Primary production
AMAN
Agriculture inputs production
HACCP
Hazard Analysis and Critical Control Points
SISTEM HACCP
CCP
Pemantauan CCP
Penyimpangan
Tindakan Koreksi
Verifikasi
Dokumentasi
Titik Kritis makanan siap saji
1. Bahan Baku
Selama rantai produksi (raw material), bahan
tambahan (food additive) dan bahan penolong
(processing aid) dari mulai penerimaan bahan baku,
penanganan pengolahan, penyajian atau
pengangkutan, bahan dan makanan harus terlindungi
dari kemungkinan adanya kontaminasi dari debu,
hama, peralatan yang tidak bersih, pekerja dan lain-
lain.
Inspeksi Penerimaan Pangan
Periksa kualitas dan keamanan bahan baku
/pangan mentah yang diterima :
– Segar
– Kondisi baik
– Bahan tambahan pangan (BTP) yang
digunakan sesuai regulasi
– Tolak:
Kemasan pecah/rusak
Pangan dengan indikasi
terdapat benda asing
Contoh :
Tepung terigu yang digunakan hrs di cek secara
• Makanan sisa
Pemanasan paling tidak sampai suhu
74°C
– Saus, sup dan gravies harus
didihkan.
Pemasakan
Pemasakan dengan microwave.
– Jika pemasakan dilakukan dengan microwave maka bahan
pangan harus dirotasi untuk meratakan pemanasan.
Pemasakan di industri pangan.
– Pemasakan yang ditujukan untuk mensterilkan bahan pangan
harus dilakukan sedemikian rupa berdasarkan cara pengolahan
pangan yang baik.
Pemasakan stuffing (isi).
– Bahan pangan yang akan
dimasukkan ke dalam karkas
sebagai isi, harus dimasak paling
tidak pada suhu 74°C.
Pemanasan Ulang
Makanan yang berpotensi mengandung
mikroba patogen,yang telah dimasak dan
disimpan pada refrigerator, harus dipanaskan
sehingga makanan mencapai suhu 74°C dalam
waktu 1 jam.
Pemanasan ulang cukup diperlukan untuk
membunuh mikroba patogen yang mungkin
ada setelah makanan dimasak.
Peralatan untuk memanaskan makanan pada
saat dihidangkan, tidak dapat digunakan untuk
tujuan pemanasan ulang.
Pemanas uap yang diletakkan di meja boleh
digunakan untuk tujuan pemanasan makanan
dingin.
Pendinginan
Pendinginan makanan merupakan hal yang
penting karena pendinginan yang tidak benar
dapat menyebabkan keracunan pangan.
Pendinginan yang dillakukan secara cepat
akan mencegah pertumbuhan bakteri
patogen.
Makanan yang berisiko tinggi harus didinginkan
dari suhu 60°C sampai mencapai suhu 7°C
dalam waktu 4 jam.
Tempatkan makanan pada wadah dengan
permukaan yang luas, dan tempatkan
makanan dalam jumlah kecil.
Pendinginan
Contoh waktu yang diperlukan untuk mendinginkan air dari suhu 60°C
sampai 7°C
– Kedalaman 5 cm = 2 jam
– Kedalaman 20 cm = 32 jam
– Pendinginan dapat dilakukan dengan pengadukan yang disertai
perendaman wadah yang berisi makanan tersebut, dalam es.
Jika dilakukan pendinginan dalam refrigerator, jangan tempatkan
makanan panas berdekatan.
Wadah yang berisi makanan panas jangan ditutup rapat untuk
memudahkan sirkulasi udara.
Penyimpanan Suhu Dingin
Industri Pangan Siap Saji (IPSS) harus memiliki
fasilitas pendinginan yang cukup untuk menyimpan
bahan pangan yang berisiko tinggi.
Fasilitas pendingin harus dilengkapi dengan
termometer yang dapat mengukur suhu secara
akurat.
Makanan berisiko tinggi harus segera didinginkan
setelah pemasakan yang dapat dilakukan dengan
pengadukan, menyebarkan pada loyang,
mensirkulasikan air di bagian luarnya sehingga
makanan tersebut dapat mencapai suhu 4°C dalam
waktu 4 jam.
Bahan beku harus disimpan dalam keadaan beku
dan disimpan pada suhu -18°C atau di bawahnya.
Es yang akan digunakan untuk konsumsi tidak boleh
digunakan untuk tujuan pendinginan makanan.
Es yang digunakan untuk mendinginkan makanan
tidak boleh digunakan untuk konsumsi.
Penyimpanan Makanan Panas
Industri Pangan Siap Saji (IPSS) harus memiliki
fasilitas penyimpanan makanan panas untuk
makanan- makanan yang disajikan panas.
Fasilitas harus dilengkapi dengan termometer
yang dapat mengukur suhu secara akurat.
Kisaran suhu
berbahaya 5 – 60oC
Peralatan Etalase
Makanan yang disimpan dalam etalase harus
terlindungi dari kontaminasi dengan cara dikemas,
atau menggunakan wadah yang dapat dibersihkan
dengan mudah, memasang pelindung pada bar salad
atau dengan cara lainnya.
Fasilitas etalase untuk menyimpan makanan dingin
atau panas harus tersedia cukup memadai.
Transportasi makanan
Selama transportasi, makanan dan peralatan makanan harus
disimpan dalam wadah tertutup untuk melindungi dari
kontaminasi.
Makanan dalam kemasan aslinya tidak perlu dikemas ulang,
jika kemasannya belum rusak.
TIP’S PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI YANG BAIK DI IPSS (BADAN
POM)
or going rancid.
Artificial sweeteners – increase the sweetness.
Emulsifiers – stop fats from clotting together.
Food acids – maintain the right acid level.
Colours – enhance or add colour.
Role of Ingredients/Recipes in the Fast-food Industry
sweetner
Caramel Color: the most common color
additive
Monosodium Glutamate: the most common
flavor enhancer
Niacin: the most common nutrient
Sugar and Sodium is also used as a food
ingredient.
Some of the Common Chemicals
found in Fast Food
Propylene glycol, an additive that stabilizes moisture to
prevent ingredients from sticking together or drying out, is
toxic in high doses.
Sodium nitrite, a preservative to keep meat products like
bacon, ham, or beef fresh for longer while enhancing their
color, has been linked to certain types of cancer.
Synthetic food dyes, which are used to make foods look more
appealing, can cause allergic reactions and have been linked
to different types of cancer.
Ammonium sulfate, which is added to bread products as a
dough enhancer, is also used in commercial fertilizers.
Fillers such as cellulose, olestra, and potassium bromate are
added to thicken products like meat and bread, can interfere
with the body’s natural nutrient absorption systems.