasa senang, 3. Episodenya tidak terkait dengan efek
aktifitas harian.
fisiologis zat atau kondisi medis lainnya.
Kehilangan atau peningkatan berat badan yang nyata tanpa usaha
khusus.
4. Keberadaan episode depresi tidak dapat
Sulit tidur atau tidur berlebih hampir setiap hari. dijelaskan pada gangguan skizoafektif,
Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari skizofrenia, skizofreniform, gangguan
Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari. waham, atau spektrum skizofrenia lainnya
Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang mencolok. yang tidak spesifik.
Penurunan kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau
penuh keragu-raguan hampir setiap hari. 5. Tidak pernah dijumpai episode manik atau
Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati), hipomanik.
pikiran berulang tentang ide bunuh diri.
Diagnosis Depresi
Pedoman diagnostik pada PPDGJ III

Gejala Utama: (1) Afek depresif, (2) Kehilangan minat dan kegembiraan, dan (3) Berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah merasa lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya: (1) Konsentrasi dan perhatian berkurang, (2) Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, (3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, (4) Pandangan masa depan yang
suram dan pesimis, (5) Gagasan bunuh diri, (6) Tidur terganggu, dan (7) Nafsu makan berkurang.
Untuk epidose depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2
minggu untuk penegakan diagnosis.
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), berat (F32.2), dan depresif
berulang (F33.)
Definisi Tentamina Suicide
Menurut Sadock, Bunuh diri adalah kematian yang ditimbulkan oleh diri sendiri dan disengaja.
Sedangkan percobaan bunuh diri didefenisikan sebagai tindakan mencelakai diri sendiri yang
cukup serius sehingga membutuhkan pemeriksaan medis dan dilakukan dengan tujuan untuk
mengakhiri hidup (menurut Krakowski).
Bunuh diri bukan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan suatu perilaku atau satu bentuk
atau cara menuju kematian.
Apabila tindakan percobaan bunuh diri dilakukan terus- menerus tanpa intervensi dari orang
lain sangat mungkin dapat menyebabkan kematian.
Epidemiologi
Pada tahun 2020 diperkirakan 1,53 juta orang akan mati karena bunuh diri di seluruh dunia,
artinya akan terjadi 1 kematian setiap 20 detik.
Angka bunuh diri di negara-negara Eropa menempati urutan tertinggi. Urutan pertama diduduki
Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk.
Di Indonesia, selama tahun 2003 ditemukan 112 kasus bunuh diri dan tahun 2004 mengalami
peningkatan, selama 6 bulan pertama saja sudah ditemukan 92 kasus. Jumlah kasus bunuh diri
di Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan Amerika Serikat, namun angka kejadian bunuh
diri di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, sedikitnya 50.000 orang
Indonesia melakukan tindak bunuh diri tiap tahunnya.
Etiologi
1. Faktor Genetik. Total kasus bunuh diri dan perilaku bunuh diri, dua hingga empat kali lebih
mungkin terjadi pada individu dengan anggota keluarga tingkat pertama yang memiliki
perilaku serupa.
2. Faktor Biologis. Peneliti telah menemukan hubungan antara perubahan serotonin dengan
bunuh diri serta agresi impulsif.
3. Faktor Psikologis. Keadaan dalam rumah yang penuh dengan kekerasan dan pelecehan,
menghasilkan berbagai macam gejala psikopatologis. Agresif, merusak diri sendiri, dan ingin
bunuh diri tampaknya merupakan perilaku paling sering terjadi di antara remaja yang pernah
menjalani kehidupan keluarga yang sangat berat.
Tentamina Suicide pada Pasien
Depresi
Keinginan bunuh diri terjadi pada semua kelompok umur dengan frekuensi terbesar pada anak dan
remaja dengan gangguan mood yang berat. Terdapat beberapa faktor penyebab nekadnya seseorang
melakukan bunuh diri, diantaranya: pengangguran, tingkat kemiskinan yang terus bertambah, mahalnya
biaya sekolah, kesehatan dan biaya hidup, penggusuran, kesenjangan sosisal, dan pasien gangguan mental
terutama depresi yang tidak ditangani secara optimal.
Depresi menjadi faktor utama pada penyebab bunuh diri. Sekitar 20% hingga 35% kematian karena
bunuh diri di Amerika Serikat disebabkan oleh depresi mayor. Satu dari lima orang dengan gangguan
bipolar pada akhirnya melakukan bunuh diri.
Depresi diperkirakan berhubungan dengan penurunan avaibilitas norepinefrin dan/atau serotonin di
dalam otak, yang mana hal ini juga berhubungan dengan faktor biologis yang dapat menyebabkan
terjadinya perilaku bunuh diri.
Depresi mayor dan depresi yang berat merupakan salah satu kondisi yang sering berhubungan dengan
bunuh diri, sehingga penting untuk mengetahui kriteria diagnosa untuk depresi mayor dan depresi yang
berat.
Tatalaksana
Pencegahan bunuh diri terdiri atas:
1. Pencegahan Primer. Pencegahan primer merupakan metode pencegahan yang ideal untuk
melawan keinginan bunuh diri dan dapat melindungi masyarakat dari hal tersebut.
2. Pencegahan Sekunder. Pencegahan sekunder merujuk pada deteksi dini dan memberi
penanganan yang tepat pada individu yang memiliki keinginan bunuh diri.
3. Pencegahan Tertier. Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi konsekuensi dari
percobaan bunuh diri.
Tatalaksana
Obat Golongan SSRI

Nama obat Sediaan Dosis


Citalopram / Cipram (Lundbeck) Tab 20 mg 20-60 mg/hr
Paroxetine (Seroxat) Tab 20 mg 20-40 mg/hr
Fluvoxamine (Luvox) Tab 50 mg 50-100 mg/hr
Fluoxetine Prozac (Cap 20mg), Nopres (Cap 20mg), Ansi (Cap 10-20mg), 20-40 mg/hr
Antiprestin (Cap 10-20mg), Andep (Cap 20mg), Courage (Tab
20mg), Elizac (Cap 20mg), Oxipres (Cap 20mg), Lodep (Cap 20mg),
Kalxetin (Cap 10-20mg), Zac (Cap 10-20mg), dan Zactin (Cap
20mg).

Duloxetin (Cymbalta) Caplet 30-60mg 30-60 mg/hr


Sertraline Zoloft (Tab 50mg), Fatral (Tab 50mg), Fridep (Tab 50mg), Nudep 50-100 mg/hr
(Caplet 50mg), Antiprez (Tab 50mg), Deptral (Caplet 50mg), Serlof
(Tab 50mg), Zerlin (Tab 50mg).
Tatalaksana
Obat Golongan Trisiklik Obat Golongan Tetrasiklik
Nama Obat Sediaan Dosis Nama obat Sediaan Dosis

Amitriptyline Drag 25 mg 75-150 mg/hr


Maprotiline Ludiomil (Tab 10, 75-150 mg/hr
(Amitriptiline) 25,50,75), Tilsan
(Tab 25mg),
 
Sandepril-50 (Tab
Imipramine Tab 25 mg 75-150 mg/hr 50mg)
(Tofranil)
Clomipramine Tab 25 mg 75-150 mg/hr
(Anafranil) Mianserine Tab 10mg 30-60mg/hr
Tianeptine Tab 12,5 mg 25-50 mg/hr (Tovlon)
(Stablon) Amoxapine Tab 100mg 200-300mg/hr
(Asendine)
Tatalaksana
Obat Golongan SNRI
Golongan Obat MAOI
Nama obat Sediaan Dosis
Phenelzine tab 15 mg, dosis perhari 30-
90mg/hari.
Venlafaxine Cap 75mg 75-150mg/hr
Pemilihan obat anti-depresi sebaiknya
Duloxetine Cap 30-60 mg 30-60 mg/ hari mengikuti urutan (step care):
 Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine,
Doxepin   75-300mg/hr Sertraline, dll.)
(Triadapin,  Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline,
Sinequan) dll.)
 Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline,
dll), Golongan Atypical (Trazodone, dll),
Golongan MAOI Reversible
(Moclobemide).
Bab III
KESIMPULAN
 
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau
kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau nafsu makan, perasaan
lelah, dan konsentrasi yang buruk. Depresi dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari dari
penderitanya, dimana penderita akan sulit untuk berperan sesuai tanggung jawabnya di tempat
kerja, di sekolah maupun dalam keluarga. Dampak paling buruk depresi adalah bunuh diri/
tentamina suicide, yang mana depresi mayor dan depresi yang berat merupakan penyebab
tersering keinginan bunuh diri. Sehingga perlu untuk mengetahui kriteria diagnosa untuk depresi
mayor dan depresi yang berat, agar dapat mendiagnosa dan menurunkan angka kematian akibat
kasus bunuh diri.
Terima Kasih
Thank you
Syukron
Arigato

Anda mungkin juga menyukai