Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INTEGUMEN

A. ANATOMI FISIOLOGI PADA SISTEM INTEGUMEN


1. Kulit
Kulit merupakan organ terbesar tubuh, mencapai 16% dari berat badan. Kulit berfungsi melindungi
tubuh dari faktor-faktor eksternal dan menjaga organ-organ internal tetap utuh. Kulit dibagi menjadi
tiga lapisan yaitu :
a) Epidermis
Epidermis terdiri dari epitel berlapisan gepeng yang tersusun atas 4 lapisan (basal, granular, dan
bertanduk), masing-masing lapisan tersebut mencerminkan tahap-tahap maturasi keratin. Sel yang
utama yaitu keratinosit, memproduksi keratin. Keratinosit kehilangan inti mereka pada lapisan
granular, dan muncul dalam bentuk lempengan-lempengan datar sebagai lapisan tertanduk.
Melanosit (5-10% populasi sel) berasal dari neular crest.
b) Dermis
Dermis merupakan matriks jaringan ikat penyangga yang mengandung struktur-struktur khusus.
Lapisan ini tipis (0,6 mm) pada kelopak mata dan menebal (3 mm atau lebih) pada punggung,
telapak tangan dan telapak kaki. Lapisan ini mengandung fibrolast, sel-sel dendritik, sel mast,
magrofag, dan limposit. Glikosaminoglikan membentuk suatu matriks semi padat yang
memungkinkan pergerakan struktur dermal, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, pembuluh
darah, dan limfatik, serta saraf.
c) Subkutis
Jaringan subkutis merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, dengan ketebalam
yang bervariasi (dapat mencapai 3 cm pada abdomen)

Fungsi kulit
a) Pelindung
1) Terhadap bahan kimia, partikel-partikel, mikroba, radiasi ultraviolet
2) Terhadap cedera mekanik
3) Terhadap kehilangan cairan tubuh
b) Menjaga keseimbangan/homeostatis : Regulasi temperatur tubuh

1
c) Mobilitas
1) Raba
2) Temperatur
3) Tekanan
4) Nyeri
d) Mobilitas : Memberikan permukaan yang dapat dipegang
e) Metabolisme : Berperan dalam produksi vitamin D
f) Imunitas : Tempat untuk survellans imun
g) Psikologi
1) Daya tarik seksual
2) Citra diri

Gambar 1.1 struktur kulit

2. Rambut
Rambut memiliki fungsi protektif dan seksual, yang tumbuh pada seluruh permukaan kulit kecuali
daerah telapak tangan dan telapak kaki, glen penis dan introitus vulva. Kepadatan folikel terbanyak
terdapat pada wajah. Batang rambut memiliki kutikel luar yang menutupi korteks kelompok keratinosit.
Fungsi rambut adalah untuk melindungi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Terdapat
tiga jenis rambut :
a. Lanugo : halus dan panjang, ditemukan pada janin
b. Rambut velus : pendek, halus, dan berwarna muda menutupi sebagian besar permukaan tubuh

2
c. Rambut terminal : panjang, tebal dan berwarna gelap; ditemukan pada kulit kepala, alis mata, area
pubis, aksila dan janggut.

Gambar 2.1 struktur Rambut

3. Kuku

Kuku merupakan
kelompok keratin yang
tersusun yang tersusun
rapat dan keras,
melindungi jari bagian
ujung. Kuku membantu
genggaman dan kepekaan
taktik jari. Kuku jari tangan
mencapai ketebalan 0,3-
0,5 mm dengan kecepatan
tumbuh 0,1 mm/24 jam.
Fungsi utama kuku adalah
untuk melindungi ujung
jari yang penuh dengan
urat saraf dan bagian sensitif yang ada di bawah kuku.

Gambar 3.1 struktur kuku

3
B. GEJALA YANG MENYEBABKAN GANGGUAN SISTEM INTERGUMEN

Table 1.1 Gejala Gangguan Sistem Integumen

No. GEJALA GAMBAR


1. Pruritus
Pruritus adalah sensasi kulit yang iriatif dan
menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.
Pruritus merupakan gejala dari berbagai
penyakit kulit. Pruritus merupakan gejala dari
berbagai penyakit kulit. Pruritus merupakan hasil
stimulasi gradiasi ringan pada serat saraf. Bila
gradiasi berubah mungkin tidak akan timbul
priritus, tetapi rasa nyeri. Sensivitas pruritus
bervariasi, bergantung pada perbedaan
perseorangan dan regio terkena. Garukan
memperingan rasa gatal, karena merubah ritme
impuls aferen pada korfus spinalis.

2. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang
penyebabnya belum di ketahui, bersifat kronik
dan residif, di tandai dengan bercak-bercak
eritema berbatas tegas dengan skuama yang
kasar, berlapis-lapis dan transparan: disertai
penomena tetesan lilin atau auspitsz. Kasus
psoriasis makin sering di jumpai. Meskipun
penyakit ini tidak menyebabkan kematian
tetapKelainan kulit terdiri atas bercak-bercak
eritema yang meninggi dengan skuama
diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata,
tetapi pada stadium penyembuhan sering

4
eritema yang ditengah menghilang dan hanya
terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar
dan berwarna putih seperti mika, serta
transfaran. Besar kelainan bervariasi : lentikular,
nummular atau plakat, dapat berkonfluensi.
Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang
berubah warnanya menjadi putih, seperti pada
goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan
oleh berubahnya indeks bias, cara menggores
dapat dengan pinggir gelas alas. Psoriasis juga
dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni
sebanyak 50%, yang agak khas adalah ynag
disebut nailput berupa lekukan-lekukan miliar.
Kelainan yang tak khas adalah kuku yang keruh,
tebal bagian distaalnya terangkat karena
terdapat lapisan tanduk dibawahnya.i
menyebabkan gangguan kosmetik, berlebih-
lebih mengingat bahwa perjalanannya menahun
dan residif. Insidens pada orang kulit putih lebih
tinggi dari pada penduduk kulit berwarna.

3. Dermatitis
Tidak memuaskan. Salah satu defenisis yang
cukup baik adalah : dermatitis merupakan
epidermo-dermiitis dengan gejala subyektif
pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritrema,
vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik.
Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu
timbul pada saat sama. Penyakit
bertendensiresidif dan kronik.Dermatitis
merupakan reaksi alergi tipe 4, yakni respon tipe
tuberkulin, yang bersifat sel mediated. Reaksi
spesifik memerlukan beberapa jam untuk

5
mencapai maksimun. Klinik biasanya baru
tampak respon sesudah 24-48 jam. Pada
interaksi antara antigen dan antibodi terjadi
pembebasan berbagai mediator farmakologik,
misalnya histamin, serotonin, bardiknin, dan
anafilaktosin. Morfologi: dermatitis madidans
(basah), dermatitis sika (kering), dermatitis
impetigenisata (dengan infeksi sekunder),
dermatitis populosa, vesikobulosa, dan
sebagainya. Bentuk: dermatitis numularis
Lokalisasi: dermatitis manus, pedis,
intertriginosa, interdigitalis, dermatitis
generalisata, universal, dan sebagainya. Lama
penyakit: dermatitis akut, subakut, kronik,
residivans.

4. Lesi kulit vascular


a. bintik merah terang dan datar dengan
pembuluh darah yang menyebar dan kecil.
disebabkan oleh peningkatan kadar
estrogen, kehamilan, terapi estrogen,
defisiensi vitamni B atau penyakit hati atau
dapat bukan patologis. sering terlihat
separuh tubuh bagian atas
b. lesi biru dan datar dengan vena yang
menyebar, mengalami kaskade, atau atau
linear yang mengelupas dari pusat. ukuran
venous star sekitar 3-25 cm. disebabkan oleh
vena superfisial. paling sering ditemukan
pada dada anterior dan tungkai bawah dekat
vena varikosa. terjadi akibat kapiler yang
rapuh, petekia disebabkan oleh septikemia,

6
penyakit hati, atau defisiensi vitamin C dan K.
paling sering terjadi pada permukaan
bergantung (mis, punggung, bokong).
gangguan perdarahan, penyakit kudisan dan
kerapuhan kapiler pada lansia. sering terlihat
pada tungaki tangan
c. lesi berbentuk datar dengan ukuran yang
bervariasi tanpa pulsasi. tidak memucat
dengan tekanan pada kulit yang terang.
ekimosis di mulai sebagai tanda ungu
kebiruan berubah menjadi kuning kehijauan.
pada kulit coklat ekimosis bervariasi biru
sampai ungu. pda kulit hitan ekimoisis
tampak lebih gelap. penyebabnya pelepasan
pada pembuluh darah superfisial ke dalam
jaringan sekitar akibat trauma, hemofilia,
penyakit hati, terjadi pada semua area yang
mengalami trauma dan tekanan

7
C. TERMINOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Table 2.1 Teminologi Sistem Integumen

Terminology Definisi Terminology Definisi

Abses kumpulan pus yang terisoler Milium Kista kecil berwarna putih yang
mengandung keratin

Atrofi Hilangnya eepidermis, dermis, atau Nodul Peninggian padat jaringan kulit
keduanya, kulit tipis, berkeriput dan dengan diameter >5mm
transulen, menampakkan pembuluh
darah.

Bula Lesi berisi cairan dengan diameter > Papilloma Penonjolan serupa putting dari
5mm permukaan kulit

Burrow Saluran pada epidermis yang Papula Peninggian padat jaringan kulit
disebabkan parasit, misalnya acarus dengan diameter <5mm
pada scabies.

Kalus Hiperplasi local setempat jaringan Petekiae Bercak punktata hemotagik dengan
tanduk pada telapak tangan atau diameter 1-2mm
telapak kaki, akibat tekanan.

Komedo Sumbatan sebum dan keratin yang Plak Peninggian jaringan kulit yang
menumpuk pada orifisum lubang teraba dengan diameter >2cm dan
keluar pilosebasea yang melebar dia tinggi <5mm
area wajah.

Krusta Eksudat kering, misalnya serum, darah Purpura Ekstravasasi darah yang
atau pus, pada permukaan kulit menimbulkan kemerahan pada kulit
berupa rongga berbatas epitel, berisi atau membrane mukosa
cairan atau bahan semi-padat.

Kista Nodul yang berupa rongga yang Pustule Kumpulan pus yang tampak pada
berbatas epitel, berisi caiaran atau suatu lesi
bahan semi-padat.

Ekimosis Macula berwarna merah atau Skuama Akumulasi keratin yang menebal
perdarahan ungu, dengan yang dapat dengan mudahan
diameter>2mm pada kulit atau dilepaskan menjadi berbagai
membrane mukosa fragmen

8
Erosi Hilangnya lapisan epidermis Skar Penggantian jaringan normal
superfisial, yang tidak meluas ke dengan jaringan ikat fibrosa pada
dermis, menyembuhkan tanpa bekas area luka

Eritema Kemerhan pada kulit akibat dilatasi Striae Pita linear atrofi, berwarna putih,
vascular pink atau ungu, akibat perubahan
jaringan ikat

Ekskoriasi Abrasi superfisial, umumnya linear Telangiektasia Pembuluh darah dermis yang
akibat garukan melebar dan menimbulkan lesi yang
tampak

Fisura Putusnya epidermis secara linear, Ulkus Daerah kulit yang hilang dengan
seringkali meluas kedermis bentuk melingkar yang meluas ke
dermis

Freckle Area macula yang menunjukkan Vesikel Lesi jernih, berisi cairan dengan
peningkatan formasi pigmen oleh diameter <5mm
melanosit

Likeniflikasi Penebalan kronik kulit dengan garis Benjolan Papula atau plak sementara berupa
yang semakin jelas, berupa gesekan (wheal) edema dermis yang dapat ditekan,
atau garukan berwarna merah atau putih,
menandakan urtikaria

Macula Area berupa perubahan warna atau


tekstur pada kulit

D. POLA UMUM PENYAKIT PADA RAMBUT DAN KUKU

Kebotakan rambut (alopesia) dapat bersifat total maupun persial :


1. Alopesia yang merata. Pada pria sering dijumpai kebotakan, rambut terminal pada kulit kepala akan
mengalami miniaturisasi menjadi rambut velus. Fenomena penuaan ini berkaitan erat dengan faktor
bawaan dan bergantung pada kadar hormon androgen. Kebotakan rambut pada wanita yang
berhubungan dengan faktor usia terjadi lebih merata. Kebotakan yang merata tanpa jaringan parut
terjadi pada hipotiroidisme, hipopituitarisme dan defisiensi besi, penyakit jaringan ikat misalnya LES,
pasca melahirkan atau akibat obat, misalnya obat-obat sitotoksik.
2. Alopesia lokal tanpa jaringan parut. Pada alopesia areata terdapat area melingkar kebotakan pada kulit
kepala, janggut maupun rambut alias mata. Alopesia areata dapat mengenai seluruh kulit kepala

9
(alopesia totalis) atau seluruh rambut tubuh (alopesia universalis). Kebotakan lokal dapat disebabkan
infeksi jamur, rambut yang dicabut tarikan saat menjalin rambut dan pada sifilis sekunder.
Tabel 3.1 Penyebab Hirsutisme

Penyebab hirsutisme

Tipe Contoh

Hipofisis Akromegali

Adrenal Sindrom Cushing, virilising tumours, hiperplasia adrenal


kongenital

Ovarium Sindrom ovarium polikistik, virilising tumours

Obat-obatan Androgen, progestogen

Idiopatik Hipersensitivitas organ terhadap androgen

3. Alopesia dengan jaringan parut. Akibat luka bakar, infeksi berat seperti herpes zoster, liken planus dan
LES dapat membuat skar pada kulit kepala yang menetap dengan akibat kebotakan permanen.
4. Hilangnya rambut tanda seksual sekunder. Pada usia lanjut, sirosis dan hipopituitarisme, rambut aksila
dan rambut pubis menghilang.

Terdapat 2 bentuk kelebihan pertumbuhan rambut:


1. Hirsutisme: pada wanita dengan pola pertumbuhan rambut menyerupai laki-laki, termasuk untuk rambut
wajah dan rambut pubis yang meluas hingga ke umbilikus (male escutcheon). Hal ini dipengaruhi oleh
ras namun dapat pula bersifat idiopatik, dan dalam frekuensi yang jarang dapat disebabkan oleh
androgen-secreting tumour.
2. Hipertrikosis: pada laki-laki dan wanita dengan kelebihan pertumbuhan rambut terminal dengan
distribusi nonandrogenik. Hal ini jarang ditemukan dan biasanya akibat kelainan sistemik, misalnya
porphyria cutanea tarda, keganasan, anoreksia nervosa, malnutrisi atau obat-obatan seperti siklosporin,
minoksidil dan fenitoin.

Kelainan kuku
Kelainan kuku dapat bermanfaat dalam membantu mendiagnosis kondisi internal dan penyakit kulit
(Kotak 4.6). pada defisiensi zat besi yang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya berbentuk
seperti sendok ( koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda hipoalbuminemia. Garis beau,
timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan transversal berwarna yang tampakpada
kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku. Kelainan ini dapat sesaat setelah mengalami penyakit

10
berat. Walaupun satu atau dua pendarahan kecil dapat terlihat di bawah kuku pekerja manual, namun lesi
yang multipel merupakan tanda peningkatan kemungkinan adanya endokarditis bakterial. Terpisahnya bagian
distal kuku (onikolisis) sering dijumpai pada psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian
proksimal terjadi pada kondisi vaskulitis, seperti LES.
Tabel 4.1 Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit

Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit

Perubahan Deskripsi kuku Diagnosis banding

Garis Beau Penyakit sistemik berat yang


Cekungan (pitting) transversal
memperngaruhi pertumbuhan matriks
kuku

Brittle nails Kuku mudah parah, biasanya Akibat air dan deterjen, defisiensi zat
pada batas distal besi, hipotiroidisme, iskemia jari

Jari tabuh Hilangnya sudut antara lipatan Familial atau merupakan tanda
kuku dan lempeng kuku penyakit jantung atau pernapasan
Ujung jari membulat. Matriks yang serius
kuku terasa seperti spons

Perubahan warna Biru Sianosis, anti malaria, hematoma


Biru-kehijauan Infeksi Pseudomonas
Coklat Infeksi jamur, pewarnaan akibat rokok,
Garis tipis longitudinal klorpromazin, emas, penyakit Addison
berwarna coklat Nevus melanositik, melanoma
malignum, penyakit Addison variasi
ras

Table 5.1 Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit - bersambung

Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit - bersambung

Perubahan Deskripsi kuku Diagnosis banding

Garis tipis merah (perdarahan Endokarditis infektif, trauma


splinter Trauma padda matriks, kuku (bukan
Bercak putih defisiensi kalsium)

11
Sebagian kuku berwarna Penyakit ginjal kronik
putih/coklat Hipoalbuminemia (dihubungkan
Putih (leukonikia) dengan sirosis)
Kuning Psoriasis, infeksi jamur, ikterus,
Sindrom kuku kuning tetrasikin
Drainase limfatik yang rusak- dapat
disertai efusi pleura

Kombinasi perubahan Penebalan longitudinal dengan Penyakit Darier


lekukan segitiga pada distal
kuku

Koilonikia Penurunan lempeng kuku Anemia defisiensi besi , liken planus,


berbentuk sendok paparan berulang terhadap deterjen

Eritema lipataan kuku dan Pelebaran kapiler dan eritema Penyakit jaringan ikaat, termasuk
telangiektasis padaa lipatan kuku sklerosis sistemik, SLE,
dermatomiositis

Onikolisis Kuku terpisah dari dasar kuku Psoriasis, infeksi jamur, trauma,
(nail bed) tiritiksikosis, tetrasikin (foto-onikolisis)

Onikomikosis Penebalan lempeng kuku Infeksi jamur


dengan perubahan warna
biasanya keputihan atau
menjadi coklat

Lekukan Lekukan kecil atau kasar pada Psoriasis, eksim, alopesia areata, liken
Lekukan halus (thimble pitting) kuku planus
Lekukan kasar (coarse pitting) Suatu bentuk khusus dari Alopesia areata
lekukan halus Eksim
Lekukan iregular yang kasar
pada lempeng kuku

Lipatan Transversal (sepanjang kuku) Garis Beau (lihat atas), eksim, psoriasis,
Longitudinal (atas/bawah) distrofi tik, paronikia kronik
Liken planus, penyakit Darier

Perdarahan sebagian (splinter Garis merah kecil yang tersusun Trauma namun dapat juga menjadi
hemorrhage) longitudinal pada lempeng kuku tanda endokarditis infektif

12
Tabel 6.1 Penyebab hipoalbuminemia dan leukonikia

Penyebab hipoalbuminemia dan leukonikia

Berkurangnya sintesis albumin

 Penyakit hati kronik

Hilangnya proteiin melalui urin

 Sindrom nefrotik

Protein-losing enteropathy

 Penyakit Crohn
 Kolitis ilseratif
 Penyakit Menetrier pada perut
 Penyakit seliak (coeliac disease)
 Limfoma usus
 Bakteri tumbuh lampau (bacterial overgrowth)
 kerusakan radiasi

Malnutrisi protein

 kwashiorkor

Pada defisiensi zat besyang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya berbentuk seperti
sendok (koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda hipoalbuminemia. Garis Beau, timbul
akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan transversal berwarna yang tampak pada kuku
yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis) sering dijumpai
pada psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi pada kondisi vaskulitis,
seperti LES .

Membran mukosa dan area lain


Perubahan pada membran mukosa mulut dan genital, dapat mejadi lesi karakteristik dari kondisi kulit
tertentu misalnya striae oral Wickham pada liken planus, lesi oral sarkoma Kaposi atau kelainan vulva pada
liken sklerosus. Periksalah pasien dengan limfoma kulit secara menyeluruh untuk mencari limfadenopati dan
hepatosplenomegali. Pada pasien dengan ulkus kaki, periksa tungkai pasien dan raba denyut nadi kaki untuk
menilai aliran arteri.

E. RIWAYAT KESEHATAN TERKAIT ANAMNESES


13
Keluhan utama : Tanyakan kapan,dimana dan bagaimana lesi atau erupsi mulai muncul. Tanyakan pula
mengenai tampilan awal dan perubahan apa yang sudah terjadi kemudian. Perhatikan gejala yang berkaitan
dengan lesi,seperti gatal dan kelainan sistemik, serta faktor yang memperberat dan memperingan. Gunakan
SOCRATES untuk mengingat apa yang perlu ditanyakan.

Gambar 4.1 kuku sebagai alat bantu diagnostik. (a) perdarahan kecil (b) onikolisis dengan
lekukan pada prosiasis. (c) garis beau (d) leukonika. (e) pelebaran kapiler pada lipatan kuku
proksimal pada penyakit LES. (f) koilonikia.

Gambar 5.1 sarkoma kaposi. (a) dimulut dan (b) pada kulit
Gambar 6.1 sindrom steven-johnson. (a) lesi wajah dan mulut (b) ‘lesi target’ pada tangan.

a. Riwayat Penyakit dahulu dan riwayat obat-obatan

14
Tanyakan mengenai kulit sebelum, adakah sindrom atopik (hayfever, asma, eksim saat masih anak-
anak), kelaianan medis yang dapat mengenai kulit, misalnya sindrom Stevens-Johnson akibat obat-
obatan atau gejalapada kulit yang pernah diresepkan atu dibeli sendiri, termasuk krim dan kosmetik.
b. Riwayat sosial, keluarga dan genetik
Perjalanan ke tempat asing dapat memberikan paparan terhadap infeksi tropis atau sinar matahari
yang menyebabkan erupsi fotosensitif. Apakah pasien memiliki tipe kulit bewarna cerah, apakah mudah
terbakar oleh sinar matahari dan sulit untuk menggelapkan warna kulit atau bahkan tidak bisa sama
sekali. Kanker kulit umumnya terjadi pada kulit yang pucat. Adakah terdapat riwayat keluarga dengan
melanoma maligna. Proriasis dan eksim atopik juga memiliki faktor yang kuat.
c. Riwayat pekerjaan dan lingkungan
Paparan zat kimia saat bekerja dan waktu bersenang-senang dapat menyebabkan dermatitis
kontak. Curugai dematitis industrial bila erupsi mengalami perbaikan saat pasien tidak sedang bekerja.

F. PEMERIKSAAN FISIK

Table 7.1 Pemeriksaa Fisik

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN Gambar


TEMUAN

KULIT

1. Pemeriksaan seluruh
permukaan kulit di
bawah cahaya yang baik.

15
2. Inspeksi dan palpasi
setiap area.

Perhatikan:

a. Warna Sinosis, icterus,


karotenemi,
perubahan melanin

b. Kelembapan Kering, berminyak

16
c. Temperatur Dingin, hangat

d. Tekstur Licin, kasar

e. Mobilitas Menurun pada


(kemudahan lipatan edema
kulit untuk dapat
digerakkan)

17
f. Turgor (kecepatan Menurun pada
lipatan kulit kembali dehidrasi
ke keadaan semula)

Perhatikan adanya lesi dan:

g. Lokasi dan distribusi Merata, terlokalisasi


anatomisnya

h. Susunan dan Linear, berkumpul,


bentuknya dermatomal

i. Tipe Macula, papula,


pustula, bula

j. Warna Merah, putih, cokelat,


lembayung

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN TEMUAN

RAMBUT

Inspeksi dan palpasi rambut.

Perhatian:

a. Kuantitas Tipis, pucat

b. Distribusi Alopesia sebagian atau total

18
c. Tekstur Halus, kasar

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN


TEMUAN

KUKU

Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan


dan kaki.

Perhatikan:

a. Warna Sianosis, pucat

b. Bentuk Jari tubuh (clubbing)

c. Adanya lesi Paronikia, onikolisis

DAFTAR PUSTAKA

Waugh, Anne & Allison Grant, 2017. Dasar-Dasar Anatomi Dan Fisiologi, Elsevier Singapore Pte Ltd.

Debora, Oda.2017. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik, Jakarta: Salemba Medika.

Joyce, M.Black & Jane Hokanson Hawks, 2014. Keperawatan Medikal Bedah, Elsevier Siangapore Pte
Ltd.

Tan, Vivian,2014, Pemeriksaan Klinis Macleod, Elsevier Singapore Pte Ltd.

19

Anda mungkin juga menyukai