Keamanan Pangan
Pangan
Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah
yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,
dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
PP Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 1 ayat (2)
Ttg Ketahanan Pangan & Gizi
2
Variasi Pangan
• Pangan Segar
Pangan yang belum mengalami pengolahan yang
dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat
menjadi bahan baku pengolahan Pangan.
• Pangan Olahan
Makanan atau minuman hasil proses dengan cara
atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan
tambahan.
• Pangan Olahan Siap Saji
Makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan
siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau
di luar tempat usaha seperti Pangan yang disajikan
di jasa boga, hotel, restoran, rumah makan,
kafetaria, kantin, kaki lima, gerai makanan keliling
(food truck), dan penjaja makanan keliling atau
usaha sejenis.
Keamanan
Pangan
Upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan tiga cemaran,
yaitu cemaran BIOLOGIS, KIMIA, dan FISIK
yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat
sehingga aman untuk dikonsumsi.
3/1/2022 4
CEMARAN /
KONTAMINAN
5
Mengapa Bahaya Biologi, Kimia atau
Fisik terdapat dalam Pangan ?
6
7
Komisi pengatur regulasi
dan legislasi pangan tiap
negara.
• Codex Alimentarius Commission
(CAC) Internasional
• Food and Drug Administration (FDA)
Amerika
• European Commission (EC) Eropa
• Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) Indonesia
• dsb
MASALAH UTAMA
KEAMANAN PANGAN
1. Cemaran mikroba karena rendahnya kondisi higiene dan sanitasi.
2. Cemaran kimia karena bahan baku yang sudah tercemar
3. Penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan
4. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) melebihi batas
maksimum yang diizinkan
Tahapan Pengamanan Pangan
Pemilihan Penyimpanan Pengolahan Penyimpanan Pengangkutan Penyajian
Bahan
• Pengecekan • Simpan dalam • Terlindung dari • Untuk mencegah • Wadah bersih • Alat saji dalam
secara fisik keadaan bersih, kontak langsung pertumbuhan dan tertutup keadaan bersih,
(Bentuk, bila perlu dengan tubuh mikroba dan • Alat angkut baik, dan aman
warna, bau, dibungkus untuk penjamah. bakteri bahan makanan • Penyaji selalu
kesegaran) menghindari • Pengolah • Mengawetkan tertutup menjaga
• Bahan pencemaran makanan harus makanan • Alat angkut kebersihan diri
makanan • Pisahkan bahan sehat • Mencegah bersih dan bebas dan pakaian
terbebas dari mentah & • Cara mengolah kontak dengan serangga. • Teknik
zat asing yang matang. yang baik hama • Jalur penyajian yang
tidak • Jauhkan dari • Tempat/ alat • Tempat harus pengangkutan baik untuk
diperlukan jangkauan mengolah bersih bersih. bersih dan aman. meningkatkan
serangga & Tikus & higenis • Suhu sesuai daya tarik
kebutuhan
Pemilihan
Bahan
Baku o Pemilihan bahan merupakan bagian awal dari
Makanan kegiatan food safety
o Pada tahapan ini dilakukan Pengecekan Bahan
baku / bahan dasar makanan secara fisik
(bentuk, warna, bau, dan kesegaran)
o Bahan baku harus terlindungi / bebas dari zat
asing yang masuk dalam makanan
3/1/20XX
Proses, cara, dan/atau kegiatan
Penyimpanan menyimpan Pangan, baik pada
Pangan sarana Produksi maupun distribusi.
12
o Penyimpanan sangat mempengaruhi kualitas bahan
makanan.
Penyimpanan o Penyimpanan yang tidak benar dapat menimbulkan
Bahan kerusakan seperti tercemar bahan
fisik/kimia/biologis
Makanan (1) o Penyimpanan yang baik dapat menghindari
kerusakan mekanik akibat tekanan, benturan,
gesekan, dan lain-lain.
o Simpan dalam keadaan bersih, bila perlu dibungkus
untuk menghindari pencemaran
o Pisahkan bahan mentah & matang.
o Jauhkan dari jangkauan serangga, tikus, dan
binatang lainnya
13
Penyimpanan Setiap bahan makanan harus mendapatkan perlakuan yang
berbeda-beda, dengan suhu dan kelembaban yang berbeda
Bahan terutama saat di simpan di dalam gudang.
Dry storage merupakan gudang untuk menyimpan bahan
Makanan (2) makanan dalam kemasan, makanan dalam kaleng, plastik,
kardus, botol, atau bahan makanan kering lainnya. Dry
storage biasanya dipertahankan pada suhu antara 18°C-38°C.
Cold storage merupakan gudang penyimpanan yang tersedia
untuk bahan makanan yang mudah rusak (perishable) dan dairy
products, seperti telur, mentega, daging, dan susu. Bahan
makanan akan terjaga jika disimpan pada suhu antara -1°C
sampai -7°C. Di dalam cold storage, bahan makanan harus
diletakkan pada rak yang terpisah, karena jika disatukan, dapat
menyebabkan terjadinya kontaminasi yang berakibat pada
kerusakan bahan makanan.
Freezer storage merupakan gudang penyimpanan dengan suhu
-18°C atau lebih rendah. Freezer digunakan untuk menyimpan
berbagai jenis daging dan frozen food, dan es krim yang
dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama.
14
Penyimpanan
didalam Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
15
Tabel Temperatur Penyimpanan Bahan Makanan
16
Penyimpanan makanan kering
17
Pengolahan Makanan
o Proses mengubah bahan baku menjadi makanan matang dan siap santap.
o Yang perlu diperhatikan dalam pengolahan makanan:
o Penjamah makanan :
• Tidak menderita penyakit mudah menular : batuk, pilek, influenza, diare,
penyakit menular lainnya. Menutup luka (luka terbuka, bisul, luka lainnya).
• Selalu menjaga Kebersihan diri dan lingkungan.
• Membiasakan mencuci tangan dengan sabun
• Perilaku saat melakukan kegiatan penangan makanan (tidak menggaruk
rambut dll, tidak merokok, tidak menyisir, dll
• Penampilan selalu rapi dengan APD
o Bahan baku makanan dan alat yang digunakan
o Lingkungan tempat pengolahan makanan
18
Penyimpanan Makanan yang disajikan panas harus tetap disimpan pada suhu di atas 60
°C
Makanan
Makanan yang akan disajikan dingin disimpan pada suhu di bawah 4 °C
Makanan yang akan disajikan lebih dari 6 jam dari waktu pengolahan
harus disimpan pada suhu di bawah 4 °C atau dalam keadaan beku 0 °C
Makanan yang akan disajikan kurang dari 6 jam dapat diatur suhunya
dengan suhu ruangan asal makanan segera dikonsumsi
Hindari suhu makanan antara 24-60 °C, karena suhu tersebut merupakan
suhu terbaik untuk pertumbuhan bakteri patogen dan puncak optimalnya
pada suhu 37 °C
19
Pengangkutan
Makanan
o Kendaraan pengangkut disediakan khusus dan tidak
bercampur dengan bahan lain
o Makanan yang diangkut dari tempat pengolahan ke tempat
penyajian harus dipertahankan suhunya.
o Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing. Isi
makanan juga jangan terlampau penuh untuk mencegah
timpah.
o Wadah harus mempunyai tutup yang rapat dan tersedia
lubang hawa (ventilasi) untuk makanan panas.
o Wadah yang digunakan harus utuh, kuat, dan ukurannya
memadai dengan makanan yang ditempatkan.
o Wadah juga jangan sampai yang berkarat atau bocor.
Selama perjalanan wadah tidak dibuka sampai di tempat
penyajian
o Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya
dalam keadaan tetap panas 60 °C atau tetap dingin 4 °C
20
Penyajian Makanan
Makanan yang disajikan harus sudah teruji secara klinis sehingga layak dikonsumsi.
o Lakukan uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan
menggunakan 5 indera manusia yaitu dengan melihat penampilan, meraba tekstur,
keempukan, mencium aroma, mendengar bunyi misal telur, dan menjilat rasa.
o Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan apabila dalam waktu 2
dua jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan, makanan tersebut dinyatakan aman.
o Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran makanan baik kimia, logam
berat maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel makanan yang diambil
mengikuti standar prosedur yang benar dan hasilnya dibandingkan dengan standar yang
telah baku.
Penyaji selalu menjaga kebersihan diri dan pakaiannya.
Teknik penyajian makanan agar memberikan keindahan pada makanan yang disajikan,
menambah estetika dan nilai jual, serta menambah selera makan.
21
Pasal 4 ayat
(1) PP No. 86 Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan
atau proses Produksi Pangan, Penyimpanan
tahun 2019 Pangan, Pengangkutan Pangan, dan/atau
Peredaran Pangan wajib:
tentang a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan dan/atau
Keamanan keselamatan manusia.
Pangan
Pangan
Olahan
Perhatikan label pada kemasan
untuk setiap bahan pangan
olahan
Zat racun yang bekerja dengan sangat cepat dan sering dimanfaatkan
untuk membasmi hama dan serangga.
Sianida memiliki bau seperti almond dalam konsentrasi tertentu.
Namun, sedikit racun sianida tidak selalu mengeluarkan bau, tetapi dapat
mematikan.
Sianida dalam
makanan
Secara alami, ada beberapa bahan makanan
yang menghasilkan sianida dosis rendah seperti
Singkong, Kacang lima, kacang merah, bayam,
kedelai, rebung, tapioka, kecambah millet dan
almond.
Nitrit merupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan (BTP) yang penting,
terutama dalam pengolahan produk daging olahan. Nitrit banyak digunakan sebagai
pengawet pada berbagai jenis daging olahan seperti sosis, kornet, nugget dan
lain-lain.
Nitrit mengoksidasi zat besi dalam hemoglobin darah dari ferrous iron (Fe2+) ke ferric
iron (Fe3+). Senyawa yang dihasilkan, methemoglobin, yang tidak dapat membawa
oksigen dan dapat menyebabkan kondisi kekurangan oksigen pada darah yang disebut
methemoglobinemia.
Konsumsi natrium nitrit yang berlebihan dapat menimbulkan efek yang
membahayakan bagi kesehatan. Natrium nitrit dapat berikatan dengan amino atau
amida dan membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogenik (Silalahi, 2005).
FORMALIN
Larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Digunakan sebagai pengawet.
Digunakan sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan )
Aplikasi
Formalin dalam
Makanan
Digunakan sebagai pengawet agar
makanan tidak cepat membusuk
Bahaya
Formalin
Gangguan Pencernaan
Mual, Muntah, Nyeri Perut, Luka /
Ulkus di lambung
Gangguan Pernafasan
Iritasi hidung hingga tenggorokan.
Kerusakan Ginjal
Resiko Kanker
Rhodamin B
AMAN ?
INI KENAPA ???
WASPADA
FOOD ALLERGIES
• 160 jenis pangan menyebabkan alergi
• 90 % disebabkan oleh :
• Susu
• Telur
• Ikan
• Kerang – kerangan
• Kacang
• Gandum
• Produk makanan kedelai
SUMMARY
• Keamanan pangan harus dimulai dari hulu (pemilihan bahan)
sampai hilir (Penyajian makanan)
• Pemeriksaan bahaya pada makanan paling sederhana dapat
dilakukan dengan uji organoleptic.
• Informasi bahan pangan yang dipergunakan harus jelas.
• Uji laboratorium diperlukan untuk makanan yang disajikan
bagi tamu VIP/VVIP dan/atau untuk konsumsi massal.
• Perlu ada Kerjasama dengan instansi terkait untuk keamanan
pangan, khususnya dengan dinas kesehatan/BPOM.
3/1/20XX 48
Perlakukan semua tamu
atau pengunjung
sebagai VVIP, sehingga
standar yang
diterapkan adalah
standar VVIP
49
AMANKAN PANGAN DARI BAHAN BERBAHAYA
50
Terima Kasih