Anda di halaman 1dari 20

A.

ANATOMI FISIOLOGI KULIT,KUKU DAN RAMBUT

1. Kulit

Kulit memiliki area permukaan total 4,5-6 m2 dan berat sekitar


4kg. diperkirakan bahwa setiap inci persegi kulit berisi 4,5 m pembuluh darah, 3,6 m saraf, 650

kelenjar keringat, 100 kelenjar minyak,1000 reseptor sensorik, dan lebih dari 3 juta sel yang terus-

menerus mati dan diganti. Kulit merupakan organ terbesar tubuh, mencapai 16% dari berat badan.

Kulit berfungsi melindungi tubuh melindungi tubuh dari faktor-faktor eksternal dan menjaga organ-
organ internal tetap utuh. Kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu :

a.) Epidermis

Epidermis adalah bagian permukaan atau bagian luar pada kulit terdiri dari sel epitel. Epitel
terdiri dari epitel berlapisan gepeng yang tersusun atas 4 lapisan (basal, granular, dan
bertanduk), masing-masing lapisan tersebut mencerminkan tahap-tahap maturasi keratin. Sel

yang utama yaitu keratinosit, memproduksi keratin. Keratinosit kehilangan inti mereka pada
lapisan granular, dan muncul dalam bentuk lempengan-lempengan datar sebagai lapisan

tertanduk. Melanosit (5-10% populasi sel) berasal dari neular crest. Sel-sel mensintesis melanin
dan sebagian besar terletak diwajah dan area lain yang terbuka. Sel-sel langerhans merupakan

sel dendritik, suatu antigen-presenting cells yang bersifat imonogik aktif, yang membentuk

jaringan sepanjang epidermis. Stratum basale adalah lapisan terdalam dari epidermis. Lapisan ini

berisi melanosit, sel yang menghasilkan pigmen melanin, dan keratinosit, yang menghasilkan

keratin. Melanin membentuk perisai pelindung untuk melindungi keratinosit dan ujung sraf

pada dermis dari efek sinar ultra violet yang merusak.

b.) Dermis
Dermis adalah lapisan dalam kedua pada kulit. Tersusun atas dari jaringan ikat yang fleksibel
lapisan ini sangat kaya akan sel darah, serabut saraf, dan pembuluh darah limfatik. Dermis ini

terdiri atas lapisan papiler dan retrikular. Dermis merupakan matriks jaringan ikat penyangga
yang mengandung struktur-struktur khusus. Lapisan ini tipis (0,6 mm) pada kelopak mata dan

menebal (3 mm atau lebih) pada punggung, telapak tangan dan telapak kaki. Lapisan ini
mengandung fibrolast, sel-sel dendritik, sel mast, magrofag, dan limposit. Glikosaminoglikan

membentuk suatu matriks semi padat yang memungkinkan pergerakan struktur dermal, seperti

folikel rambut, kelenjar keringat, pembuluh darah, dan limfatik, serta saraf.
c.) Subkutis

Jaringan subkutis merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, dengan

ketebalam yang bervariasi (dapat mencapai 3 cm pada abdomen)


Fungsi kulit

1. Pelindung
a.) Terhadap bahan kimia, partikel-partikel, mikroba, radiasi ultraviolet
b.) Terhadap cedera mekanik

c.) Terhapdap kehilangan cairan tubuh


2. Menjaga keseimbangan/homeostatis

a.) Regulasi temperatur tubuh


3. Mobilitas

a.) Raba
b.) Temperatur

c.) Tekanan
d.) Nyeri

4. Mobilitas
a.) Memberikan permukaan yang dapat dipegang

5. Metabolisme

a.) Berperan dalam produksi vitamin D

6. Imunitas
a.) Tempat untuk survellans imun

7. Psikologi

a.) Daya tarik seksual

b.) Citra diri

Gambar 0.1 struktur kulit

2. Rambut
Rambut memiliki fungsi protektif dan seksual, yang tumbuh pada seluruh permukaan kulit

kecuali daerah telapak tangan dan telapak kaki, glen penis dan introitus vulva. Kepadatan folikel
terbanyak terdapatpada wajah. Batang rambut memiliki kutikel luar yang menutupi korteks

kelompok keratinosit. Terdapat tiga jenis rambut :


a.) Lanugo : halus dan panjang, ditemukan pada janin
b.) Rambut velus : pendek, halus, dan berwarna muda menutupi sebagian besar permukaan tubuh

c.) Rambut terminal : panjang, tebal dan berwarna gelap; ditemukan pada kulit kepala, alis mata,
area pubis, aksila dan janggut.

Jumlah dan jenis rambut sangat bervariasi, dipengaruhi oleh ras dan faktor genetik. Secara umum,

orang Eropa memiliki rambut lurus, orang Afrika berkulit hitam memiliki rambut keriting dan orang
asia timur memiliki rambut tubuh dan wajah yang lebih jarang. Orang dari daerah mediterania

memiliki rambuh tubuh yang lebih banyak dibandingkan dibandingkan dengan orang Eropa Utara.

Siklus rambut

Silkus normal terdiri dari pertumbuhan (anagen), istirahat (telogen) dan pengelupasan (rontok). Siklus
ini berlangsung hingga 5 tahun untuk rambut pada kulit kepala, namun lebih singkat pada alis mata,

rambut aksila dan rambut pubis. Rambut yang berdekatan tidak berada pada fase yang sama, namun

demikian penyakit atau proses persalinan dapat mensinkronisasikan siklus rambut dan menyebabkan

kerontokan sejumlah besar rambut (telogen effluvium).

Pubertas

Rambut tubuh tumbuh seiring maturasi seksual, dengan variasi normal yang berbeda-beda polanya.

Saat pubertas, androgen akan menginduksi rambut velus pada regio pubis menjadi rambut terminal.

Gonadotropin tidak terlihat dalam proses ini, sehingga pasien dengan defisiensi gonadotropin akan
memiliki rambut pubis namun tidak memiliki perkembangan pubertas lainnya. Rambut aksila muncul

2 tahun setelah rambut pubis dan terjadi bersamaan dengan rambut wajah pada anak laki-laki.

3. Kuku
Kuku adalah struktur epidermal seperti sisik yang di modifiksi. Ujung proksimal kuku yang terlihat
memiliki bentuk sabit berwarna putih yang disebut lanula. Sisi kuku bertumpang tindih dengan

dengan kulit, yang disebut lipatan kuku. Lipatan kuku proksimal yang tebal dan disebut eponikium
atau kutikula. Kuku membentuk selimut pelindung pada dorsum setiap jari baik jari tangan maupun
kaki. Kuku merupakan kelompok keratin yang tersusun yang tersusun rapat dan keras, melindungi

jari bagian ujung. Kuku membantu genggaman dan kepekaan taktik jari. Kuku jari tangan mencapai

ketebalan 0,3-0,5 mm dengan kecepatan tumbuh 0,1 mm/24 jam.


Gambar 0.2 struktur kuku

Perubahan terkait usia Dampak

Epidermis : ketebalan dan aktivitas miotik a. Kulit lebih rapuh rapuh dan neriko tinggi

mengalami robek atau cidera


b. Penyembuhan luka lambat

c. Hyperkeratosis dan kaknker kulit pada

area yang terpajan sinar matahari

semakin jelas

Epidermis : permeabilitas, sel langershans a. Peningkatan resiko reaksi terhadap zat


iritan

b. Penurunan respon inflamasi


c. Peningkatan kerentanan terhadap

pajanan sinar matahari

Epidermis : hyperplasia melanosit, terutama pada a. Area kecil hiperpigmentasi (“liver spot”)

area yang terpajan sinar matahari dan hipopigmentasi (“age spot”)

terutama pada tangan

Epidermis : produksi vitamin D a. Peningkatan resiko osteomalasea,


osteoporosis

Epidermis : taut dermal-epidermal mndatar a. Peningkatan resiko robekan kulit,

purpura, dan decubitus

Dermis : perfusi a. Lebih rendtan terhadap kulit kering


b. Penurunan sensasi (nyeri, sentuhan, suhu
dan vibrasi periver)

c. Peningkatan resiko cedera


Dermis : respon vasomotor a. Resiko yang lebih tinggi mengalami

hipertermia dan hipotermia

Dermis : serat elastis yang mengalami degenerasi a. Penurunan tonus dan elastisitas dengan

pembentukan keriput

Dermis : proliverasi kapiler a. Hemangioma buah ceri umu terjadi

Lapisan kulit subkutan : menipis a. Resiko yang lebih tinggi untuk

mnegalami hipotermia

b. Peningkatan resiko dkubitus

Lapisan kulit subkutan : jaringan adipose a. Selulit terbentuk

mengalami redistribusi b. Kantong diatas dan dibawah mata

c. Dagu ganda bentuk


d. Lemak abdomen meningkat
e. Payudara turun

f. Kulit kembali ke normal lebih lambat


ketika dicubit

Kelenjar : aktifitas ekrin dan apokrin a. Kulit kering umum terjadi

b. Ketiadaan perspirasi
B. GEJALA SISTEM INTERGUMEN
1. Pruritus

Gambar 0.3 Pruritus

Pruritus adalah sensasi kulit yang iriatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.
Pruritus merupakan gejala dari berbagai penyakit kulit. Pruritus merupakan gejala dari berbagai
penyakit kulit. Pruritus merupakan hasil stimulasi gradiasi ringan pada serat saraf. Bila gradiasi

berubah mungkin tidak akan timbul priritus, tetapi rasa nyeri. Sensivitas pruritus bervariasi,

bergantung pada perbedaan perseorangan dan regio terkena. Garukan memperingan rasa gatal,

karena merubah ritme impuls aferen pada korfus spinalis.

2. Psoriasis

Gambar 0.4 psoriasis

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya belum di ketahui, bersifat kronik dan residif,
di tandai dengan bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-
lapis dan transparan: disertai penomena tetesan lilin atau auspitsz. Kasus psoriasis makin sering

di jumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian tetapKelainan kulit terdiri atas
bercak-bercak eritema yang meninggi dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan

merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya
terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta
transfaran. Besar kelainan bervariasi : lentikular, nummular atau plakat, dapat berkonfluensi.

Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang berubah warnanya menjadi putih, seperti pada
goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias, cara menggores

dapat dengan pinggir gelas alas. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni
sebanyak 50%, yang agak khas adalah ynag disebut puung nail atau nailput berupa lekukan-

lekukan miliar. Kelainan yang tak khas adalah kuku yang keruh, tebal bagian distaalnya terangkat
karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya.i menyebabkan gangguan kosmetik, berlebih-lebih

mengingat bahwa perjalanannya menahun dan residif. Insidens pada orang kulit putih lebih
tinggi dari pada penduduk kulit berwarna. Dermatitis

3. Dermatitis

Gambar 0.5 Dermatitis

Tidak memuaskan. Salah satu defenisis yang cukup baik adalah : dermatitis

merupakan epidermo-dermiitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi

eritrema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak
selalu timbul pada saat sama. Penyakit bertendensiresidif dan kronik.Dermatitis merupakan
reaksi alergi tipe 4, yakni respon tipe tuberkulin, yang bersifat sel mediated. Reaksi spesifik

memerlukan beberapa jam untuk mencapai maksimun. Klinik biasanya baru tampak respon

sesudah 24-48 jam. Pada interaksi antara antigen dan antibodi terjadi pembebasan berbagai
mediator farmakologik, misalnya histamin, serotonin, bardiknin, dan anafilaktosin. Morfologi:

dermatitis madidans (basah), dermatitis sika (kering), dermatitis impetigenisata (dengan

infeksi sekunder), dermatitis populosa, vesikobulosa, dan sebagainya. Bentuk: dermatitis


numularis Lokalisasi: dermatitis manus, pedis, intertriginosa, interdigitalis, dermatitis

generalisata, universal, dan sebagainya. Lama penyakit: dermatitis akut, subakut, kronik,
residivans.
4. Lesi kulit vaskular:

a.) bintik merah terang dan datar dengan pembuluh darah yang menyebar dan kecil. disebabkan

oleh peningkatan kadar estrogen, kehamilan, terapi estrogen, defisiensi vitamni B atau penyakit
hati atau dapat bukan patologis. sering terlihat separuh tubuh bagian atas
b.) lesi biru dan datar dengan vena yang menyebar, mengalami kaskade, atau atau linear yang

mengelupas dari pusat. ukuran venous star sekitar 3-25 cm. disebabkan oleh vena superfisial.

paling sering ditemukan pada dada anterior dan tungkai bawah dekat vena varikosa. terjadi

akibat kapiler yang rapuh, petekia disebabkan oleh septikemia, penyakit hati, atau defisiensi
vitamin C dan K. paling sering terjadi pada permukaan bergantung (mis, punggung, bokong).

gangguan perdarahan, penyakit kudisan dan kerapuhan kapiler pada lansia. sering terlihat pada

tungaki tangan

c.) lesi berbentuk datar dengan ukuran yang bervariasi tanpa pulsasi. tidak memucat dengan

tekanan pada kulit yang terang. ekimosis di mulai sebagai tanda ungu kebiruan berubah menjadi

kuning kehijauan. pada kulit coklat ekimosis bervariasi biru sampai ungu. pda kulit hitan

ekimoisis tampak lebih gelap. penyebabnya pelepasan pada pembuluh darah superfisial ke
dalam jaringan sekitar akibat trauma, hemofilia, penyakit hati, terjadi pada semua area yang
mengalami trauma dan tekanan
C. TERMINOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Terminology Definisi Terminology Definisi

Abses kumpulan pus yang terisoler Milium Kista kecil berwarna putih yang
mengandung keratin

Atrofi Hilangnya eepidermis, dermis, atau Nodul Peninggian padat jaringan kulit
keduanya, kulit tipis, berkeriput dan dengan diameter >5mm

transulen, menampakkan pembuluh

darah.

Bula Lesi berisi cairan dengan diameter > Papilloma Penonjolan serupa putting dari

5mm permukaan kulit

Burrow Saluran pada epidermis yang Papula Peninggian padat jaringan kulit

disebabkan parasit, misalnya acarus dengan diameter <5mm

pada scabies.

Kalus Hiperplasi local setempat jaringan Petekiae Bercak punktata hemotagik dengan

tanduk pada telapak tangan atau diameter 1-2mm

telapak kaki, akibat tekanan.

Komedo Sumbatan sebum dan keratin yang Plak Peninggian jaringan kulit yang

menumpuk pada orifisum lubang teraba dengan diameter >2cm dan

keluar pilosebasea yang melebar dia tinggi <5mm

area wajah.

Krusta Eksudat kering, misalnya serum, Purpura Ekstravasasi darah yang

darah atau pus, pada permukaan kulit menimbulkan kemerahan pada kulit
berupa rongga berbatas epitel, berisi atau membrane mukosa
cairan atau bahan semi-padat.

Kista Nodul yang berupa rongga yang Pustule Kumpulan pus yang tampak pada

berbatas epitel, berisi caiaran atau suatu lesi

bahan semi-padat.

Ekimosis Macula berwarna merah atau Skuama Akumulasi keratin yang menebal

perdarahan ungu, dengan yang dapat dengan mudahan

diameter>2mm pada kulit atau dilepaskan menjadi berbagai


membrane mukosa fragmen

Erosi Hilangnya lapisan epidermis Skar Penggantian jaringan normal

superfisial, yang tidak meluas ke dengan jaringan ikat fibrosa pada


dermis, menyembuhkan tanpa bekas area luka

Eritema Kemerhan pada kulit akibat dilatasi Striae Pita linear atrofi, berwarna putih,

vascular pink atau ungu, akibat perubahan

jaringan ikat

Ekskoriasi Abrasi superfisial, umumnya linear Telangiektasia Pembuluh darah dermis yang
akibat garukan melebar dan menimbulkan lesi

yang tampak

Fisura Putusnya epidermis secara linear, Ulkus Daerah kulit yang hilang dengan
seringkali meluas kedermis bentuk melingkar yang meluas ke

dermis

Freckle Area macula yang menunjukkan Vesikel Lesi jernih, berisi cairan dengan
peningkatan formasi pigmen oleh diameter <5mm
melanosit

Likeniflikasi Penebalan kronik kulit dengan garis Benjolan Papula atau plak sementara berupa

yang semakin jelas, berupa gesekan (wheal) edema dermis yang dapat ditekan,

atau garukan berwarna merah atau putih,

menandakan urtikaria

Macula Area berupa perubahan warna atau

tekstur pada kulit


D. POLA UMUM PADA PENYAKIT RAMBUT

Kebotakan rambut (alopesia) dapat bersifat total maupun persial :

1. Alopesia yang merata. Pada pria sering dijumpai kebotakan, rambut terminal pada kulit kepala akan
mengalami miniaturisasi menjadi rambut velus. Fenomena penuaan ini berkaitan erat dengan faktor

bawaan dan bergantung pada kadar hormon androgen. Kebotakan rambut pada wanita yang

berhubungan dengan faktor usia terjadi lebih merata. Kebotakan yang merata tanpa jaringan parut

terjadi pada hipotiroidisme, hipopituitarisme dan defisiensi besi, penyakit jaringan ikat misalnya LES,
pasca melahirkan atau akibat obat, misalnya obat-obat sitotoksik.

2. Alopesia lokal tanpa jaringan parut. Pada alopesia areata terdapat area melingkar kebotakan pada

kulit kepala, janggut maupun rambut alias mata. Alopesia areata dapat mengenai seluruh kulit kepala
(alopesia totalis) atau seluruh rambut tubuh (alopesia universalis). Kebotakan lokal dapat disebabkan
infeksi jamur, rambut yang dicabut tarikan saat menjalin rambut dan pada sifilis sekunder.

4.5 Penyebab hirsutisme

Tipe Contoh

Hipofisis Akromegali

Adrenal Sindrom Cushing, virilising tumours, hiperplasia


adrenal kongenital

Ovarium Sindrom ovarium polikistik, virilising tumours

Obat-obatan Androgen, progestogen

Idiopatik Hipersensitivitas organ terhadap androgen

3. Alopesia dengan jaringan parut. Akibat luka bakar, infeksi berat seperti herpes zoster, liken planus
dan LES dapat membuat skar pada kulit kepala yang menetap dengan akibat kebotakan permanen.

4. Hilangnya rambut tanda seksual sekunder. Pada usia lanjut, sirosis dan hipopituitarisme, rambut

aksila dan rambut pubis menghilang.

Terdapar 2 bentuk kelebihan pertumbuhan rambut:


1. Hirsutisme: pada wanita dengan pola pertumbuhan rambut menyerupai laki-laki, termasuk untuk

rambut wajah dan rambut pubis yang meluas hingga ke umbilikus (male escutcheon). Hal ini

dipengaruhi oleh ras namun dapat pula bersifat idiopatik, dan dalam frekuensi yang jarang dapat
disebabkan oleh androgen-secreting tumour.
2. Hipertrikosis: pada laki-laki dan wanita dengan kelebihan pertumbuhan rambut terminal dengan

distribusi nonandrogenik. Hal ini jarang ditemukan dan biasanya akibat kelainan sistemik, misalnya
porphyria cutanea tarda, keganasan, anoreksia nervosa, malnutrisi atau obat-obatan seperti
siklosporin, minoksidil dan fenitoin.

Kelainan kuku

Kelainan kuku dapat bermanfaat dalam membantu mendiagnosis kondisi internal dan penyakit kulit
(Kotak 4.6). pada defisiensi zat besi yang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya

berbentuk seperti sendok ( koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda
hipoalbuminemia. Garis beau, timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan

transversal berwarna yang tampakpada kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku.
Kelainan ini dapat sesaat setelah mengalami penyakit berat. Walaupun satu atau dua pendarahan

kecil dapat terlihat di bawah kuku pekerja manual, namun lesi yang multipel merupakan tanda
peningkatan kemungkinan adanya endokarditis bakterial. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis)

sering dijumpai pada psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi
pada kondisi vaskulitis, seperti LES.

4.6 Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit

Perubahan Deskripsi kuku Diagnosis banding

Garis Beau Cekungan (pitting) transversal Penyakit sistemik berat yang

memperngaruhi pertumbuhan

matriks kuku

Brittle nails Kuku mudah parah, biasanya Akibat air dan deterjen,

pada batas distal defisiensi zat besi,

hipotiroidisme, iskemia jari

Jari tabuh Hilangnya sudut antara lipatan Familial atau merupakan tanda
kuku dan lempeng kuku penyakit jantung atau
Ujung jari membulat. Matriks pernapasan yang serius

kuku terasa seperti spons

Perubahan warna Biru Sianosis, anti malaria,


Biru-kehijauan hematoma

Coklat Infeksi Pseudomonas

Garis tipis longitudinal Infeksi jamur, pewarnaan


berwarna coklat akibat rokok, klorpromazin,

emas, penyakit Addison


Nevus melanositik, melanoma

malignum, penyakit Addison


variasi ras
4.6 Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit - bersambung

Perubahan Deskripsi kuku Diagnosis banding

Garis tipis merah (perdarahan Endokarditis infektif, trauma


splinter Trauma padda matriks, kuku
Bercak putih (bukan defisiensi kalsium)

Sebagian kuku berwarna Penyakit ginjal kronik

putih/coklat Hipoalbuminemia

Putih (leukonikia) (dihubungkan dengan sirosis)

Kuning Psoriasis, infeksi jamur, ikterus,

Sindrom kuku kuning tetrasikin

Drainase limfatik yang rusak-


dapat disertai efusi pleura

Kombinasi perubahan Penebalan longitudinal Penyakit Darier


dengan lekukan segitiga pada

distal kuku

Koilonikia Penurunan lempeng kuku Anemia defisiensi besi , liken

berbentuk sendok planus, paparan berulang


terhadap deterjen

Eritema lipataan kuku dan Pelebaran kapiler dan eritema Penyakit jaringan ikaat,

telangiektasis padaa lipatan kuku termasuk sklerosis sistemik,

SLE, dermatomiositis

Onikolisis Kuku terpisah dari dasar kuku Psoriasis, infeksi jamur, trauma,

(nail bed) tiritiksikosis, tetrasikin (foto-

onikolisis)

Onikomikosis Penebalan lempeng kuku Infeksi jamur

dengan perubahan warna


biasanya keputihan atau
menjadi coklat

Lekukan Lekukan kecil atau kasar pada Psoriasis, eksim, alopesia

Lekukan halus (thimble pitting) kuku areata, liken planus


Lekukan kasar (coarse pitting) Suatu bentuk khusus dari Alopesia areata

lekukan halus Eksim


Lekukan iregular yang kasar

pada lempeng kuku

Lipatan Transversal (sepanjang kuku) Garis Beau (lihat atas), eksim,

Longitudinal (atas/bawah) psoriasis, distrofi tik, paronikia


kronik

Liken planus, penyakit Darier

Perdarahan sebagian (splinter Garis merah kecil yang Trauma namun dapat juga
hemorrhage) tersusun longitudinal pada menjadi tanda endokarditis

lempeng kuku infektif

4.7 Penyebab hipoalbuminemia dan leukonikia

Berkurangnya sintesis albumin

a. Penyakit hati kronik

Hilangnya proteiin melalui urin

b. Sindrom nefrotik

Protein-losing enteropathy

a) Penyakit Crohn

b) Kolitis ilseratif

c) Penyakit Menetrier pada perut

d) Penyakit seliak (coeliac disease)


e) Limfoma usus

f) Bakteri tumbuh lampau (bacterial overgrowth)

g) kerusakan radiasi

Malnutrisi protein

kwashiorkor

Pada defisiensi zat besyang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya berbentuk seperti

sendok (koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda hipoalbuminemia. Garis Beau,

timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan transversal berwarna yang
tampak pada kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku. Kelainan ini di dapat sesaat
setelah mengalami penyakit berat. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis) sering dijumpai pada

psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi pada kondisi vaskulitis,
seperti LES .
Membran mukosa dan area lain

Perubahan pada membran mukosa mulut dan genital, dapat mejadi lesi karakteristik dari kondisi kulit
tertentu misalnya striae oral Wickham pada liken planus, lesi oral sarkoma Kaposi atau kelainan vulva
pada liken sklerosus. Periksalah pasien dengan limfoma kulit secara menyeluruh untuk mencari

limfadenopati dan hepatosplenomegali. Pada pasien dengan ulkus kaki, periksa tungkai pasien dan
raba denyut nadi kaki untuk menilai aliran arteri.

E. ANAMNESIS
Keluhan utama : Tanyakan kapan,dimana dan bagaimana lesi atau erupsi mulai muncul. Tanyakan pula

mengenai tampilan awal dan perubahan apa yang sudah terjadi kemudian. Perhatikan gejala yang
berkaitan dengan lesi,seperti gatal dn kelainan sistemik, serta faktor yang memperberat dan

memperingan. Gunakan SOCRATES untuk mengingat apa yang perlu ditanyakan.

Gambar 0.6 kuku sebagai alat bantu diagnostik. (a) perdarahan kecil (b) onikolisis dengan
lekukan pada prosiasis. (c) garis beau (d) leukonika. (e) pelebaran kapiler pada lipatan kuku

proksimal pada penyakit LES. (f) koilonikia.


Gambar 0.7 sarkoma kaposi. (a) dimulut dan (b) pada kulit

Gambar 0.8 sindrom steven-johnson. (a) lesi wajah dan mulut (b) ‘lesi target’ pada tangan.

Riwayat Penyakit dahulu dan riwayat obat-obatan

Tanyakan mengenai kulit sebelum, adakah sindrom atopik (hayfever, asma, eksim saat masih anak-
anak), kelaianan medis yang dapat mengenai kulit, misalnya sindrom Stevens-Johnson akibat obat-
obatan atau gejalapada kulit yang pernah diresepkan atu dibeli sendiri, termasuk krim dan kosmetik.

Riwayat sosial, keluarga dan genetik

Perjalanan ke tempat asing dapat memberikan paparan terhadap infeksi tropis atau sinar matahari
yang menyebabkan erupsi fotosensitif. Apakah pasien memiliki tipe kulit bewarna cerah, apakah

mudah terbakar oleh sinar matahari dan sulit untuk menggelapkan warna kulit atau bahkan tidak

bisa sama sekali. Kanker kulit umumnya terjadi pada kulit yang pucat. Adakah terdapat riwayat
keluarga dengan melanoma maligna. Proriasis dan eksim atopik juga memiliki faktor yang kuat.

Riwayat pekerjaan dan lingkungan


Paparan zat kimia saat bekerja dan waktu bersenang-senang dapat menyebabkan dermatitis kontak.

Curugai dematitis industrial bila erupsi mengalami perbaikan saat pasien tidak sedang bekerja.

Riwayat kesehatan saat ini

a. kapan pertama kali mendapat masalah kulit

b. bagian tubuh yang pertama kali terkena

c. menjadi lebih lebih baik atau memburuk

d. mempunyai kondisi yang sama sebelumnya


e. apa factor penyebabnya

f. bagaimana tata laksananya

g. adakah maslaah yang menyertai : gatal, rasa terbakar, baal, nyeri, demam, nausea,
vomiting,diare, sakit tenggorokan,dingin kaku.

h. Keadaan buruk jika tersinari matahari, pengobatan panas atau dingin


F. PEMERIKSAAN FISIK

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN TEMUAN

KULIT

Pemeriksaan seluruh permukaan kulit di bawah


cahaya yang baik.

Inspeksi dan palpasi setiap area.

Perhatikan:

a. Warna Sinosis, icterus, karotenemi, perubahan melanin

b. Kelembapan Kering, berminyak

c. Temperatur Dingin, hangat

d. Tekstur Licin, kasar

e. Mobilitas (kemudahan lipatan kulit untuk Menurun pada edema

dapat digerakkan)

f. Turgor (kecepatan lipatan kulit kembali ke Menurun pada dehidrasi

keadaan semula)

Perhatikan adanya lesi dan:

g. Lokasi dan distribusi anatomisnya Merata, terlokalisasi

h. Susunan dan bentuknya Linear, berkumpul, dermatomal

i. Tipe Macula, papula, pustula, bula

j. Warna Merah, putih, cokelat, lembayung

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN TEMUAN

RAMBUT

Inspeksi dan palpasi rambut.

Perhatian:

a. Kuantitas Tipis, pucat

b. Distribusi Alopesia sebagian atau total

c. Tekstur Halus, kasar

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN TEMUAN

KUKU
Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki.

Perhatikan:

a. Warna Sianosis, pucat

b. Bentuk Jari tubuh (clubbing)

c. Adanya lesi Paronikia, onikolisis


GLOSARIUM

Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit.


Dermis lapisan kulit di bawah epidermis yang terdiri dari
jaringan ikat dan bantal tubuh dari stres dan
ketegangan.
Subkutis Hipodermis ini merupakan lapisan kulit lemak atau
jaringan ikat yang merupakan rumah dari kelenjar
keringat dan lemak dan juga sel-sel kolagen.
Mobilitas kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas mudah, teratur dan mempunyai tujuan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat
(hal penting untuk kemandirian ).
Metabolisme kelainan medis yang mempengaruhi produksi
energi di dalam sel.
Imunitas sistem pertahanan pada organisme untuk
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen
serta sel tumor.
Psikologi salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu
terapan tentang perilaku, fungsi mental, dan proses
mental manusia secara ilmiah.
Keratinosit sebagai sel utama epidermis
Dermatitis peradangan kulit, biasanya ditandai dengan ruam
bengkak kemerahan pada kulit yang terasa gatal
Hiperplasi hiperplasi yang terjadi karena sel jaringan
berproliferasi untuk menggantikan jumlah sel yang
telah mengalami penurunan pada jaringan tertentu.

hepatosplenomegali pembengkakan hati


Alopesia kondisi di mana jumlah rambut yang rontok lebih
banyak dari rambut yang tumbuh
Kolitis ilseratif peradangan kronis yang terjadi pada usus besar
(kolon) dan rektum
Sindrom nefrotik gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh
manusia kehilangan terlalu banyak protein yang
dibuang melalui urine
Kwashiorkor sebuah fenomena penyakit di Indonesia bisa
diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada
anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal,
antara lain anak tidak cukup mendapat makanan
bergizi
Distribusi salah satu aspek dari pemasaran
Ekstravasasi rembesan fluida dari tempat yang menampungnya
Daftar pustaka

Anne Waugh&allisonGrant. 2017. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Singapore: ELSEVIER

Graham Dounglas Fiona Nicol, Colin Robertson,Macleod . 2014. Pemeriksaan Klinis . Singapore: ELSEVIER

Oda Debora. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Edisi . Jakarta Selatan: Salemba Medika

Finn, Genneser. 1994. Buku Hiatologi. Jakarta : Binarupa Aksara

Syaifudin , 2011. Anatomi Tubuh Manusia Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Rohyadi. 2011. Kamus praktis keperawatan : kashiko publisher

Pricilla LeMone,Karen M.Burke&GereneBauldoff. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, gangguan

integument, ganguan endokrin,dan gangguan gastrointestinal. Edisi 5. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai