1. Kulit
kelenjar keringat, 100 kelenjar minyak,1000 reseptor sensorik, dan lebih dari 3 juta sel yang terus-
menerus mati dan diganti. Kulit merupakan organ terbesar tubuh, mencapai 16% dari berat badan.
Kulit berfungsi melindungi tubuh melindungi tubuh dari faktor-faktor eksternal dan menjaga organ-
organ internal tetap utuh. Kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu :
a.) Epidermis
Epidermis adalah bagian permukaan atau bagian luar pada kulit terdiri dari sel epitel. Epitel
terdiri dari epitel berlapisan gepeng yang tersusun atas 4 lapisan (basal, granular, dan
bertanduk), masing-masing lapisan tersebut mencerminkan tahap-tahap maturasi keratin. Sel
yang utama yaitu keratinosit, memproduksi keratin. Keratinosit kehilangan inti mereka pada
lapisan granular, dan muncul dalam bentuk lempengan-lempengan datar sebagai lapisan
tertanduk. Melanosit (5-10% populasi sel) berasal dari neular crest. Sel-sel mensintesis melanin
dan sebagian besar terletak diwajah dan area lain yang terbuka. Sel-sel langerhans merupakan
sel dendritik, suatu antigen-presenting cells yang bersifat imonogik aktif, yang membentuk
jaringan sepanjang epidermis. Stratum basale adalah lapisan terdalam dari epidermis. Lapisan ini
berisi melanosit, sel yang menghasilkan pigmen melanin, dan keratinosit, yang menghasilkan
keratin. Melanin membentuk perisai pelindung untuk melindungi keratinosit dan ujung sraf
b.) Dermis
Dermis adalah lapisan dalam kedua pada kulit. Tersusun atas dari jaringan ikat yang fleksibel
lapisan ini sangat kaya akan sel darah, serabut saraf, dan pembuluh darah limfatik. Dermis ini
terdiri atas lapisan papiler dan retrikular. Dermis merupakan matriks jaringan ikat penyangga
yang mengandung struktur-struktur khusus. Lapisan ini tipis (0,6 mm) pada kelopak mata dan
menebal (3 mm atau lebih) pada punggung, telapak tangan dan telapak kaki. Lapisan ini
mengandung fibrolast, sel-sel dendritik, sel mast, magrofag, dan limposit. Glikosaminoglikan
membentuk suatu matriks semi padat yang memungkinkan pergerakan struktur dermal, seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, pembuluh darah, dan limfatik, serta saraf.
c.) Subkutis
Jaringan subkutis merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, dengan
1. Pelindung
a.) Terhadap bahan kimia, partikel-partikel, mikroba, radiasi ultraviolet
b.) Terhadap cedera mekanik
a.) Raba
b.) Temperatur
c.) Tekanan
d.) Nyeri
4. Mobilitas
a.) Memberikan permukaan yang dapat dipegang
5. Metabolisme
6. Imunitas
a.) Tempat untuk survellans imun
7. Psikologi
2. Rambut
Rambut memiliki fungsi protektif dan seksual, yang tumbuh pada seluruh permukaan kulit
kecuali daerah telapak tangan dan telapak kaki, glen penis dan introitus vulva. Kepadatan folikel
terbanyak terdapatpada wajah. Batang rambut memiliki kutikel luar yang menutupi korteks
c.) Rambut terminal : panjang, tebal dan berwarna gelap; ditemukan pada kulit kepala, alis mata,
area pubis, aksila dan janggut.
Jumlah dan jenis rambut sangat bervariasi, dipengaruhi oleh ras dan faktor genetik. Secara umum,
orang Eropa memiliki rambut lurus, orang Afrika berkulit hitam memiliki rambut keriting dan orang
asia timur memiliki rambut tubuh dan wajah yang lebih jarang. Orang dari daerah mediterania
memiliki rambuh tubuh yang lebih banyak dibandingkan dibandingkan dengan orang Eropa Utara.
Siklus rambut
Silkus normal terdiri dari pertumbuhan (anagen), istirahat (telogen) dan pengelupasan (rontok). Siklus
ini berlangsung hingga 5 tahun untuk rambut pada kulit kepala, namun lebih singkat pada alis mata,
rambut aksila dan rambut pubis. Rambut yang berdekatan tidak berada pada fase yang sama, namun
demikian penyakit atau proses persalinan dapat mensinkronisasikan siklus rambut dan menyebabkan
Pubertas
Rambut tubuh tumbuh seiring maturasi seksual, dengan variasi normal yang berbeda-beda polanya.
Saat pubertas, androgen akan menginduksi rambut velus pada regio pubis menjadi rambut terminal.
Gonadotropin tidak terlihat dalam proses ini, sehingga pasien dengan defisiensi gonadotropin akan
memiliki rambut pubis namun tidak memiliki perkembangan pubertas lainnya. Rambut aksila muncul
2 tahun setelah rambut pubis dan terjadi bersamaan dengan rambut wajah pada anak laki-laki.
3. Kuku
Kuku adalah struktur epidermal seperti sisik yang di modifiksi. Ujung proksimal kuku yang terlihat
memiliki bentuk sabit berwarna putih yang disebut lanula. Sisi kuku bertumpang tindih dengan
dengan kulit, yang disebut lipatan kuku. Lipatan kuku proksimal yang tebal dan disebut eponikium
atau kutikula. Kuku membentuk selimut pelindung pada dorsum setiap jari baik jari tangan maupun
kaki. Kuku merupakan kelompok keratin yang tersusun yang tersusun rapat dan keras, melindungi
jari bagian ujung. Kuku membantu genggaman dan kepekaan taktik jari. Kuku jari tangan mencapai
Epidermis : ketebalan dan aktivitas miotik a. Kulit lebih rapuh rapuh dan neriko tinggi
semakin jelas
Epidermis : hyperplasia melanosit, terutama pada a. Area kecil hiperpigmentasi (“liver spot”)
Dermis : serat elastis yang mengalami degenerasi a. Penurunan tonus dan elastisitas dengan
pembentukan keriput
mnegalami hipotermia
b. Ketiadaan perspirasi
B. GEJALA SISTEM INTERGUMEN
1. Pruritus
Pruritus adalah sensasi kulit yang iriatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.
Pruritus merupakan gejala dari berbagai penyakit kulit. Pruritus merupakan gejala dari berbagai
penyakit kulit. Pruritus merupakan hasil stimulasi gradiasi ringan pada serat saraf. Bila gradiasi
berubah mungkin tidak akan timbul priritus, tetapi rasa nyeri. Sensivitas pruritus bervariasi,
bergantung pada perbedaan perseorangan dan regio terkena. Garukan memperingan rasa gatal,
2. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya belum di ketahui, bersifat kronik dan residif,
di tandai dengan bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-
lapis dan transparan: disertai penomena tetesan lilin atau auspitsz. Kasus psoriasis makin sering
di jumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian tetapKelainan kulit terdiri atas
bercak-bercak eritema yang meninggi dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan
merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya
terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta
transfaran. Besar kelainan bervariasi : lentikular, nummular atau plakat, dapat berkonfluensi.
Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang berubah warnanya menjadi putih, seperti pada
goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias, cara menggores
dapat dengan pinggir gelas alas. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni
sebanyak 50%, yang agak khas adalah ynag disebut puung nail atau nailput berupa lekukan-
lekukan miliar. Kelainan yang tak khas adalah kuku yang keruh, tebal bagian distaalnya terangkat
karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya.i menyebabkan gangguan kosmetik, berlebih-lebih
mengingat bahwa perjalanannya menahun dan residif. Insidens pada orang kulit putih lebih
tinggi dari pada penduduk kulit berwarna. Dermatitis
3. Dermatitis
Tidak memuaskan. Salah satu defenisis yang cukup baik adalah : dermatitis
eritrema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak
selalu timbul pada saat sama. Penyakit bertendensiresidif dan kronik.Dermatitis merupakan
reaksi alergi tipe 4, yakni respon tipe tuberkulin, yang bersifat sel mediated. Reaksi spesifik
memerlukan beberapa jam untuk mencapai maksimun. Klinik biasanya baru tampak respon
sesudah 24-48 jam. Pada interaksi antara antigen dan antibodi terjadi pembebasan berbagai
mediator farmakologik, misalnya histamin, serotonin, bardiknin, dan anafilaktosin. Morfologi:
generalisata, universal, dan sebagainya. Lama penyakit: dermatitis akut, subakut, kronik,
residivans.
4. Lesi kulit vaskular:
a.) bintik merah terang dan datar dengan pembuluh darah yang menyebar dan kecil. disebabkan
oleh peningkatan kadar estrogen, kehamilan, terapi estrogen, defisiensi vitamni B atau penyakit
hati atau dapat bukan patologis. sering terlihat separuh tubuh bagian atas
b.) lesi biru dan datar dengan vena yang menyebar, mengalami kaskade, atau atau linear yang
mengelupas dari pusat. ukuran venous star sekitar 3-25 cm. disebabkan oleh vena superfisial.
paling sering ditemukan pada dada anterior dan tungkai bawah dekat vena varikosa. terjadi
akibat kapiler yang rapuh, petekia disebabkan oleh septikemia, penyakit hati, atau defisiensi
vitamin C dan K. paling sering terjadi pada permukaan bergantung (mis, punggung, bokong).
gangguan perdarahan, penyakit kudisan dan kerapuhan kapiler pada lansia. sering terlihat pada
tungaki tangan
c.) lesi berbentuk datar dengan ukuran yang bervariasi tanpa pulsasi. tidak memucat dengan
tekanan pada kulit yang terang. ekimosis di mulai sebagai tanda ungu kebiruan berubah menjadi
kuning kehijauan. pada kulit coklat ekimosis bervariasi biru sampai ungu. pda kulit hitan
ekimoisis tampak lebih gelap. penyebabnya pelepasan pada pembuluh darah superfisial ke
dalam jaringan sekitar akibat trauma, hemofilia, penyakit hati, terjadi pada semua area yang
mengalami trauma dan tekanan
C. TERMINOLOGI SISTEM INTEGUMEN
Abses kumpulan pus yang terisoler Milium Kista kecil berwarna putih yang
mengandung keratin
Atrofi Hilangnya eepidermis, dermis, atau Nodul Peninggian padat jaringan kulit
keduanya, kulit tipis, berkeriput dan dengan diameter >5mm
darah.
Bula Lesi berisi cairan dengan diameter > Papilloma Penonjolan serupa putting dari
Burrow Saluran pada epidermis yang Papula Peninggian padat jaringan kulit
pada scabies.
Kalus Hiperplasi local setempat jaringan Petekiae Bercak punktata hemotagik dengan
Komedo Sumbatan sebum dan keratin yang Plak Peninggian jaringan kulit yang
area wajah.
darah atau pus, pada permukaan kulit menimbulkan kemerahan pada kulit
berupa rongga berbatas epitel, berisi atau membrane mukosa
cairan atau bahan semi-padat.
Kista Nodul yang berupa rongga yang Pustule Kumpulan pus yang tampak pada
bahan semi-padat.
Ekimosis Macula berwarna merah atau Skuama Akumulasi keratin yang menebal
Eritema Kemerhan pada kulit akibat dilatasi Striae Pita linear atrofi, berwarna putih,
jaringan ikat
Ekskoriasi Abrasi superfisial, umumnya linear Telangiektasia Pembuluh darah dermis yang
akibat garukan melebar dan menimbulkan lesi
yang tampak
Fisura Putusnya epidermis secara linear, Ulkus Daerah kulit yang hilang dengan
seringkali meluas kedermis bentuk melingkar yang meluas ke
dermis
Freckle Area macula yang menunjukkan Vesikel Lesi jernih, berisi cairan dengan
peningkatan formasi pigmen oleh diameter <5mm
melanosit
Likeniflikasi Penebalan kronik kulit dengan garis Benjolan Papula atau plak sementara berupa
yang semakin jelas, berupa gesekan (wheal) edema dermis yang dapat ditekan,
menandakan urtikaria
1. Alopesia yang merata. Pada pria sering dijumpai kebotakan, rambut terminal pada kulit kepala akan
mengalami miniaturisasi menjadi rambut velus. Fenomena penuaan ini berkaitan erat dengan faktor
bawaan dan bergantung pada kadar hormon androgen. Kebotakan rambut pada wanita yang
berhubungan dengan faktor usia terjadi lebih merata. Kebotakan yang merata tanpa jaringan parut
terjadi pada hipotiroidisme, hipopituitarisme dan defisiensi besi, penyakit jaringan ikat misalnya LES,
pasca melahirkan atau akibat obat, misalnya obat-obat sitotoksik.
2. Alopesia lokal tanpa jaringan parut. Pada alopesia areata terdapat area melingkar kebotakan pada
kulit kepala, janggut maupun rambut alias mata. Alopesia areata dapat mengenai seluruh kulit kepala
(alopesia totalis) atau seluruh rambut tubuh (alopesia universalis). Kebotakan lokal dapat disebabkan
infeksi jamur, rambut yang dicabut tarikan saat menjalin rambut dan pada sifilis sekunder.
Tipe Contoh
Hipofisis Akromegali
3. Alopesia dengan jaringan parut. Akibat luka bakar, infeksi berat seperti herpes zoster, liken planus
dan LES dapat membuat skar pada kulit kepala yang menetap dengan akibat kebotakan permanen.
4. Hilangnya rambut tanda seksual sekunder. Pada usia lanjut, sirosis dan hipopituitarisme, rambut
rambut wajah dan rambut pubis yang meluas hingga ke umbilikus (male escutcheon). Hal ini
dipengaruhi oleh ras namun dapat pula bersifat idiopatik, dan dalam frekuensi yang jarang dapat
disebabkan oleh androgen-secreting tumour.
2. Hipertrikosis: pada laki-laki dan wanita dengan kelebihan pertumbuhan rambut terminal dengan
distribusi nonandrogenik. Hal ini jarang ditemukan dan biasanya akibat kelainan sistemik, misalnya
porphyria cutanea tarda, keganasan, anoreksia nervosa, malnutrisi atau obat-obatan seperti
siklosporin, minoksidil dan fenitoin.
Kelainan kuku
Kelainan kuku dapat bermanfaat dalam membantu mendiagnosis kondisi internal dan penyakit kulit
(Kotak 4.6). pada defisiensi zat besi yang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya
berbentuk seperti sendok ( koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda
hipoalbuminemia. Garis beau, timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan
transversal berwarna yang tampakpada kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku.
Kelainan ini dapat sesaat setelah mengalami penyakit berat. Walaupun satu atau dua pendarahan
kecil dapat terlihat di bawah kuku pekerja manual, namun lesi yang multipel merupakan tanda
peningkatan kemungkinan adanya endokarditis bakterial. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis)
sering dijumpai pada psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi
pada kondisi vaskulitis, seperti LES.
memperngaruhi pertumbuhan
matriks kuku
Brittle nails Kuku mudah parah, biasanya Akibat air dan deterjen,
Jari tabuh Hilangnya sudut antara lipatan Familial atau merupakan tanda
kuku dan lempeng kuku penyakit jantung atau
Ujung jari membulat. Matriks pernapasan yang serius
putih/coklat Hipoalbuminemia
distal kuku
Eritema lipataan kuku dan Pelebaran kapiler dan eritema Penyakit jaringan ikaat,
SLE, dermatomiositis
Onikolisis Kuku terpisah dari dasar kuku Psoriasis, infeksi jamur, trauma,
onikolisis)
Perdarahan sebagian (splinter Garis merah kecil yang Trauma namun dapat juga
hemorrhage) tersusun longitudinal pada menjadi tanda endokarditis
b. Sindrom nefrotik
Protein-losing enteropathy
a) Penyakit Crohn
b) Kolitis ilseratif
g) kerusakan radiasi
Malnutrisi protein
kwashiorkor
Pada defisiensi zat besyang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya berbentuk seperti
sendok (koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda hipoalbuminemia. Garis Beau,
timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan transversal berwarna yang
tampak pada kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku. Kelainan ini di dapat sesaat
setelah mengalami penyakit berat. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis) sering dijumpai pada
psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi pada kondisi vaskulitis,
seperti LES .
Membran mukosa dan area lain
Perubahan pada membran mukosa mulut dan genital, dapat mejadi lesi karakteristik dari kondisi kulit
tertentu misalnya striae oral Wickham pada liken planus, lesi oral sarkoma Kaposi atau kelainan vulva
pada liken sklerosus. Periksalah pasien dengan limfoma kulit secara menyeluruh untuk mencari
limfadenopati dan hepatosplenomegali. Pada pasien dengan ulkus kaki, periksa tungkai pasien dan
raba denyut nadi kaki untuk menilai aliran arteri.
E. ANAMNESIS
Keluhan utama : Tanyakan kapan,dimana dan bagaimana lesi atau erupsi mulai muncul. Tanyakan pula
mengenai tampilan awal dan perubahan apa yang sudah terjadi kemudian. Perhatikan gejala yang
berkaitan dengan lesi,seperti gatal dn kelainan sistemik, serta faktor yang memperberat dan
Gambar 0.6 kuku sebagai alat bantu diagnostik. (a) perdarahan kecil (b) onikolisis dengan
lekukan pada prosiasis. (c) garis beau (d) leukonika. (e) pelebaran kapiler pada lipatan kuku
Gambar 0.8 sindrom steven-johnson. (a) lesi wajah dan mulut (b) ‘lesi target’ pada tangan.
Tanyakan mengenai kulit sebelum, adakah sindrom atopik (hayfever, asma, eksim saat masih anak-
anak), kelaianan medis yang dapat mengenai kulit, misalnya sindrom Stevens-Johnson akibat obat-
obatan atau gejalapada kulit yang pernah diresepkan atu dibeli sendiri, termasuk krim dan kosmetik.
Perjalanan ke tempat asing dapat memberikan paparan terhadap infeksi tropis atau sinar matahari
yang menyebabkan erupsi fotosensitif. Apakah pasien memiliki tipe kulit bewarna cerah, apakah
mudah terbakar oleh sinar matahari dan sulit untuk menggelapkan warna kulit atau bahkan tidak
bisa sama sekali. Kanker kulit umumnya terjadi pada kulit yang pucat. Adakah terdapat riwayat
keluarga dengan melanoma maligna. Proriasis dan eksim atopik juga memiliki faktor yang kuat.
Curugai dematitis industrial bila erupsi mengalami perbaikan saat pasien tidak sedang bekerja.
g. adakah maslaah yang menyertai : gatal, rasa terbakar, baal, nyeri, demam, nausea,
vomiting,diare, sakit tenggorokan,dingin kaku.
KULIT
Perhatikan:
dapat digerakkan)
keadaan semula)
RAMBUT
Perhatian:
KUKU
Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki.
Perhatikan:
Graham Dounglas Fiona Nicol, Colin Robertson,Macleod . 2014. Pemeriksaan Klinis . Singapore: ELSEVIER
Oda Debora. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Edisi . Jakarta Selatan: Salemba Medika
Syaifudin , 2011. Anatomi Tubuh Manusia Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Pricilla LeMone,Karen M.Burke&GereneBauldoff. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, gangguan