Disusun Oleh :
Roni Akhirudin
P17320118111
Tingkat 3 C
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama
Pasien mengeluh mual disertai lemas.
b) Keluhan utama saat masuk RS
Dua minggu yang lalu, pasien mengatakan badannya teraasa lemas,
terdapat luka pada bagian leher seperti bisul yang tidak sembuh-sembuh,
kemudian wajahnya bengkak. Sejak saat itu pasien tidak mampu
beraktivitas seperti biasanya, nafsu makannya menurun dan pasien
mengalami kesulitan saat mengunyah dan menelan makanan akibat luka
dan bengkak pada leher. Satu hari sebelum pasien dibawa ke rumah sakit,
pasien mengalami mual dan muntah sebanyak dua kali dengan volume
nasi bercampur air berwarna kekuning-kuningan. Melihat kondisi pasien
seperti itu, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke RS
untuk mendapatkan perawatan.
c) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dikaji, pasien mengatakan mual dan muntah, mual bertambah
ketika mencium bau tidak sedap dan berkurang ketika pasien minum air
hangat, pasien mengatakan mual muntah sebanyak dua kali dengan
volume nasi bercampur air berwarna kekuning-kuningan. Selain itu pasien
mengatakan badannya terasa lemas. Hasil TTV : TD :130/90 mmHg, N :
80x/menit, R : 20x/menit, S : 37 C.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit dengan keluhan yang sama, akan
tetapi tidak sampai dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien. Pasien juga mengatakan keluarganya tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit menular maupun penyakit keturunan.
Keterangan :
: Perempuan : Menikah
: Laki Laki : Anak
: Pasien
d. Pola Aktivitas
1.Personal Hygine
a. Mandi
1x/hari diseka (dibantu
Frekuensi 2x/hari
keluarga)
b. Keramas
Frekuensi 2x/minggu
Belum
c. Sikat Gigi
Frekuensi 2x/hari
2x/hari
2. Nutrisi
a. Makan
Jenis Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Klien tampak lemas
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mmHg N : 80x/menit S : 37 C R :
20x/menit
Antropometri : BB sebelum sakit : 50 kg
BB sesudah sakit : 47 kg
TB : 159 cm
IMT : 18,65
1) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak
terdapat sekret, tidak terdapat sianosis pada bibir jari tangan ataupun jari kaki,
tidak mengggunakan otot bantu pernapasan, bentuk dada simetris, tidak ada
lesi, tidak terdapat retraksi dada, tidak terdapat nyeri tekan pada dada anterior
maupun posterior, ekspansi paru simetris, getaran sama pada kedua sisi saat
taktil premitus, pada saat diperkusi terdapat bunyi resonan disemua lapang
paru, terdengar dullness di ICS 2-5 (jantung), suara vesikuler.
2) Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva merah muda, tidak terdapat edema pada palpebra, tidak ada
distensi JVP, CRT kembali dalam <2 detik, akral teraba hangat, iktus kordis
teraba pada ICS 5 garis midklavikula kiri, irama nadi regular, nadi : 80x/menit,
suara perkusi jantung terdengar dullness di ICS 2-5, S1 dan S2 reguler, tidak
ada bunyi tambahan.
3) Sistem Pencernaan
Bibir lembab, terdapat lesi di bibir, lidah bersih, tidak ada asites pada
abdomen, bising usus 18x/menit, tidak terdengar bruit pada arteri abdominalis,
terdapat nyeri tekan, saat diperkusi terdengar tympani di semua kuadran, tidak
ada pembesaran hati. pasien mengalami kesulitan dalam mengunyah dan
menelan.
4) Sistem Persyarafan
Kesadaran composmentis, GCS:15, E:4, M:6, V:5. pasien dapat mencium bau
minyak kayu putih, pasien dapat membuka dan menutup mata, refleks pupil
mengecil saat diberi rangsangan cahaya, tidak ada gangguan pendengaran,
tidak ada gangguan penglihatan, pasien dapat membedakan benda lembut
maupun kasar.
5) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran tiroid, paratiroid, warna kulit sama dengan sekitar,
terdapat edema pada daerah wajah dan leher, terdapat lesi di bagian leher.
6) Sistem Genitourinoria
Tidak terdapat adanya edema pada palpebra, tidak terdengar adanya bruit pada
arteri renalis maupun arteri abdominalis, tidak terdapat nyeri tekan didaerah
sekitar kandung kemih, tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada nyeri
saat perkusi ginjal, BAK lancar tidak ada keluhan.
7) Sistem Muskuloskeletal
a) Ektremitas atas
Bentuk dan ukuran simetris, warna sama dengan sekitar, pergerakan
(ROM) tangan kanan dan kiri bebas ke segala arah, tidak ada nyeri, tidak
ada fraktur.
b) Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran simetris, warna sama dengan sekitar, pergerakan
(ROM) kaki kanan dan kiri bebas ke segala arah, akan tetapi kakinya terasa
kesemutan, tidak ada nyeri, tidak ada fraktur.
8) Sistem Integumen dan Imunitas
Rambut dan kulit kepala sedikit berminyak, kulit berwarna sawo matang di
seluruh tubuh, akral teraba hangat, turgor kulit kurang baik, terdapat luka di
daerah leher.
9) Wicara dan THT
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, secara verbal maupun non verbal,
pasien dapat membedakan bau-bauan dan dapat mendengar suara dengan jelas.
10) Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, alis berwarna hitam, persebaran merata, konjungtiva
merah muda, sklera putih keruh, pupil mengecil saat diberi rangsang cahaya,
lapang pandang normal, pasien dapat membaca dengan jarak dekat
f. Data Psikologis
1) Status emosi
Emosi pasien terkendali.
2) Kecemasan
Pasien tidak terlihat sedikit cemas.
3) Pola koping
Pasien mengatakan jika ada masalah, ia dapat menyelesaikan masalahnya
dengan cara berdiskusi dengan keluarganya.
4) Gaya komunikasi
Hubungan pasien dengan perawat, tenaga kesehatan, keluarga dan lainnya
terjalin baik, bahasa mudah dimengerti baik berbal maupun non verbal.
5) Konsep diri
a) Body image
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b) Self ideal
Pasien ingin cepat sembuh agar dapat memulai aktivitas seperti biasanya
c) Self identity
Pasien merupakan seorang perempuan dan ia merasa bersyukur atas
kehidupannya
g. Data Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat baik, terlihat dari pasien yang
tampak tidak pernah sendiri dan komunikasi berjalan dengan sebagaimana
mestinya
h. Data Spiritual
1) Makna hidup
Pasien merasa bersyukur atas kehidupannya yang sangat bermakna.
2) Pandangan terhadap sakit
Pasien merasa bahwa sakitnya ini sebagai sebuah ujian dari Allah SWT.
3) Keyakinan akan sembuh
Pasien mengatakan dirinya yakin akan sembuh dan dapat beraktivitas kembali
seperti biasanya.
4) Kemampuan beribadah
Pasien hanya mampu beribadah di tempat tidur saja.
i. Data Penunjang
Tanggal 26 Oktober 2020
2. Analisa Data
Asidosis metabolik
Mual, muntah
BB menurun
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Resistensi insulin
Hiperglikemia
Neuropati perifer
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolisme asam amino dan lemak d.d BB pasien menurun (47 kg)
2. Ketidakstabilan kadar gula darah b.d resistensi insulin d.d GDP 260 mg/dL
3. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status metabolik (neuropati perifer) d.d
terdapat luka dengan diameter 2 cm di leher.
C. PERENCANAAN
Perencanaan
No Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1 Ketidakseimbangan Setelah diberikan 1. Timbang BB setiap hari 1. Dengan menimbang BB dapat
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan mengetahui pemasukan makanan
kebutuhan tubuh b.d selama 2x24 jam yang adekuat
peningkatan diharapkan pasien
metabolisme asam meningkatkan status 2. Asukultasi adanya bising usus, 2. Hiperglikemi dapat menurunkan
amino dan lemak nutrisi dengan baik catat adanya nyeri abdomen, motilitas atau fungsi lambung
DS : dengan kriteria hasil : mual, dan muntah
- Pasien
- Pasien tidak 3. Libatkan keluarga pada 3. Memberikan informasi kepada
mengatakan BB
mengalami mual perenecanaan makanan sesuai
menurun keluarga untuk memenuhi nutrisi
muntah indikasi
- Pasien pasien
- Status gizi kembali
mengatakan
normal 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Bermanfaat dalam perhitungan
nafsu makannya
- Asupan nutrisi dan dalam pemberian nutrisi pasien dan penyesuaian diit untuk
menurun
cairan dalam batas memenuhi kebutuhan pasien
- Pasien mual
normal
muntah sebanyak
- Tidak terjadi 5. Kandungan dari obat ranitidin
dua kali 5. Kolaborasi dengan dokter dalam
penurunan BB akan menghambat sekresi asam
pemberian obat Ranitidine 50
DO : lambung berlebih
mg
- Pasien tampak
lemas 6. Berikan penkes mengenai diit
- BB : 47 kg pada pasien DM 6. Pasien DM rentang terjadi
2 Ketidakstabilan Setelah diberikan 1. Monitor kadar gula darah 1. Dengan memonitoring gula darah
kadar gula darah b.d asuhan keperawatan dapat mengetahui adakah
resistensi insulin selama 2x24 jam penyimpangan kadar gula darah
DS : Pasien diharapkan kestabilan dari batas normal
mengeluh lemas, glukosa darah
sering merasa haus meningkat dengan 2. Monitor tanda dan gejala 2. Dengan mengetahui tanda dan
DO : kriteria hasil : hiperglikemia (poliuria, gejala hiperglikemia dapat
- Pasien tampak polidipsi, polipagi, kelemahan, dilakukan tindakan yang tepat
- Pasien tampak
lemas malaise, dll)
segar
- Mulut kering
- Mulut lembab
- Hasi GDS : 296 3. Monitor intake dan output 3. Untuk mengetahui keseimbangan
- Pasien dapat input dan output cairan
mg/dL cairan
mengontrol kadar
GDP : 260 mg/dL gula darah 4. Berikan asupan cairan oral
4. Mencegah terjadinya dehidrasi
5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Insulin dapat mengontrol kadar
insuline Novorapid 6 unit 3x1 gula darah, membantu
hari memperbaiki produksi insulin
dalam tubuh
3 Kerusakan integritas Setelah diberikan 1. Observasi luka secara 1. Adanya kemerahan dan pus
kulit b.d perubahan asuhan keperawatan komprehensif menandakan area sirkulasi yang
status metabolik selama 2x24 jam buruk
(neuropati perifer) diharapkan kondisi
DS : luka pasien membaik 2. Observasi TTV 2. Mengetahui keadaan umum
- Pasien dengan kriteria hasil : pasien
mengatakan
- Luka membaik
terdapat luka di 3. Jaga kulit agar tetap bersih dan 3. Kulit kotr dan basah merupakan
- Kemerahan (-)
leher kering media yang baik untuk
- Edema (-)
DO : pertumbuhan mikroorganisme
- Tidak terjadi
- Luka di leher
nekrosis
dengan diameter 4. Lakukan perawatan luka dengan 4. Teknik steril dalam perawatan
2 cm teknik steril luka dapat mencegah atau
- Luka tampak mengontrol luka dari infeksi
kemerahan
- Terdapat edema 5. Kolaborasi dalam pemberian
- GDS : 296 mg/dL insuline Novorapid 6 unit 3x1 5. Insulin dapat mengontrol kadar
- GDP : 260 mg/dL hari gula darah, membantu
memperbaiki produksi insulin
dalam tubuh
D. PELAKSANAAN
E. CATATAN PERKEMBANGAN
31/10/2020 1 1. Menimbang BB setiap hari S : - Pasien mengatakan masih terasa mual Roni
07.00 - Keluarga paham apa yamg didiskusikan
dengan perawat
2. Memeriksa bising usus, O : - Terdapat nyeri tekan pada abdomen
adanya nyeri abdomen, mual, - Bising usus 18x/menit
dan muntah - Makan habis 3/4 porsi
- Pasien bersedia minum obat Ranitidine
3. Melibatkan keluarga pada
50 mg
perenecanaan makanan
- BB pasien 47 kg
sesuai indikasi
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4. Berkolaborasi dengan ahli
I : - Menimbang BB setiap hari
gizi dalam pemberian nutrisi
- Memeriksa bising usus, adanya nyeri
pasien
abdomen, mual, dan muntah
- Memberikan obat Ranitidine 50 mg
5. Memberikan obat Ranitidine
sesuai order dokter
50 mg sesuai order dokter
- Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian nutrisi pasien
E : - BB pasien 47 kg
- Bising usus 16x/menit
- Pasien bersedia minum obat Ranitidine
50 mg
- Makan habis 1 porsi
- Tidak ada nyeri tekan
- Pasien mengatakan mualnya berkurang
31/10/2020 2 1. Memonitoring kadar gula S : Pasien mengatakan badannya lebih segar Roni
darah dari kemarin
2. Memonitoring tanda dan O : - Pasien tampak segar
gejala hiperglikemia - GDS : 200 mg/dL
(poliuria, polidipsi, polipagi, - GDP : 180 mg/dL
kelemahan, malaise, dll) - Mulut lembab
3. Memonitoring intake dan A : Masalah belum teratasi
output cairan P : Intervensi dilanjutkan
4. Memberikan asupan cairan I : - Monitor kadar gula darah
oral - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(poliuria, polidipsi, polipagi, kelemahan,
5. Memberikan insuline
malaise, dll)
Novorapid 6 unit 3x1 hari
- Monitor intake dan output cairan
sesuai anjuran dokter
- Berikan asupan cairan oral
- Kolaborasi dalam pemberian insuline
Novorapid 6 unit 3x1 hari
- Anjurkan kepatuhan terhadap diit dan
olahraga
E : - GDS : 180 mg/dL
- GDP : 140 mg/dL
- Obat Insulin Novorapid 6 unit masuk
melalui SC
31/10/2020 3 1. Mengobservasi TTV S : Pasien mengatakan luka di lehernya lebih Roni
2. Memberikan insulin nyaman setelah dilakukan perawatan luka
Novorapid 6 unit sesuai order O : - TD : 120/80 mmHg, N : 86x/menit
dokter R : 20x/menit, SS : 36,8 C
3. Mengobservasi luka secara - Luka tampak kering, sedikit kemerahan
komprehensif - Pasien bersedia diberikan insulin
4. Melakukan perawatan luka novorapid 6 unit, masuk melalui SC
dengan teknik steril - Pasien bersedia dilakukan perawatan
5. Menjaga kulit agar tetap luka, luka tampak bersih dan kering
bersih dan kering A : Masalah belum teratasi
6. Memberikan penkes tentang P : Intervensi dilanjutkan
cara perawatan luka I : - Memberikan insulin Novorapid 6 unit
sesuai order dokter
- Melakukan perawatan luka dengan
teknik steril
- Menjaga kulit agar tetap bersih dan
kering
- Memberikan penkes tentang cara
perawatan luka
E : - Pasien bersedia diberikan insulin
novorapid 6 unit, masuk melalui SC
- Pasien bersedia dilakukan perawatan
luka, luka tampak bersih dan kering
- Pasien dan keluarga memahami cara
perawatan luka
F. EVALUASI