Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PENERAPAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Oleh :
1. Azzahra Lisa Rahmadhani P17210223054
2. Adelia Ayu Widiyaningsih P17210223062
3. Syifa Azahra Irawan P17210223061
4. Dhini Anggie Diah Ningsih P17210223067
5. Verina Lutfiah Kurniawati P17210223069
6. Lintang Roisyatuliza Mauliana P17210223089
7. Elva Maria Fauzia P17210223093
8. Anisatul Khoiriyah P17210223099
9. Putri Yulistin Ayu Ardhana P17210223100
10. Putri Nur Cahyati P17210223104

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES


MALANG
PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG 2022

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan
(Hidayat, 2007).
Proses keperawatan yaitu metode di mana suatu konsep diterapkan di dalam praktik
keperawatan.
“Proses keperawatan merupakan inti dan dasar dari keperawatan, yang berarti pusat
dari tindakan keperawatan, dapat digunakan pada setiap pengaturan pelayanan.”
Proses keperawatan fleksibel, adaptable dan dapat disesuaikan dengan jumlah variabel
secara terstruktur yang memberikan suatu landasan yang dapat diikuti dengan tindakan-
tindakan keperawatan sistematik (Yura dan Walsh, 1983).
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan (Hidayat,
2007).
Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susuan dan mengukur apakah
teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu
diselidiki (Depkes RI, 1989).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sikap anda dalam melakukan perawatan kateter sesuai dengan
konsep keperawatan dan paradigma keperawatan ?
2. Bagaimana anda memandang klien anda berdasarkan konsep manusia pada
paradigma keperawatan?
3. Hal apasaja yang harus anda perhatikan dalam merawat pasien tersebut ?
4. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi derajat sehat atau sakit klien
tersebut ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah pengkajian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan
tentang falsafah keperawatan dan paradigma keperawat, yang nantinya dapat diterapkan
didunia medis dan menjadi pedoman untuk mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sikap seorang perawat dalam melakukan perawatan kateter sesuai dengan konsep
keperawatan dan paradigma keperawatan.
Klien atau pasien yang datang kepada kita tentu memiliki masalah-masalahnya
tersendiri. Nah pada falsafah dan paradigma keperawatan masalah klien dibagi menjadi
tiga yakni ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas tertentu, tidak mau dilakukan
tindakan dan ketidaktahuan. Dalam kasus ini klien pada tahap tidak tahu, jadi sebagai
perawat harus memberi edukasi bahwa pemasangan kateter akan dilakukan di ruangan
yang tertutup dan dengan prosedur yang tepat dan tentu dengan perawat yang
profesional walaupun perawat perempuan yang akan merawatnya, sebenarnya pasien
tidak perlu khawatir karena sudah ada prosedur tindakan yang tepat dan tuntutan untuk
profesional dalam setiap langkah melakukan tindakan.
Seharusnya sebagai seorang perawat yang pertama kali dilakukan adalah
memperkenalkan diri kemudian menjelaskan tentang prosedur pemasangan kateter.
Serta tidak lupa menenangkan pasien untuk tidak banyak bergerak serta mengedukasi
bahwa pemasangan kateter tidak akan terlalu sakit. Kmudian dilanjutkan dengan
melakukan tindakan yang baik dan tepat serta professional, tidak boleh terbawa suasana
dan fokus.

2.2 Seorang perawat memandang klien berdasarkan konsep manusia pada paradigma
keperawatan.
Manusia adalah klien yang menerima pelayanan keperawatan bisa dalam bentuk
individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Di sini manusia dipandang sebagai
makhluk hidup, makhluk psiko, makhluk sosial, dan makhluk spiritual. Seorang perawat
harus dapat mengetahui berbagai karakteristik serta kebutuhan dasar masing-masing
kliennya. Dengan begitu, pelayanan keperawatan akan tepat sasaran.

Dalam falsafah keperawatan memandang manusia yakni sebagai makhluk


individu yang membutuhkan biopsikologi, psikologi, sosiologi, spiritual yang unik
sehingga kita sebagai perawat harus bisa berusaha untuk memenuhi semuanya seperti
bio psikologi mempelajari karakteristik, kemudian psikologis kebutuhan mentalnya, jadi
saat kita melakukan tindakan tidak boleh menjatuhkan mental dari klien tersebut namun
kita harus sabar, tenang serya harus menyesuaikan bagaimana atau apa yang dibutuhkan
oleh klien pada saat itu. Kebutuhan spiritual misalnya kita ajarkan berdoa sebelum
tindakan atau menyediakan waktu dan tempat untuk beribadah, dll.
Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang butuh bantuan untuk
mencapai kesehatan yang optimal, perawat sebagai perantara atau seseorang yang yang
diberi amanah untuk menjadi jembatan agar klien tersebut bisa mencapai tujuannya
yakni sembuh atau sehat. Manusia juga sebagai makhluk yang unik, adaptif dan holistic.
Pada tahap adaptif makhluk atau manusia pasti perlu waktu untuk beradaptasi maka dari
itu kita sebagai perawat harus bisa memberi kenyamanan pada setiap klien tanpa
membeda bedakannya.

2.3 Hal hal yang harus seorang perawat perhatikan dalam merawat pasien tersebut.
→ Hal yang harus diperhatikan dalam merawat pasien tersebut yaitu:
-Mencuci area kulit disekitar area pemasangan kateter dengan sabun yang
lembut dan air, minimal 2 kali sehari, lalu keringkan dengan handuk bersih
-Cuci tangan dengan air hangat, sebelum dan sesudah menyentuh kateter
-Pastikan tubuh terhidrasi secara baik, dengan minum air secukupnya
sehingga urin yang dihasilkan tetap berwarna jernih
-Hindari kejadian konstipasi, dengan cara menjaga tingkat hidrasi tubuh dan
mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah dan sayur
-Dilarang mengoleskan lotion atau bedak ke area di sekitar kateter[2,3,7]

Pasien juga harus diedukasi mengenai cara mengosongkan dan mengunci


kembali katup dari kantung urin, Kantung urin harus diganti, paling lama 7 hari
setelah pemasangan.

Jika menggunakan kateter indwelling, maka harus diganti dengan yang baru
paling lama 3 bulan setelah pemasangan. Penggantian harus dilakukan oleh
dokter atau perawat.

Pasien diminta untuk hidup secara normal meski terpasang kateter urin.
Kateter dan kantong urin dapat diletakan di dalam baju atau celana yang
dikenakan, sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk bekerja,
berolahraga, bahkan berenang.

Dokter juga harus mengedukasi pasien mengenai tanda dan gejala bila
terjadi masalah pada kateter yang terpasang, dan segera berobat ke fasilitas
kesehatan terdekat bila tanda dan gejala tertentu, antara lain:

• Permasalahan pada kateter, misalnya kateter tersumbat sehingga urin


keluar dari orificium urethra externum, terdapat bercak darah atau batu pada
kateter,, keluar darah dari kateter ke kantong urin, perdarahan di sekitar selang
kateter, urin bocor dalam jumlah banyak di sekitar selang kateter, atau kateter
terlepas
• Terdapat gejala infeksi saluran kemih bawah seperti, nyeri perut bawah,
demam atau menggigil, dan urin menjadi keruh serta berbau menyengat
• Kondisi patologis lain, misalnya bengkak pada uretra di sekitar selang
kateter, spasme kandung kemih, atau urin yang keluar hanya sedikit atau tidak
sama sekali, meskipun sudah minum cukup air.
→ Perawatan Kateter yang Tepat
1. Kebersihan Kateter
Area di sekitar kateter perlu dibersihkan secara perlahan sebanyak 2 kali
sehari dengan sabun dan air. Bersihkan juga kotoran dan krusta atau kerak yang
terbentuk pada kateter atau daerah di sekitar kateter, lalu ganti perban atau
plester kateter setiap kali kateter dibersihkan. Pastikan letak dan fiksasi kateter
terjaga tetap baik setiap kali membersihkan kateter.
2. Pengosongan Kantung Urine atau Botol Drainase Secara Berkala
Buka katup saluran keluar urine pada kantung urine atau botol drainase, lalu
buang urine ke dalam toilet. Bilas kantung urine atau botol drainase
(penampung) dengan air mengalir, lalu tutup kembali saluran keluar urine.
3. Kebersihan Kantung Urine atau Botol Drainase
Bersihkan kantung urine atau botol drainase setiap hari pada malam hari.
Ganti kantung urine setiap 10 hari dan pastikan kantung telah dikemas dengan
baik sebelum dibuang.
4. Hal Lain untuk Diperhatikan
Pastikan posisi kantung urine selalu berada di bawah kandung kemih.
Hindari menekuk selang kateter dan cuci tangan sebelum dan sesudah
memegang kateter. Selang kateter diganti setiap bulan.

2.4 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi derajat sehat atau sakit


klien tersebut.
Faktor penyebab utama dari kasus yang dialami klien tersebut adalah
kecelakaan yang merupakan faktor eksternal dari derajat sakit, kemudian pasien
merasa malu saat dipasang kateter oleh perawat perempuan adalah faktor
internal dari klien. Selain itu faktor faktor yang mempengaruhi derjat sehat/sakit
klien tersebut yaitu dari faktor lingkungan atau pola hidup klien, dari faktor
pelayanan kesehatan juga bisa mempengaruhi derajat kesehatan klien

Faktor umum yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang


adalah perkembangan, sosial kultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang
terhadap dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan. Diketahui bahwa
pemasangan kateter merupakan salah satu saranan masuknya bakteri atau
mikroorganisme dalam tubuh. Penggunaan kateter urine dapat memperbesar
kejadian infeksi yang berakibat fatal hingga kematian (Harisson SC et al. 2017).

Maka dari itu perlulah melakukan perawatan kateter untuk mengurangi


masalah tersebut.
BAB II
SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan
Dari uraian-uraian yang telah disampaikan pada makalah ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia
dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek
keperawatan (Hidayat, 2007).
2. Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susuan dan
mengukur apakah teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (Depkes RI, 1989).
3. Proses keperawatan yaitu metode di mana suatu konsep diterapkan di dalam
praktik keperawatan.

“Proses keperawatan merupakan inti dan dasar dari keperawatan, yang


berarti pusat dari tindakan keperawatan, dapat digunakan pada setiap
pengaturan pelayanan.”

1.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan para pembaca
bisa memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik
lagi dalam penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai