Anda di halaman 1dari 36

EFLORESENSI

James Chrisman Pardosi


Kelompok F

Pembimbing : dr. Hastono Isnain, SpKK


dr. Ira Puspita, SpKK
DEFINISI
Efloresensi : Kelainan kulit yang bisa dilihat
dengan mata telanjang (secara obyektif), dan bila
perlu dapat diperiksa dengan perabaan.

EFLORESENSI Kelainan kulit yang terjadi


PRIMER pada permulaan penyakit

EFLORESENSI Kelainan kulit yang terjadi


SEKUNDER selama perjalanan penyakit
EFLORESENSI PRIMER
Makula

Papula Bula

Plak (Plaque) Pustula

Nodula
Urtika
Vesikel
Kista
1. MAKULA
Perubahanwarna kulit yang tegas,tanpa disertai
dengan peninggian atau cekungan. (bila > 1 cm
= patch)
Makula dibedakan menjadi :

A. Hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi

B. Biru, bayangan melanosit

C. Eritema

D. Purpura
1. Hiperpigmentasi dan hipopigmentasi

2. Biru, bayangan
melanosit
3. Eritema

4. Purpura
2. PAPULA

Peninggian kulit dengan diameter


<1cm yang berisi zat padat dan
berbatas tegas.
3. PLAK (PLAQUE)

Peninggian di atas permukaan kulit, berisi zat


padat dengan diameter >1cm dan permukaannya
rata. Dapat berasal dari papula yang bergabung.
4. NODULA

Seperti papula, berbentuk kubah, ukuran


diameternya >1cm dan lebih dalam.
5. VESIKULA
Peninggian kulit berbatas tegas
dengan ukuran <1 cm dan berisi
cairan.
6. BULA
Peninggian kulit berbatas tegas berisi
cairan dengan ukuran > 1 cm.
7. PUSTULA
Seperti vesikula tetapi isinya pus
dan berada di atas kulit yang
beradang.
8. URTIKA
Peninggian kulit yang datar karena edema pada
dermis bagian atas.
Gatal, timbul dan hilang cepat, pori pori
melebar, warna pucat
9. KISTA
Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun
sisa sel. Kista terbentuk bukan akibat peradangan
walaupun kemudian dapat meradang.
EFLORESENSI SEKUNDER
Skuama

Erosi Sikatriks

Ekskoriasi Fisura

Ulkus
Likenifikasi
Krusta
Abses
1. SKUAMA

Lapisan stratum korneum yang terlepas dari


kulit. Dapat kering/berminyak, tipis/tebal dan
warnanya bervariasi.
2. EROSI
Kehilangan jaringan sebatas epidermis (tidak
sampai menembus stratum basale). Sembuh
dengan tidak meninggalkan jaringan parut.
3. EKSKORIASI

Hilangnya jaringan sampai dengan stratum


papilare.
4. ULKUS

Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis/lebih


dalam, sembuh dengan meninggalkan jaringan
parut.
5. KRUSTA

Pengeringan cairan tubuh bercampur epitel


debris bakteri.
6. SIKATRIKS
Pembentukan jaringan baru yang
mengandung jaringan ikat. Ada sikatriks
atrofi dan hipertrofi. Bila sikatriks hipertrofi
melampaui batas luka disebut keloid.
7. FISURA

Retakan kulit linier sepanjang epidermis atau


sampai dermis dan dapat multiple.
8. LIKENIFIKASI

Penebalan kulit yang disertai relief


kulit yang makin jelas.
9. ABSES
Kumpulan nanah dalam jaringan, batas tidak jelas,
dan biasanya terbentuk dari infiltrat sel radang.
UKURAN
UKURAN

Plakat
Numular sebesar
sebesar uang
Gutata koin / logam telapak
sebesar tangan
tetesan air orang
Lentikuler
sebesar dewasa
biji jagung
Miliar
sebesar Plakat > Numular > Gutata > Lentikuler
kepala > Miliar
jarum
pentul
MILIER LENTIKULER

GUTATA
NUMULAR PLAKAT
SUSUNAN BENTUK
1. Linier

lesi tersusun lurus mirip garis

2. Sirsiner (anular)
lesi tersusun bundar mirip cincin
(lingkaran).

3. Arsiner
lesi berbentuk lingkaran (bulan
sabit).
SUSUNAN BENTUK

4. Polisiklik
beberapa lesi arsiner bersambung
menjadi satu

5. Korimbiformis
susunan seperti induk ayam yang
dikelilingi anaknya.
Penyebaran dan lokasinya

Sirkumskripta : berbatas
tegas.

Difus : tidak berbatas


tegas.

Generalisata : tersebar
pada sebagian besar tubuh.
Penyebaran dan lokasinya

Regional : Lesi terbatas pada


satu tempat.

Universalis : Hampir seluruh


atau seluruh tubuh (90-100 %).
Solitar : hanya satu lesi

Multiple : lesi berjumlah lebih dari


satu.

Herpetiformis : vesikel berkelompok


seperti pada herpes zoster.

Konfluens : dua atau lebih lesi yang


menjadi satu.

Diskret : terpisah satu dengan yang


lain
Irisformis : Eritema bulat lonjong
dengan vesikel warna yang gelap di
tengahnya.

Simetrik : Mengenai kedua belah


badan yang sama.

Bilateral : Mengenai kedua belah


badan.

Unilateral : Mengenai sebelah


badan.
Monomorf lesi
terdiri atas satu
jenis morfologi

Polimorf lesi
terdiri atas
bermacam-
macam morfologi

Anda mungkin juga menyukai