Anda di halaman 1dari 21

PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Syringe pump adalah mesin yang digunakan untuk mengatur
kecepatan aliran infuse.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas


dalam mengoperasikan dan memelihara syringe pump guna
menjamin keselamatan pasien dan operator serta menurunkan
biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Pasien yang menggunakan syringe pumo adalah pasien yang
memerlukan penghitungan yang tepat dan keakuratan tinggi.

PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan


a. Syringe pump
b. Perfusor set
c. Threeway
d. Spuit 50 cc lubang samping
e. Sarung tangan
2. Perawat mencuci tangan
3. Identifikasi pasien
4. Pakai sarung tangan
5. Hubungkan alat dengan jaringan listrik
6. Pasangkan spuit 50 cc yang telah dihubungkan dengan
perfusor pada syringe pump
7. Pasang spuit 50 cc lubang samping tersebut di dalam alat
a. Buka pintu alat dengan menggeser handle ke kanan
b. Pasang spuit dari atas ke bawah mengikuti alur di dalam
alat
c. Tutup pengunci dengan menggeser handle ke atas
hingga terdengar bunyi KLIK
8. Buka clamp threeway
9. Tekan kembali “ON/OFF” sampai alat hidup
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
10. Set pengaturan pemberian cairan obat dengan cara :
a. Putar tombol syringe pump searah jarum jam untuk
mengatur dosis obat dalam cc/jam
b. Set jumlah cairan yang akan diberikan per jam
11. Tekan tombol START (hijau) untuk mulai
12. Lingkaran roda pada layar syringe pump akan mulai
berputar
13. Tekan kembali STOP (merah) untuk menghentikan
syringe pump jika spuit telah kosong atau mengubah
kecepatan aliran infuse, tekan kembali tombol START
untuk menjalankan
14. Tanda alarm :
a. Tanda alarm berbunyi jika aliran tidak lancar
b. Tekan tombol STOP kemudian periksa masalah yang
terjadi, jika telah selesai tekan kembali tombol START
15. Jika sudah selesai tekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
16. Tutup Threeway clamp
17. Lepaskan jarum infuse pada pasien tutup luka dengan
depper betadine
18. Lepaskan slang perfusor dan spuit 50 cc dari alat dan
rapikan
19. Lepaskan sarung tangan
20. Lepaskan alat dari jaringan listrik
21. Simpan kembali alat
a. Perawat mencuci tangan
b. Masukkan jarum infuse ke pasien
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Hemodialisis
PENGGUNAAN INFUSION PUMP

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Infusion pump adalah mesin yang digunakan untuk mengatur
kecepatan aliran infuse.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas


dalam mengoperasikan dan memelihara infusion pump guna
menjamin keselamatan pasien dan operator serta menurunkan
biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Pasien yang menggunakan infusion pump adalah pasien yang
memerlukan penghitungan yang tepat dan keakuratan tinggi.

PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan


a. Infusion pump
b. Set Infus
c. Cairan infus
d. Sarung tangan
2. Perawat mencuci tangan
3. Identifikasi pasien
4. Pakai sarung tangan
5. Hubungkan alat dengan jaringan listrik
6. Pasangkan set infus pada cairan infus
7. Pasang slang infuse pada pompa infuse di dalam alat
a. Buka pintu alat dengan menggeser handle ke kanan
b. Pasang slang dari atas ke bawah mengikuti alur di
dalam alat
c. Tutup pintu dengan menggeser handle ke kiri hingga
terdengar bunyi KLIK
8. Buka roll clamp
9. Tekan tombol switch di belakang alat ke posisi ON
10. Tekan tombol “ONOFF” ke posisi ON
11. Set pengaturan pemberian cairan infuse, dengan cara :
a. Tekan tombol RESET
b. Set jumlah cairan yang akan diberikan per jam
PENGGUNAAN INFUSION PUMP

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2 /2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
12. Tekan tombol RESET untuk mulai infuse
13. Lingkaran roda infuse akan mulai berputar
14. Tekan tombol RESET untuk menghentikan infuse jika
botol cairan kosong atau mengubah kecepatan aliran
infuse, tekan kembali tombol RESET untuk menjalankan
15. Tanda alarm :
a. Tanda alarm berbunyi jika ada udara yang terdeteksi,
atau aliran tidak lancar
b. Tekan tombol RESET kemudian periksa masalah
yang terjadi, jika telah selesai tekan kembali tombol
RESET
16. Jika sudah selesai tekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
17. Tutup roll clamp
18. Lepaskan jarum infuse pada pasien tutup luka dengan
depper betadine
19. Lepaskan slang infuse dari alat dan rapikan infuse set
20. Lepaskan sarung tangan
21. Tekan tombol switch dibelakang alat ke posisi OFF
22. Lepaskan alat dari jaringan listrik
23. Simpan kembali alat
a. Perawat mencuci tangan
Masukkan jarum infuse ke pasien
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Non Bedah
2. Hemodialisis
PENGGUNAAN ELEKTROKARDIOGRAPH

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Elektrokardiograph adalah alat yang digunakan untuk
merekam gelombang kelistrikan jantung

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam


mengoperasikan dan memelihara elektrokardiograph guna
menjamin keselamatan pasien dan operator yang
menggunakan serta menurunkan biaya perbaikan.
KEBIJAKAN 1. Alat digunakan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
2. Rumah sakit memastikan alat dilakukan kalibrasi dan
perawatan secara berkala

PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan


a. Alat elektrokardiograph lengkap
b. Kapas alkohol/ kapas air
c. Kassa / tissue
2. Lepaskan penutup debu
3. Letakkan alat pada ruang tindakan
4. Perawat mencuci tangan
5. Siapkan kabel sadapan, strap elektroda, chest elektroda,
kertas perekam dan jelly
6. Pasang kabel sadapan pada alat
7. Atur posisi pasien hingga nyaman untuk dilakukan
pemeriksaan
8. Hubungkan alat dengan grounding
9. Hubungkan alat dengan jaringan listrik
10. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol
“ON/OFF” ke posisi ON
11. Lakukan kalibrasi
12. Atur selector pada posisi standar
13. Oleskan alcohol / air dengan kapas pada pasien
secukupnya
14. Pasang strap dan chest elektroda pada kabel sadapan
15. Pasang strap dan chest elektroda pada pasien
PENGGUNAAN ELEKTROKARDIOGRAPH

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
16. Pilih program AUTO atau MANUAL kemudian START
17. Lakukan pemeriksaan
18. Tuliskan nama pasien, nomor rekam medik, tanggal dan
waku pemeriksaan pada lembar kertas hasil pemeriksaan
19. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ke posisi
OFF
20. Lepaskan alat dari jaringan listrik
21. Lepaskan kabel grounding
22. Lepaskan strap dan chest elektroda
23. Bersihkan kabel sadapan, strap elektroda, chest elektroda
24. Simpan kembali pada tempatnya
Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Ruang rawat inap
2. Unit intensif
PEMASANGAN AKSES VENA SENTRAL SUBCLAVIA

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit DIREKTUR RSKIA ANNISA
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Tindakan untuk memasang kateter pada vena subclavia kanan
ataupun kiri dengan tujuan dan indikasi tertentu.

TUJUAN 1. Menyediakan akses masuk yang lebih paten untuk


pemberian cairan, obat-obatan serta onitoring balance
cairan
2. Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas
KEBIJAKAN 1. Monitoring tekanan vena sentral/ central venous pressure
(CVP) untuk menilai balance cairan
2. Apabila pemasangan akses intravena perifer sulit dilakukan
3. Penggunaan antibiotik intravena jangka panjang
4. Pemberian nutrisi parenteral jangka panjang
5. Pemberian obat anti nyeri jangka panjang
6. Pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan phlebitis
bila diberikan secara intravena perifer
7. Kemoterapi
8. Plasmaparesis
PROSEDUR Persiapan Tindakan :
Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan
tindakan yang akan dilakukan, serta risiko yang dapat terjadi

Persiapan Alat :
1. Kit Central Venous Catheter
2. Set pemasangan CVC Steril
3. Set jas operasi steril
4. Sarung tangan steril
5. Lidocain 2%
6. Betadine cair 10%
7. Alkohol 70%
8. Spuit 3 cc, 5 cc dan 10 cc
9. Nacl 0,9% dengan giving set dan threeway
PEMASANGAN AKSES VENA SENTRAL SUBCLAVIA

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
Tindakan :
1. Dilakukan identifikasi daerah penusukan yang akan
dilakukan di V subclavia
2. Dilakukan tindakan aseptic-antiseptik di daerah tusukan
3. Dipasang Drapping
4. Dilakukan infiltrasi anastesi lokal dengan lidocain 2%
5. Dilakukan penusukan ke arah vena subclavia
6. Setelah akses vena didapatkan yang ditandai dengan adanya
aliran darah vena, dimasukkan guiding wire
7. Dilakukan dilatasi dengan dilator. Setelah daerah
penusukan terdilatasi, dilator ditarik kembali
8. Dimasukkan kateter vena sentral melalui guiding wire.
Setelah posisi kateter sudah tepat, guiding wire ditarik
9. Masing-masing lumen di cek kelancaran aliran darah,
kemudian diisi dengan cairan Nacl 0,9%
10. Perdarahan dirawat, dilakukan penjahitan untuk fiksasi
kateter vena sentral
Kemudian luka dirawat dan ditutup
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU
EKSTUBASI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Suatu tindakan melepaskan pipa endotrakea dari trakea
melalui hidung atau mulut

TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi fisiologis pernafasan


2. Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

KEBIJAKAN Pasien yang sudah tidak memerlukan alat bantu nafas dengan
sesuai dengan kapasitas oksigenisasi dan kriteria skrining
kepasitas ventilasi yang adekuat.

PROSEDUR Persiapan Tindakan :


1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan
tindakan yang akan dilakukan, serta adanya risiko dapat
dilakukan reintubasi lagi bila diperlukan
2. Mengajarkan pasien cara batuk dan mengeluarkan sputum
yang efektif
3. Mengevaluasi kembali keadaan pasien apakah memnuhi
kapasitas oksigenisasi dan kriteria skrining kapasitas
ventilasi yang adekuat.
4. Satu jam sebelum dilakukan tindakan, pasien diberikan
injeksi kortikosteroid (Dexamethasone) sebanyak 4-8 mg
(sesuai dengan berat badan pasien).

Persiapan Alat :
1. Set terapi oksigen
2. Trolley emergency berikut obat-obatan emergensi
3. Set ekstubasi
4. Selang kateter dan alat penghisap lendir

Tindakan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
ekstubasi
EKSTUBASI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
2. Setting ventilator bertujuan mendorong sekret ke atas balon
pipa endotrakea ke arah mulut supaya dapat dihisap
3. Posisikan pasien dengan jalan nafas lebih rendah
dibandingkan kaki pasien
4. Menghisap sekret melalui pipa endotrakea (suctioning)
5. Menghisap sejret pada mulut dan hidung
6. Mengempiskan balon endotrakea dengan menggunakan alat
cuffnometer
7. Melepaskan fiksasi pipa endotrakea, sementara pasien
suctioning terus berjalan
8. Pipa endotrakea dilepaskan, sementara selang penghisap
lendir didalam pipa untuk menghisap sisa-sisa lendir saat
pipa ditarik
9. Kemudian diberikan terapi oksigen yang adekuat melalui
masker wajah.

Pasca Tindakan :
1. Observasi tanda vital seperti kesadaran, frekuensi
pernafasan, nadi, tekanan darah, warna kulit, ekspansi dada
dan saturasi oksigen perifer untuk 2-3 jam pertama
2. Periksa analisa gas darah setelah 0,5 – 1 jam paska
ekstubasi
3. Anjurkan dan motivasi pasien untuk latihan batuk yang
adekuat
Chest physioteraphy, nebulizer dan monitoring seefektif
mungkin.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Anastesi dan Reanimasi
2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK INTUBASI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Memasukkan pipa endotrakhea ke dalam trakhea

TUJUAN 1. Membebaskan jalan napas


2. Mempertahankan pernapasan yang adekuat pada kegagalan
pernapasan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :


1. Gagal nafas akut dan kronis
2. Retensi sputum
3. Pasca laringektomi / pharingektomi
4. Obstruksi jalan napas
5. Trauma thorak
6. Cardiac arrest
PROSEDUR Persiapan Pasien :
1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur terlentang dengan kepala hiper ekstensi
3. Informed concern

Persiapan alat dan obat :


1. Laringoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam
keadaan siap pakai
2. Xylocain spray dan jelly dalam tempatnya
3. ETT / OTT dengan berbagai ukuran
4. Magil forcep
5. Spuit dan obat premedikasi
6. Oropharyngeal Airway (OPA) dengan berbagai ukuran
7. Arteri klem
8. Cuff inflator (spuit 20 cc)
9. Stetoscope
10. Alymuzuiger atau alat pengisap sekresi
11. Air Viva (Resusitasi Bag + mask) dan masker oxygen
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK INTUBASI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
12. Sarung tangan steril
13. Plester dan gunting
14. Bengkok
15. Monitor EKG
16. Alat terapi oksigen / ventilator lengkap
17. Suction kateter
18. Obat dan Alat life saving pada trolly emergency

Pelaksanaan :
1. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan harus cuci
tangan
2. Memasang monitor EKG
3. Memberi obat relaksasi dan sedative sesuai program
pengobatan
4. Mengatur posisi datar, kepala ekstensi
5. Memonitor saturasi Oxygen, memberikan oksigen 100%
melalui masker oksigen
6. Mengisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi
berlangsung
7. Dokter melakukan intubasi
8. Mengisi Cuff pipa endotrakhea tube sesudah dokter
melakukan intubasi.
9. Melakukan pengecekan ketepatan posisi endotracheal tube
dengan cara auskultasi
10. Memfiksasi NTT diantara bibir atas dan lubang hidung
11. Memfiksasi OTT di pipi kiri / kanan.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan :


1. ETT setiap 1 minggu (sesuai kondisi pasien)
2. Letakkan punggung tangan diatas mulut untuk menilai cuff
dengan cukup atau mendengar adanya suara kebocoran
3. Usahakan agar tekanan cuff ETT tidak lebih dari 30 cm
H2O
4. Kempiskan cuff secara berkala, minimal tiap 4 jam selama
10 detik untuk mempertahankan sirkulasi daerah trachea
Ganti ubah letak ETT setiap pergantian fiksasi
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU
PEMAKAIAN BED SIDE MONITOR

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit DIREKTUR RSKIA ANNISA
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Bed side monitor adalah alat yang digunakan untuk mengukur
dan menampilkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
diantaranya tekanan darah, gelombang EKG, kecepatan
denyut jantung, kecepatan pernafasan, suhu tubuh, dan
saturasi oksigen
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas
dalam mengoperasikan dan memelihara alat bed side monitor
guna menjamin keselamatan pasien dan petugas serta
menurunkan biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Pasien dengan pengawasan ketat tanda-tanda vital harus
menggunakan monitor pasien

PROSEDUR 1. Siapkan alat dan pastikan kabel power terhubung ke


jaringan listrik dan kabel ground terpasang terminal
grounding, kertas recorder tersedia, sadapan EKG, sadapan
SPO2, sadapan NIBP, dan sadapan temperatur terpasang ke
alat, elektroda
2. Identifikasi pasien
3. Siapkan pasien pada posisi pemeriksaan
4. Pasangkan sadapan pada pasien
5. Tekan tombol POWER
6. Display alat akan menampilkan menu utama yang
menunjukkan oengukuran 5 fungsi yaitu EKG, RESP,
SPO2, BP/NIBP, dan TEMP
7. Tekan tombol RECORDER untuk mencetak hasil
pemeriksaan
8. Atur waktu pengukuran tekanan darah secara berkala (jika
diperlukan)
9. Tekan dan tahan tombol POWER (jika selesai digunakan)
PEMAKAIAN BED SIDE MONITOR

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
10. Alarm berbunyi apabila :
a. Salah satu probe lepas atau tidak berfungsi
b. Hasil pengukuran salah satu fungsi berada di luar
batas minimum dan maksimum
UNIT TERKAIT Unit Intensif (ICU, HCU, IGD)
MENGUKUR TIDAL VOLUME

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Mengukur tidal volume adalah tindakan untuk mengukur
jumlah udara yang masuk ke dalam paru dalam satu siklus
pernapasan

TUJUAN 1. Mengetahui kapasitas paru


2. Menentukan apakah pasien memerlukan penggunaan
ventilator

KEBIJAKAN Dilakukan pasien dengan kelemahan dalam bernapas dan


pasien dengan kegagalan pernapasan

PROSEDUR Persiapan :
1. Pasien
a. Pasien diberitahu penjelasan tentang tujuan tindakan
yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
2. Alat
a. Spirometer lengkap dengan konektor
b. Cuff inflator pada pasien dengan ETT
c. Set pengisap sekresi lengkap dan siap pakai
d. Suungkup muka atau mouth piece pada pasien yang
bernapas spontan
e. Tisu
f. Bengkok

Pelaksanaan :
1. Pada pasien dengan napas spontan
a. Menghubungkan spirometer dengan mouth piece pasien
dan kemudian mengukur Tidal Volume pasien untuk
beberapa kali bernapas
b. Melepaskan spiro dari pasien
c. Mencatat hasil pengukuran TV
2. Pada pasien dengan memakai ETT / ventilator
MENGUKUR TIDAL VOLUME

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
a. Melakukan penghisapan sekresi
b. Menghubungkan spirometer ke ETT, kemudian
membaca TV pasien untuk beberapa kali bernapas
c. Melepaskan spirometer dan ETT dan segera hubungkan
kembali dengan se T.Piece / ventilator
d. Mencatat hasil TV

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :


1. TV diukkur bila pasien sudah ada usaha bernapas
2. Lakukan penghisapan sekresi sebelum pengukuran
Lakukan pengukuran sebelum dan sesudah fisioterapi dada
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- ICU
DEFIBRILASI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Diteapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Defibrilasi merupakan pemberian energi yang bersifat “tidak
sinkron”dalam dosis terapi untuk mengatasi kelainan elektrik
jantung yang mengancam jiwa seperti fibrilasi ventrikel dan
takikardia ventricular tanpa nadi
TUJUAN - Mengembalikan fungsi sirkulasi spontan
- Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan :


1. Takikardia ventricular tanpa nadi (Pulseless Ventricular
Tachycardia) (VT)
2. Fibrilasi ventrikel (Ventricular Fibrilation) (VF)
PROSEDUR Persiapan Tindakan :
Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan
tindakan yang akan dilakukan, serta risiko yang dapat terjadi

Persiapan Alat :
1. Defibrilator
2. Set terapi oksigen
3. Trolley emergency berikut obat-obatan emergensi
4. set intubasi
5. selang kateter dan alat penghisap lendir
6. Jelly

Tindakan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Putar kenop pemilihan energi “Eergy Select” sampai pada
tingkat energi yang diinginkan. Dengan demikian,
defibrilator dalam keadaan aktif.
3. Lepaskan pedal dari tempatnya dengan menggenggam
gagang pedal dan menarik secara tegak lurus
4. Pegang kedua pedal dengan satu tangan, oleskan jelly pada
permukaan kedua pedal
DEFIBRILASI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/2
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
5. Letakkan pedal berlabel “STERNUM” di bagian atas tulang
sternum sejajar garis mis-klavikula kanan, dibawah
klavikula..
6. Letakkan pedal berlabel “APEX” di bawah papila mammae
kiri pasien, sejajar garis anterior-axiliaris
7. Tempel dan oleskan pedal pada kulit untuk
mendistribusikan jelly dan meningkatkan kontak antara
kulit dan pedal. Pertahankan pedal pada satu posisi saja
8. Berikan tekanan sebesar 10-12 kilogram pada pedal
9. Tekan tombol “CHARGE” pada pedal “APEX” atau pada
panel depan defibrilator
10. Ucapkan “AMAN” agar personil medis yang lain
menjauh dari pasien
11. Tunggu sampai pengisian energi selesai, dan tanda
“CHARGER DONE” muncul
12. Tekan dan tahan kedua tombol “SHOCK” pada kedua
pedal secara bersamaan untuk melepaskan energi kepada
pasien

Pasca Tindakan :
1. Observasi tanda vital seperti kesadaran, frekuensi nafas,
nadi, tekanan darah, warna kulit, ekspansi dada dan saturasi
oksigen perifer untuk 2-3 jam pertama
2. Tentukan apakah defibrilasi ulang diperlukan
3. Putar kenop “ENERGI SELECT” ke label “OFF”
4. Bersihkan kedua pedal dan kabel defibrilator dari jelly yang
menempel sebelum dikembalikan ke tempatnya

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Anastesi & Reanimasi


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/3
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
SPO (STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR DIREKTUR RSKIA ANNISA
Tanggal Terbit
OPERASIONAL) PAYAKUMBUH
1 Juli 2022
dr. Geby Susanti
PENGERTIAN Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah tindakan pertolongan
pertama pada orang yang mengalami henti napas karena
sebab-sebab tertentu. RJP bertujuan untuk membuka kembali
jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. RJP
sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan
jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh,
dan sebagainya.

Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk korban pingsan


karena kecelakaan, tidak boleh langsung dipindahkan karena
dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan di tempatnya
sampai petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang
tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan
RJP.
TUJUAN Memberikan bantuan hidup dasar sebagai pertolongan
pertama pada henti jantung nafas sampai datang bantuan
medis

KEBIJAKAN 1. Resusitasi Jantung Paru (RJP) dilakukan pada semua orang


yang mengalami henti jantung paru yang berada di area RS
2. Resusitasi tidak dilakukan pada pasien dengan persetujuan
DNR (Do Not Resucitate) atau persetujuan untuk tidak
dilakukan resusitasi jika pasien mengalami henti jantung
paru
3. Semua petugas yang ada di lingkungan rumah sakit akan
dibekali pelatihan BHD (Bantuan Hidup Dasar) jika perlu
pelatihan BTCLS
PROSEDUR 1. Kaji kesadaran pasien : Panggil sambil meneouk
korban/bayi
2. Jika korban tidak merespon
a. Panggil bantuan, hubungi instalasi gawat darurat
b. Jika sendiri segera lakukan RJP 30 : 2 untuk 2 menit
c. Posisikan korban pada permukaan datar sambil
menopang kepala dan leher
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
2/3
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
3. Buka jalan napas
a. Lakukan maneuver Head Tilt-Chin Lift
b. Buka mulut korban dan periksa adanya benda asing dan
keluarkan benda asing dengan jari telunjuk hanya jika
tampak
4. Berikan bantuan napas
a. Periksa keberasaan napas korban : lihat , dengarkan,
rasakan (10 detik)
b. Letakkan kuping dan kaji diatas mulut dan hidung
korban dan lihat adanya gerakan dada naik dan turun
c. Dengarkan adanya udara yang keluar saat megeluarkan
napas dan hembusan udaranya
5. Pemberian napas mulut-mulut
a. Berikan 2 napas (1 detik/napas) vol 30 ml udara dan
perhatikan kenaikan dada
b. Berikan waktu paru mengempis antar napas
6. Kaji nadi tracheal
a. Raba nadi carotis selama 10 detik
b. Jika tidak teraba nadi atau tidak pasti nadi teraba maka
lakukan RJP
7. Memposisikan tangan pada dada korban
a. Letakkan jari tengah pada puting susu
b. Buat garis lurus antar puting susu dengan jari manis, jari
tengah, dan jari telunjuk
c. Letakkan ketiga jari pada tulang sternum
d. Posisikan jari-jari tegak
e. Angkat jari telunjuk namun posisikan jari tengah dan
jari manis pada sternum
f. Lakukan kompresi dada
8. Teknik kompresi dada yang benar
a. Tekan dada 4-5 cm
b. Sebutkan teknik perhitungan
1 dan 2 dan 3 dan 4 dan 5 dan
1 dan 2 dan 3 dan 10 dan
1 dan 2 dan 3 dan 4 dan 15
1 dan 2 dan 3 dan 20
1 dan 2 dan 3 dan 25
1 dan 2 dan 3 dan 30
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
3/3
RSKIA ANNISA
PAYAKUMBUH
c. Kompresi dada rata-rata dilakukan 100 per menit
d. Berikan 5 siklus 30 kompresi dada diikuti dengan 2
napas
9. Setelah kira-kira 2 menit RJP, Kaji nadi : jika tidak teraba
nadi lakukan ulang RJP
10. Jika nadi ada tetapi napas tidak ada, lakukan napas
bantuan
a. Tiup “ 2 seribu, 3 seribu”
b. Berikan 20 napas bantuan dalam 1 menit
11. Jika napas dan nadi ada, stop RJP
12. Bila napas dan nadi tetap tidak ada lakukan RJP sampai
Anda lelah atau bantuan datang
UNIT TERKAIT - Unit Intensif
- Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai