Anda di halaman 1dari 32

EFLORESENSI

KULIT
Pembimbing : Dr. dr. Dewi L, Sp.KK, MARS

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Program Studi Profesi Dokter FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Periode 16 Januari - 10 Februari 2023
STRUKTUR KULIT
1. EPIDERMIS
(Penyusun terbesar epidermis adalah keratinosit. Tebal lapisan epidermis antara 0,4-1,5mm)

LAPISAN EPIDERMIS

◦ Stratum Korneum: lapisan kulit paling luar, terdiri atas beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya
telah berubah menjadi keratin.

◦ Stratum lusidum: terdapat di bawah stratum korneum. Lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin.

◦ Stratum granulosum: terdiri atas 2-3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir
kasar ini terdiri atas keratohyalin.

◦ Stratum spinosum: terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal yang besarnya berbeda-beda. Protoplasmanya jernih
karena banyak mengandung glikogen.

◦ Stratum basale: lapisan ini terdiri atas 2 jenis sel, yaitu : 1. sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong
dan besar, 2. sel pembentuk melanin (melanosit)
2. DERMIS

◦ Pars Papilare 🡪 bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf

dan pembuluh darah.

◦ Pars Retikulare 🡪 Terletak di bawah pars papilare, terdiri atas serabut penunjang

misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin


3. SUBKUTIS
◦ Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

◦ Lapisan sel lemak (panikulus adiposa) berfungsi sebagai cadangan makanan, dan
untuk mempertahankan suhu tubuh

◦ Pada lapisan subkutis terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan kelenjar
getah bening.

◦ Vaskularisasi kulit diatur oleh 2 pleksus yaitu


🡪 Terletak di bagian atas dermis (pleksus superfisial)
🡪 Terletak di bagian subkutis (pleksus profunda)
ADNEKSA KULIT
Yang tergolong adneksa kulit :

1. Rambut (rambut terminal, velus)

2. Kelenjar keringat
⮚ Kelenjar ekrin : terdapat diseluruh permukaan kulit, dan terbanyak di telapak tangan dan
kaki, dahi dan aksila.
⮚ Kelenjar apokrin : terdapat di aksila, areola mammae, pubis, labia minora, dan saluran
telinga luar.
3. Kelenjar sebasea 🡪 terdapat diseluruh permukaan kulit, kecuali telapak tangan dan kaki
4. Kuku 🡪 bagian terminal stratum korneum yang menebal
EFLORESENSI KULIT
1. Efloresensi/Morfologi Kulit dikenalkan pada tahun 1776 oleh Joseph Jakob Plenck dalam bukunya yang
berjudul System der Hautkrankeithen (Sistem Penyakit Kulit)

❑ Penyakit kulit memiliki karakterisitik morfologi dan distribusi yang khas. Selain dilakukannya pendekatan
komunikasi yang efektif, penting dilakukannya pengamatan terhadap morfologi penyakit kulit untuk
mendukung penegakan diagnosis.

❑ Efloresensi kulit dapat berubah seiring berlangsungnya penyakit yang dapat dipengaruhi oleh berbagai
factor. Sebagian besar penyakit dimulai dari lesi dasar yang biasa di sebut efloresensi primer dan bisa
berubah bentuk (efloresensi sekunder). Perubahan ini dapat menyebabkan penyakit pasien sulit untuk
dikenali.

❑ Penting untuk mengetahui jenis efloresensi primer dan sekunder sebagai salah satu acuan dalam menegakkan
diagnosis
JENIS - JENIS EFLORESENSI
1. PRIMER 2. SEKUNDER
• Makula • Skuama
• Papul
• Krusta
• Plak
• Erosi
• Urtika
• Ekskoriasi
• Nodus
• Nodulus
• Ulkus

• Vesikel • Sikatriks
• Bula
• Pustul
• Kista
EFLORESENSI
PRIMER
MAKULA
• Kelainan kulit dengan lesi setinggi permukaan kulit dan berbatas
tegas dengan perubahan warna yang jelas.
• Warnanya bisa hipopigmentasi ataupun hiperpigmentasi.

Contoh: Eritema, Purpura, Petekie,


Melanoderma, Leukoderma, Ekimosis
PAPUL
• Lesi berupa penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip,
berdiameter <0,5 cm, dan berisikan zat padat.
NODUS DAN NODULUS
Lesi berupa peninggian diatas permukaan kulit massa pada sirkumskrip, infiltrat terletak di kutis atau subkutis
→ nodus : diameter 1-2cm
→ nodulus : 0,5 - 1 cm
PLAK
• Lesi berupa peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya
datar dan berisi zat padat (biasanya infiltrat), dengan diameter
lesinya ≥ 2 cm, berbatas tegas
URTIKA
• Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-
lahan.
• Berbeda dengan plak, urtika lebih identik dengan penumpukan
cairan pada jaringan kulit.
VESIKEL
• Lesi berupa gelembung berisi cairan serum, dengan diameter <0,5
cm, mempunyai dasar dan atap.
• Vesikel Hemoragik : Vesikel yang berisi darah.
PUSTUL
• Vesikel yang berisi nanah tanpa cairan bening.
• Jika nanah mengendap dibagian bawah vesikel, maka disebut
vesikel hipopion.
BULA
• Lesi sama seperti vesikel namun ukurannya lebih besar (diameter >0,5
Cm).
• Bula Hemoragik (berisi darah), Bula Hipopion (berisi cairan purulen dan
cairan bening), Bula Purulen (berisi cairan purulen).
KISTA
● Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel.
● Tidak terbentuk karena peradangan namun dapat meradang
● Kista terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup
● Dinding kista merupakan selaput yang terdiri atas jaringan ikat dan biasanya
terdiri atas lapisan epitel atau endotel
EFLORESENSI
SEKUNDER
TUMOR
● Istilah umum benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan
● Merupakan massa jaringan yang padat

Deskripsi tumor : ukuran 3d, jenisnya jinak/ganas, warna (homogen (hitam semua(/tidak), pinggir
tumor tegas atau tidak (kalau ganas pinggirnya tidak beraturan), berdarah atau tidak, ada ulkus/tidak, ada
telengiektasis / tidak, riwayat tumbuhnya cepat atau tidak. Ada rambut atau tidak (biasanya ada rambut
itu jinak)
SIKATRIKS
● Disebut juga jaringan parut
● Terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit
licin dan tidak terdapat adneksa

Sikatriks hipertrofi Sikatriks eutrofik Sikatriks atrofik


TEREBRANS
FEGEDENIKUM
● Terebrans: Proses yang menjurus ke dalam ● Fegedenikum: Proses yang menjurus ke
contoh: dalam dan meluas
contoh:
UKURAN
Miliar Lentikular Numular Plakat

Sebesar kepala jarum Sebesar biji jagung Sebesar koin 100 Lebih besar dari
pentul rupiah numular

CATATAN: Ulkus dan Tumor tidak dapat menggunakan ukuran ini, tetapi
menggunakan ukuran 3 dimensi : panjang x lebar x tinggi

Ulkus dan tumor 🡪 tidak bisa menggunakan ukuran ini, harus ditulis
ukuran secara 3 dimensi p x l x t
BENTUK LESI
TERATUR
- Bulat
- Lonjong
- Seperti ginja

TIDAK TERATUR
Tidak memiliki bentuk yang teratur
SUSUNAN
Linear Arsinar Kombiformis
Susunan seperti
induk ayam yang
dikelilingi anak-
anaknya

Berbentuk bulan
sabit
Seperti
garis lurus

Sirsinar/ Polisiklik
Anular Bentuk
pinggiran yang
Seperti sambung
lingkaran menyambung
PENYEBARAN DAN LOKALISASI

Sirkumskrip Difus
batas tegas Batas tidak tegas
PENYEBARAN DAN LOKALISASI

Generalisata Regional Universal


Lesi tersebar pada sebagian Mengenai daerah tertentu Seluruh tubuh 90-100%
besar tubuh 🡪 hampir di semua
regio
PENYEBARAN DAN LOKALISASI

Konfluens Irisformis Diskret


Dua atau lebih lesi yang Eritema berbentuk bulat Terpisah satu dengan yang lain
menjadi satu lonjong dengan vesikel warna
yang lebih terang di tengahnya
PENYEBARAN DAN LOKALISASI

Bilateral Simetrik Unilateral


Mengenai kedua belah badan Mengenai dua belah tubuh
Mengenai sebelan badan
yang sama sama persis
PENYEBARAN DAN LOKALISASI

Soliter Serpiginosa
Herpetiformis
Hanya satu lesi Proses yang menjalar ke satu
Vesikel berkelompok seperti
jurusan diikuti oleh
pada herpes zoster
penyembuhan pada bagian
yang ditinggalkan
Daftar Pustaka
1. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7 th ed.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2019.
2. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, et al. Fitzpatrick’s Dermatology In General
Medicine. 8th ed. US: Mc Graw-Hill. 2012.
3. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, Roh EK. Fitzpatrick’s Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology. 8th ed. US: Mc Graw-Hill Education. 2017.

Anda mungkin juga menyukai